Pages

26 Maret 2011

Manfaat Daun Kari/Daun Salam Koja/Daun Temuru

Manfaat Daun Kari/Daun Salam Koja/Daun Temuru JTT

Di postingan saya sebelumnya mengenai laksa Penang - anda bisa klik di Penang Asam Laksa - saya sedikit mengulas mengenai daun kesum (Polygonum odoratum Lour.) yang dari beberapa literatur yang saya baca memiliki aroma campuran antara daun kemangi dan daun kari. Jika daun kemangi mungkin sudah tidak asing lagi bagi anda karena begitu seringnya dihidangkan di berbagai sajian Nusantara, namun tidak seperti itu halnya dengan daun kari atau daun salam koja atau daun temuru. Saya cukup yakin beberapa dari anda mungkin bertanya-tanya, makhluk seperti apa sih daun kari itu? 

Manfaat Daun Kari/Daun Salam Koja/Daun Temuru JTT

Nah, postingan saya kali ini akan membahas mengenai pohon kari dan syukurnya ternyata tetangga saya ada yang memiliki pohon kari setinggi 5 meter lengkap dengan bunga dan buahnya. Jadi saya akan berusaha untuk mengulas secara lebih lengkap beserta dengan foto-fotonya. Untuk penggunaannya di dalam resep masakan saya akan coba memasukkannya ke dalam masakan kari atau gulai di next postingan. Karena jujur, saya belum pernah menggunakan daun ini untuk keperluan di dapur :)  

Sebagai salah satu almamater dari fakultas pertanian, memang ada kepuasan tersendiri bagi saya jika berbicara mengenai jenis tanaman dan kegunaannya. Dikarenakan blog ini berbicara dalam bahasa kuliner maka saya akan membatasi hanya pada tanaman-tanaman yang memiliki peran penting dalam menambah cita rasa masakan yang kita sajikan. Penggunaan rempah herbal di berbagai belahan dunia memiliki peranan penting di dunia kuliner walaupun saya akui negara-negara Eropa beberapa langkah lebih maju dalam memanfaatkan aneka jenis tanaman rempah dalam masakan mereka. 

Manfaat Daun Kari/Daun Salam Koja/Daun Temuru JTT

Pohon kari/salam koja/temuru memiliki nama latin Murraya koenigii, merupakan jenis pohon berukuran kecil dengan tinggi maksimal mencapai +  4 - 6 meter dan diameter batang maksimal + 40 cm. Daunnya berbentuk menyirip seperti daun belimbing, hanya saja berukuran lebih kecil dan berwarna hijau tua mengkilap. Bunganya putih kecil, berkelompok dan memiliki aroma yang harum. Buahnya sendiri berbentuk bulat sebesar kacang tanah berwarna hijau kala muda dan berubah ungu tua ketika telah masak. Di Wikipedia disebutkan jika buahnya bisa dimakan sedangkan bijinya sendiri beracun. Well, saya tetap tidak berani mencobanya walaupun buah-buah mungil ungu ini terlihat cukup menggiurkan :) 


Manfaat Daun Kari/Daun Salam Koja/Daun Temuru JTT

Daun kari merupakan salah satu bumbu rempah yang seringkali dipergunakan dalam masakan India dan Srilangka, penggunaannya hampir mirip seperti daun salam. Daun ini terutama digunakan apalagi jika bukan untuk bumbu rempah masakan kari dan tentunya di masakan India lainnya. Daunnya beraroma aneh (kalau menurut saya), aromanya memang kuat tetapi jangan membayangkannya akan beraroma seperti bumbu rempah kari ya, bahkan cenderung agak langu. Daun ini mudah sekali layu dan kehilangan aromanya ketika kering, karena itu penggunaan terbaik adalah kala daun masih segar setelah dipetik. Berbeda dengan daunnya, bunganya yang kecil putih ini sangat harum dengan aroma yang mirip dengan bunga kemuning karena tanaman ini dengan kemuning (Murraya paniculata) memang masih satu genus yaitu Murraya dari keluarga tanaman jeruk-jerukan (Rutaceae).


Manfaat Daun Kari/Daun Salam Koja/Daun Temuru JTT

Di Indonesia, daun kari lebih dikenal dengan nama daun salam koja dan temuru serta acapkali dipergunakan pada masakan-masakan khas daerah Sumatera terutama Aceh. Masakan kari dari Aceh yang menggunakan daun ini sebagai salah satu rempahnya, konon kabarnya memiliki rasa yang lebih sedap dan unik. Selain untuk tambahan bumbu di masakan kari, laksa dan gulai, masakan ayam tangkap Aceh juga menggunakan daun kari sebagai salah satu rempah wajibnya. Ayam tangkap atau ayam sampah merupakan makanan berupa ayam goreng yang di taburi dengan aneka daun rempah yang digoreng kering, daun rempah yang digunakan salah satunya adalah salam koja. Daun-daun rempah yang digoreng garing ini bisa langsung dimakan beserta si ayam. Hmm, next resep sepertinya ya :)

Selain berperan penting dikuliner India, daun kari juga memiliki manfaat di dunia pengobatan dan kosmetik India. Menurut tante Wikipedia, daunnya dikabarkan memiliki khasiat untuk menyuburkan rambut dan memiliki efek anti-diabetic, antioxidant,  antimicrobial, anti-inflammatory, dan manfaat lainnya. Selain itu daun ini juga memiliki kandungan zat besi yang tinggi. Sayang literatur mengenai daun ini kurang begitu banyak dan kurang di-support dengan data-data hasil riset yang lengkap.  

Manfaat Daun Kari/Daun Salam Koja/Daun Temuru JTT

Sebenarnya ada satu lagi jenis tanaman yang juga mendapat julukan tanaman kari karena aroma daunnya yang tajam. Jika Murraya koenigii banyak dipergunakan di masakan India maka Helichrysum italicum adalah jenis tanaman berjuluk tanaman kari lainnya yang banyak tumbuh di negara-negara Mediterania. Kedua jenis tanaman ini walaupun sama-sama menyandang nama tanaman kari (curry plant), namun memiliki tampilan yang sangat berbeda karena berasal dari keluarga dan genus yang berbeda. 

Manfaat Daun Kari/Daun Salam Koja/Daun Temuru JTT

Daun kari di Mediterania termasuk ke dalam keluarga aster/daisy (Asteraceae), merupakan tumbuhan semak dengan tinggi hanya mencapai maksimal + 60 cm. Bunganya yang cantik umum digunakan sebagai karangan bunga kering karena warnanya yang tetap bertahan meskipun dalam kondisi telah kering. Bunga tanaman ini menghasilkan minyak atsiri yang dipergunakan sebagai bahan obat-obatan karena mempunyai fungsi anti-inflammatory (anti radang), pembunuh bakteri, dan pendingin kulit. Selain itu minyaknya juga dimanfaatkan di industri parfum sebagai salah satu bahan campuran. Helichrysum italicum sama sekali tidak ada hubungannya dengan rempah-rempah kari yang dipergunakan di kuliner India dan juga dengan pohon kari (Murraya koenigii) yang saya bahas di depan.

Well, saya rasa pembahasan saya tentang salam koja ini sudah cukup banyak dan mungkin telah membuat anda terkantuk-kantuk kala membacanya. Jadi pe-er saya adalah, memasukkan daun kari ini ke dalam masakan yang akan saya coba berikutnya. Bagaimana dengan anda? Mungkin justru telah lama menggunakannya untuk melezatkan hidangan kari dan gulai di rumah? Bagi yang belum pernah namun tertarik untuk mencoba, saya ucapkan selamat mencoba ya.  

Sources:

Wikipedia - Curry Tree
Wikipedia - Curry
Wikipedia - Helichrysum italicum
Wikipedia - Murraya paniculata 
Plant Cultures - Curry Leaf 
Wikipedia Indonesia - Salam Koja

68 komentar:

  1. resep ayam tangkapnya mana? hihihi.... terima kasih sudah berbagi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai,hai, iya beluuuummm pengen banget makan itu ayam, hiiks, di Jakarta gak ada ya. Ada resep? hehhehe

      Hapus
    2. saya punya tanaman kari didepan rumah pinggir jalan di Bambu Kuning Bambu Apus Cipayung Jaktim,sering orang lewat memetik daunnya.

      Hapus
    3. alhmdulillah saya punya di pekarangan belakang,,saya tinggal di magetan jatim,,saya pernah mencoba pepes tongkol saya kasih salam koja,,wah sedap bgt rasany,,,smga menambh inspirasi buat mbk2 semua.saat ini salam koja sudah berbuah tp blm matang,semoga bisa diperbanyak lewat biji buahny

      Hapus
  2. MBAK, SY PENGEN BANGET COBA MASAKAN YG ADA DAUN KARINYA. TP CARI DI MANA YA? PENGEEEN BANGET. HELP.... :) SY TINGGALNYA DI MALANG. BISA IMPORT DR JKT GA YAH? ATO KALO MAU CARI BENIHNYA DI MANA Y? MAKASIH SEBELUMNYA ATAS INFONYA YA MBAK :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, daun kari memang agak susah carinya, di jakarta juga jarang ada dan tidak dijual bebas. kebanyakan di tanam di pekarangan rumah orang wakakka. Sayangnya daun ini gak tahan lama baunya, kalau layu aromanya hilang/menguap jadi gak bisa dikeringkan. Perannya dimasakan bisa digantikan dengan bumbu kari biasanya kok Mba, gak terlalu berbeda.

      Hapus
    2. Serius bs diganti bumbu kari? Masalahnya susah betul nyari daun kari ini

      Hapus
    3. pakai bubuk kari siap pakai saja, cari yang merk arab/malaysia, aroma bumbu karinya lebih oke. Di tokopedia banyak yang jual

      Hapus
    4. Banyak koq yg jual pohonnya di online shop
      Tapi biasanya kalau orang Aceh, walau sudah tidak tinggal di Aceh, punya tanaman ini disekitar rumahnya
      Yang terbaik aromanya yg tangkai daunnya berwarna merah, daunnya akan tetap wangi walaupun kering, tapi keringnya jangan dijemur
      Keringkan di dalam lemari es, setelah kering simpan diwadah tertutup rapat

      Hapus
    5. thanks sharingnya ya, saya susah cari yang bertangkai merah di JKT. Umumnya yang hijau, dan memang gak harum lagi kalau sudah kering daunnya.

      Hapus
  3. baunya aneh, tajam, bau org bangla (bangladesh) klo kt roommate ku dlu pas stay di KL bbrp tahun yg lalu.. mungkin org india dsana wajib mkn pk daun kari sampai2 baunya sama wakakaka
    dlu smpe eneg klo k kedai mamak, skrg jd kangen sm masakannya.. hehe.. dsni langka sih ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Bella, terus terang saya sendiri gak begitu suka aromanya kalau dalam kondisi segar, hanya saja kalau sudah di dalam masakan kok jadi enak wakakkak.

      Hapus
    2. sama mba.. wakakkaka.. klo belum dimasak emg baunya aneh, tajam bgt, klo liad pas lg siangin daunnya tuh smpe bngung, mreka tahan bgt sm baunya.. cm pas udah jadi makanan malah enak.. ayam goreng biasa klo ditambah daun kari bs beda rasanya, wow~ makannya sm nasi lemak lebih mantab.. ah jd ngiler..

      Hapus
    3. yepp betul, dulu sebelum masak pakai daun ini sempat ragu bener gak ya ini daun kari, habis baunya aneh bin ajaib wakakak

      Hapus
  4. saya juga punya pohon ini di rumah. Menu favorit di rumah yang menggunakan daun kari adalah bandeng bumbu acar. Wajib dicoba karena menu ini enak banget. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba wiwin, wah saya baru tahu kalau acar bandeng bisa pakai daun kari, jadi pengen cobaaaaa. thanks ya idenya

      Hapus
  5. Mbak Endang kl pengen beli pohonnya dimana ya ? jd pengen tanam😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah kurang tahu ya, saya sendiri sedang mencarinya hehehhe

      Hapus
    2. Saya punya di rumah kalau mau boleh saya di Argosari

      Hapus
    3. thanks mba riana, pembaca JTT bisa langsung meluncur kesana jika ingin mengoleksinya yaa

      Hapus
    4. Di Victor BSD ada . ditempat org julan tanaman buat taman. Tanya saja namanya P Elon

      Hapus
  6. khusus yang tinggal dijakarta gampang kok nyarinya, di taman mini tapatnya dianjungan aceh, Inya Allah disana ada tuh pohonya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mas Ihsan, thanks infonya ya, pasti bermanfaat buat pembaca lainnya.

      Hapus
  7. Mbak endang, klo gak nemu daun kari ini bisa diganti daun apa ya?

    (May)

    BalasHapus
    Balasan
    1. skip saja mba May, karena susah yang mencari pengganti daun ini, so far bumbu kari biasa sudah cukup kok untuk memasak kari

      Hapus
  8. Buahnya mempesona, enak tidak, ya. Mau coba kok takut beracun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya sih tidak beracun, tapi gak berani coba waakakak

      Hapus
    2. Hati2. Menurut bacaan di google, buah Pohon Kari berracun. Sebaiknya jangan dimakan.

      Hapus
  9. Aku udah nyobain buahnya, rasanya aneh, tapi gak beracun kok buktinya saya masih hidup :D

    BalasHapus
  10. mba endang,daun salam koja biasanya dicampurkan dlm masakan acar kuning,acar bandeng jg pake..enak bgt lho mba,saya jg pernah nyoba ngegoreng ayam campur salam koja,trnyata sedapppp

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Eva, thanks sharingnya ya! Wah mantap juga tipsnya, akan saya coba hahhhah

      Hapus
  11. Mba endang ikutan komen ya, deket kantorku di daerah raden saleh jakarta pusat, ada satu rumah makan namanya "pedes sedep" dg menu khasnya pindang patin/pindang iga, didalam nya itu pake daun aalam koja dan belimbing wuluh, ehhmmm nikmeh dan seger banget rasanya, kalo keaitu pas makan siang musti sabar antri.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Tri, waaah baru baca saya udah ngilerrrr huahahhaha, kok kayanya enak banget pindang patin/iga pakai daun salam koja, pasti aroma rempah, asem, pedes hmmmm, jadi penasaraaannn

      Hapus
  12. Di penjual bibit online ada kalo mau beli,

    BalasHapus
  13. Bagi yg ingin daunnya pohon kari saya punya atau bibit dipot saya punya....
    Silahkan ambil dirumah saya gratis.....
    Rumah dekat TMII....

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, masih ada gag ya, pak,
      kalau misal saya minta buat penelitian boleh, makasih,

      Hapus
  14. Istri saya orang peranakan Jawa tinggal di Medan...jadi kalau membuat kari dikasih bumbu daun curry tree/ kari.....kok sedap ya
    Terus sering tuuh orang lewat metik daunnya....katanya utk obat..gak tau saya...utk masak di rumah makan siiih kelihatanya..krn sering banget ngambil daunnya kadang kadang ijin...kadang kadang main petik aja...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaaa, seperti saya keknya, tetangga ada yang punya pohon kari, kadang saya main petik sj tnpa ijin sambil lewat wakkaka.

      thanks sharingnya yaa, saya sering juga pakai daun ini di masakan kari, memang rasanya jadi beda ^_^

      Hapus
  15. Di jakarta ada kok mbak ayam tangkap.. Di rumah makan seulawah..

    BalasHapus
  16. Di rumah saya ada daun kari, biasanya klo bikin tongkol balado campur daun kari pasti tongkol baladonya cepet ludes. Bikin gulai jg enak pakai daun kari

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, wah belum pernah coba tongkol balado denga daun kari, kayanya manta. thanks sharingnya ya

      Hapus
  17. Hai mba Endang..
    Kalau di Semarang ini namanya daun kara keling, dulu waktu masih tinggal sama ibu sering disuruh minta daunnya di tetangga depan rumah, buat bikin gulai (waktu ibu masih sering bikin gulai untuk salah satu menu jualannya) waktu itu sempet heran, masak sih daun baunya begini buat masak? Hahaha.karena emang baunya aneh banget, tapi kata ibu, itu yang bikin gulainya jadi sedep.. Tp saya sendiri belum pernah nyoba masak sendiri pakai daun ini, jadi penasaran.. Anyway banyak masakannya mba Endang yg mengingatkan sama masakan ibu, jadi kangen ibu, pulang kampungnya masih lama.. Hiks.
    Makasih ya mba sudah bersedia berbagi banyak hal.. Tetap semangat dan jangan bosan ya mba.. Kalo kata org Jawa, "Lemah teles" mba.. "Allah sing bales" hihihi.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Aiie thanks infonya ya, saya pernah dengar nama kara keling tapi setahu saya kok bentuknya berbeda dengan daun kari ini ya, tapi mungkin saya yang salah heheheh.

      thanks ya sudah menyukai JTT, senang resepnya disuka, sukses yaa

      Hapus
  18. Hai mb Endang,
    Salam kenal. Kalau di Aceh daun ini hampir ada di setiap masakan mb..

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mba Ika, hahhaha, iya ya. harumnya memang enak dimasakan

      Hapus
  19. Halo mbak, salam kenal. Saya ingin bertanya, jika ingin melakukan perbanyakan daun kari ini baiknya pakai metode apa yah? Mungkin mbak endang yang lebih ahli di bidang pertanian punya saran yang tepat hehe makasih banyak mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mas Abi, setahu saya gak bs stek ya, perbanyakan umumnya dengan cangkok atau biji. Saya pernah nanam bijinya, mudah tumbuh kok.

      Hapus
  20. Terimakasih ilmunya...Semoga selalu sehat..

    BalasHapus
  21. Alhamdulillah, senang sekali bacanya.
    Di Kampung asal kami (Kaliwungu, Kendal Jateng), namanya koropelik, wajib utk "menyedapkan" opor ayam & bandeng bumbu acar. Maknyuss banget..

    Alhamdulillahnya lg, kami bawa pohon ini ke Kab.Tegal, tp klwrg br kami blum pd terbiasa, aneh.. Langu bgt katanya. ����

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks sharingnya ya, wah saya malah belum tahu disebut 'koropelik' di Jawa sepertinya kurang populer ya daun kari karena masakan jawa jarang menggunakan rempah ini hehhehe, keluarga saya kurang suka juga dengan aromanya.

      Hapus
  22. Dibuat campuran saus telur asin enak lok (biasanya udang telor asin yg aku makan diresto pake daun kari/salam koja)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yep, cek resep saus telur asin di blog ini juga mba.

      Hapus
  23. Daun kari ini dijual di Carrefour gak ya,

    BalasHapus
  24. Ka mau nanya kalau d brebes dah da belum tanaman salam koja/phon kari

    BalasHapus
  25. Baru tau jtt dari seseorang y mention di cookpad. Hmm... Oh daun karii... Kangennya aq. Aq punya pohon kari ini di rumahku di Aceh. Tapi belum berhasil nanam di klaten. Masakan kari ala aceh kurang afdol kalo gak pake daun ini. Sangat berbau rempah n khas bgt. Oh ya.. Bagi y domisili jogja, di asrama putri aceh sagan ada pohonnya, semoga masih ada. Daunya gak usah di endus endus.. Gak enak bgt baunya. Pas dimasakan baru dek maknyos. Btw..di kampungq ada 2 jenis daun kari, dari tangkai daunnya, y hijau dan merah tua. Y merah tua ini lbh kuat aromanya dari yang hijau. Bagi y baru tau daun kari mungkin bereaksi sama seperti saya dulu y nyebut daun kemangi itu daun racun.. Hahaha... Asli rasanya kayak racun dan setelah tinggal di jawa udah suka tu lalapan kemangi. Dulu di aceh daun kemangi gak populer, sekarang udah sering nongol di warung ayam penyet walopun kayaknya msh sedikit y doyan. Kuliner indonesia tiap daerah emang unik ya.. Termasuk dr bumbu dan rempahnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yep, daun kari kalau dicium langsung memang aneh, baru lezat didalam masakan. Saya tanam dua jenis kari, merah dan yang biasa di halaman.

      Hapus
  26. daun kari/temuru dimasukan dlam masakan ikan tongkol bumbu Aceh (tempah2 : jintan. merica ketumbar, kapulag. ky maniz. kemiri,dll hemmmm enak tenan)

    BalasHapus
  27. Salken buat smua.....lgi penasaran....hobi masak langsung cari dionline shop,..........

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^