Pages

17 Februari 2014

Cireng Isi Keju dan Balada Sakit Gigi ^_^


"Dari pada sakit hati, lebih baik sakit gigi ini, biar tak mengapa...." Anda setuju dengan kalimat yang saya kutip dari lagu Meggy Z. di atas? Hmm, mungkin saat gigi sedang sehat, tidak berlubang, tidak meradang dan nyut-nyutan seperti yang saya rasakan minggu lalu maka anda akan mengangguk antusias. "Yeach, mending sakit gigi Ndang, dibanding sakit hati karena cinta! Itu lebih sakit, lebih sakit"! Oke, yep, saya mengerti. Tapi minggu lalu saya memilih untuk sakit hati saja dibandingkan sakit gigi hebat yang membuat makan, tidur, bahkan bengong pun terasa tersiksa. Satu gigi geraham yang sebenarnya sudah lama bermasalah karena tambalannya yang lepas akhirnya berteriak meminta perhatian untuk segera ditangani, sakitnya bukan hanya di seputar geraham dan mulut saja bahkan sudah mencapai telinga, kepala dan leher. Saat makan pun saya harus ekstra hati-hati karena tersentuh benda padat sedikit saja telah membuat saya menjerit galau. Tobat!


Dua minggu lamanya penderitaan ini saya tahan hanya karena saya benci dokter gigi. Membayangkan suara bor yang mendesing, sinar lampu di atas kepala dan mulut di obok-obok saja telah membuat saya nervous berat. Untuk menghindari sering-sering ke dokter gigi, saya pun merawat gigi mati-matian. Antara lain, selalu menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur, berkumur dengan cairan mouthwash, rajin menggunakan dental floss (kalau sedang ingat). Hasilnya gigi saya bebas masalah, bebas plak, bebas bau mulut, bersih dan rapi. Nah bagian bersih dan rapi itu adalah pendapat para pemerhati di sekitar saya ^_^. Karena itu ketika satu gigi geraham yang telah lama ditambal perlahan-lahan tambalannya tergerus dan menyisakan lubang yang menganga, saya masih cuek-cuek saja karena belum terasa sakitnya. Hingga akhirnya semua itu mencapai klimaksnya saat saya menggigit cabai rawit di kantor, rasa sakit yang menjalar hingga ke kepala membuat saya kabur sejenak di apotik terdekat untuk membeli asam mefenamat. Obat penghilang nyeri ini ampuh untuk sakit gigi, namun ternyata belum ampuh untuk nyeri gigi saya.  


Cara termudah, tercepat dan terakurat menghilangkan rasa sakit tentu saja pergi ke dokter gigi, namun yang saya lakukan adalah menundanya dan justru sibuk browsing tak tentu arah tentang mengobati sakit gigi secara natural. Mulai dari berkumur dengan air garam, berkumur dengan air bawang putih, rebusan daun sirih hingga meneteskan gigi berlubang dengan minyak jarak. "Ampuh Mba, langsung hilang sakitnya. Aku dulu waktu kecil pernah diobati dengan cara itu langsung sembuh nggak kambuh lagi," kata Sintya, teman saya. Nah yang menjadi masalah adalah dimana saya harus mencari minyak atau getah jarak? Tidak ada kebun atau halaman di sekitar rumah Pete yang ditanami tanaman ini dan bisa dirampok satu atau dua batang daunnya. Berdasarkan hasil baca-baca di internet, getah jarak membuat gigi keropos dan hancur. Bikin penyakit lainnya nih, pikir saya kalut

Semua teman di kantor rata-rata mengatakan, gigi pasti akan dicabut karena lubang yang dalam. Menurut mereka, "Ini tidak akan bisa diselamatkan lagi! Pasti cabut solusinya". Saya tahu dengan pasti jika  satu gigi dicabut maka harus diganti dengan gigi palsu untuk mengisi kekosongan, karena kalau tidak sisa gigi akan bergeser dan membuat gigi menjadi jarang bahkan bisa membuat rahang pun bergeser. "Pasang gigi palsu permanen minimal 5 juta, itu sekitar 10 tahun lalu. Kalau gigi palsu bongkar pasang sih masih lebih murah". Wah ini penyakit lainnya menerjang, penyakit kantong kempes maksud saya. Urusan gigi memang bukan urusan murah dan mudah. Selain menyakitkan, menyeramkan juga membuat dompet kering. ^_^


Saya agak berbesar hati tatkala mendapatkan informasi di internet (lagi-lagi!) bahwa gigi bisa diselamatkan dengan cara root canal treatment alias perawatan saluran akar. Perawatan ini jelas lebih murah dan gigi bisa dipertahankan asalkan pasien rela dengan proses penyiksaan yang terjadi kala dokter membersihkan akar gigi dan membuang semua infeksi dan saraf di dalamnya. Membaca dan melihat prosesnya di website saja telah membuat perut saya mulas, membuat saya bolak balik mengetikkan kata kunci 'root canal treatment menyakitkan' atau 'sakitkah perawatan root canal treatment?' dan rata-rata enggan mengungkapkan penderitaan yang terjadi. Akhirnya hari Senin, minggu lalu, sepulang kantor saya langsung meluncur ke sebuah klinik gigi di jalan Bangka Raya. Klinik ini juga hasil browsing di internet dengan kata kunci 'klinik gigi murah dan bagus'. Okeh saya tahu, anda pasti akan berteriak "Mana ada hari begini klinik gigi murah bin bagus"!? Saya pun setuju dengan anda untuk itu, tapi namanya juga usaha kan? Siapa tahu? ^_^


Singkat cerita, akhirnya sakit gigi saya usai sudah. Root canal treatment yang saya takutkan tidak semenyeramkan seperti yang saya bayangkan. Mungkin karena obat bius yang disuntikkan kekuatannya mampu melumpuhkan seekor gajah atau karena ketampanan si dokter yang membius saya. Satu setengah jam gigi saya dipermak dengan bor, jarum dan aneka peralatan lainnya yang benar-benar enggan saya lihat. Ketika saya membuka mata, dokter menunjukkan saya sebuah jarum berlumuran darah dengan secuil daging kecil di ujungnya, "Nah ini akarnya seperti ini". Gubrak! Apakah dia tidak tahu betapa stress-nya  saya berbaring di atas kursi penderitaan itu? Hebatnya setelah perawatan selesai, semua sakit gigi lenyap tak bersisa. Gigi ditambal sementara dan beberapa kali kunjungan lagi berikutnya - tentu saja berarti biaya yang harus saya keluarkan - maka usailah masalah gigi geraham ini. Walau saya akui si dokter cukup tampan, namun sepertinya lebih baik saya tidak  mengunjungi kliniknya lagi. ^_^ 

Okeh kembali ke resep cireng yang kali ini saya posting, tidak ada hubungannya dengan sakit gigi yang saya ceritakan panjang kali lebar di  atas. Makanan ini sedap dimakan saat hangat-hangat - karena setelah dingin akan mengeras - terutama dengan cocolan saus sambal atau cabai rawit. Nah saya pernah menampilkan resep cireng sebelumnya, namun hasilnya menurut saya mengecewakan dan tidak saya rekomendasikan untuk dicoba. Untuk cireng kali ini saya mendapatkan resepnya dari teman saya Tri, yang pada suatu Minggu  nan cerah mengirimkan saya pesan di WhatsApp, "Ndang, aku coba resep cireng hari ini. Enak dan empuk"! Dan sayapun langsung meluncur ke dapur untuk membuktikannya karena... cireng merupakan salah satu makanan favorit saya, serta banyak pembaca yang menanyakan resep cireng yang oke. Bagi anda yang tidak tahu makanan apakah cireng ini, camilan ini merupakan singkatan dari kata aci di goreng. Aci adalah tepung kanji (tapioka) dalam bahasa Sunda dan makanan ini memang berasal dari daerah Jawa Barat dan sekitarnya. Di Jakarta cireng banyak dijajakan di penjual gorengan di tepi jalan. Membuatnya sendiri selain mudah dan lebih higienis, anda juga bisa memasukkan aneka isi di dalamnya. 

Berikut resep dan prosesnya ya. 


Cireng Isi Keju
Resep diadaptasikan dari teman saya, Tribudi W.

Untuk 18 - 19 buah cireng

Berminat dengan resep gorengan sejenis lainnya? Silahkan klik link di bawah ini untuk melihatnya:
Pisang Goreng Kipas dan Sambal Ikan Roa
Tempura
Martabak Mini Isi Daging Cincang  

Bahan:
- 200 gram tepung tapioka/tepung sagu
- 200 gram tepung terigu
- 2 batang daun bawang, rajang halus  
- 400 ml air 
- 8 siung bawang putih dihaluskan
- 2 sendok teh garam
- 1 sendok teh gula pasir
- 1 sendok teh kaldu bubuk instan (optional), skip jika anda menggunakan air kaldu
- 1 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok makan margarine
- keju parut secukupnya untuk isi

Cara membuat:


Siapkan mangkuk, masukkan tepung terigu, tepung tapioka dan daun bawang. Aduk hingga rata. Buat sumur di tengah tepung dengan spatula. Siapkan panci, masukkan air, bawang putih, kaldu bubuk, garam, gula, merica dan margarine, aduk rata dan rebus hingga mendidih.

Tuangkan rebusan ini ke lubang sumur di tepung. 


Aduk semua bahan hingga rata dan menjadi adonan kasar yang lembab. Anda bisa menguleninya di mangkuk atau tuangkan adonan di meja datar dan uleni perlahan dengan tangan hingga tercampur baik. Hati-hati saya menguleninya karena adonan masih panas. 

Bulatkan adonan, potong menjadi dua bagian yang sama besarnya.


Ambil satu bagian adonan, gelindingkan di permukaan meja hingga menjadi batang panjang. Bagi menjadi 8 atau 9 bagian. Jika anda ingin ukuran cireng yang seragam maka timbang masing-masing potongan adonan seberat 50 gram. 

Pipihkan satu bagian adonan di telapak tangan, isi dengan keju parut secukupnya. Jika lengket, olesi permukaan tangan anda dengan minyak goreng saat menangani adonan. Bulatkan adonan sehingga keju tertutupi oleh adonan, pipihkan hingga menjadi piringan kecil.


Tata adonan yang telah dibentuk di sebuah piring atau loyang yang telah diolesi dengan minyak. Lakukan hingga semua adonan habis dibentuk. 

Siapkan wajan, isi dengan minyak agak banyak dan panaskan. Goreng cireng dengan api kecil hingga satu sisi matang, kuning kecoklatan. Kemudian balikkan dan goreng sisi sebelahnya hingga matang. Angkat dan tiriskan

Santap cireng hangat-hangat dengan cabai rawit atau cocolan sambal botolan. Yummy!
 

59 komentar:

  1. kalo kejunya pake mozarella tambah enak tuh, mbak... pas digigit ada yg molor2 gitu hhhmm... *ngiler*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba anne, yeppp, mantap kayanya mba, sayangnya gak ada dikulkas hiiks, pakai cheddar mayan juga seh hihihihi

      Hapus
  2. oh iya, mentega masuk kapan nih mbak...? ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaak, maap ya lupa dimasukkan ke dalam proses, sudah saya koreksi, rebus margarine bersama air dan bumbu ya mba. thanks ya

      Hapus
  3. hahahaa,,,salut deh mba dengan perjuangannya ke drg... btw..margarinya diapain yo mba? dicemplungin ke rebusan aier? apa diuleni bareng tepung2nya???

    BalasHapus
    Balasan
    1. yepp mba, nyemplung ke dalam rebusan air, sorry kelupaan, dah saya koreksi ya. perjuangan dokter giginya kemarin usai sudah akhirnya beresss heheheh

      Hapus
  4. kl gak langsungndigoreng adonannya bs disimpan dikulkas gak mba? kira2 bisa bertahan berapa hari? thx sebelumnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa simpan di kulkas, tutup rapat supaya gak kena udara kulkas, keknya 3 hari tahan ya di chiller.

      Hapus
  5. Hahaha.....,bulan lalu rin juga alami sakit gigi seperti itu, tapi perawatan akar gigi ga sampe satusetengah jam kok..., emang suakitt . Nah besok masih harus kedokter gigi lagi buat cabut gigi geraham belakang, wish me luck, soale hampir kaya operasi booo, kembali ke cireng nya...., ga alot kah? salam Rin Adiyatni

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba Rin, akhirnya perjuangan saya bersama dokter gigi ganteng berakhir sudah wakakkaka. kemarin sudah ditambal permanen,geraham bungsu yang lubang dicabut sekalian, ada dua gigi atas linu karena gusi naik ditambal. beresss dah, walau masih nyut2an karena geraham baru dicabut huaaaa.

      ke cireng, kalau hangat gak alot, kalau dah dingin yaaaa begitulah wakakka, melawan

      Hapus
  6. aku penggemar cireng,wajib dicoba ni mbak,....tapi untuk drg,walaupun punya keluhan yang sama masih mau nyoba,hehehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba Nina, kita sama2 penggemar cireng,sebaiknya dimakan saat gigi dah sembuh wakakak.

      Hapus
  7. mbak mao nanya dong tpung tapioka sama enggak dengan tapioca strach?...
    thanks yah..

    BalasHapus
  8. halo mbak..mau tanya,ini gorengnya meletus ga ya? atau ada tips supaya ga meletus. sy pernah bkin cireng yg jadi korban malah tangan..hehehe..makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. haloow mba dwi, nggak meletus tuh mba, mungkin karena saya pakai minyak gak terlalu banyak, gak sampai kerendem banget cirengnya yaa

      Hapus
  9. hai mb endang, saya dah nyoba cirengnya asli enak dan empuk meskipun minus isian. saya bikinnya bawang putih ditumis dulu pake margarine. maap ya sedikit melenceng dari resep wakakakak. soal dr gigi, sy dah hampir 2 bulan bolak bolak ke dr gigi buat perawatan, soale geraham habis sama lobang sana sini.tapi cirengnya tetep dimakan :p
    anyway empat jempol deh buat mb endang. thanks buat resepnya. sangat menolong disaat perut keroncongan tp dompet menipis.
    luluk

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba luluk, wah thanks sharingnya, yep gak pakai isi keju juga udah enak ya, melenceng resep gpp mba asalkan hasil akhirnya tetap happy yaa hehehe.

      wah saya untung pas bikin cireng pas gigi dah sembuh hahhaha, kalau nggak bisa tersiksa buangettt

      Hapus
  10. Hi mbak endang, lam kenal sy fera, mw nanya gimana ya kl adonannya msh lengket banget ditangan jd gak bs dibentuk meskipun tangan uda diksh minyak. Thx before

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Fera, kalau takarannya benar2 tepat seperti diatas maka adonan tidak akan lembek, melainkan pas banget untuk bisa dibentuk. Tambahkan terigu kalau terlalu lembek ya.

      Hapus
  11. wah resep ini perlu dicoba nih...resep2 dari mbak endang selalu menggodaaaa...oh ya saya tau blog ini dari atasan saya lho..istrinya suka buka blog ini ( ga penting ya hihihihi )

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Retno, silahkan mba, moga suka ya. Wah atasannya update juga dengan blog memasak ya, hebat! hehehe. thanks sharingnya ya mba ^_^

      Hapus
  12. halo mbak, saya udah coba resepnya. tapi hasilnya kok ngembang banget ya ? tepung terigu yang disarankan apa mbak (kunci, segitiga, cakra) ? makasih sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. loh bukannya memang harus ngembang ya? saya jadi bingung hehehe, saya pakai terigu serba guna mba, menurut saya cireng tidak memerlukan terigu khusus, pakai terigu apa saja oke kok.

      Hapus
    2. maksudnya penampakan setelah tepung dikasih air itu bener2 ngembang, udah mirip adonan roti deh perasaan. kalau penampakan adonan mbak endang kan gak kaya gitu. ini apa saya salah ukuran airnya kali ya.

      Hapus
    3. adonan lembut Mba, tapi tidak mengembang seperti adonan roti ya.

      Hapus
  13. Mbak Endang...salam kenal ya... dan ada hal yg slalu aku tanyakan dlm benakku selama mengikuti smua resep mu mbak... "makhluk apa kau ini...udah kerja, bikin blog detail pula..." oh my god mbak...po ra kesel??? *Lia - jogja*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Lia, hanya manusia biasa Mba, yang keranjingan masak dan ngeblog wakakak. thanks ya!! hehhehe

      Hapus
  14. mba endang ada sedikit tips klo bikin cireng biar gak meletus pake airnya air panas bgt yang baru diangkat dari kompor setelah mendidih, insyaAllah gak meletus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Asri, thanks sharingnya ya Mba, sippp, next time akan saya coba kalau membuat cireng lagi.

      Hapus
  15. mbak endang, salam dari suroboyo ya, q sefya penggemar berat mbak endang beserta rentetan resep2nya, inspiring mba, nunut resep yang ini yaa, matur nuwun mbak yu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam juga Mba Sefya, thanks ya. silahkan dicoba resepnya yaa, moga suka hehehhe

      Hapus
  16. Walah mbaaakkk....setelah tulis komen di resep cireng yang satunya, baru liat resep ini....
    Harus dicoba lagi nanti malam nih.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahah, gak papa Mba, memag versi cireng itu segambreng yaa hhehhehe

      Hapus
  17. Mbak Endang resep diatas saya modifikasi jadi cilok. Adonan jadi saya beri bermacam isian (sambel pecel, sosis, abon, gajih, dll) lalu direbus sampai mengapung baru dikukus. Ga kalah enak dan puas makannya soalnya satu resep bisa jadi kurleb 60 butir cilok aneka rasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, waaah mantep banget, saya suka banget sama cilok dan kalau adonan bisa dimodif saya jadi pengen coba. Soale beli kok ya mahal juga wakakka. thanks yaaa

      Hapus
  18. mba endang cirengnya kalau sudah dingin masih oke ga? atau sama seperti cireng2 yg lain jadi alot?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang ini gak alot setelah dingin mba, tapi kalau mau versi lebih empuk lagi pakai resep cilok saja, ada di JTT juga ya, itu lebih empuk

      Hapus
  19. Mbak ak udh coba. Lbh mirip roti ya? gk knyal sprti cireng yg ketarik2 gtu,ap ad yg slh ya??Ak buat stgh resep aj,saguny kurang..hahahha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, yep mungkin harus ditambah takaran sagunya ya. coba pakai resep cilok saja, bentuk seperti cireng.
      http://www.justtryandtaste.com/2014/09/cilok-dengan-sambal-pecel-atau-sambal.html

      Hapus
  20. Hai mbak endang, saya udah nyobain resep cirengnya .. enaaak :3
    tapi susah banget waktu mau masukin kejunya , pasti ada aja yang jebol ..
    adonan nya masih lengket gitu mbaak , padahal udah beberapa kali bikin tetep aja lengket .. jadi susah mau ngisinya :(
    kenapa ya mbak ? atau emang pasti lengket ?
    tapi tetep enak kok mbak cireng nya , karna jebol trus dicampur sekalian keju sama adonan .. malah jadi lebih kerasa kejunya .. ehehehe
    abis ini mau coba buat cilok nyaaa , makasih ya mbak resep"nya bikin semangat mau masak" :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba priska. thanks sharingnya ya, coba tangannya diolesi dengan minyak goreng sblm memegang adona, maka adonan jadi lebih mudah dipermak. sebenarnya adonannya nggak lengket sama sekali loh makanya saya juga bingung kenapa bs lengket dan susah.

      pakai resep cilok ini saja mba buat adonannya, dan goreng jadi cireng. enak dan mudah.

      http://www.justtryandtaste.com/2014/09/cilok-dengan-sambal-pecel-atau-sambal.html

      Hapus
    2. Mba klo pke resep cilok buat cireng ttp drebus dulu apa langsung digoreng ya?

      Hapus
  21. Halo n salam kenal mbak...
    Saya penggemar berat mbak Endang karena resep2 mbak endang yang simpel tapi enak n bikin kekenyangan.
    Apalagi sekarang sebagian dari resep2 mbak endang seperti bakso, nugfet, samosa, cireng, dll telah menjadi lahan usaha saya yang resign dari pekerjaan.
    Alhamdulillah telah berkembang dengan baik.
    Makasih ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba mustika, salam kenal juga dan thanks atas sharingnya ya, senang sekali resep2 di jtt bs sukses dicoba dan bahkan bs menjadi ladang usaha.

      sukses selalu ya

      Hapus
  22. Maaf mbak nanya gak nyambung..beberapa kali di beberapa postingan mbak menyebut rumah Pete..Btw Pete itu sapa sih mbak hehe..#KEPO

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba dewi, heheheh rumah pete itu maksudnya rumah di jalan pete ya mba, kebetulan jalanan di dekat rumah memiliki nama sayur2an hehhehe

      Hapus
  23. hallo mba en .. setelah praktek bbrp recipenya dan rata2 sukses. thks in advance btw, kemudian once upon a time sore2 di kota malang yang sedang di guyur hujan, ngga bisa kemana2 tapi pingin ngemil centil akhirnya memutuskan buat bikin cireng.
    semua berjalan lancarrrr, and jeng jeng ... sampai tiba saatnya menguleni adonan, kok adonanya lembek banget2an udah diakalin tapi tetep gitu ..
    sampe putus asa, takut klo ditambahin terus malah ngerusak tekstur takutnya*. jadilah aku akalin adonan aku tuangin ke piping bag, terus aku keluarin dikit2 gitu ke minyak panas sambil digoreng.
    maunya juga pake isian tapi ya mau gimana ngga bisa diisi. akhirnya ya polosan doang gitu. tapi untungnya pas diicipin ke adek sama mama semuanya bilang enaaaaak dan ludes :) i made it ! hahaha. senangnyaaa.
    aku ceritain juga sih padahal adonanny tadi gagal ngga kaya di poto malah mirip pancake tapi nekat aku goreng aja daripada mubazir sedih klo buang2 makanan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba oksy, thanks sharingnya ya mba,

      Wakakakka saya bingung perasaan ini adonan cireng padat banget dan mudah sekali dipermak. Tapi ketika adonan lembek tetap bs berkhir menjadi cireng saya sedikit lega hahaha, setidaknya masih bs dimakan yaa.

      coba next time pakai adonan cilok ini untuk membuat cireg, hasilnya menurut saya lebih oke ya
      http://www.justtryandtaste.com/2014/09/cilok-dengan-sambal-pecel-atau-sambal.html

      Hapus
  24. Mbak, cirengnya dieksekusi hari Minggu. . .
    Sayang, rasanya kurang 'ngaci' hihihi. . .
    Kurang kenyal mba. . .
    Apa mungkin karena perbandingan kanji dan terigu 1:1 yaa???
    Ayah saya kalau bikin cireng, biasanya pakai kanji 250 gr dan terigu 200 gr. . .
    hihihihi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Risa, coba pakai resep cilok di blog ini dan jadikan cireng deh, rasanya mantap juga. Kalau mau lebih alot memang terigunya dikurangi dan ditambah tapiokanya ya

      Hapus
  25. Mba, tks resep2 nya, minggu pagi bingung bikin sarapan buat anak2, kmrn msh ada kuah mpek2 dos, cepet bgt bkn cireng ini, aku modif dikit terigu 150gr sagu tani 250gr, skip daun bawang, komentar pertamaku di jtt, padahal resep nya dah banyak yg aku eksekusi, terbantu bgt dg resep2 disini, unt aku yg td nya males ke dapur jd rajin krn terinspirasi resep2 disini, tetap posting resep2 nya ya mba, semangat :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks ya mba Ratna sharingnya, senang sekali resep2nya dsuka yaa, Sukses selalu!

      Hapus
  26. Mba endang tiap sy mw masak makanan slalu cari versi jtt nya... Termasuk mw bikin cilok nih kbetulan liat resep cireng jg... Sekedar tips sy pernah bikin cireng yg renyah diluar chewy d dlm... Wktu itu sy pernah buat cara nya seperti mba endang bikin cilok tp terigu nya diganti dengan aci... Bgtu mba...Hehe....

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba, wah ada yang pernah tanya ke saya cara bikin cireng itu mba, saya gk tahiu jawabnya wakakkaka,. thanks infonya ya mba ^_^

      Hapus
  27. Mbak endang... Resep2 mbak endang memang endang gulindang :D
    Kemarin resep cireng sama bacem ayamnya JTT sy copy abis buat buka puasa.. Enyak enyak enyak... Anak sy ga berenti ngunyah. Habis dari ayam bacem, lanjut ke cilok (cirengnya ga digoreng, tapi dikukus), trus lanjut lagi ke cireng. Berhenti maemnya pas mau bobok. Hihihihi...
    Makasih mbak endang resep2nya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mb Dinda, thanks sharingnya ya, senang sekali resep JTT disuka. Cilok fav saya dan sepanci juga bs sya sikat sendiri hehehehhe. Sukses yaa

      Hapus
  28. Mba Endang nanya dong,resepnya enak.. Kalo ga pake isi, hasilnya renyah tp pas dikasih isi adonannya gak matang pdhl pake apinya sedang aja. Apa yg salah ya mba? Makasih loh sebelumnya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Puty, coba pakai resep cilok sebagai base cireng. Kalau resep ini kecenderunganya susah matang dalammya. Ini resep cilok mba:
      http://www.justtryandtaste.com/2014/09/cilok-dengan-sambal-pecel-atau-sambal.html

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^