18 Juni 2014

Marble Pound Cake - Betapa susahnya menciptakan motif marmer!



Kesibukan saya akhir-akhir ini memang luar biasa, mulai dari pekerjaan di kantor yang seakan-akan menumpuk menjadi satu hingga urusan pribadi yang menyita perhatian dan waktu. Seakan itu semua kurang menantang, maka puncaknya di hari Senin lalu saya juga mengurus perpanjangan KTP yang telah lama expired. Mulai dari harus mengaktifkan NIK KTP yang mati ke kantor Sudin Jakarta Selatan hingga mengurus surat pindah dari tempat tinggal yang lama. Jadilah satu hari itu, waktu saya habis hanya untuk mondar-mandir dari satu kantor pemerintah ke kantor pemerintah lainnya. Beserta jalanan yang macet membuat perjuangan saya memperbaharui selembar kartu identitas diri ini menjadi benar-benar menyiksa. 

Bagi saya yang seumur hidup tidak pernah berurusan dengan RT, RW, kantor kelurahan dan kantor pemerintah lainnya karena lebih sering menggunakan jasa calo, maka saya menemukan banyak kejutan kala mengurusnya sendiri. Mulai dari Pak RT yang baik dan sigap membantu, pegawai kelurahan yang ramah dan menyambut dengan senyuman lebar saat saya masuk ke kantor kelurahan di Cipete, hingga pelayanan di kantor Sudin Jakarta Selatan yang cepat. Semua proses mudah, tidak berbelit-belit dan tentunya tanpa biaya. Wow! Jika tahu seperti ini seharusnya sejak dulu saya mengurusnya sendiri. ^_^


Perjuangan saya tentunya belum berakhir karena satu step terakhir yaitu mengajukan perpanjangan KTP di kelurahan Pulo, tempat tinggal saya yang sekarang, belum saya lakukan. Saat itu waktu telah menunjukkan pukul setengah empat sore, jadi walaupun selembar surat pengantar dari RT dan RW telah saya pegang, namun sepertinya saya harus mencari hari lain untuk menyelesaikannya. 

Wokeh saya sudahi cerita pengalaman saya mengurus KTP yang ternyata super mudah, kembali ke topik posting saya kali ini yaitu marble pound cake. Ya, ya, saya tahu tampilan motif cake yang saya buat sulit untuk dibilang marmer, lebih mirip dengan segunduk cake yang ditempeli dengan adonan coklat di atasnya. Tidak heran ketika beberapa iris cake saya bawa dan perkenalkan di kantor dengan nama 'marmer cake' maka komentar pertama para pencicip adalah "Yakin lu Ndang? Mana motif marmernya?". Ah andai mereka tahu, membuat motif marmer itu gampang-gampang susah.


Bicara tentang marble cake atau cake marmer maka sebenarnya saya pernah posting resepnya sebelumnya. Saat itu saya membuat versi kukusnya dan menggunakan emulsifier serta pengembang di dalamnya. Nah karena banyaknya pembaca JTT yang meminta saya untuk lebih memperbanyak resep cake dan cookies yang tidak menggunakan bahan kimia di dalamnya maka cake yang saya share kali ini minus pengembang dan emulsifier. Untuk membuat cake mampu mengembang dengan baik maka putih telur pun dikocok hingga kaku. Bagi anda yang tidak memiliki mikser maka mungkin perjuangan mengocok putih telur akan sedikit berat, namun bukan berarti anda tidak bisa melakukannya. Anda bisa menggunakan pengocok balon untuk mengocok putih telur, tambahkan sedikit perasan air jeruk nipis dan gula pasir untuk membuat kocokan mampu bertahan kakunya. Jika anda penggemar Gordon Ramsay maka anda mungkin sering melihat sang Chef ini mengocok kaku putih telur dengan cepat hanya dengan spatula balon. Bagi saya yang pemalas maka mikser pun menjadi andalan. ^_^

Cake Marmer Kukus


Membuat marble pound cake ini sangat mudah, bagian tersulit mungkin adalah saat mengocok putih telur hingga stiff peaks. Terkadang bagi pemula yang jarang mengocok putih telur agak sulit untuk menentukan apakah putih telur sudah kaku. Sebenarnya ada beberapa jenis 'puncak' atau peaks yang terbentuk saat anda mengocok putih telur atau whipped cream yang mungkin bisa menjadi dasar pegangan anda saat hendak mengeksekusi satu resep.

1) No peaks (tidak membentuk puncak), setelah beberapa menit proses pengocokan maka putih telur akan membentuk busa yang buram, pada tahapan ini putih telur masih sangat encer dan tidak berbentuk sama sekali. 2) Soft peaks, ketika pengocok kita angkat dan balikkan maka putih telur baru akan membentuk puncak. Terlihat lembut dan bentuknya tidak bertahan lama, setelah beberapa saat akan lumer dan meleleh kembali. 3) Firm  peaks, ketika pengocok kita angkat dan balikkan maka puncak terbentuk dengan badan puncak yang terlihat jelas, namun ujung puncak tampak terkulai ke satu sisi. 4) Stiff peaks (puncak kaku), saat pengocok kita angkat dan balikkan maka puncak terlihat jelas dengan ujung puncak yang runcing dan kaku. Puncak tampak menunjuk lurus tanpa runtuh sama sekali (atau mungkin sedikit terkulai hanya pada bagian ujungnya saja). Bahan yang dikocok terasa berat dan kental serta terlihat mengkilap. 5) Over beating (berlebihan mengocok), kondisi ini mungkin untuk terjadi. Saat stiff peaks telah terlampaui dan anda masih terus mengocoknya maka putih telur mulai berubah menjadi berbutir-butir dan kasar. Warnanya akan terlihat kusam dan tidak berbentuk, saat pengocok diangkat maka putih telur akan runtuh tidak mampu bertahan bentuknya. Jika ini dilakukan pada whipped cream maka kocokan krim mulai terpisah antara air dan lemak. Biasanya pada tahapan ini putih telur dan whipped cream telah rusak dan tidak bisa anda gunakan untuk adonan kue.


Untuk memahami tahapan kocokan putih telur diatas dengan lebih jelas beserta gambarnya, maka anda bisa membuka link dari The Kitchn yang saya sertakan di akhir resep.  Nah dengan memahami jenis puncak seperti penjelasan di atas akan memudahkan anda untuk mencoba satu resep yang meminta untuk mengocok putih telur hingga tahapan tertentu. 

Bagian lainnya dari proses pembuatan cake ini yang menurut saya sedikit sulit adalah saat mencampurkan kocokan putih telur dengan adonan cake. Biasanya proses pencampuran tidak berjalan smooth dimana masih ada putih telur yang berbutir-butir dan akhirnya memaksa kita untuk mengaduk berlebihan. Akibatnya putih telur akan mencair dan membuat cake tidak mampu mengembang maksimal. Tipsnya agar tidak terjadi over mixing adalah dengan mengaduk 1/3 bagian putih telur dengan adonan, tujuannya untuk membuat adonan cake menjadi sedikit lebih encer sehingga saat anda campurkan sisa putih telur lainnya maka proses pencampuran menjadi lebih mudah. Tips lainnya adalah karena cake ini tidak mengandung bahan pengembang maka selalu gunakan teknik aduk balik kala mengaduk adonan dan lakukan dengan gerakan yang perlahan untuk mencegah putih telur menjadi lumer. 

Untuk rasanya, menurut saya cake ini tidak terlalu spektaluler. Walau beberapa teman mengatakannya lezat namun menurut saya kurang moist dan jika dibandingkan dengan cake marmer kukus yang pernah saya hadirkan sebelumnya maka cake ini kurang terlalu nendang. 

Well, selebihnya membuat cake ini sangat mudah! Berikut resep dan prosesnya ya! ^_^


Marmer Pound Cake
Resep diadaptasikan dari blog Carol Easy Life - Marble Pound Cake

Untuk 1 loyang cake ukuran 20 x 10 x 10 cm 

Tertarik dengan resep cake lainnya? Silahkan cek link di bawah ini:
Cake Marmer Kukus
Vanilla Chiffon Cake
Chocolate Pound Cake

Bahan A:
- 200 gram tepung terigu protein rendah
- 200 gram mentega, suhu ruang
- 50 gram gula pasir
- 4 kuning telur, kocok dengan garpu hingga tercampur baik
- 20 gram coklat bubuk 

Bahan B:
- 4 butir putih telur
- 2 sendok teh air jeruk lemon/nipis
- 100 gram gula pasir 

Cara membuat:
Siapkan oven, set disuhu 160'C. Siapkan loyang loaf ukuran 20 x 10 x 10 cm, alasi permukaan dan bagian pinggirnya dengan kertas baking. Atau olesi permukaan loyang dengan margarine dan taburi dengan tepung. Sisihkan.


Siapkan mangkuk, masukkan mentega. Kocok mentega dengan mikser menggunakan kecepatan sedang hingga menjadi smooth dan berwarna pucat. Anda bisa menggunakan whisk untuk mengocoknya.  Masukkan gula pasir dan teruskan mengocok hingga mentega menjadi berwarna putih dan tampak fluffy (mengembang). 


Masukkan kuning telur dalam 3 bagian, kocok mentega dengan baik dalam setiap penambahan telur di adonan

Note: Jangan memasukkan kuning telur secara sekaligus karena akan membuat konsistensi adonan menjadi encer dan adonan menjadi bergerindil dan tampak pecah (terpisah antara minyak dan air). Kocok terus hingga adonan menjadi smooth dan fluffy. 

Masukkan tepung dengan cara diayak langsung di atas adonan mentega. Aduk perlahan dengan gerakan lembut menggunakan spatula dengan teknik aduk balik hingga tercampur rata.  Jangan mengaduk berlebihan.  Sisihkan.


Siapkan mangkuk mikser, masukkan putih telur. Kocok dengan speed sedang hingga berbusa. Masukkan air jeruk nipis dan gula pasir sedikit demi sedikit sambil dikocok dengan speed tinggi hingga putih telur membentuk puncak yang kaku. 


Masukkan 1/3 adonan putih telur ke dalam adonan mentega tepung dan aduk perlahan dengan teknik aduk balik hingga adonan menjadi tercampur baik. Masukkan sisa putih telur dan aduk perlahan hingga semua adonan tercampur dengan baik. 


Ambil 1/2 adonan, campurkan adonan dengan coklat bubuk, aduk rata. Tuangkan adonan putih dan coklat di dasar loyang. Kemudian tuangkan adonan coklat di atas adonan putih dan adonan putih di atas adonan coklat. Dengan menggunakan lidi atau pisau tusuk adonan dan buat pola lingkaran-lingkaran di permukaan adonan hingga terbentuk pola marmer. Kemudian ratakan permukaan cake dengan menggunakan spatula hingga permukaannya smooth.


Panggang di oven suhu 160'C selama 50 menit atau test dengan tusuk gigi, jika adonan tidak menempel lagi di lidi maka keluarkan cake dari oven dan diamkan hingga uap panasnya menghilang. Lepaskan cake dari loyang, biarkan dingin dan potong sesuai selera.

Cake akan lebih padat dan legit jika dimasukkan ke dalam kulkas selama semalam. Yummy!


Source:
Blog Carol Easy Life - Marble Pound Cake
The Kitchn - Whipping Cream or Egg Whites: Soft, Firm & Stiff Peaks 
 



15 komentar:

  1. halo mba endang... bs di kukus ga ini cake nya mba? makasih mbaaa.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Nopie, menurut saya bisa ya mba.

      Hapus
    2. okay makasih mba. nti kl sukses, tak kabari... hehehehe

      Hapus
    3. sukses mbak. lupa kabari. hahahaha... makasih yah mbak endang.

      Hapus
  2. mbak, temen kantor hobi banget 'ngebully' sih hihi...udah gitu nggak kapok lagi bawain mereka makanan. Tapi kalo baca prolognya perasaaan jadi lucu gitu meski mb endang 'dibully' hihi....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Rina, yeppp mereka selalu menunggu momen untuk ngebully mba, dan kalau bawa makanan gatot menurut mereka iyu momen paling tepat wakak.

      minal aidin walfaidzin mba Rina! ^_^

      Hapus
  3. Mbak endang, kenapa kue saya keluar oven kempes lagi ya, waktu di oven mengembang bagus terlihat seperti bantal. Padahal setelah matang langsung saya keluarkan dari oven

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba tita, kempes keluar oven dan bantat itu karena kurang mengocok putih telur dengan maksimal atau terlalu over mixing saat mencampur putih telur dengan adonan lain, sehingga gelembung udara banyak yang kempes mba.

      Hapus
    2. Iya mbak bener. Aku pernh bikin roti buat prtama kali bikin roti, bantat si roti, mn gak rata ngembangnya
      Karena kocokan telur, cara ngaduk n panas oven yg aku gnti2.
      Setelah baca2 ini itu, skarang sudah tidak bantat lagi. Jadi seneng bikin roti sekarang, terus belajar

      Hapus
    3. Hai Mba Joanna, thanks sharingnya yaa, memang baking itu perlu pakai kutak katik dan coba2 ya, karena memang makin banyak dicoba makin jago feeling dan tekniknya. Thanks yaaa

      Hapus
  4. Mba endang bisa gak ya kalau 100g mentega + 100g margarine?

    Bakal ngurangin rasa gak ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa ya mba Eka, tentu saja akan lebih enak 100% mentega, tetapi tidak terlalu jauh berbeda rasnanya kok ^_^

      Hapus
  5. mba endang, tiap kali aq buat butter cake kenapa mesti remuk ya pas dipotong. memang sih aq potongnya saat blm benar2 dingin

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Atik, banyak faktor:
      1. bisa karena telur ukuran terlalu kecil sehingga cake kurang cairan,
      2. kurang lemak (mentega/margarin/minyak) kurang.
      3. suhu memanggang kurang tinggi
      4. cake belum dingin sudah dipotong

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...