14 November 2014

Bakso Ayam Spesial



"Ma, nanti kita makan bakso juga di rumah sakit ya", pinta seorang bocah perempuan berusia sekitar sembilan tahun. Tangan kanan mungilnya mencengkeram rok coklat lusuh yang dikenakan sang Bunda sementara kedua bola mata jernihnya menatap penuh harap. "Nanti kita lihat dulu ya Nduk, uang Mama cuma sedikit. Kalau dokter nanti minta kamu dirontgen Mama harus siapkan uang itu untuk biayanya", ujar wanita yang dipanggil Mama oleh si bocah perempuan dengan nada lemah lembut. Tangan kirinya menggandeng seorang anak perempuan lainnya yang berusia sekitar tujuh tahun. Bertiga mereka berdiri di bawah terik matahari panas di sebuah terminal bis berdebu di kota kecil bernama Ngawi untuk melanjutkan perjalanan ke Maospati, dimana sebuah rumah sakit TNI Angkatan Udara berada di sana.

"Iya, makan bakso. Enak"! Celoteh bocah perempuan yang berusia tujuh tahun dengan nada ceria. Kepalanya mengangguk-angguk dengan suka cita tak sadar dengan pandangan sedih yang dilontarkan sang Bunda kepada mereka berdua. Gundah gulana hati perempuan itu memikirkan selembar uang sepuluh ribu rupiah di dompetnya. Betapa inginnya dia membahagiakan kedua putrinya yang masih kecil untuk menikmati semangkok bakso seharga seribu rupiah namun apa daya biaya pengobatan putrinya lebih penting. Matanya berkaca-kaca dan batinnya pun berdoa semoga masih ada uang tersisa setelah pengobatan hari ini berlalu. 


Bocah perempuan berusia sembilan tahun diatas adalah saya, bersama Ibu dan adik saya, Wiwin, yang saat itu masih berusia tujuh tahun. Di dalam keluarga, saya  memiliki tubuh paling ringkih sehingga sebagian besar masa kecil saya selalu dilalui dengan sakit. Walau penyakit yang saya derita bukan ketegori berat mulai dari asma, batuk, pilek, panas demam namun sempat juga terserang bronchitis dalam waktu yang lama yang mewajibkan saya setiap bulan harus ke rumah sakit untuk check up. Almarhum Bapak adalah seorang tentara berpangkat rendah dengan penghasilan yang pas-pasan, sehingga ekstra biaya untuk anak yang sering sakit tentu saja sangat memberatkan. Untungnya karena Bapak seorang prajurit di TNI AU maka kami mendapat keringanan biaya jika berobat di rumah sakit AU di Maospati. 


Kembali ke cerita mengenai Ibu dan kedua anaknya diatas yang akhirnya tiba di rumah sakit. Kami bertiga berharap tidak ada pemeriksaan rontgen hari itu, karena jika ada akan menguras uang sepuluh ribu di tangan Mama menjadi tak tersisa. Betapa kecewanya kami kala dokter meminta suster untuk membawa saya ke ruang X-Ray! Dengan tatapan menyesal dan sedih Ibu saya berkata, "Uangnya nggak cukup Nduk untuk makan bakso. Lain kali saja kita belinya ya kalau ke rumah sakit lagi ." Air mata saya dan Wiwin hampir menetes, bakso di rumah sakit TNI AU di Maospati terkenal sangat enak, tidak terlalu mahal dibandingkan bakso umumnya dan selalu ramai diserbu oleh pengunjung rumah sakit. Namun kami berdua mengerti, Mama memang tidak memiliki uang lebih untuk membeli makanan mewah bernama bakso. 

Seusai pemeriksaan kami pun berjalan lunglai ke kasir. Namun Tuhan sepertinya mendengar doa tulus seorang Ibu yang benar-benar ingin menyenangkan kedua anaknya, secara menakjubkan biaya rontgen tidak dimasukkan ke dalam kwitansi yang harus dibayarkan! Entah karena rumah sakit terlupa ataukah memang hari itu mereka memutuskan tidak membebankan biaya rontgen ke keluarga yang terlihat memelas seperti kami, yang jelas hari itu saya dan Wiwin bisa tersenyum gembira menikmati semangkuk bakso. "Enak baksonya! Makasih Ma", ujar kami disambut senyuman bahagia Mama. Hingga kini, kami bertiga masih sering bernostalgia dengan kisah di atas, selalu dengan kata pembuka, "Eh ingat gak waktu kita hampir gak jadi makan bakso di rumah sakit"? Sambil tersenyum benak kami pun menerawang ke puluhan tahun yang lalu di rumah sakit TNI AU Maospati.


Wokeh kita kembal ke bakso ayam yang kali ini saya posting. Resepnya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan bakso daging sapi spesial yang pernah saya hadirkan di JTT. Bahkan saya sudah pernah menampilkan resep dan proses pembuatan bakso ayam sebelumnya dan menurut saya resep tersebut cukup tokcer untuk dicoba. Nah resep yang satu ini lebih mudah dan simple untuk anda coba dan menghasilkan bakso ayam yang rasa dan teksturnya sama: sedap dan elastis. Nah proses pembuatannya secara detail saya jelaskan di step by step pada proses di bawah. Poin paling penting membuat bakso sebagaimana penjelasan saya sebelumnya adalah pada saat proses menghancurkan daging ayam. Daging harus dihaluskan menjadi benar-benar halus seperti pasta.

Nah untuk jenis daging yang digunakan, pada resep ini saya menggunakan dada karena bebas lemak dan tanpa urat dibandingkan bagian paha atau lainnya. Selain itu melepaskan daging di bagian dada ayam jauh lebih mudah dibandingkan paha walaupun tentu saja anda bisa membeli fillet paha atau dada yang sudah ready di supermarket. Jangan menggunakan bagian kulit ayam atau bagian urat-uratnya. Saya sudah pernah mencoba memasukkan semua bagian daging termasuk kulit ayam ke dalam food processor dan hasilnya sangat mengecewakan, kulit tidak bisa diproses hingga halus akibatnya bakso yang saya buat menjadi tidak mulus dan pecah-pecah kala di rebus.  

Membuat bakso daging ayam yang kenyal!
Bakso Daging Sapi Spesial - Versi lebih mudah dan tak kalah mental! 


Kelebihan bakso yang terbuat dari daging ayam dibandingkan dari daging sapi menurut saya hanyalah masalah biaya yang harus anda keluarkan.  Daging ayam lebih murah dibandingkan sapi. Untuk teksturnya kedua bakso menurut saya sama kenyal dan elastis. Nah sekarang kita bahas masalah rasanya. Saya akui bakso daging sapi lebih saya sukai karena rasanya lebih gurih dan tentunya tidak ada bau amis khas ayam yang mengganggu. Terus terang walau daging ayam sudah diproses sedemikian rupa dan dibumbui sedemikian banyaknya namun bau aneh khas ayam yang saya tidak suka ini masih bersemayam disana. Untuk mengurangi bau ini beberapa pembaca di postingan bakso ayam sebelumnya menyarankan menambahkan porsi bawang putih lebih banyak atau menambahkan bawang putih goreng atau menambahkan sedikit jahe ke gilingan daging dan bumbu. Semua saya kembalikan ke anda, namun yang jelas anda bisa menggunakan 100% daging ayam atau campur dengan 50% daging sapi untuk memberikan rasa yang lebih baik.

Bagi anda yang sudah pernah sukses membuat bakso daging sapi dari resep JTT maka saya yakin resep kali ini akan dilalui dengan mudah dan sukses! Berikut resep dan prosesnya ya. 


Bakso Ayam Spesial
Resep diadaptasikan dari blender Mitzui

Untuk sekitar 30 - 40 buah bakso

Tertarik dengan resep bakso lainnya? Coba cek link dibawah ini:
Bakso Daging Sapi Spesial - Versi lebih mudah dan tak kalah mental!
Membuat bakso daging ayam yang kenyal
Homemade Bakso Daging Sapi - Percayalah kali ini mental! 
Homemade Kaldu Daging Sapi

Bahan bakso:
- 370 gram fillet dada ayam tanpa kulit, anda bisa menggunakan daging paha hanya saja pastikan tidak ada lemak, urat atau kulit yang melekat.
- 4 kotak es batu atau ice cube (ukuran @ 2 x 2 cm)
- 1 butir putih telur
- 2 sendok makan tepung kanji/tapioka/sagu
- 1 sendok makan bawang putih cincang
- 2 - 3  sendok teh garam
- 1 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok makan minyak goreng
- 1/2 sendok makan baking powder double acting, bisa digantikan dengan baking soda
- 1/2 sendok makan gula pasir 

Bahan dan bumbu kaldu: 
- 2 kg tulang belulang sapi
- 1/4 kilo daging tetelan sapi berlemak - 5 siung bawang putih, pipihkan - 4 siung bawang merah, pipihkan - 3 batang daun bawang, potong sepanjang 2 cm - 2 1/2 liter air

Bahan & bumbu kuah:   
- 2 sendok makan margarine untuk menumis - 2 bongkah bawang putih, cincang halus (sekitar 15 siung)
- 5 siung bawang merah, cincang halus
- 3 serai, ambil bagian putihnya, memarkan
- 3 ruas jari jahe, memarkan
- 10 lembar daun jeruk, robek dan buang batang tengahnya agar harum daun lebih maksimal
- 1 1/2 sendok makan garam, tambahkan jika kurang asin 
- 1/4 buah bengkuang berat 250 gram, potong kubus ukuran 1 x 1 cm

Bahan pelengkap bakso: 
- 10 buah tahu putih ukuran 3 x 3 cm, goreng matang dan masing-masing potong menjadi 4 bagian
- 2 batang daun bawang, rajang halus
- bawang goreng secukupnya untuk taburan
- 100 gram mie soun kering, rebus sebentar hingga lunak, tiriskan
- sambal cabai rawit (rebus 25  buah cabai rawit merah hingga lunak, haluskan)

Cara membuat: 
Membuat kuah


Proses lengkapnya silahkan klik di postingan saya sebelumnya di Homemade Kaldu Daging Sapi sebelumnya disini.

Siapkan panci besar, masukkan semua bagian tulang dan tetelan tuangkan air hingga semua bahan terendam air. Masak dengan api besar hingga mendidih.  Buang air rebusan yang hitam dan banyak mengandung kotoran.   

Cuci bersih tulang dan tetelan dengan air mengalir, masukkan ke dalam panci kembali. Tuangkan 2 1/2 liter air, bawang putih, bawang merah dan daun bawang. Rebus dengan api besar hingga mendidih. Kecilkan api dan rebus minimal 2 jam atau 4 jam untuk hasil maksimal.Tambahkan air selama perebusan jika air habis. Total kuah sekitar 2 1/2 liter.

Untuk membumbui kuah bakso menjadi terasa maknyus maka anda bisa klik di postingan saya di bakso sapi spesial disini. Bumbu kuah bakso ini menurut saya sangat sedap dan segar. 
Nah selama kuah kaldunya direbus, yuk kita buat baksonya. 

Membuat bakso


Siapkan daging ayam, saya menggunakan fillet dada yang tidak banyak mengandung lemak. Anda bisa menggunakan daging bagian paha, pastikan kulit, lemak dan bagian-bagian berurat lainnya anda bersihkan karea bagian ini sangat sulit untuk bisa diblender hingga halus. 

Potong-potong daging ayam menjadi ukuran kecil agar mesin mudah berputar dengan baik. 

Siapkan mesin chopper atau food processor, masuk potongan daging ayam. Tambahkan ice cube, proses hingga halus. Masukkan semua sisa bahan lainnya, kemudian proses mesin hingga daging ayam berubah menjadi pasta yang kental dan tidak ada serabut atau serat daging yang terlihat. 


Cek tekstur gilingan daging sesekali dengan mematikan mesin chopper dan bersihkan bagian tutup dan bagian pinggir wadah chopper dimana daging menempel dan tidak terproses dengan baik. Aduk-aduk sebentar adonan dan proses lagi hingga daging ayam benar-benar smooth. 


Tuangkan adonan daging ke dalam mangkuk, remas-remas dan uleni dengan jemari tangan hingga adonan kompak. Banting adonan beberapa kali ke mangkuk (3 atau 4 kali bantingan). Cicipi rasanya dengan mengambil secuil adonan dan rebus sebentar di kuah kaldu yang panas. Tambahkan garam atau merica jika kurang pas rasanya.


Panaskan kuah kaldu hingga mendidih. Matikan api kompor, kemudian cetak adonan bakso dengan menggunakan dua buah sendok makan yang cekungannnya cukup dalam agar bakso membulat cantik.

Note: Proses pencetakan adonan bakso sangat penting, bakso harus padat, kompak dengan permukaan yang mulus. Jika kurang kompak dan padat maka bakso akan pecah kala di rebus di dalam kuah. Anda bisa membentuk bakso dengan cara mengambil segenggam adonan dan memencetnya hingga sebagian adonan keluar dari ujung genggaman, sendokkan adonan yang keluar dengan sendok. 

Masukkan adonan bakso yang sudah dicetak ke dalam kuah panas, lakukan pada semua bakso lainnya. Biarkan bakso terendam kuah panas hingga bakso mengapung sendiri. Aduk sesekali agar semua bagian bakso terendam kuah dengan baik. 

Jika bakso sudah mengapung semua, nyalakan kompor dengan api kecil dan rebus bakso hingga matang. Untuk mengecek kematangannya, ambil sebutir bakso dan belah dengan pisau, jika bagian dalamnya masih berwarna pink maka rebus kembali hingga matang. Angkat bakso dan tiriskan. 

Nah bakso sekarang bisa anda sajikan dengan pelengkapnya dan siraman kuah kaldunya, atau bekukan di freezer untuk digunakan di lain kesempatan. Super yummy!

TESTIMONI PEMBACA

Elok Briane:
Menu sahur. Ga ada sapi.. ayampun yummii (hug mba'Endang)

 




67 komentar:

  1. Hiks mb Endang, aku trenyuh baca prolognya. Alhamdulillah bocah ringkih itu skrg dah sukses, resep2nya disukai jutaan penggemarnya termasuk aku.
    Sukses terus ya, mb. Smoga tetep posting resep yg enak dan mudah. Ditunggu buku selanjutnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Ida, terima kasih ya Mba. Masa kecil kalau dikenang kadang membawa senyuman kadang membawa rembesan air mata yaa hhehehhe

      Hapus
  2. puji syukur , semua menjadi baik adanya , sukses dik endang

    BalasHapus
  3. Hi mba Endang..trimakasih yaaa udh share smua resep berikut trik n tips nya. Sangat membantu utk pemula spt sy. Rasa dr resep2 mba Enadang selalu passss dilidah laziz... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halooo, thanks yaa, senang sekali resep JTT disuka. Sukses selalu yaaa

      Hapus
  4. Oia lupa saya anita mba, salah satu penggemar jtt. Salam kenal y mba. Trimakasih skali lagi untuk resep, trik n tips memasaknya. Laziz :)

    BalasHapus
  5. Masya Allah mba... Alhamdulillah skrg kehidupannya jauuuuh lbh baaik dr masa kecil dulu ya...
    Aku terharu mbacanya mba...
    Jgn disia2kan selama ibunya msh hidup mba... bahagiakanlah dia...

    Salam sayang buat ibunya mba Endang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halooo Mba Lina, terima kasih ya Mba. Setiap teringat kisah ini suka terenyuh sendiri, bahkan Ibu saya nggak ikutan makan baksoya karena uangnya gak cukup buat 3 mangkok wakaka.

      Hapus
  6. Doa Ibu selalu didengar Tuhan. Alhamdulillah.. Sekarang mba bisa menginspirasi banyak orang lewat resep2 yg aplikatif. Salam yah buat Ibu :-) . *Regina

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Regina, terima kasih ya Mba. Senang sekali resep2 JTT disuka. Sukses selalu buat Mba dan keluarga ya!

      Hapus
  7. Pembuka yang bagus mbak. Mungkin sekalian nulis novel bagus juga kali mbak. You got talent in writing. Itu yg bikin JTT beda dengan blog yang lain...pasti ada cerita yang seru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Ina, thanks yaaa. Ini blog keknya jadi ajang belajar nulis cerita fiksi wakakkak. Makasih yaa Mba Ina.

      Hapus
  8. lengkap banget resepnya,, dari tadi nyari resep bakso nyasar kesini,,,bisa jadi panduan masak memasak nih,, kayaknya bakal kesini lagi deh menunggu resep selanjutnya,,,

    BalasHapus
  9. uwaa mbak,.,saya kecil juga pasien setia rumkit lanud IWJ...mantan bronchitis juga. dan setiap habis periksa, selalu makan bakso di situ...
    Ngiler baca&liat fotonya *buru2 cobain*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Siska, wakakkak kayanya kita sama nehhhh sama2 penyakitan dan penggemar bakso rumkit maospati. thanks sharingnya yaaa

      Hapus
  10. Mbak en.. Aku kok yo bekaca2 ngono yo bacane.. Alhamdulillah Tuhan kasih mbak endang kesuksesan ya mbak.. :)
    Baca resepny jd ke-skip kan nih gara2 mbak endang. Hahahaha


    -chika-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Chika. makasih yaaa, wakakka resepnya jadi terlupa yaaaa. Waduh ini lama2 bukan blog kuliner lagi kayanya hahhaha.

      Hapus
  11. Mbrebes mili bacanya mbak....tp dengan begitu kita jadi makin mensyukuri setiap nikmat yg Allah berikan pd kita. Sukses selalu mbak Endang....teruslah berkarya dgn resep2nya yg yummy

    ~sri han~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Sri Han, terima kasih ya Mba. Betul sekali dengan kata2 Mba, setiap ingat masa lampau yang tidak mudah semua jadi lebih disyukuri yaa. salam dan sukses selaluuu

      Hapus
  12. Hiks, saya sempat meneteskan air mata pas baca prolog nya mbak, masa kecil saya juga seperti yang mbak rasakan, Alhamdulillah sekarang sudah diberikan kehidupan yang lebih baik..
    Ngomong2 kalau bikin bakso nya pakai daging ayam giling yang dibeli di supermarket bisa ga mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Nuraeni, alhamdullilah Mba, senang saya membacanya. Semua ada hikmahnya ya.

      yep bisa pakai daging giling ya Mba. Thanks sharingnya ya

      Hapus
  13. Hallo Mbak Endang.. salam kenal ya. Q baru aja praktekin resepnya mbak. Mantep mbak.. bakso q sampe mental.. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Tutut, thanks sharingnya yaa, senang sekali baksonya mental hehhehhe

      Hapus
  14. Mbak Endang...aku jg ikutan mbrebes mili airmataku baca prolognya kok sedih banget, mau ikutan nyoba resepnya mbak. Salam kenal. Iva

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Iva, waah tidak bermaksud membuat pembaca menjadi sedih mba, terkadang kisah masa kecil memang ada suka dan ada dukanya yaaa hehhehe. Thanks shairngnya Mba Iva.

      Hapus
  15. Mb sedih bc cerita pembukanya....halo mb sy salah satu fans jtt.sy suka resepny mudah karena ada step by stepny.sukses buat mb selalu.dan thanks krn selalu berbagi resep bg sy yg pemula ini.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Fara, waah saya gak bermaksud membuat pembaca jadi sedih hehhehe, next time saya bikin cerita yang ngakak2 saja yaa. thanks ya sudah menjadi pembaca JTT hehehhe

      Hapus
  16. mba endang pake food processor merk apa sih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya pakai chopper merk philips ya mba, food pro saya juga merk phillips kok

      Hapus
  17. siang mba....
    mba aq netizen setia blog ini... hhmmm ilmunya bermanfaat sekali. Jelas dan detail... spt seorang guru yg mengajari kita ketika sdg belajar ...
    mba aq mau tanya u bakso nya fung si baking powder untuk apa ya? apa bisa di tiadakan.. makasih....

    BalasHapus
    Balasan
    1. siang juga mba, BP berfungsi untuk membuat tekstur bakso kenyal dan keras. Saya belum pernah skip BP di bakso yg saya buat, hanya saja beberapa pembaca ada yang melakukannya dan katanya sih bakso masih kenyal ya.

      Hapus
  18. Mbak aku sudah coba resep yang ini lebih praktis ya mbak...daging ayamku yang sudah di fillet aku masukin ke frezzer sebentar biar dingin jadi proses pengilingan daging bisa agak lama biar lebih lembut. soalnya aku pernah bikin,daging ayamnya yang ditengah2 food prosesorku jadi warna putih alias mateng. mungkin karena mesinnya panas....tapi kali ini sukses mbak.....setiap beli ayam selalu ku sisihkan dadanya untuk bikin bakso.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Okvia, thanks sharingnya ya, yeppp keknya memang masukkan freezer dulu supaya dingin, karena food pro suka panas kalau kelamaan, hasil baksonya gak kenyal nantinya.

      Hapus
  19. Mbak endang,makasih yaaa..baksonya beneran deh...enyakkk...kenyall...boleh sy share gak resepnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. silahkan dishare ya mba, jangan lupa sumber dan linknya yaa hehehe

      Hapus
  20. jujur waktu pertama baca sedikit mewek, tp alhamdulillah terobatin dg hasil bakso yg mantap banget :) tks ya mbak puas banget dg rasanya walaupun bakso bisa bikin baksonya aja blom ampe tahan perkuahan

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakka, cerita diatas nggak dimaksud membuat pembaca mewek mba wakkakak. Maaf kalau malah jadi membuat sedih, untungnya baksonya sukses yaa, thanks sharingya ya mba

      Hapus
  21. Ak dah bikin mba...hmm yummy beneran kenyal yah. Ga pernah gagal klo pake resep jtt

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba santi, thanks sharingnya ya, senang sekali resepnya disuka ^_^

      Hapus
  22. Ahh mbak endang, aku jadi mewek deh.

    BalasHapus
  23. duh mbak endang aku selalu suka prolog (dan resep2nya tentu) karya mba endang. sbg ibu 3 anak perempuan, "i feel u mamanya mbak endang" hehehe. brebes mili jd nya air mata. keep up the good work mbak. aq mau coba bikin baksonya ah, sulungku hobi makan bakso dan mie ayam. thx mbak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba Lita sharingnya, masa lalu memang mengaharu biru yaa. Moga sukses bakso nya yaa

      Hapus
  24. Makasi resep x ya mbak, bakso x enak tp warnanya kok purih banget ya..... buar warna x coklat spt bakso sapi resep.x gmn ya mbak, but thanks anyway tuk.resep x dan sy doakan smga resep bakso daging x mbak.sukses jg biar bs copas resepnya he he...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau pure ayam warnanya memang akan putih, campur dengan daging sapi komposisi 1:1 warnanya akan sedikit gelap. bakso sapi ada juga resepnya di JTT, silahkan dicoba ya

      Hapus
  25. Akhirnya aku berhasil masak bakso yg krenyes2 enak pake resep ini :") makasih resepnya mbak endang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks sharingnya mba Aisyah, senang resepnya disuka yaa

      Hapus
  26. Mba Endang yang baik,sekedar sharing kalo membuat olahan ayam atau ikan yang digiling, saya suka mengucuri dengan air jeruk nipis sdikit aja skitar 1/2sdt supaya bau-bauan amisnya ilang :) moga membantu

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba nana sharing dan tipsnya ya, sukses selalu

      Hapus
  27. Salam kenal mba Endang, saya Mellyana.
    Mba, untuk telurnya jika menggunakan telur ayam kampung tetap pakai 1butir? Dan untuk minyak boleh menggunakan extra virgin olive oil?
    Untuk ukuran sdm dan sdt itu ekuivalen berapa gram ya mba? Karena masing2 ukuran sdm dan sdt yg dimiliki berbeda2.
    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Mba Melly, salam kenal ya. Untuk telur tetap 1 butir saja, dan bs pakai minyak jenis apapun ya. Ukuran sendok saya pakai sendok ukur mb.

      Hapus
  28. Mba Endang.. saya udh eksekusi resepnya..mantap! Sebagian adonan saya isi ke tahu juga hehe.. oh iya saya skip baking powder dan hasilnya ttp mantap,kenyal.. makasih yah mba, sukses dan sehat selalu.. salam buat Ibu :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba Diah sharingnya, senang resepnya disuka, sukses yaa

      Hapus
  29. Saya udah coba resep ini mbak,saya pakai dry mill karena saking penasarannya, saya pikir gak papa deh gak kenyal, yang penting bisa nyobain bikin bakso,, Alhamdulillah berhasil mbak,, bakso nya jadi kenyal,, mentaalll,, makasih resepnya yaa mbak, saya banting adonannya lebih dari 10 kali kayaknya mbak,, hahahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba sharingnya ya, senang resep baksonya sukses dicoba ^_^

      Hapus
  30. Mbak salam kenal. Saya sudah coba bakso ayam nya. Kebetulan di rumah saya ada choper dan hasil ok banget. Trima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal Mas Suroto, thanks sharingnya,senang resepnya disuka ya

      Hapus
  31. Ya ammpun mbaa selama ini memang kurang tertarik sm baso ayam.. jd gak pernah nyari resep ini di blog mba.. tp garagara punya chopper baru trus punya seonggok dada ayam jd aja nyari resep basok ayam.. aku tuh selalu baca dr awal tiap buka blog mba.. dan trus baru baca prolognyaa ini.. sediihhhh banget.. ngebayangin hatinya seorang ibu saat itu.. 😢😢😢 mungkin kesuksesan mbak endang termasuk berawal dr situ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks sharingnya Mbak Suci, tapi menurut saya sebaiknya campur daging sapi, kalau murni daging ayam saja kok rasanya lebih amis. Jadi saya lbh suka mix daging sapi dan ayam, 1 : 1

      Hapus
    2. Kemaren udah keburu nyoba dan ga punya daging sapi.. emang amis bgt ya mba.. 😂 amis kemana2 perasaan..
      Oh ya sekalian mau tanya disini aja ttg bakso sapi.. knp ya hasil akhir adonan ga bisa kaya pasta apa kurang lama ngolahnya.. padahal ak pake food processor.. trus pas di bulet2 sih agak mulus.. tp pas udah mateng diangkat warnanya jd gelap banget sama permukaannya ga mulus bergerindil gitu..

      Oh ya mbak.. aku lebih suka kalo baca blog dr pada IG 😆😆 karna ga susah nyarinya.. semoga mba ttp aktif upload blog 😊😊

      Hapus
    3. kurang lama prosesnya Mba, sesekali matikan food pro dan proses lagi sampai pekat. Adonan perlu dibanting beberapa kali dimangkuk agar seratnya menyatu. Gak mulus bs karena dagingnya kurang diproses sampai halus atau ketika mencetaknya memang kurang mulus. Kalau daging sapi full memang agak gelap tapi gak yang sampai gelap banget sih pengalaman saya

      Hapus
  32. Makasih share resepnya mba Endang. Sebagai pemula yg amat sangat jarang masuk dapur, saya sangat terbantu dgn blog ini. Udh punya salah satu buku resep JTT, tp enakan liat dr blog.
    Barusan nyoba eksekusi resepnya, rasanya enak, cuma saja baksonya gak kenyal. Mgkn krn step terakhir (ulen manual + banting2) ter-skip *tepok jidat*, dr food processor lgsg dibentuk dan masukin ke air.
    Once again, thanks for your kindness. GBU.

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks sharingnya Mba Jeanny, senang resepnya disuka, yep memang kudu agak dibanting2 supaya lbh kenyal

      Hapus
  33. Kisah mbak mirip sama pengalaman saya. Waktu kecil keluarga kami susah sekali. Bahkan sekedar makan bakso adalah sebuah moment spesial. Setiap acara arisan, mama selalu membawa pulang jajanan pasar bagian nya dan diberikan ke saya dan adik saya 😥. Puji Tuhan sekarang saya dan adik sudah bekerja dan uang bukan lagi masalah. Tapi rasanya sebanyak apapun yang saya berikan kepada Ibu tidak akan cukup untuk membalas smua pengorbanannya untuk saya dan adik saya. Btw resep mbak slalu top. Terima kasih ❤

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...