Pages

20 November 2014

Si Penambah Nafsu Makan - Sambal Teri Cabai Hijau


Kalau merenung, menimbang, melihat dan memikirkan berat badan yang merangkak semakin naik, maka sebenarnya saya termasuk kategori orang yang tidak perlu doping untuk menambah nafsu makan. Nafsu saya akan makanan, sejak dari lahir (menurut laporan Ibu saya) hingga saya sejumbo sekarang tidak pernah mengalami masalah yang namanya hilang nafsu. Justru saya perlu belajar banyak untuk mengerem keinginan mengunyah yang sepertinya susah sekali dikontrol. Namun beberapa hari belakangan ini karena kondisi badan yang kurang fit, panas demam dan perut yang terasa tidak nyaman akhirnya saya pun mengalami kehilangan nafsu makan. 

Setiap hari saat jam makan siang maka saya pun dibuat kebingungan untuk memutuskan menu apa yang akan saya santap hari itu. Setelah bosan menyantap cap cay, 'eneg' jika teringat kani roll dan ngeri jika harus membakar lambung saya dengan seporsi besar tom yam maka tadi pagi walau didera rasa malas saya pun memaksakan diri berkutat di dapur untuk mempersiapkan lauk makan siang. Kalau sudah seperti ini maka masakan simple a la kampung seperti sambal teri dengan cabai hijau dan aneka sayuran ini biasanya terbukti sukses untuk mendobrak semangat makan!  ^_^


Masing-masing keluarga biasanya punya masakan rumahan yang menjadi favorit dan andalan seluruh anggota. Umumnya masakan ini memiliki kriteria sedap, mudah dibuat dalam waktu singkat dan selalu habis diserbu kala disajikan. Nah di keluarga saya, masakan sederhana super pedas berupa tumisan ikan bandeng atau ikan pindang dengan irisan cabai rawit dan tomat hijau segunung selalu menjadi juaranya. Kami menyebutnya dengan nama sambal ikan. "Ma, masak sambal ikan dong", pinta kami jika menu tersebut sudah lama tidak muncul di dapur dan Mama dengan penuh semangat akan memasaknya sewajan besar. Bagi yang tidak terbiasa menyantapnya atau memang mengalami alergi dengan cabai pasti akan merasa seram kala melihat seperempat kilogram cabai rawit dengan warna jingga menyala dimasukkan ke dalam tumisan, bersama segunung irisan bawang putih dan bawang merah. Namun bagi kami yang dibesarkan dengan makanan  ini maka mencium baunya saja kala sedang ditumis sudah membuat air liur menetes-netes. ^_^ 


Nah kalau berbicara tentang sambal ikan, selalu membuat ingatan saya melayang kala masa kecil dulu, saat kami masih tinggal di Tanjung Pinang. Waktu itu jam menujukkan pukul enam pagi, semua anggota keluarga sibuk dengan urusannya masing-masing.  Saya, Wulan dan Wiwin pontang-panting mempersiapkan diri menuju ke sekolah. Alm. Bapak sibuk menyikat sepatu tentaranya menjadi semakin kinclong, bersiap-siap hendak menuju ke kantor dan Ibu saya berada di dapur mempersiapkan sarapan pagi. Semua tampak aman damai, terkendali selayaknya sebuah keluarga bahagia lainnya. 

Kedamaian itu pecah kala kami, tiga anak perempuan kecil, penggila sambal ikan menemukan ternyata di atas meja hanya menyisakan sepotong ikan sisa tadi malam. Dimulai dari kakak saya, Wulan, yang merasa paling tua mengklaim piring beserta isinya. "Ini buat Wulan! Endang sama Wiwin makan dengan telur goreng saja"! Eits  nanti dulu, selisih usia lebih muda tidak membuat saya atau Wiwin gentar. Kami berdua pun sontak mengulurkan keempat tangan dan merebut piring di tangan Wulan. Dan yang terjadi kemudian sudah bisa ditebak saudara-saudara, dapur pun menjadi medan peperangan. Penuh dengan teriakan saya dan Wulan, serta tangisan Wiwin yang terkenal paling cengeng. Suara Ibu yang berusaha melerai dan menenangkan kami tertelan oleh teriakan-teriakan keras hingga kemudian Bapak pun datang memasuki dapur. Dengan satu langkah sigap diraihnya piring berisi sambal ikan yang berada dalam genggaman keenam tangan anak-anaknya dan dengan santai dilemparkannya keluar jendela. "Hari ini, biar kucing yang makan sambal ikan itu"! Bapak kemudian duduk di kursi dan mulai menuangkan nasi goreng di piringnya sementara kami masih terdiam, terbengong, terpekur, terhenyak dengan mulut setengah ternganga. Kepala ini masih berkecamuk, bertanya-tanya dengan nasib sambal ikan di pelataran belakang rumah. Masih bisa diselamatkan nggak ya? Gubrak!


Wokeh kembali ke sambal teri yang kali ini saya posting. Anda bisa menyebutnya tumis namun saya sendiri lebih suka dengan kata sambal karena rasanya yang super pedas tak kalah dengan sambal umumnya. Untuk masakan ini selain teri dan cabai hijau saya menggunakan jamur, terung bulat yang biasa untuk lalap dan sebatang pakchoy. Bahan-bahan ini tidak pakem, artinya anda bisa menyesuaikannya dengan isi kulkas saat itu. Sambal ini harus dibuat pedas, karena pedas identik dengan menambah nafsu makan walau tentunya kekuatan perut anda juga perlu dipertimbangkan. Satu hal yang saya lakukan jika memasak hidangan yang ditumis adalah tidak menambahkan air ke dalam masakan. Tidak adanya air ini membuat konsentrasi bumbu yang melekat di bahan semakin kuat sehingga kala disantap dengan nasi akan membuat anda berteriak, "Tambuah  ciek'! karena rasanya yang nendang. 

Bumbunya sederhana, bawang putih, bawang merah, sedikit saus tiram, dan kecap manis. Jika anda memiliki tomat hijau yang asam rasanya maka jangan ragu-ragu untuk memasukkannya dalam porsi banyak. Rasa asam, asin, manis dalam sambal akan berpadu dengan teri yang gurih dan sayuran yang segar membuat saya mengisi piring kedua saat menyantap sambal teri ini. Berikut resep dan prosesnya ya!


Sambal Teri Cabai Hijau
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 4 porsi

Tertarik dengan resep sejenis lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Cumi-Cumi Sambal Merah
Sambal Bunga Kecombrang
Selar Garing dengan Sambal Matah a la Bali 

Bahan:
- 2 genggam teri jengki
- 2 buah terung kecil untuk lalap, potong dadu
- 4 buah jamur champignon, potong dadu
- 1 batang pakchoy, rajang kasar beserta batangnya
- 1 batang daun bawang, iris melintang tipis

Bumbu: 
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
- 5 siung bawang merah, rajang tipis
- 3 siung bawang putih, cincang halus
- 3 buah cabai hijau besar, iris melintang ukuran 1/2 cm
- 1 buah cabai merah besar, iris melintang ukuran 1/2 cm
- 20 buah cabai rawit hijau atau merah, iris melintang tipis
- 1 sendok makan saus tiram
- 1 sendok makan kecap manis
- 1/2 sendok teh garam (tambahkan jika masakan belum terasa asin)
- 1/4 sendok teh merica bubuk

Cara membuat:


Siapkan semua bahan, cuci bersih, potong-potong dan sisihkan. Siapkan wajan, atau panci anti lengket seperti yang saya gunakan. Panaskan minyak hingga benar-benar panas. Tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum dan matang. 

Tambahkan teri, aduk dan tumis hingga teri sedikit berubah kecoklatan.



Masukkan cabai dan semua sayuran, aduk dan tumis hingga layu. Tambahkan saus tiram, kecap manis, garam dan merica bubuk, aduk rata dan masak sambil sesekali diaduk hingga sayur empuk dan matang. Jangan memasaknya hingga sayuran terlalu layu dan lembek. Cicipi rasanya dan angkat.

Sajikan dengan nasi putih hangat. Super yummy!

28 komentar:

  1. Ngeceees liat sambel terinya. Makasih mbak endang jadi punya ide tuk mmasak besok

    BalasHapus
  2. Pas lihat resep langsung ngecek kulkas, siip banget teri sudah siap sedia hanya kurang cabe nya aja, besok langsung eksekusi nih, thanks resepnya mbk...^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Oka, wah moga suka setelah dicpba yaaa, ini bikin makan jadi buanyaaakkk wakakkak

      Hapus
  3. Waaah jadi ingat masa kecil dulu suka berebut nasi berkat (nasi kenduri) yg dibungkus daun pisang utuh....nikmaaat.
    Makasih resepnya mbak Endang, hahah asli ngeces nih...

    ~sri han~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Sri Han, waah berebut nasi kenduri itu wajin hukumnya hahahah. Thanks yaaa

      Hapus
  4. Seperti biasaaaa...kata pengantar Mbak endang ruaarrr biaasaaa.hehee..baidewei baswei eniwei, pas banget di kulkas ada stock teri yg udah disimpan berbulan bulan (eits, 2 bulan ding). Makasih ya Mbak buat inspirasi menunya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halooow Mba, thanks yaaa. Teri diatas juga udah berbulan2 wakakkak, sampai saya bingung warna putihnya karena garam atau karena bulukan wakakakka

      Hapus
  5. Duuh...Ini maknyus piisan ei...liat gmbrnya aj dah ngiler...bhn lengkap langsuung eksekusi....mksih mbak endang....dah laper nih....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaka iya Mba Tuti, bikin makan jadi banyak ini mba wakkakak. Thanks yaa moga sukaa

      Hapus
  6. fotonya mbak endang makin lama makin pro, salute!! :)
    -meidina

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Mba Meidina, sambil belajar sambil makan juga wakkakak

      Hapus
  7. mbak endang kalo tanpa saus tiram n kecap gmana? maklum ori minang

    BalasHapus
    Balasan
    1. kecap bs skip ya Mba, saus tiram kayanya kudu pakai yaa hehhehe

      Hapus
  8. Sampai sekarang kalau kangen dg masakan alm.Ibu, sy suka bikin tumisan pedas spt punya Mb Endang. Tentunya tanpa mengerahkan sebatalion cabe rawit ya, hehe... ga kuattt. Jaman kecil di Pekalongan, alm.Ibu suka sekali dg ikan layur segar yg digoreng dulu. Baru deh ditumis dg tomat hijau yg banyak. Ga cukup hanya 3 centong nasi, hahaha...
    Enak!!!
    Makasih Mb Endang....memutar memori indah sy kala kecil lewat masakan :)

    Salam,
    Dian-Solo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloow Mba Dian, wah ikan layur segar itu pasti enak yaaa, ikan layur terkenal gurih banget. Mantap dah! Thanks sharingnya ya Mba.

      Hapus
  9. mbak endang apakah teri nya digoreng terlebih dahulu? thanks mba ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak ya Mba, saya hanya tumis dulu dengan bumbunya ya.

      Hapus
  10. foto nya makin hari makin keren.. jadi bikin ngeces terus...:-p

    BalasHapus
  11. prinsip kita emng sama mbak
    manfaatkan apa saja yang ada di kulkas untuk dibuat sesuatu
    gak usah beli lagi. #malesbgt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehhe, betul banget mba, kalau bisa diberdayakan mengapa harus cari yang lain kannnn

      Hapus
  12. Hai mbak endang �� semoga sehat selalu dan timbangan makin ke kanan wkwkwk bercanda ya mbak
    Baru ngeluarin teri langsung browsing pake embel2 JTT.
    Segera eksekusi ah.. Ngiler liatnya
    Oh ya mbak endang ada resep kulit melinjo?
    Thankiss .

    Ina-jkt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Ina, happy new year 2017 ya! Moga sehat dan happy selalu. Amiiin atas doanya, dan timbangan memang makin kekanan wakakkakak.

      Moga suka resep terinya yaa, saya belum pernah coba resep pakai kulit melinjo mba.

      salam

      Hapus
    2. Ini aseli enak buanget mbak. Udah buat lauk, dicemilin pula jadi inget budhe dan ibu saya suka banget gereh(ikan asin)lombok ijo.
      Eksekusi berhasil dan suamipun lahap.
      Makasih ya mbak endaang. Ini saya ngetik komentar sambil nungguin rebusan singkong mau bikin singkong thailand-nya mbak endang ��

      Hapus
    3. hai mba, wah sama, ini bikin nafsu makan nambah hahhaha. Saya paling suka tim ikan asin, jadi semua bumbu dan ikan asin yang sudah dipotong2, disiram minyak dikit dan di tim, enaaaak bgt hehheh

      Hapus
    4. Waaah boleh dicoba nih ya mbak. Baru dengar tim ikan asin, biasanya tim ikan biasa gitu. Aduh saya bacanya sambil ngiler. ��
      Apalagi akhir-akhir ini nafsu makan luar biasa, kemarin bikin sate kambing ketumbar. Aaaah sering selancar ke 'rumah' jtt biar bisa try semua resep ��
      Oh ya mbak endang, udah pernah bikin masakan manado namanya tuturuga?

      Hapus
    5. hai mba, tuturuga belum pernah mba, pernah dengar2 tapi blm pernah makan langsung masakannya.

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^