Pages

01 Desember 2014

Serabi Pandan Kuah Kinca


Sekian lama memendam asa untuk bisa berkunjung kembali ke Jogya, akhirnya mimpi itu terwujud juga. Berbekal nekat, dua minggu yang lalu saya pun membeli tiket murah AirAsia dan memesan sebuah kamar hotel di Jalan Dagen. Menyeret koper di pagi buta pada hari Jumat, saya terbang ke Jogya. Tahukah anda apa yang membuat saya begitu bersemangat untuk datang kembali ke kota dimana saya sempat kuliah selama beberapa tahun disana? Well selain makanannya yang laziz dan sesuai dengan lidah saya, juga suasana Jogya yang menurut saya memang tiada duanya. Tenteram, damai dengan adat Jawa kental yang saya gandrungi membuat hati ini betah berlama-lama di kota pelajar ini. 

Sebenarnya selain alasan-alasan diatas, ada satu hal yang telah lama ingin saya wujudkan jika datang ke Jogya, berburu aneka pernak-pernik dapur! Wadah dan mangkuk tanah liat, sendok kayu, nampan kayu, sendok kuno bekas yang terbuat dari bahan kuningan, bahkan wajan kecil dari tanah liat yang saya pergunakan untuk membuat serabi kala weekend kemarin, adalah hasil perburuan saya selama 2 hari disana. Kota ini selain nyaman di hati juga nyaman di kantong. Semua perabotan yang saya pergunakan untuk sesi foto di postingan kali ini hanya membuat saya merogoh kocek puluhan ribu rupiah saja. Ah Jogya, I love you full! ^_^


Ketika melihat tumpukan peralatan gerabah yang cantik di satu sudut jalan di dekat pasar Beringharjo, saya pun jatuh hati. Mangkuk-mangkuk tanah lihat yang halus buatannya, kendil-kendil berbagai ukuran, teko beserta anak dan nampannya, dan masih banyak perabot lucu lainnya yang rasanya ingin saya borong semua. Sayangnya bagasi AirAsia sangat terbatas sehingga saya pun harus ekstra hati-hati memilih yang benar-benar sesuai kebutuhan. Sebuah wajan dari tanah liat beserta tutupnya tampak imut dan memanggil-manggil saya untuk membawanya pulang. Terpikir betapa asyiknya membuat serabi dengan benda cantik ini.  

Nah ada satu aturan tak tertulis yang cukup kondang dan seringkali kita dengar, jika anda hendak berbelanja di Jogya atau daerah yang berbahasa Jawa lainnya yaitu 'Gunakanlah bahasa Jawa supaya mendapatkan harga yang murah' dan 'Tawarlah minimal setengah harga!' Jadi walau kemampuan bahasa Jawa ini pas-pasan saya pun memaksakan diri bertanya, "Pinten regane nggih Bu"? Tanya saya sok akrab dengan logat yang dibuat medhok, artinya kira-kira "Berapa harganya ya Bu"? Si Ibu tersenyum sumringah, "Murah Mba, sepuluh ribu saja," jawabnya dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Waduh, luntur sudah semangat saya hendak berbahasa Jawa karena tanpa bahasa Jawa pun si Ibu Penjual Gerabah telah memberikan saya harga yang murah! Tanpa ba bi bu, dua buah wajan kecil, tiga buah mangkuk dan sebuah panci kecil tanah liat dibungkus dengan cekatan oleh anak gadis si Ibu. Saya tahu harga-harga itu masih bisa ditawar tapi hati ini sudah terlanjur meleleh dengan suasana ramah di jalan kecil itu. 


Wokeh kembali ke resep serabi yang saya posting ini. Dahulu kala sebelum saya membuat blog JTT saya pernah mempraktekkan sebuah resep serabi yang cukup sukses. Sayangnya waktu itu mencoba aneka makanan hanya sekedar menyalurkan hobi dan demi kepuasan batin saja sehingga resepnya tidak pernah saya catat. Kini ketika hasrat membuat serabi menggebu saya pun dibuat kelabakan dengan resep yang hendak saya pergunakan. Serabi dalam bayangan saya harus lah mengembang, lembut, empuk dengan tekstur berlubang yang membuatnya mampu menyerap kuah kinca dengan baik. Pilihan akhir saya jatuh pada satu resep yang walau hati ini tak yakin akan sukses namun nekat untuk dieksekusi. Saya tahu berdasarkan pengalaman, membuat serabi tidak semudah membalikkan telapak tangan.  

Nah untuk membuat teksturnya berlubang-lubang serta mampu mengembang dengan baik maka beberapa resep menambahkan baking soda atau baking powder dan adonan harus ditepuk-tepuk.  Menepuk-nepuk adonan selain bertujuan membuat adonan menjadi ringan juga untuk memasukkan udara sebanyak-banyaknya ke dalamnya sehingga ketika dipanggang gelembung udara mampu lepas dengan mudah dan menghasilkan serabi dengan tekstur berlubang. 


Pada percobaan pertama, saya menggunakan baking powder sebagai pengembangnya. Setelah semua bahan diaduk lantas adonan dengan sabar saya tepuk-tepuk hingga tangan ini terasa pegal. Hasilnya benar-benar sesuai dengan feeling yang bad. Selain berakhir bantat, serabi juga stuck dengan sukses di wajan.  Wajan tanah liat ini ternyata tidak semudah bayangan saya untuk menghasilkan serabi cantik sesuai harapan! Sayangnya saya juga tidak memiliki wajan cekung anti lengket, semua peralatan menggoreng saya berbentuk datar. Mau tidak mau saya pun harus  setia dengan wajan gerabah ini. Dari baca sana dan sini ternyata untuk menghindari lengket pada wajan serabi maka sebaiknya dipergunakan terlebih dahulu untuk menggoreng parutan kelapa hingga berminyak. Tapi demi Tuhan, dimana saya bisa menemukan kelapa parut di hujan deras seperti ini? Fokus pada wajan membuat saya sedikit melupakan kekecewaan pada adonan bantat yang walau sudah dipacu dengan penambahan dosis baking powder berikutnya dan didiamkan lebih dari dua jam namun tetap tidak bereaksi. Akhirnya hasil percobaan di hari Sabtu itu masuk semua ke keranjang sampah.


Keesokan paginya, di hari Minggu, sejak pukul delapan pagi saya sudah kembali berkutat di dapur. Enggan mengulang kegagalan kemarin maka kali ini saya merombak resep yang digunakan. Selain baking powder maka saya menambahkan sedikit ragi instan, mendiamkannya selama lebih dari dua jam hingga adonan menjadi berbusa, kali ini minus tepuk-tepuk. Ketika adonan saya tuangkan ke wajan panas maka segera saja serabi mengembang dan gelembung-gelembung kecil bermunculan di permukaan serabi menghasilkan tekstur fluffy dan berlubang yang saya idam-idamkan. Aha! Saya pun berdansa riang bersama spatula, centong dan wajan. Nah tantangan selanjutnya adalah melepaskan si serabi yang melekat kuat seperti perangko. Namun syukurnya dengan sebuah sendok dan segunung kesabaran, perlahan namun pasti bagian tepi serabi yang telah gosong mampu saya kikis hingga semua bagiannya terlepas. Membutuhkan sedikit waktu namun kue akhirnya berhasil lepas dengan baik tanpa kerusakan yang berarti. Setelah serabi ketiga dan keempat saya pun menjadi mahir menggunakan wajan tanah liat yang memang membutuhkan ekstra sabar untuk menggunakannya.

Serabi pandan ini mantap bersama saus kinca sederhana,  tapi saya yakin dengan tambahan nangka atau durian pada sausnya akan membuat rasanya semakin sedap! Jadi jangan ragu untuk berimprovisasi ya. 

Berikut resep dan prosesnya. 


Serabi Pandan Kuah Kinca
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk sekitar 12 buah serabi 

Tertarik dengan resep kue tradisional lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Kue Bugis
Klepon
Es Pisang Ijo - Tetap lembut walau keesokan harinya 

Bahan:
- 100 gram tepung beras
- 100 gram tepung terigu serba guna/protein sedang
- 1/2 sendok teh baking powder double acting, pastikan fresh
- 1/2 sdt ragi instan, saya pakai merk Fermipan, pastikan fresh dan masih aktif
- 1/2 sendok teh garam
- 2 sendok makan gula pasir
- 2 butir telur, kocok lepas
- 300  ml air daun pandan wangi & daun suji
- 200 ml santan dengan kekentalan sedang,  saya pakai 100 ml santan kental instan + 100 ml air
- 1 sendok makan mentega/margarine dicairkan

Bahan air pandan:
- 10 lembar daun pandan ukuran sedang
- 20 lembar daun suji
- 300 - 400 ml air

Bahan kuah kinca:
- 500 ml santan dengan kekentalan sedang
- 200 gram gula merah
- 50 gram gula pasir
- 4 lembar daun pandan, simpulkan
- 1/2 sendok teh garam
- 1 sendok teh teh maizena larutkan dengan 2 sendok makan air

Cara membuat:


Siapkan daun suji dan daun pandan, cuci hingga benar-benar bersih. Potong-potong dengan gunting sepanjang 1 cm. Masukkan ke dalam gelas blender, tambahkan sekitar 300 - 400 ml air, proses hingga daun hancur dan air menghijau.

Saring, peras ampasnya dan ambil air saringan daun sebanyak 300 ml. Sisihkan. 


Siapkan panci kecil, masukkan santan. Rebus dengan api sedang sambil diaduk-aduk hingga mulai mendidih, segera hentikan perebusan. Biarkan hingga agak hangat. Tuangkan santan ke dalam air pandan. Aduk rata. 

Siapkan mangkuk, masukkan tepung beras, tepung terigu, baking powder dan ragi instan. Aduk rata dengan spatula. Masukkan garam dan gula, aduk rata. 


Note: Pastikan kondisi air santan-pandan tidak panas, hanya suam kuku, test dengan memasukkan jari kelingking anda ke dalamnya. Jika terasa nyaman maka air pandan-santan pas suhunya untuk digunakan. Terlalu panas akan membuat ragi mati.

Tuangkan 1/4 bagian air pandan-santan ke dalam mangkuk berisi tepung, aduk cepat dengan spatula hingga tercampur baik dan tepung tidak bergerindil. Terus aduk jika tepung tampak membentuk gumpalan hingga adonan tampak smooth bebas gumpalan.

Tuangkan kembali 1/2 bagian air pandan, aduk hingga tercampur baik dengan adonan. Masukkan kocokan telur dan mentega cair. Aduk hingga rata. 


Masukkan sisa air pandan-santan sedikit demi sedikit sambil adonan di aduk dengan cepat, hingga semua bahan tercampur baik. Adonan yang terbentuk encer. Jika masih ada gumpalan, saring adonan.

Tutup permukaan mangkuk dengan kain bersih. Diamkan adonan di suhu ruang selama 1 1/2 hingga 2 jam atau hingga permukaan adonan tampak muncul busa/gelembung kecil yang sangat banyak seperti gambar di bawah.  


Note: Anda bisa mempercepat proses pengaktifan ragi dengan merendam mangkuk berisi adonan ke dalam mangkuk lainnya berisi air hangat atau menjemurnya di bawah sinar matahari. Namun hati-hati jangan terlalu lama merendamnya, jika adonan telah mengeluarkan busa yang banyak segera hentikan proses fermentasi atau adonan akan menjadi terasa asam. 


Siapkan  cetekan serabi, atau wajan cekung baik terbuat dari tanah liat seperti yang saya gunakan atau wajan anti lengket (ini lebih baik) atau wajan dari bahan lainnya. Pastikan anda mengolesi permukaannya dengan minyak dengan menggunakan sehelai tissue dapur untuk menyerap kelebihan minyak.

Panaskan wajan hingga benar-benar panas menggunakan api sedang. Aduk adonan serabi yang sudah berbusa dan siap dipanggang. Ambil sekitar 1 sendok sayur, tuangkan ke wajan. Tutup wajan dan masak dengan api sedang hingga bagian tepi serabi tampak berlubang-lubang dan mengeras namun bagian tengah kue masih tampak basah.

Kecilkan api hingga benar-benar kecil, masak hingga semua bagian serabi tampak matang dan mengeras. Angkat. Lakukan hal yang sama pada semua adonan lainnya.


Nah, jika anda menggunakan wajan tanah liat seperti saya, maka setelah serabi matang diamkan serabi sebentar di wajan selama beberapa detik kemudian dengan menggunakan sendok, kerok serabi mulai dari bagian tepinya secara hati-hati agar tidak hancur, hingga serabi terlepas dari wajan. 

Bersihkan sisa-sisa adonan yang menempel di wajan, olesi dengan minyak dan lanjutkan memanggang serabi selanjutnya. 

Membuat kuah kinca
Masukkan semua bahan kinca ke dalam panci kecil, rebus dengan api kecil sambil diaduk-aduk hingga kuah mendidih dan kental. Angkat. 

Sajikan serabi dengan kuah kinca. Yummy!

43 komentar:

  1. suka deh sama surabi, mba klo buat adonan nya malam hari trus di taro di kulkas bisa gak ya tuk dimasak di pagi hari buat sarapan ?

    makasih mba ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Asri, kemungkinan bisa ya, asalkan wadah harus ditutup rapat, karena mengandung ragi takutnya ragi aktif dan adonan meluber keluar

      Hapus
  2. Mba Endang,
    wah perabotannya cantik mba..pas bgt dipasangkan dgn serabi ijo..wah makin lama foto2 mba Endang makin keren dgn penambahan perabotan pendukung...tuh serabi kelihatan enak bgt, sdh ngebayangin menyantapnya dengan kinca..ai ai..nyam2 deh..
    Cetakan serabinya imut banget mba..jadi pengen punya juga...he he he..latah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba Monic, makasih yaaa. Ini cetakan serabi bagusnya hanya untuk sesi foto kalau benar2 buat masak serabi dalam jumlah banyak kayanya bs gempor karena lengket wakkakak

      Hapus
  3. Wahh.. serabi cocok utk musim dingin gini...
    mba.. kl air pandannya sy ganti ama pasta pandan bs gak? Trus takaran airnya gmn yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa diganti pasta pandan mba elin, takaran air dan santan tetap sama, tambahkan saja beberapa tetes pasta pandan ke air atau santan yang dipakai ya

      Hapus
  4. Wah kjogja ya mb,sy jg jogja tp lebih naik lg,hehe. Klo dsini lemper/ulekan yg dr tanah liat bgtu djual 2rb. Biasanya sblm dpake dbakar dlu atau digosok dg ampas klapa. Slm kenal mb, sy sering nangkring dsini lho... ^O^

    Rembulan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Rembulan, makasih sarannya yaaa, iya ibu saya di kampung juga suka membakar dulu ulekan yang dipakai buat di dapur. Kalau cetakan serabi ini kayanya memang harus saya gosok pakai ampas kelapa ya supaya gak lengket heheheh

      Hapus
    2. Mba Endang, kalo di Jakarta ada yg jual ga yah cetakan serabi kayak gt?

      Hapus
    3. Hai Mba Ruth, sayangnya belum pernah nemu di jakarta hiiiksss.

      Hapus
    4. Ada mbak di pasar mayestik lantai paling bawah persis punya mbak Endang harganya sekitar 15ribu an :)

      Hapus
    5. thanks mba Nidya atas informasinya yaa, sangat membantu pembaca lainnya ^_^

      Hapus
  5. Mba Endang, mana oleh2 foto yogya nya? ada gak? ( Emma - Semarang )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Emma. ditunggu yaaa, bentar saya posting foto2nya hehehe

      Hapus
  6. mbak baking powder double acting itu apa ya? kl pakai yg biasa bs nggak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba, untuk tahu mengenai BP double acting bs dibaca disini ya
      http://www.justtryandtaste.com/2011/06/mengenal-baking-powder-baking-soda.html

      bisa pakai single acting asalkan BP masih aktif dan fresh ya

      Hapus
  7. mbaaak... sudah sampai Jokja koq nggak ke Semarang ? kan pulangnya bisa bawa rebung... atau aku kirimin mbak ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huaaa Mba Dwee, di Jogya cuman 2 hari jadi gak sempat kemana2 hehehe, pengeen ke semarang juga. Terima kasih atas tawaran rebungnya yaa Mba, jadi ngerepotong, kalau saya ke semarang lagi lansung saya ambil dari kebunnya, boleh yaaa hheheheh.

      Hapus
  8. Terima kasih mba utk wawasan, ide, serta tips yg dibagikan di situs ini, saya pribadi sudah mencoba beberapa masakan dari blog ini hasilnya sangat memuaskan. Jarang sekali mendapat blog yg mau membagikan rahasia masak, saya yg berada di luar Indonesia sangat terbantu dgn situs ini. Beberapa hari lalu saya memang mencoba mencari resep serabi tapi blum ada di daftar menu masakan, ngga taunya muncul beberapa hari kemudian, dirumah saya pakai cetakan yang terbuat dari besi hasilnya sangat baik, saya memang lebih suka yg dr tanah liat karena lebih tradisional tapi saya kawatir pecah jika ditaruh di bagasi. Sekarang saya sedang minta bantuan teman untuk membelikan saya buku resep Home Cooking. sekali lagi mba Endang terima kasih buat situs ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, salam kenal dan thanks sharingya ya, senang sekali jtt disuka dan resepnya juga sukses dicoba, senang sekali jika ilmu yang kita berikan bisa bermanfaat bagi lainnya. sukses selalu yaaa

      Hapus
  9. Halo mba endang, hari ini saya udah coba serabinya. Enak. Kalo kata saya lebih enak daripada serabi yg biasa dijual orang, lebih lembut & lebih empuk. Makasih resepnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba, waah makasih yaa, yeppp menurut saya juga lebih enak wakakak, saya suka serabi yang empuk dan nendang. Thanks yaaa

      Hapus
  10. Aku sudah coba buat...enakkkkkk!
    Cuma lebih enak lagi karena kuah kincanya pake Durian (MANTAP) Mbak Endang!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba ayu, thanks sharingnya yaa, yeppp pakai kuah kinca durian pasti lebih nampoool yaaa hehhehe

      Hapus
  11. Mba endang makasi ya resepnya aku udh coba, smooth banget suka deh, kuah kincanya aku tambahin nangka hasil panen didepan rumah hihi ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh pakai nangka atau durian di sausnya tobat enaknya wakakak, yepp saya jga suka tekstur serabinya, lembut. thanks sharingnya ya mba

      Hapus
  12. Waahhh saya pencinta serabi mbak...weekend ini mesti aq coba aaahh...makasih banget resepnya yaa...jd inget pengalaman belanja wkt mudik kesolo ( kampung suamiqu)....katanya emang kl mau dpt harga yg miring mesti belanja pakai bahasa jawa....dgn bahasa jawa yg pas2an banget,aq nekat nanya2 harga "niki pinten bu??" ( itu jg diajarin suamiqu dr rumah ) trs siibu menjawab dgn bhs jawa kelas tinggi " meniko reganipun kaleh doso blaaa blaa blaaa" ( padahal aq taunya kl angka cma siji loro sampe sepuluh) mikir sambil ngelirik tanganqu koq kayanya angka yg disebutin siibu gak ada yaa dideretanijariqu yg sepuluh hahahahaa...alhasil pamit sebentar sama siibu...narik suamiqu biar jd translatornya wkwkwkwkwkwkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Lely, sip monggo dicoba moga suka yaa. Waah pengalaman asli bikin ngakak, saya terus terang anchur banget bahasa Jawa alus, walau ada pelajaran bahasa Jawa di SD tetap saja ngaco wakakaka

      Hapus
  13. Sy mau tanya klau adonan ditaro kulkas itu selama 4 jm basi g ba.atau mending g usah ditaro dikulkas.posisi g pake ragi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mas Fatehillah, kalau hanya 4 jam dalam kulkas nggak basi ya, hanya saja wadah harus ditutup rapat, khawatirnya adonan naik dan luber keluar wadah ya

      Hapus
  14. Wahh mbak sangat membantu, mbak bagaimana dengan surabi oncom?

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba lulu, serabi oncom saya belum pernah coba ya mba

      Hapus
  15. Salam kenal mbak endang, biasanya cuma jadi silent reader. Kali ini beraniin komen. Resep serabinya tidak sesuai harapan mbak,bayanganku serabi kinca itu kaya yang dijual di pasar tradisional gitu. Lha ini gak sama, empuk lumer nyuz alias uenakk poll. Gak pake kinca pun udah tandas sama anak-anakku. Makasih mbak Endang..peluk dari Malang.-rizki

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mba Rizki (atau mas ya, sori kalau saya salah), thanks ya sharingnya, senang sekali resep serabinya disuka. Saya suka banget sama kue ini, dan bs saya sikat sendiri semua wkkakakak.

      Hapus
  16. Salam..
    Mbak end,, klo serabinya pingn warna putih brati 300 ml air daun pandan wangi dan daun suji di skip dan dganti air biasa ya??
    Mkash balasannya...jazakillah khoir
    Aisyah

    BalasHapus
  17. Mbak, gimana klo ga ada daun suji? Adanya daun pandan aja. Trus, mbak Endang ada rencana ke Padang ga? Klo ada bilang2 yah. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa pakai daun pandan saja ya mba, kalau kurang hijau tambah bbrp tetes pasta pandan saja. Hahahha, belum ada rencana ke Padang ya. thanks ya mba

      Hapus
  18. Halo mbK. Endang, Serabinya bisa tidak dibuat di cetakan kue lumpur?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa2 saja mba, selama bisa terpaggang dengan baik tidak masalah ya

      Hapus
  19. Aq buat kok ndak isa berlubang ya mb

    BalasHapus
  20. Mbak, makasiy byk atas resep2 nya..skrg aku jualan serabi dg resep mb Endang,pakr kinca gula aren & kinca durian Alhamdulillah respons nya bagus..bs tahan berhari2 dlm kulkas, tinggal dikukus kl mo dimakan.

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^