30 Desember 2014

Resep Pembaca JTT - Tahu Campur a la Elmi Barokah



"Hai Mba Endang, tak kasih resep tahu campur ala keluarga aku mau nggak Mba? Yang pasti beda ama yg lain. Aku kalau pas bikin, sehari bisa 'nggadoin' 4 - 5 kali! Kemaruk amat yah. Dicoba dan diposting ya Mba, hahahaha (maksa)...."

~Elmi Barokah

Sejak menyantap seporsi ketupat tahu di Bandung beberapa waktu yang lalu, saya pun mencetuskan resolusi untuk berhasil menemukan formula resep saus kacang tanahnya yang nendang. Teksturnya yang creamy dengan rasa legit, manis, dan asin membuatnya mantap disantap bersama potongan ketupat, tahu goreng setengah matang dan tauge rebus. Apalagi kala itu hujan baru saja usai mengguyur Bandung, suhu yang dingin dan perut yang kosong di pagi hari memudahkan saya untuk menyantap sepiring ketupat tahu dengan cepat. Ketika di benak ini masih mereka-reka untuk menemukan resepnya yang mantap, tak disangka saya menerima tawaran resep tahu campur dari Mba Elmi Barokah. 

Tahu campur dan ketupat tahu menurut saya makanan yang serupa tapi tak sama. Serupa karena menggunakan saus kacang yang mirip, tak sama karena ketupat tahu menggunakan ketupat alias lontong sementara tahu campur minus ketupat dan banyak menggunakan sayuran. Jadi ketika resep menggiurkan dan gratis itu ditawarkan, maka saya pun langsung mengiyakannya dengan semangat. Alhasil, saat weekend kemarin bukan hanya sekedar 4 atau 5 kali saya menyantap makanan ini dalam sehari melainkan berkali-kali hingga perut ini serasa meledak kekenyangan. Benar kata Mba Elmi, resep tahu campur a la keluarganya beda dengan lainnya! ^_^



29 Desember 2014

Fudgy Chocolate Pie



Beberapa waktu yang lalu, saya, dan seorang teman singgah sejenak untuk menikmati secangkir kopi di Tours les Jours di Pondok Indah Mall. Bakery ini selain menyediakan pilihan roti dan pastry yang jauh lebih bervariasi, harga kopi dan kue-kuenya pun juga lebih ringan di kantong jika dibandingkan dengan Starbucks atau Coffee Bean. Biasanya jika 'nongkrong' disana maka roti selalu menjadi pilihan saya untuk menemani secangkir cappuccino, dan menjauhi aneka pastry yang banyak berjajar di etalase kaca, alasannya karena roti memiliki harga yang lebih murah.  

Namun kemarin teman saya tanpa diduga memesan sebuah pie coklat yang begitu cantik tampilannya. Diameternya sekitar sepuluh sentimeter, dengan pie crust kecoklatan yang terlihat garing dan renyah. Filling coklatnya terasa padat ketika saya iris dengan sebuah garpu kecil. Dan saat suapan pertama, alis mata saya kontan terjengit dan bibir pun langsung berkomentar dengan penuh antusias, "Mantap banget"! Filling coklat yang legit dan padat langsung lumer seketika di dalam mulut menyisakan sensasi coklat yang yummy. Saat itu juga saya langsung bertanya nama pie tersebut kepada salah satu petugas bakery yang kebetulan sedang mengantarkan pesanan kopi di meja sebelah. "Rustic chocolate pie", jawabnya. Jemari saya langsung mengetikkan nama itu di browser hand-phone dan bertekad untuk membuatnya di rumah. Walau tidak sepadat pie a la Tours les Jours namun chocolate pie yang saya tampilkan kali ini benar-benar nampol sedapnya! ^_^



23 Desember 2014

Ghormeh Sabzi - Cara Lezat Menyantap Sayuran a la Iran



Ghormeh sabzi mungkin merupakan cara lezat bagi keluarga Iran untuk menyantap aneka sayuran hijau beserta lauknya. Bayangkan saja untuk mewujudkannya maka masakan ini membutuhkan paling sedikit tiga jenis sayuran seperti bayam, daun bawang dan peterseli, beberapa resep bahkan menggunakan empat atau lima jenis sayuran hijau termasuk daun klabet (fenugreek), chives, dan daun ketumbar. Semua sayuran tersebut lantas dicincang atau dicacah hingga berukuran sangat kecil, kemudian dimasak bersama kacang merah, potongan daging sapi atau kambing dalam bumbu nan simple, menghasilkan seporsi makanan kaya gizi, kaya serat dan mengenyangkan. 

Makanan ini luar biasa praktis, mudah dibuat dan rasanya sangat lezat. Mungkin yang membuat prosesnya menjadi lama adalah merebus daging hingga empuk secara perlahan menggunakan api yang kecil. Cara ini selain akan membuat cita rasa ghormeh sabzi menjadi maksimal juga untuk memastikan daging sengkel yang saya gunakan benar-benar empuk. Sengkel yang mengandung sedikit lemak, berotot dan alot ini memang cocok dimasak dengan suhu tinggi dalam waktu yang lama, saat telah lunak akan memiliki tekstur yang empuk, tidak berserat dan seakan meleleh di mulut. Di ghormeh sabzi, sengkel akan membuat cita rasa masakan a la Iran ini menjadi nendang!

Limoo amani/jeruk nipis kering
Kacang merah rebus


18 Desember 2014

Palmiers dari Puff Pastry Instan



Super mudah dibuat, lezat dan tampilannya pun cantik dipandang mata. Itulah deskripsi tepat untuk menggambarkan kue kering bernama palmier yang kali ini saya tampilkan. Bahan utamanya terbuat dari puff pastry yang dengan sedikit usaha melipat dan memanggang menjadi kue kering yang mungkin bisa untuk mengisi stoples kaca di rumah saat perayaan Natal di minggu depan. Puff pastry memang sangat fleksibel untuk diolah menjadi aneka makanan dan camilan. Apakah itu pie, molen, picnic roll atau danish pastry (jenis puff pastry yang dipanggang dengan olesan selai atau krim di atasnya). Untuk pie, molen dan picnic roll saya pernah posting resepnya sebelumnya, silahkan anda klik di link yang saya sertakan di bawah.

Sebenarnya saya juga pernah menampilkan resep palmier di tahun 2011, saat itu saya membuatnya bukan dari puff pastry melainkan dari adonan yang terbuat dari mentega (dalam jumlah yang banyak), tepung terigu, gula  dan cream cheese. Hasilnya memang renyah dan empuk, lumer seketika kala kue terkena lidah. Sayangnya palmier terlalu  rapuh sehingga harus dihandle dengan hati-hati dan sulit untuk disimpan dengan baik tanpa membuat kue menjadi remuk. Jangan khawatir, tentu saja kue yang kali ini saya hadirkan berbeda dengan palmier yang waktu itu pernah saya buat. 

Peach Puff Pastry
Pisang Molen Coklat Keju dengan Puff Pastry Instan
Picnic Roll Daging Sapi - Ayam dengan Telur Rebus
Palmiers 



16 Desember 2014

Simple Basic Sponge Cake dalam 10 Menit



Oke, cita rasa sponge cake kali ini mungkin tidak se-spektakuler sponge cake umumnya dan mungkin waktu 10 menit yang saya tuliskan pada judul di atas terlalu lebay. Namun yang jelas resep sponge cake ini super mudah dibuat dengan bahan yang tidak terlalu menguras kocek, selain itu anda hanya memerlukan waktu 10 menit saja untuk mempersiapkan bahan dan memprosesnya. Tentu saja waktu 10 menit itu tidak termasuk proses pemanggangannya ya. Jika anda termasuk salah seorang yang sering mengeluh melihat banyaknya jumlah telur yang digunakan pada resep sponge cake yang banyak ditampilkan di internet atau di buku resep, maka anda tidak sendirian, karena saya pun merasakan hal yang sama. Sakitnya itu disini! Sambil menunjukkan jemari di dada. 

Entah mengapa walau harga satu kilogram telur mungkin lebih murah dibandingkan dengan seperempat kilogram mentega, namun tetap saja ada rasa sayang di dalam hati jika saya harus memasukkan semua telur itu ke dalam adonan. Semakin sakit jika resep tersebut hanya menuntut untuk menggunakan kuning telurnya saja. Sering kali saya harus berpusing-pusing ria berusaha mencari akal untuk mempermak si putih telur menjadi 'something' alias sesuatu agar tidak hanya duduk membeku saja di freezer. Nah 'something' itu bisa berhasil sukses dan menjadi petualangan kuliner berikutnya yang membanggakan atau berakhir menjadi 'swamp thing' alias gatot alias gagal total. Yang terakhir itu tentu saja yang paling sering terjadi. Mulai dari chiffon cake hingga macaroons, maka hampir semua penganan berbahan dasar putih telur tersebut lebih sering dilahap tempat sampah saya dibandingkan masuk ke dalam mulut. Tobat!



15 Desember 2014

Yuk Mengenal Bumbu Dapur!



Resep masakan yang praktis, mudah dengan bumbu yang simple selalu menjadi  idaman. Siapa sih yang tidak ingin mewujudkan sepiring lauk lezat yang mungkin hanya memerlukan maksimal lima jenis bumbu saja untuk memasaknya? Walau mudah bukan berarti anda bisa membuatnya dengan sukses jika pengetahuan anda tentang bumbu terbatas.   

Nah di pengenalan bumbu dapur ini saya mencoba untuk berbagi beberapa bumbu yang umum dipergunakan untuk masakan sehari-hari dan yang sering saya gunakan di dalam resep-resep di JTT. Sudah lama sebenarnya angan-angan untuk membuat postingan ini berkeliaran di dalam benak namun baru terwujud kala saya harus membuat artikel serupa di buku kedua saya yang bertema masakan goreng, tumis dan kuah.

Yuk kita ulas satu persatu bumbu dasar tersebut.



12 Desember 2014

Spaghetti Goreng dengan Kangkung, Jamur dan Udang



Seringkali jika memasak pasta seperti spaghetti, berakhir dengan jumlah pasta yang lebih banyak dibandingkan dengan sausnya. Ini memaksa saya untuk akhirnya menyimpan pasta sisa ini selama berhari-hari di kulkas.Tak terkecuali minggu lalu saat hendak membuat seporsi spaghetti saus udang yang resepnya pernah saya posting di JTT. Ketika sepiring besar pasta telah masuk ke dalam perut hingga seakan rasanya perut ini hendak meledak akibat kekenyangan, ternyata saya masih memiliki banyak sisa spaghetti rebus di panci. Selama empat hari spaghetti ini pun berakhir mendekam di dalam Tupperware di kulkas. Takut si pasta menjadi tidak layak makan, saya pun menyulapnya menjadi spaghetti goreng yang bumbunya mirip dengan mie goreng a la Jawa. Bersama dengan udang, jamur dan daun kangkung, spaghetti goreng ini mantap rasanya dan tak kalah dengan versinya yang terbuat dari mie kuning. 

Nah ide resep ini sebenarnya datang dari teman kantor saya, Ani, yang sering sekali membawa bekal sarapan di kantor berupa spaghetti goreng buatan Ibunya yang terkenal sedap. Ternyata ukuran helai spaghetti yang lebih besar dibandingkan mie kuning umumnya, dengan tekstur yang lebih kenyal serta tidak mudah lembek kala dimasak, membuatnya sangat pas jika diolah menjadi mie godhok atau mie goreng a la Indonesia. Mantap!

Angel Hair dengan Saus Seafood 



10 Desember 2014

Empal Gentong a la Just Try & Taste



Entah resep apa yang akan saya eksekusi hingga membuat saya nekat membeli potongan fillet paha kambing di supermarket. Namun yang jelas ketika melihat potongan daging yang terlihat fresh dalam jumlah yang banyak di Carrefour di sebelah kantor, saya pun langsung memasukkannya ke dalam keranjang belanja seakan takut tiba-tiba pembeli lain akan memborongnya semua. Dasar rakus dan serakah, umpat saya kepada diri sendiri di dalam hati ketika akhirnya daging-daging itu teronggok di dalam freezer selama beberapa minggu lamanya. 

Sekarang akan diapakan semua daging kambing ini? Di kepala saya, daging kambing selalu identik dengan sate dan tongseng. Terbayang dengan sate kambing kiloan di warung sate bernama PSK di jalan Pondok Indah membuat air liur menetes juga, tekstur dagingnya luar biasa empuk hingga hanya dalam beberapa kunyahan saja telah lumer di lidah. Jangan membayangkan yang tidak-tidak kala membaca PSK ya, yang ini merupakan singkatan dari Penggemar Sate Kiloan. Nah masalahnya adalah saya sendiri tidak yakin dengan daging kambing yang saya beli. Membutuhkan kambing muda yang 'kinyis-kinyis' untuk menghasilkan sate seempuk PSK, sementara daging kambing di freezer saya kemungkinan teksturnya sealot sandal jepit.  Jadi tidak ada cara lain selain memasaknya dalam waktu yang lama dan lama dan lama, untuk memastikannya benar-benar empuk. ^_^

Aneka rempah-rempah untuk empal gentong
Jahe, daun jeruk purut, kayu manis, ketumbar, kapulaga, cengkeh dan kembang lawang


09 Desember 2014

Puding Mangga Nan Simple dengan Vla Susu




Musim mangga sebenarnya sudah lama hadir, dan buah manis yang kaya akan vitamin dan mineral ini pun tampak membanjiri supermarket dan pasar tradisional. Setiap kali saya melangkahkan kaki melewati pasar Blok A maka jajaran mangga nan ranum tampak menggoda dan memanggil untuk dibawa pulang. Biasanya saya memang tidak bisa menahan diri, minimal dua kilo mangga saya tenteng ke rumah. Buah ini lezat dimakan segar atau sebagai campuran smoothie buah dan sayur andalan. Bersama mangga maka campuran sayuran di dalam smoothie seakan hilang tak berjejak rasanya. 

Nah sebenarnya mangga fleksibel untuk diolah menjadi aneka masakan lainnya, selain dessert seperti puding atau cake maka buah ini  juga lezat dicampur di dalam masakan ayam atau ikan. Mungkin di lain kesempatan saya akan coba menghadirkan masakan ayam asam manis a la Thai dengan potongan mangga di dalamnya. Rasanya mantap! Untuk postingan kali ini saya hanya berbagi resep puding mangga yang sangat simple baik dari bahan yang digunakan maupun proses pembuatannya. Seorang pembaca JTT beberapa minggu yang lalu meminta resep berbahan dasar mangga untuk memaksimalkan buah yang sedang melimpah ruah jumlahnya saat ini. Mungkin puding mangga yang mudah dibuat dengan cita rasa lezat ini bisa menjadi salah satu solusinya.




08 Desember 2014

Seblak Basah Ceker Ayam dan Bakso a la JTT



Bandung memang surganya pecinta makanan terutama makanan yang masuk kategori 'ringan' alias tidak terlalu mengenyangkan, memiliki porsi yang kecil namun cukup memuaskan lidah dan perut sambil menunggu jam makan besar tiba. Makanan khas Bandung yang umum kita jumpai misalnya saja siomay, batagor, otak-otak, mie ayam ceker, gehu pedas atau yang belakangan ini nge-trend adalah makanan bernama seblak basah.  Sebenarnya sudah lama saya mendengar mengenai seblak di Jakarta, namun umumnya seblak yang biasa diperjual-belikan disini adalah jenis yang kering dengan tampilan seperti kerupuk yang tebal. Terus terang seblak kering bukan makanan favorit saya, karena teksturnya yang super keras membuat saya ketar-ketir juga jika tambalan di gigi menjadi rontok. Untuk jenis seblak basah saya belum pernah mencicipinya sama sekali, hanya melihat dan membaca ulasannya saja di internet. Saya akui tampilan seblak basah terlihat sangat menggoda, apalagi dengan embel-embel super pedas, membuat air liur menetes-netes membayangkannya. ^_^



05 Desember 2014

Picnic Roll Daging Sapi-Ayam dengan Telur Rebus



"Jangan lupa Mba, nanti kita mampir ke Prima Rasa ya", sudah tiga kali Mba Fifi, rekan kantor saya, mengingatkan. Saat itu kami dalam perjalanan pulang dari acara seminar 'Problem Solving' di Bandung, beberapa waktu yang lalu. "Oke, Mba Fifi," sahut saya menenangkan, "Hmm, sebenarnya apa sih yang mau dibeli disana Mba"? Tanya saya ingin tahu. "Pie isi daging Mba, enak banget"! Sahutnya antusias. Pie isi daging? Oleh-oleh ini terus terang terdengar asing bagi telinga saya, karena biasanya jika berkunjung ke Bandung maka yang dituju adalah brownies, pisang molen, atau aneka kerupuk dan keripik yang menjadi makanan khas kota Kembang ini. Karena pie bukan makanan favorit saya, terutama yang berisi daging maka saya pun enggan untuk mencari tahu deskripsinya lebih lanjut. ^_^



03 Desember 2014

Jogyakarta - I Love You Full!




Pulang ke kotamu, Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu, Tiap sudut menyapaku bersahabat, Penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi, Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama, Suasana Jogya

Di persimpangan langkahku terhenti, Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera, Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi, Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri, Ditelan deru kotamu ...

Lirik lagu, Jogyakarta - Kla Project

Jogya, sebuah kota dengan sejuta memori bagi saya.  Suka duka, tawa canda dan air mata semua berbaur menjadi satu dalam kenangan. Kenangan itu kini hadir kembali, tumpah ruah bagaikan air bah dalam setiap sel otak saya kala kaki ini menginjakkan diri kembali ke kota yang telah lama saya tinggalkan. Setiap sudut jalan dan tempat yang dulu begitu akrab dalam kehidupan saya, yang sebelumnya terbenam dan untuk sementara terlupakan dalam relung ingatan terdalam, kini segar kembali kala mobil sewaan yang saya tumpangi perlahan menyusuri jalan di Condongcatur menuju ke pusat kota.


Mata ini menatap tanpa kedip ke gang-gang kecil yang dulu akrab dalam kehidupan saya karena seringnya berlalu-lalang disana bersama motor kesayangan, Honda bebek Astrea Prima. Di salah satu jalan kecil berdebu itu rumah kost saya dulu berada, entah apakah masih berada disana sekarang. Walau sebagian bangunan tampak asing namun beberapa masih dengan mudah saya kenali. Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran" Jogyakarta, kampus tempat saya belajar selama hampir lima tahun lamanya tampak tidak banyak berubah. Disanalah saya mengenal Uut, Novi, Erny, Rita, Kinta, Dewi, Bambang, Drie, Ipul, Aan, Ogut, dan masih banyak teman lainnya. Ah, apa kabar kalian semua? ^_^

Narsis di Borobudur
Ah bocah-bocah di Prambanan ini berbakat menjadi model, termasuk si Ibu! ^_^
Si Nenek tidak kalah seragamnya dengan pasukan Pramuka di Malioboro



02 Desember 2014

Beetroot Chocolate Cake - Super duper moist!



Sebenarnya tidak ada hubungan mesra antara saya dan cake coklat. Namun jika bertemu dengan satu resep cake coklat yang menjanjikan sejuta mimpi yaitu mampu menghasilkan cake dengan cita rasa dan tekstur terbaik maka mata ini seakan melotot, hati tergugah dan tangan pun gatal untuk segera mencobanya. Padahal cake coklat bukanlah salah satu cake favorit saya. Nah jika anda tekun mengikuti perjalanan JTT atau tekun mengobrak-abrik daftar resep di blog mungkin anda akan takjub menemukan banyaknya resep cake coklat disana. Teman saya, Tyas, bahkan pernah menyebutkan hal ini secara khusus ketika hendak mencoba salah satu resep cake coklat yang pernah saya posting. "Gue kan mau buat cake coklat nih Ndang untuk acara keluarga, nah resep cake coklat lu banyak banget sampai bingung mau memutuskan yang mana. Jadi kira-kira cake mana yang paling mantap"? Pertanyaan Tyas ini sebenarnya mewakili banyak pertanyaan lainnya yang pernah masuk ke dalam kolom komentar di blog. Terus terang saya sendiri bingung dengan jawabannya. ^_^

Beetroot atau umbi bit


01 Desember 2014

Serabi Pandan Kuah Kinca



Sekian lama memendam asa untuk bisa berkunjung kembali ke Jogya, akhirnya mimpi itu terwujud juga. Berbekal nekat, dua minggu yang lalu saya pun membeli tiket murah AirAsia dan memesan sebuah kamar hotel di Jalan Dagen. Menyeret koper di pagi buta pada hari Jumat, saya terbang ke Jogya. Tahukah anda apa yang membuat saya begitu bersemangat untuk datang kembali ke kota dimana saya sempat kuliah selama beberapa tahun disana? Well selain makanannya yang laziz dan sesuai dengan lidah saya, juga suasana Jogya yang menurut saya memang tiada duanya. Tenteram, damai dengan adat Jawa kental yang saya gandrungi membuat hati ini betah berlama-lama di kota pelajar ini. 

Sebenarnya selain alasan-alasan diatas, ada satu hal yang telah lama ingin saya wujudkan jika datang ke Jogya, berburu aneka pernak-pernik dapur! Wadah dan mangkuk tanah liat, sendok kayu, nampan kayu, sendok kuno bekas yang terbuat dari bahan kuningan, bahkan wajan kecil dari tanah liat yang saya pergunakan untuk membuat serabi kala weekend kemarin, adalah hasil perburuan saya selama 2 hari disana. Kota ini selain nyaman di hati juga nyaman di kantong. Semua perabotan yang saya pergunakan untuk sesi foto di postingan kali ini hanya membuat saya merogoh kocek puluhan ribu rupiah saja. Ah Jogya, I love you full! ^_^



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...