Pages

24 Februari 2015

Sup Buntut Super Nendang!


Belakangan ini kantor saya serasa menjadi arena perlombaan batuk. Hampir dari setiap penjuru ruangan dalam beberapa menit terdengar batuk keras yang menggema. Bisa dipastikan virus pun bergentayangan di dalam ruangan tertutup itu.  Lucunya, penderita batuk di kantor jauh lebih banyak sehingga mereka yang sehat terpaksa harus mengenakan masker agar tidak tertular. Kantor pun menjadi seperti antrian di puskesmas dimana aneka suara khas dari pengidap sakit flu terdengar, ditambah dengan pemandangan para karyawan yang mengenakan jaket tebal, syal hingga topi wol.  

Saya termasuk salah satu yang menyumbangkan virus batuk ke udara, batuk kering yang terasa sakit di dada dan tenggorokan ini telah mengganggu sejak seminggu belakangan ini. Batuk plus radang di tenggorokan ini benar-benar membuat aktifitas kerja menjadi terhambat. Untuk menumpasnya maka aneka obat batuk sirup, multivitamin, dan minuman penyegar untuk mengobati panas dalam pun saya tenggak setiap waktu. Tak peduli mungkin saat ini saya sudah overdosis. Tapi sebalnya, batuk tak kunjung reda, bahkan semakin terdengar seperti gonggongan anjing setiap kali saya menyalak keras. Lebih parahnya lagi, akibat banyak minum obat batuk maka kepala saya terasa seakan melayang, hidup seperti setengah mimpi dan setengah zombie. Bahkan untuk mengetik postingan tentang sup buntut ini pun terasa berat. Jadi kalau anda sulit menemukan benang merah di artikel yang saya tulis, ini karena kepala saya sulit untuk diajak bekerja sama akhir-akhir ini. ^_^


Setiap pulang kantor merupakan perjuangan berat bagi penderita batuk, apalagi jika anda harus duduk berjejalan di angkutan yang memiliki kapasitas kecil atau angkutan yang super penuh seperti Trans Jakarta. Ketika batuk melanda, semua mata memandang dengan tatapan "Ah penyebar virus nih'! Membuat terkadang saya nekat menahan batuk yang hendak meledak. Akibatnya seperti lahar yang tertahan oleh batu yang besar di gunung berapi yang hendak menyemburkan isinya, ketika tak mampu lagi menahannya maka batuk pun akhirnya terlontar dengan kekuatan tiga kali lipat dari normal.  Kali ini tentu saja tidak ada penumpang yang menatap karena semua memalingkan muka untuk mengindar virus yang bertebaran di udara.  Bagian terberat adalah ketika hendak memberitahukan pak supir tempat tujuan dan meminta mobil berhenti. "Pak, saya.... uhuk, uhuk, uhuk! Saya... hendak ... uhuk, uhuk, uhuk"! Dengan muka merah padam biasanya akhirnya saya akan berteriak, "Sampoerna Strategic"! Tentu saja sambil diikuti dengan serentetan batuk menyebalkan yang berusaha mati-matian saya tutup dengan tisu di tangan.  

Tapi untungnya akhir-akhir ini saya mendapatkan mobil tumpangan yang menyenangkan. Mba Fina, rekan kantor saya setiap hari ternyata selalu melewati rumah Pete dalam perjalanannya pulang ke rumah. Jadi kejadian memalukan di angkutan umum pun tidak saya alami. Tentu saja dengan catatan Mba Fina tidak menendang saya keluar dari mobilnya karena memiliki penumpang yang menganggu seperti saya. ^_^


Nah dalam kondisi batuk, tubuh kurang fit dan badan terasa meriang seperti ini maka normalnya nafsu makan pun akan menghilang. Sayangnya kondisi normal manusia umumnya ini tidak berlaku bagi saya. Nafsu makan saya tetap segunung dan setiap pulang ke rumah selalu perut dalam kondisi keroncongan berat membuat makanan apapun sanggup saya gasak. Nah kemarin ketika hujan deras mengguyur Jakarta dengan suksesnya, membuat suhu udara menjadi dingin maka otak saya pun hanya berisi tentang aneka makanan yang bisa dibuat dari stock bahan makanan di freezer. Sup buntut yang panas dan segar pun nangkring di dalam benak saya. Daging iga dan buntut yang saya beli bulan lalu masih tersimpan dengan nyaman disana, dan walau batuk kumat menggila dan badan terasa capek, saya tetap nekat berkutat di dapur mempermak si buntut menjadi sup yang super nendang. ^_^


Nah untuk membuat sup buntut atau sup iga yang seenak restoran Betawi, maka rempah-rempah yang digunakan harus lengkap. Biasanya kayu manis, cengkeh, kapulaga, dan pala harus ada disana untuk menemani si merica dan bawang putih yang ditumbuk halus. Kentang dan wortel dipotong dalam ukuran yang besar agar tidak hancur kala harus di rebus dalam waktu yang lama bersama dengan buntut sapi. Satu tips agar kuah sup terlihat bening, bebas kotoran yang mengapung dan tentu saja membuat rasanya lebih segar adalah membuang air rebusan buntut yang kotor dan mencuci si buntut hingga bersih. Baru kemudian buntut direbus dengan air bersih yang baru hingga lunak. Cara ini membuat kuah sup buntut tidak keruh dan rasanya tentu saja lebih sedap. 

Sayuran di dalam sup buntut umumnya adalah wortel dan kentang, namun kali ini saya menambahkan rajangan batang seledri besar yang terkadang di jual di supermarket. Batang seledri ini sedap dimakan segar begitu saja dalam cocolan saus yogurt atau mayonaise, atau sebagai campuran jus, atau sebagai bahan tumisan dan sup seperti yang saat ini saya hadirkan. Teksturnya keras, berserat, namun ketika dimasak dalam waktu yang lama maka si batang seledri ini akan menjadi empuk dan mantap bersanding dengan  daging buntut dan sayuran lainnya.  Sup buntut ini segar, dan membuat tubuh menjadi fit, dan jika anda enggan menggunakan buntut karena kadar lemaknya yang tinggi maka gantikan perannya dengan menggunakan daging sapi bebas lemak. 

Berikut resep dan prosesnya ya. 


Sup Buntut Super Nendang
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 5 porsi

Tertarik dengan resep sup lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Sup Iga Sawi Asin dengan Slow Cooker
Sup Senerek : Sup Kacang Merah dengan Wortel dan Daging Sapi a la Magelang
Sup Ikan a la Singapore

Bahan:
- 1 kg buntut sapi
- 2 buah kentang besar, potong menjadi 4 bagian
- 2 batang wortel, belah dua memanjang dan bagi menjadi 4 bagian
- 4 batang besar seledri, potong sepanjang 1 cm (optional)
- 1 liter air

Bumbu dihaluskan:
- 8 siung bawang putih
- 1 sendok teh merica putih butiran
- 1/2 buah pala 

Bumbu lainnya: 
-  margarine untuk menumis 
- 1 butir bawang bombay, belah menjadi 8 bagian dan lepaskan antar lembaran bawang bombay
- 5 butir kapulaga Jawa/hitam
- 10 butir cengkeh
- 2 batang kayu manis, panjang masing-masing 5 cm
- 2 blok kaldu instan (optional)
- 1/2 sendok makan garam

Pelengkap:
- daun seledri cincang
- daun bawang rajang halus
- bawang merah dan bawang putih goreng
- sambal rawit atau irisan cabai rawit
- kecap manis
- emping goreng

Cara membuat:


Siapkan  buntut sapi, anda juga bisa menggunakan iga sapi. Cuci hingga bersih. Masukkan ke dalam panci, tuangkan air bersih hingga buntut terendam air. Rebus hingga air mendidih saja. Angkat panci dari kompor, buang air rebusannya dan cuci bersih buntut sapi di air mengalir. 

Cuci bersih panci bekas merebus buntut, masukkan buntut yang sudah dicuci kembali ke dalam panci. Masukkan air hingga buntut terendam, rebus hingga mendidih menggunakan api kecil sambil panci ditutup.


Sambil menunggu buntut direbus, siapkan wajan. Panaskan margarine hingga benar-benar panas, tumis bawang bombay hingga harum dan terbentuk karamel di permukaannya. Masukkan bumbu yang dihaluskan, aduk dan tumis hingga wangi. Tambahkan kapulaga, cengkeh, kayu manis, aduk dan tumis sebentar, jaga jangan sampai bawang menjadi gosong. Angkat.

Tuangkan bumbu tumisan ke dalam panci berisi rebusan buntut. Masak hingga buntut menjadi setengah empuk. Masukkan semua sayuran dan masak hingga semua bahan matang dan empuk, tambahkan garam, cicipi rasanya. Jika kuah berkurang tambahkan air panas mendidih sesuai selera. 

Gunakan api yang kecil saja hingga buntut menjadi lunak, api kecil akan membuat tekstur daging menjadi lembut, rasa kuah dan daging juga menjadi lebih sedap.


Masukkan semua potongan sayuran dan kaldu instan, masak dengan api kecil sambil panci ditutup hingga semua sayur menjadi empuk teksturnya. Cek dengan menusukkan kentang atau wortel menggunakan ujung pisau, jika pisau masuk dengan mudah maka sayur telah matang. 

Cicipi rasanya, sesuaikan garamnya dan angkat. Sajikan panas-panas dengan taburan daun bawang, seledri, dan bawang merah goreng. Super yummy!

81 komentar:

  1. Hallow Mba Endang, Salam Kenal ya..

    Mba ternyata Kantornya di Sampoerna Strategic ya?

    Saya suka ke sana lho hehhee

    Resepnya harus di coba nih, buat saya yang lagi batuk juga hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Holaa mba, salam kenal juga ya. Kantor saya di OCBC NISP tower mba, kebetulan kalau mau ke sudirman naik angkot 44 turun di sampoerna strategic hahaha

      silahkan dicoba sup nya ya, moga suka dan moga reda batuknya hehehhe

      Hapus
    2. waahh sy dulu juga tinggal di gg pete blok A mba..di kos2an pojokan.n dr dulu rajin buka blog mb endang..kalo tau selokasi medning sy datengin sekalian yah ngincip2 ..*ngarep hahhahahaahha

      Hapus
    3. halo mba, waah iya, daerah blok A memang banyak kos2an, deketan tuh sama rumah wakakka.

      Hapus
  2. haduh mba sore2 gini liat postingan sop buntut rasanya mau masak deh.. bahannya mudah sekali, nanti mau saya coba pas weekend deh... thx mba resepnya ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba raisa, sippp monggo dicoba ya mba, moga suka yaaa

      Hapus
  3. Keren mba endang.dalam kondisi sakit dan kleyengan masih bisa posting resep sup yg bikin ngiler :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. huaaa, walau teler nafsu makan tetap tinggi, mau beli sup buntut kok ya jauh ya, jadi nguprek sendiri didapur deh wakkakakk, niat dot com

      Hapus
  4. Hi mba endaang..salam kenal..selalu salut dgn web inspiratifnya dan konsep makanan yg anti ribetnya..hehehee..saya termasuk penggemar yg sudah praktek copas resep2 mba endang.. Btw utk resep ini apa tanpa dipresto bisa nendang empuk buntutnya mba? Trakhir nyobain resep tongseng maknyuss mba endang, aku terpaksa harus mempresto daginnya biar empuk xuxuxu..kl utk buntut pigimana yah mbaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, thanks sharingnya ya, senang sekali resep2 JTT disuka. Untuk buntut ini saya hanya masak di panci saja, dan hasilnya empuuk, saya masak pakai api kecil dan panci tertutup. Memang terkadang ketemu buntut yang keras, tapi buntut ini saya beli di pasar bukan supermarket. Saya masak juga gak terlalu lama hehehehe

      pakai presto boleh kok, masak dulu buntut sampai empuk, stelah presto dibuka baru masukkan sayur dan masak sampai sayur empuk yaa

      Hapus
  5. Mba... Itu aer rebusan pertama dibuang biar kuah sop nya bening gitu? Lah apa kaldunya ga kebuang dong jadinya?

    Anw, cepet sembuh yah mba endang... Hee resep tradisional ajah mba buat batuknya.. Kencur diparut diseduh air hangat campur madu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yep mba ridha, rebusan pertama hanya sampai mendidih saja dan tampak kotoran banyak mengapung ya, bukan sampai buntut empuk ya. air pertama ini sebenarnya bukan murni kaldu, tetapi darah beku dan busa kotoran yang banyak mengapung dan membuat keruh kuah dan rasanya jadi amis. dan ini sebaiknya dibuang.

      kaldu akan keluar ketika buntut dimasak lama dengan api kecil sampai empuk.

      thanks doanya yaa, saya masih gelontor pakai obat batuk aneka merk wakkakak

      Hapus
  6. Duh.. di sini suhu udara lagi dibawah 0 derajat C. Jd ngiler banget liat sup ini. Kalau pakai kapulaga hijau merubah rasa nggak ya? Aku nggak punya kapulaga hitam.

    ~Tuty

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba tuty, wah cocok tuh, lagi musim dingin disana memang paling mantep makan yang hangat2 hehehheh. pakai kapulaga hijau gak papa ya mba

      Hapus
  7. Mba, coba ngemut fisherman yang annissed. Mungkin membantu, di kala batuk menggelitik dan siap2 meledak, tambah minum air putih sedikit..

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mba Joyce, waah makasih ya mba, siang ini akan meluncur ke toko obat sebelah. tadi malam gak tidur semalaman tobat daah hehehe

      Hapus
    2. Fisherman tu permen pedes mba, di supermarket/minimarket jg ada.. OB Herbal jg mantep, tp jgn langsung ditelen, udah kerasa hangat lehernya, baru deh telen.. Aku jg kerasa batuk kaya gitu, nyiksa..hehehe.. Cepet sembuh ya mba..

      Hapus
    3. semoga sudah sembuh ya mb batuknya. Sy idem dg mb Joyce yg selalu gunakan permen fisherman. Lumayan redakan gatal tenggorokan.
      Klo utk batuk ada cara 'ndeso' yg selalu sy pakai tapi lumayan ampuh usir batuk. Siapa tau cocok. Batukan serang daya tahan tubuh. Pdhl klo malam kita terganggu tidur krn dia. Jd kalo mau tidur sy selalu tempel koyo di area 3 jari bawah ketiak. Bukan ketiaknya lho...hehe.. Biasanya akn pules tidurnya krn tidak terganggu batuk.
      Cepet sembuh deh

      Dian-Solo

      Hapus
    4. thanks ya mba dian dan joyce, yep ini sudah lumayan setelah akhirnya saya terdampar juga ke meja dokter. Udah segala macam obat di apotik disikat dan gak mempan wakakkakk.

      Hapus
  8. hallo mba salam kenal,, mba aku setiap masak knp bawang putih nya terlalu berasa mencolok bgt ya mba, pdhl sudah mengikuti sesuai resep..hehe maklum newbi mba,,mungkin mba ada tips nya.trimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mba irish, biasanya saya tumis sampai benar2 matang ya mba untuk bawag. cuman memang saya suka bawang jadi gak pernah bermasalah dengan rasanya walau banyak2 makenya hahhaha, jadi kalau terlalu banyak dikurangi saja porsinya mba

      Hapus
  9. Mba, mau tanya, kalau daging gitu tahan lama yah jika disimpan di freezer, maksimal berapa lama yah??kebetulan aku punya ikan dori beku juga di freezer, bingung mau dibikin apa, jadinya masih tersimpan di freezer aja. Maaf agak sedikit OOT ya mba. Terima kasih

    Nuraida

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba nuraida, menurut USDA (departemen kesehatan US) daging bs beku bisa tahan sampai 1 tahun di freezer ya mba. jadi gak perlu kuatir kok kalau mau nyetok ya

      Hapus
  10. Dear Mbak Endang

    Cepat sembuh ya dan sering seringin posting ya mbak . saya ga makan buntut banyak kolestrol , usia sudah menua jadi kudu aware sama kesehatan palingan ganti sama daging has dalem yg non lemak .
    Eh mbak tiap istrirahat siang saya buka JTT spy kalo lagi tanggung bulan belom gajian makan seadanya jadi berasa enak liat foto foto di JTT wkwkw

    mama tj

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mama TJ, thanks ya mba. Yeppp ini buntut memang lemaknya ampun banyaknya hehhehe, jadi terkadang saya masukkan ke kulkas biar lemaknya mengeras kemudian saya buang dah lemak2 diatas yang mengapung.

      thanks yaa sudah sering membuka JTT hehheheh

      Hapus
  11. Mb endang salam kenal. Kenalkan nama saya fanny mb, saya fans ny JTT

    Makasih mb, resepnya berhasil terus kloo dipraktekin, apalgi pertama kali bikin muffin cheese langsung dpet pujian suami, berhasil deh. Jadi semangat klo bikin kue lagi.

    mb endang, saya mau request resep kue sus maker dong mb, yg dalemnya pke isian daging ayam, atasny ada taburan keju. Makasih sebelumnya mb.

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mba fanny, thanks ya sudah menyukai jtt dan mencoba resepnya. untuk requestnya ditunggu saja ya mba, kalau ada waktu pasti akan dicoba ya.

      sukses selalu ya

      Hapus
  12. wah.... pas... nih... lg pengen masak sop buntut, pas dapet resep nya besuk sabtu siap di eksekusi =D

    BalasHapus
  13. Hallo mbk endang moga batuknya cepet sembuh ya.... saya baru buat sup ini tadi pagi tp buntutnya saya presto biar ngirit waktu he..he..he.. dan rasanya nendang banget beda dgn yg biasanya saya masak... mungkin krn tambahan kapulaga, cengkeh dan kayu manis ya... soalnya biasanya saya masak cuma pakai bumbu minimalis cm bwg pth sm merica aja dan sepertinya resep ini akan jd andalan saya buat masak sop buntut deh secara krucil2 saya suka banget makan sop buntut... buat mbk endang makasih ya krn resep2 nya bikin saya bisa masak enak untuk keluarga dan semangat dan terus berkarya... salam...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba yuni, thanks ya mba, ini masih batuk2 sedikit tapi udah lumayan sekarang.

      yep di prestto saja supaya cepat matangnya mba, memang nunggu merebus buntut bisa bikin senewen wakakak. thanks sharingnya, senang resepnya disuka. sukses selalu

      Hapus
  14. Hai mba Endang... salam kenal ya..
    Mau tanya, untuk merica dan pala, apakah rasanya tetap sama kalau menggunakan bubuk saja ?

    Salam, emily

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba emily, pakai 1 sendok teh merica bubuk dan 1/2 sendok teh pala bubuk ya

      Hapus
    2. Hai mba endang
      Saya suda 3x memasak sup buntut ini untuk tamu di rumah, dan semuanya memuji rasanya yg luar biasa enak. Padahal saya jarang memasak, tapi resep mba memang mudah dieksekusi, banyak tips-nya dan hasilnya mantap !!
      Sukses terus ya mba Endang ....

      Hapus
    3. Halo Mba, thanks shairngnya yaaa, senang sekali resep sup buntutnya disuka. hehehe

      Hapus
  15. Mba endang mksh dah ngasih resep2nya beberapa sdh di coba n berhasil nambah menu klg, cpt sembuh batuknya coba bkn jahe merah di pot keprek tambah ky mns n gula aren direbus mendidih di minum anget moga membantu

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba asih, thanks ya mba, dan thanks tips obat batuknya. Ini batuk parah banget segala obat sudah dicoba akhirnya saya menyerah dan ke dokter minta obat mujarab hehhehe, sekarang udah baikan mba.

      Hapus
  16. Akhirnya dapat resep untuk daging iga yang masih betah nongkrong di freezer. makasih mbak endang yang murah hati, semoga sehat selalu <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sipp Mb Afriana, moga sukses dan suka setelah dicoba yaaa

      Hapus
  17. Mba Endaaaaaannngg...

    Resep yg ini juga udah aku coba...sedap deh pokoke!
    Meski aku gak pake batang seledri yg gede2 itu...tapi rasanya tetap enak!
    Gara2 "nemu" blog-nya Mba Endang ini...aku sekarang jadi rajin masak...terutama masakan lauk & sayur untuk sehari2...Resep2 Mba udah banyak yg aku coba.
    Tau gak Mba?...Sebelum2nya aku tuh gak suka masak, gak bisa masak karena gak tau cara masak & bingung mo masak apa...Hampir tiap hari aku selalu beli masakan matang pesan dari ibu katering di komplekku... Kebangetan kan? Hehehe...
    Tapi setelah "nemu" blog Mba ini....urusan masak-memasak jadi ringan & menyenangkan...Suami & anak2ku jadi hepi banget.
    Tapi akibatnya suami & anak2 jadi malas diajak makan/jajan di luar...mereka lebih suka masakanku...Huhuhu...padahal aku kan kadang pengen refreshing & libur masak Mbaaaa...*Hahaha...Kok aku malah curhat ya?

    Maturnuwun sanget ya Mba...

    -Eva Shellina-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Eva, waaah saya membayagkan betapa happy-nya ketika keluarga suka dengan masakan kita. Berarti jerih payahnya terbayar haahah.

      thanks sharignya ya mba, senang sekali resepnya disuka dan JTT bs menginspirasi untuk memasak di dapur.

      sukses selalu yaaa

      Hapus
  18. Mbak, apa bedanya kalo pake seledri yang kecil2 itu sama pake seledri yang batangnya besar2? apa pengaruh ke rasanya?
    Salam, gayatri

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mba Gayatri, secara rasa berbeda ya mba, seledri batang besar tidak terlalu kuat aromanya sehingga lebih mild di masakan walau digunakan dalam jumlah bnyak ya.

      Hapus
  19. Mb Endang idolaku, toko halal deket rumah cm jual kapulaga ijo yg buat biryani. Kapulaga hitam kayanya ada di toko Indonesia tp jauh bgttt. Huhu.. Rasanya beda ga ya mb? Kalo iya, enaknya diganti apa atau diskip?
    -Dewi-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Dewi, pakai kapulaga hijau saja gak papa2 mba, aromannya tetap sedap kok hehehe

      Hapus
  20. Mbak pake kapulaga putih gapapa tah? Disini ga ada kapulaga hitam ataupun hijau :(

    Icha

    BalasHapus
  21. Oke mbak...saya penggemar resep masakannya mbak...baru sukses pake resepnya mbak..hehehehe...

    Mbak mau tanya lagi ya...kalau bumbu semacam lengkuas jahe kunyit waktu dihaluskan tidak perlu dikupas ya? Soalnya lihat dari gambarnya mbak sepertinya tdk dikupas.trus ukuran ruas itu ruas jari apa ruas yg di rempahnya ya mbak?

    Makasih ya mbak....

    Icha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Icha, thanks ya sudah menyukai resep JTT. Untuk bumbu jahe kunyit, kalau ukurannya kecil2 sya suka cuci bersih saja dan pakai bersama kulitnya. Kalau besar baru dikupas hehheh. Lengkuas nggak pernah dikupas, dicuci saja mba, asal disikat bersih oke2 saja kok,

      rusa jari tangan kita ya mba.

      Hapus
  22. Mbk endang,aku baru selesai bikin resep ini. Satu rumah pada suka. Buntutnya aku presto soalnya mls nunggu lama empuknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Elsa, thanks sharingnya ya, senang resepnya disuka ^_^

      Hapus
  23. Mbak Endang, terimakasih, resep ini jadi andalanku...

    BalasHapus
  24. Hallo mba endang, salam kenal.. aku pengunjung setia JTT, sdh bbrp resep yg aku coba, termasuk resep ini..padahal aku termasuk amatir bgt d dunia perdapuran, tp Alhamdulillah selalu sukses masaknya, instruksi pembuatannya jelas & memuaskan hasil akhirnya, keluarga semua juga suka masakannya..terimakasih ya mba utk resep2ny, sukses selalu buat mba endang..;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai, salam kenal juga yaa, senang resep JTT disuka, sukses selalu yaa

      Hapus
  25. Mba endang yg baik. Resep ini kalau pakai daging kambing ada yg harus di modif ga? Sy ga suka daging kambing,jd cuma masakin utk suami. Susah nyobainnya kalau ada yg kurang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba anissa, bs pakai daging kambing ya, menurut saya tdk ada yang dimodif mba.

      Hapus
  26. Hi, saya sudah 2x mencoba memasak sop buntut. Yang pertama kali pakai api besar dan yang kedua kali persis cara yang di resep ini di step api kecil selama 1 jam tetapi selalu berakhir dengan daging buntut yang keras. Boleh di kasih perkiraan waktu masak dengan api kecilnya itu berapa lama ya? Thanks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidak ada perkiraan waktu, yang jelas kalau belum empuk ya harus ditambah air dan masak terus sampai benar2 empuk, atau pakai panci pressure cooker supaya cepat empuk.

      Hapus
  27. Mbak... Mau tanya, kalo pake daging2 yang nempel di lidah sapi (yang kalo kita beli lidah tuh sepaket sama daging2 yang nempel itu), bisa gak ya?

    BalasHapus
  28. Salam kenal mbak endang, saya anjar...kemarin udah cobain resep mbak ini..dan alhamdulillah sukses berat ni...suami suka banget...
    Next mau cobain resep2 jtt lainnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mba Anjar, thanks yaa, senang resepnya disuka.

      Hapus
  29. Haii mbaakk endang salam kenal..udah pernah recook resep mb endang yg sup ayam pak min..sukses :D pada doyan..makasih udh bagi resepp hahaa..mau nyoba resep ini jg tp kalo di ganti kikil aneh ga y mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Heny, salam kenal juga ya. Thanks sudah menyukai resep JTT. Kikil tergantung kesukaan kali yaa hehehehe, bagi yang suka mungkin oke2 saja

      Hapus
  30. Mbaa endang aku akhirnya coba resep ini. Ya ampun enaknyaaaa.. Thanks ya mbaa resepnya. Top markotop pokoknya. Gbu ya mbaaa 😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Harsi, thanks yaaa, senang resepnya disuka, sukses yaaa

      Hapus
  31. Mbak Endang, dagingnya kalau dimasak pakai slow cooker bisa gak ya mbak? rasanya berubah gak ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa mb, mengenai rasa sih tergantung yaaa, saya bingung mau jawabnya

      Hapus
  32. Mbak ini resepnya super mantap. Ga nyangka bisa buat sop buntut rasa resto. Sekilo buntut dapet sepanci. Makannya puas. Ditambah buat sambel pake rawit setan. Bikin nambah terus. Rasa sudah ga diragukan cuma air sop keruh. Gimana caranya biar tampilannya lebih cantik ya mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, thanks sharingnya ya, senang resepnya disuka.

      Biasanya sih kalau daging direbus dulu dan buang air rebusan pertama yang keruh cukup membantu menumpas amis, dan warna keruh di kuah.

      Hapus
  33. Aku udah coba resep sop ini, harummm n lezat.. pakenya iga ga ada buntut soalnya.. emang kek makan sop di resto ya mba😍😍😍 thanks resepnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks Mba Marisca sharingnya, pakai iga atau buntut sama enaknya hehehe

      Hapus
  34. Mba Endang,
    Ada resep sop kambing? Atau resep ini buntutnya diganti kambing bisa tidak?

    BalasHapus
  35. Mb, itu kuahnya knp warnanya bs kuning ya mb?

    BalasHapus
  36. Hallo mbak Endang.....blm lama saya tahu JTT. Taunya krn adik saya info. Kalau sop buntut di bogor (maemun) itu dagingnya kok bisa merah ya mbak?
    Buntutnya sblm dipresto apakah perlu digoreng sebentar? Matur suwun nggih mbak Endang

    BalasHapus
    Balasan
    1. yep, digoreng dulu juga oke mbak, lebih gurih kuahnya

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^