Pages

17 Februari 2015

Tumis Kerang Asam, Pedas, Manis


Menyantap tumis kerang dengan rasa asam, pedas dan manis ini selalu membuat saya teringat dengan masa belasan tahun yang lalu kala tinggal selama tiga bulan lamanya di Malang. Kota sejuk ini memang menjadi tujuan utama bagi para siswa yang baru lulus dari daerah Jawa Timur seperti saya, untuk melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi. Selama tiga bulan saya menghabiskan waktu dengan mengikuti bimbingan belajar dan tinggal di sebuah kamar kos berukuran 2 x 2 meter. Pemilik kos adalah sepasang suami istri baik hati yang sudah cukup uzur usianya. Uang saku yang pas-pasan dan biaya bimbingan yang mahal bagi kemampuan kedua orang tua saya, membuat saya harus ekstra keras mengatur uang makan yang minim setiap hari kala itu.


Nah urusan makan ini selalu membuat saya pusing tujuh keliling. Malang, bagi saya waktu itu, termasuk kota yang mahal. Terkenal dengan bakso Malangnya bukan berarti saya lantas banyak mencicipi makanan berkuah yang sedap ini, karena bakso Malang walau dijual oleh pedagang gerobak sekalipun tetap saja harganya menguras kocek. Alih-alih bakso maka saya lebih suka makan di warteg di dekat kos yang mudah dijangkau, walau sedikit mahal karena lokasinya yang strategis. 

Terkendala dengan perasaan takut dan tidak adanya teman yang menemani membutuhkan waktu satu bulan lamanya bagi saya untuk menemukan warteg lainnya yang lebih menjanjikan. Jaraknya cukup jauh dari kos dan selalu ramai oleh anak kuliahan, tetapi warung yang satu ini memang super recommended, karena murah, banyak menu pilihannya dan sedap rasanya! Nah satu menunya yang selalu, dan selalu saya pesan adalah tumis kerang yang terasa asam, pedas dan manis. Hanya berlaukkan sejumput tumisan kerang dan segunung nasi panas telah membuat makan siang saya terasa nikmat waktu itu. ^_^ 

Hamper dari kecap Bango

Sejujurnya, tiga bulan di Malang ini juga merupakan pengalaman pertama saya tinggal jauh dari orang tua. Berbeda dengan kakak dan adik saya, Wulan, Wiwin dan Tedy yang sudah 'ngekos' sejak SMA, maka saya termasuk yang paling betah 'ngendon' di rumah. Setiap kali membayangkan hendak berpisah jauh dari orang tua, terutama Ibu, terasa berat rasanya. Hari-hari pertama saya di Malang banyak dilalui dengan perasaan 'homesick' dan leleran air mata jika teringat dengan keluarga di rumah, sehingga fokus belajar pun menjadi berkurang. Mungkin karena itulah yang membuat kenangan saya akan kota ini tidak terlalu terpatri kuat di dalam ingatan. Semua terasa berkabut dan blur, hanya otak foodie saya saja yang sepertinya masih tetap bekerja dengan baik karena satu-satunya kenangan yang terekam kuat adalah tumis kerang di warteg tersebut! 

Resep kerang ini juga merupakan resep yang saya praktekkan ketika pertama kali mencoba memasak kerang. Di Tanjung Pinang, kerang, gonggong dan jenis hewan bivalvia lainnya seperti  ini merupakan makanan sehari-hari, namun biasanya Ibu saya hanya merebusnya sebentar bersama sedikit rempah segar dan kami menyantapnya beramai-ramai dalam celupan saus yang pedas, asam dan manis. Di Paron, kami tidak pernah sekalipun mencicipi makanan dari jenis hewan laut apapun, selain langkanya penjual yang menjajakannya, juga harganya pasti luar biasa mahal. Namun ketika saya kuliah di Jogya, kerang cukup mudah ditemukan di pasar dan swalayan disana, sehingga saat hari libur dimana anak-anak kos sibuk menceburkan diri di dapur untuk mengasah skill memasak maka resep ini sering saya eksekusi dan tak pernah gagal kehilangan penggemar.


Kerang merupakan salah satu seafood favorit saya, namun terus terang jarang saya konsumsi karena alasan kesehatan. Kerang biasanya sering dikaitkan dengan kandungan mercury dan logam berat berbahaya lainnya. Ketika kerang hidup di air yang mengandung polusi maka hewan laut ini memiliki tendensi untuk menumpukkan material seperti logam berat dan polutan organik yang bertahan di dalam jaringannya. Ini disebabkan kerang menelan bahan kimia saat makan namun sistem enzym mereka tidak mampu untuk melakukan metabolisme bahan-bahan kimia tersebut, dan sebagai hasilnya adalah kandungan bahan kimia yang semakin menumpuk di tubuh kerang. Kondisi ini tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan si kerang, dan juga bagi manusia yang mengkonsumsinya. Karena kemampuan tersebut maka biasanya hewan moluska seperti kerang sering digunakan untuk memonitor kandungan dan tingkat polutan di suatu lingkungan perairan. Nah untuk lebih tahu mengenai efek logam berat bagi kesehatan, anda mungkin bisa membaca artikel saya di Pepes Ikan Mas dan Info Penting Seputar Ikan yang Perlu Anda Ketahui.

Untuk meminimalisir efek kandungan logam berat dan bahan kimia berbahaya di dalam kerang maka pastikan kerang yang anda konsumsi berasal dari perairan yang tidak tercemar. Walau tentunya agak sulit juga bagi kita menenentukan apakah kerang yang dijual di pasaran berasal dari perairan yang aman atau tidak, jadi langkah paling mudah adalah dengan mengurangi untuk mengkonsumsinya secara berlebihan.


Nah untuk resep tumis kerang asam, pedas, manis yang kali ini saya hadirkan sebenarnya juga merupakan salah satu resep tumisan yang saya tampilkan di buku kedua saya, Masakan Rumahan - 30 Resep Tumis, Goreng, Kuah. Resep ini sekaligus juga sebagai sarana untuk memberdayakan kecap Bango yang melimpah di rumah Pete. Beberapa bulan yang lalu, saya mendapatkan hamper dari kecap Bango yang berisikan paket aneka kecap, dan beberapa item lainnya seperti jam dinding dan celemek dari Mba Alita, Digital Agency Kecap Bango. Hamper ini diberikan sebagai ucapan terima kasih karena kecap Bango menggunakan salah satu gambar di JTT untuk ditampilkan pada media sosial mereka.  Well, saya tidak keberatan jika gambar di JTT hendak digunakan untuk keperluan promosi dan sejenisnya, tentu saja selama mencantumkan link dan sumber gambar. Pada kasus kecap Bango, saya sangat mengapresiasi sikap profesional mereka dengan mengajukan permohonan ijin di email. Apalagi kemudian diikuti dengan hamper Bango yang tentunya akan bermanfaat bagi dapur saya. Thanks Bango! ^_^

Berikut resep dan prosesnya ya.


Tumis Kerang Asam, Pedas, Manis
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 4 porsi

Tertarik dengan resep seafood lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Kerang Hijau Saus Padang
Kerang Hijau Rebus dengan Saus Asam Pedas Manis
Sup Seafood Batam

Bahan & bumbu:
- 2 sendok makan minyak untuk menggoreng
- 5 siung bawang merah, iris tipis 
- 4 siung bawang putih, iris tipis 
- 5 buah cabai merah keriting, iris serong tipis
- 5 buah cabai rawit merah, iris serong tipis
- 2 ruas jari jahe, pipihkan
- 3 ruas jari lengkuas, pipihkan  
- 1 sendok makan saus tiram
- 2 - 3 sendok makan kecap manis
- 1 sendok makan gula Jawa disisir halus
- 1/2 sendok makan gula pasir
- 3 lembar daun salam
- 3 lembar daun jeruk
- 350 gram kerang darah kupas
- 3 sendok makan air asam Jawa
- 250 ml air
- 2 sendok teh garam

Cara membuat: 


Siapkan wajan, panaskan 2 sendok makan minyak. Tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum dan matang, masukkan cabai merah keriting, jahe, daun salam dan daun jeruk. Tumis hingga layu dan harum.

Tambahkan saus tiram, kecap manis dan gula Jawa sisir, aduk rata dan tumis selama 2 atau 3 detik.


Tambahkan kerang darah, aduk rata. Masukkan sekitar 250 ml air, air asam Jawa dan garam. Aduk rata dan masak hingga kerang empuk dan air menyusut habis. Jika kerang belum empuk dan air habis, tambahkan kembali air dan masak hingga kering.

Cicipi rasanya, tambahkan garam jika kurang asin. Angkat dan sajikan dengan nasi hangat. Super yummy! 

Source:
Wikipedia - Bivalvia

22 komentar:

  1. hai mbak

    ini salah satu kegemaran saya nih . cuman sekarang udah gak isa makan lagi krn kolestrol...cuman bisa liat gambar sambil ngeces ... btw mbak cari baking powder yg double acting di mana ya ? Tx before .....fr mama tj

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, yepp kolesterol tinggi yaa, wwaak saya juga akhir2 ini takut banget makan seafood dan berlemak, sejak ngerasa tengkuk mulai pegel2, kek kolesterol naik huaa

      Hapus
  2. Hmmm... sy doyan bgt kl dibumbu mcm ini mba Endang... dulu ibusy sering mbikinin...

    Cukup dg nasi nngebul, d jamin nambah2 terus... hihihi....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Lina, yeppp setuju, soalnya kerasa banget ya rasanya, dan gak usah pakai tambahan lauk lainnya hehhhe

      Hapus
  3. Saya suka bikin Dan makan masakan ini.... Tapi jarang dapet kerang darah yang bagus di pasar. Biasanya sebelum di olah Dan setelah di cuci, kerang saya rebus/kukus dulu.. Di masak seperlunya, sisa nya masuk freezer :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, thanks sharing dan tipsnya ya, kebetulan kalau beli di spm sudah dalam kondisi terebus bukan versi segarnya. karena kalau yang masih segar memang susah yang masih oke ya

      Hapus
  4. enak nih mba...belum pernah masak kerang sendiri mba...wah jadi penasaran nih buatnya...
    mba fotonya asli buat ngiler deh..he he he..

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mba Monic, ini saya pakai kerang darah yang sudah direbus di supermarket Mba, bukan kerang segar. kalau kerang segar keknya lebih enak ya hehheheh

      Hapus
  5. Mbak.. Tanggung jawab nih.. Sy ngeces trs ngeliatnya.. Hehe.. Its looks so yummy.. Mbak.. Sy sll ragu nih kalau mau masak kerang krn tdk tau cara yg tepat utk mengolahnya.. Di pasar byk kerang segar tp itu hrs direbus dulu ato lgsg masak ya Mbak? Thx before Mbak..

    Yenny

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Yenny, kalau pakai kerang segar, rebus dulu sampai terbuka ya Mba, kemudian kuliti baru digunakan didalam resep ya.

      kerang sangat sedap, sayangnya kolesterolnya tinggi dan jarang nemuin yang segar di pasar hehehhe

      Hapus
  6. halo mbak salam kenal....saya liat resep tumis kerangnya jadi tergugah utk mencobanya ...apalagi anak saya sdh lama minta dibuatkan tumis kerang.....tapi krn faktor mualas untuk membersihkan kerang krn ribet jadi saya tunda dulu...hehehehe...saya ijin resepnya y mbak.... mbak saya ada usul bagaimana kalau di posting resep klappertart khas manado.... terima kasih sebelumnya mbak

    Palupi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Palupi, thanks ya mba, moga resep kerangnya membuat rasa malas hilang ya, heheheh

      klapertart sudah ada di JTT mba, tapi versi yang tidak dipanggang ya. salam

      Hapus
  7. hai mbak dulu malangnya di mana ya? saya juga penggemar mbak dari malang?
    sudahkah mbak mampir kembali ke malang,karena banyak wisata kuliner yg menanti anda disini

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba intan, wah saya lupa mba wakakka, jalan riau atau apa ya, udah lama bangett dan cuman 3 bulan disana hehehhe.

      wah malang pasti sekarang udah banyak berubah yaa, dan makanannya pasti makin enak2 hehehhe. kapan saya bs kesana lagi yaaa hiiks

      Hapus
  8. mbak intan, sepertinya dalam foto ada laos, tapi di resep belum tertulis :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah iya, sekitar 2 atau 3 ruas jari lengkuas ya mba, thanks yaa

      Hapus
  9. Kalau ibu saya biasanya nambahin tahu sama tempe kecapnya pun melimpah, dan ini salah satu makanan buatan ibu saya yg tidak pernah saya tolak (untuk tambah juga). Alhamdulillah kalau di bali masih belum begitu tercemar.
    Tapi domisili saya sekarang di surabaya huaaaaaa T_T (kok malah baper sih -_- )

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks sharingnya yaa, sayangnya di jakarta susah cari kerang tdk tercemar, sekarang saya stop makan kerang karena takut mercurynya.

      Hapus
  10. Saya dulu gak suka makan kerang,, tp setelah sering nyobain masakan kakak ipar jadi suka bget mba.hehe asam,manis,pedas.
    Dibumbui iris aja.. cabe merah+bawangmerah+bawangputih+daun bawang yg banyak.dan tomat agak banyak,karna gak pakai air numisnya.gula+garam+kecal. Cara masak iparku panaskan sdikit minyak lalu langsung tuang semua: kerang dan bumbunya.kalau tomat udah hancur,brrti udah matang.:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba Marisa sharingnya ya, kerang ditumis asam manis pedas gini bikin makan tambah banyak yaa hehehe

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^