Pages

18 September 2015

Resep Pacri Nanas dan Kedondong & Koreksi Halaman 50 Buku Ketiga JTT


"Masak apa hari ini Ma"? Tanya saya penuh semangat ketika baru saja pulang dari sekolah. Perut ini sudah terasa keroncongan, dan sekolah yang nun jauh dari rumah serta harus ditempuh dengan berjalan kaki memang membuat bocah berusia tujuh tahun, cukup ngos-ngosan. "Pacri nanas dengan ikan selar kuah kuning," jawaban Ibu langsung membuat wajah saya menjadi sumringah, hilang sudah semua penat di kaki. Kedua makanan itu adalah favorit saya dan walau dimasak berkali-kali dan berkali-kali setiap hari, saya tidak akan mengeluarkan kata protes. 

Tas sekolah lantas dilemparkan cepat-cepat ke atas kasur, dan dengan masih mengenakan seragam sekolah saya pun 'nangkring' di kursi makan menghadap segunung nasi berlaukkan pacri nanas dan ikan kuah kuning. Rasanya yang sedap sungguh tak tertahankan, membuat tak satupun kata terlontar dari bibir saya kala menyantapnya. ^_^


Kisah diatas terjadi ketika saya masih duduk di kelas satu bangku Sekolah Dasar dan waktu itu kami masih tinggal di Tanjung Pinang, Riau. Rumah kami di Tanjung Unggat, sebuah rumah kecil yang cukup terpencil dari tetangga lainnya. Hamparan hutan bakau dan pohon kelapa terbentang di belakang rumah, dan sebuah selokan selebar satu meter mengalir di depan rumah. Selokan ini mendapat pasokan airnya dari laut, jadi ketika pasang tiba air pun memenuhi selokan, luber hingga teras di depan rumah. Saat itu aneka binatang laut mulai dari yang seru untuk diperhatikan hingga yang aneh dan menjijikkan akan bermunculan di halaman. 

Ikan dan aneka seafood sangat murah di Tanjung Pinang, dan setiap hari lauk kami dipenuhi olehnya. Tak heran jika sampai sekarang ikan menjadi makanan favorit yang tak bosan-bosannya saya santap. Selain ikan, maka nanas menjadi buah yang cukup banyak diperjualbelikan. Buah-buahan dan sayuran seperti kangkung dan bayam merupakan komoditas yang mahal dan hanya warga tertentu saja yang bisa mengkonsumsinya secara rutin. Hanya daun singkong - saat itu banyak tumbuh di pekarangan warga - yang menjadi sayuran yang bisa kami nikmati setiap hari.  Namun buah nanas dengan ukuran yang besar, harganya sangat terjangkau dan untungnya Ibu memiliki resep sedap untuk mengolah buah ini menjadi teman makan nasi yang mantap, pacri nanas.  


Terus terang saya kurang tahu arti nama pacri, namun yang jelas masakan bernama pacri terbuat dari cabai merah yang dihaluskan bersama dengan bumbu dan rempah seperti kayu manis, kembang lawang dan kapulaga yang kemudian dimasak dengan kuah yang nyemek-nyemek. Rasanya kuat, karena kaya bumbu dan rempah. Masakan pacri merupakan hidangan khas Melayu, karena itu tak heran jika anda akan menemukannya juga di daerah lain seperti Aceh, Pontianak, dan negeri jiran, Malaysia. Selain nanas, maka kedondong, mangga muda atau buah dan sayuran dengan tekstur tidak mudah lembek sedap dimasak dengan bumbu ini. 


Membuat pacri super duper mudah dan resep yang saya berikan dibawah merupakan resep andalan Ibu saya yang sudah berkali-kali beliau praktekkkan di rumah. Sayangnya saat ini Ibu sudah jarang membuat pacri, "Membuat nafsu makan jadi bertambah besar," begitu alasan beliau dan memang pendapat itu benar adanya. Rasa pacri yang asam, manis, dan asin memang membuatnya sedap disantap bersama nasi yang banyak, bahkan seringkali saya menyantapnya tanpa lauk lainnya karena dengan pacri saja sudah terasa sedap. Namun jika ingin menggunakan lauk maka Ibu saya dulu sering menyuguhkan pacri bersama ikan goreng, atau ikan bumbu kuning yang resepnya bisa anda lihat pada postingan disini. 


Resep pacri nanas ini merupakan salah satu resep yang saya pilih untuk mengisi buku ketiga JTT yang berjudul 90 Masakan Rumahan Untuk Sebulan. Saya menggunakan nanas dan kedondong karena keduanya sedap ketika telah bergumul bumbu pacri yang laziz. Resep ini kini saya bagikan di blog JTT sebagai permintaan maaf sekaligus koreksi atas kesalahan cetak di buku, dimana proses pembuatan resep Udang Masak Singapur tercetak di proses pembuatan pacri. Seorang pembaca JTT dengan baik hati mengirimkan email koreksi, dan supaya semua pembaca JTT yang telah membeli buku tersebut tidak kebingungan maka resepnya saya hadirkan sekalian disini. 

Untuk membuat pacri nanas ini kunci utamanya adalah pemilihan buah nanas. Gunakan nanas Palembang atau nanas biasa yang memiliki tekstur keras dan kesat karena kandungan airnya yang tidak sebanyak nanas madu. Selain jenis buah nanas maka faktor kematangan nanas juga menjadi hal penting. Pilih nanas yang masih memiliki kulit berwarna kehijauan, tandanya nanas tidak terlalu matang sehingga teksturnya agak keras. Nanas seperti ini ketika dimasak dalam waktu lama tidak akan mudah lembek dan  berair, sehingga bentuk potongannya masih terlihat utuh di dalam masakan. Tips lainnya adalah tumis bumbu hingga benar-benar matang, gunakan minyak yang agak banyak agar bumbu tidak gosong dan matang dengan baik. Jika bumbu matang sempurna maka kandungan airnya tidak terlalu tinggi dan membuat masakan menjadi lebih tahan lama, walau memang idealnya pacri sebaiknya disimpan di chiller. 

Agar warna masakan berwarna merah membara maka gunakan cabai merah kering. Cabai kering selain membuat warna masakan menarik juga membuat bumbu menjadi kesat dan tidak terlalu berair. Nah bumbu pacri ini sebenarnya bisa juga anda manfaatkan untuk membuat acar buah a la Melayu yang berisikan aneka awetan buah seperti manisan mangga, salak, lobi-lobi, kedondong, atau pala. Caranya cukup tumis bumbu pacri hingga matang, jangan gunakan air sedikitpun di dalam bumbu baru kemudian potongan manisan buah dimasukkan ke dalam bumbu. Sebagaimana halnya pacri nanas maka acar buah ini sedap menemani nasi berlemak seperti nasi kebuli, nasi lemak, atau nasi minyak.

Berikut resep dan prosesnya ya.  


Pacri Nanas dan Kedondong a la Ibu Saya
Resep diadaptasikan dari  Ibu saya 

Untuk 8 porsi 

Tertarik dengan resep yang menggunakan nanas lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Kari Ayam dengan Nanas
Sup Tuna Asam Pedas dengan Nanas
Sup Kepala Salmon dengan Nanas 

Bahan:
- 1 buah nanas Palembang, kupas, buang hati tengahnya. Potong-potong dengan ukuran 3 x 3 cm 
- 1 buah kedondong, kupas, ambil dagingnya dan potong dadu 

Bumbu dihaluskan:
- 10 buah cabai merah kering, rendam air panas hingga lunak 
- 4 siung bawang merah
- 3 siung bawang putih 
- 3 butir kemiri
- 2 sendok teh ketumbar, sangrai 
- ¼ sendok teh jintan, sangrai
- 1 batang serai ambil bagian putihnya saja 
- 2 ruas jari jahe (1 1/2 cm)
- 1 ruas jari kunyit (1 cm)

Bumbu lainnya:
- 1 batang kayu manis panjang sekitar 3 cm
- 3 butir kapulaga
- 1 buah kembang lawang
- 4 butir cengkeh
- 3 lembar daun jeruk purut
- 3 sendok makan minyak untuk menumis 
- 1 sendok teh garam
- 2 sendok makan gula palem bubuk atau gula pasir 
- 1 sendok teh cuka masak 

Cara membuat:


Siapkan wajan, panaskan dua sendok makan minyak. Tumis bumbu halus dengan api sedang hingga harum, warnanya berubah menjadi gelap dan tidak pucat lagi. Aduk-aduk selama menumis agar bumbu tidak gosong. Bumbu harus benar-benar matang agar memberikan rasa yang sedap.  

Tambahkan kayu manis, kapulaga, cengkeh, kembang lawang dan daun jeruk, aduk rata dan tumis sebentar hingga daun layu. Masukkan gula, garam, dan cuka ke dalam tumisan. Aduk rata.



Masukkan kedondong, aduk dan masak selama dua menit. Masukkan nanas, aduk dan masak hingga nanas layu dan air tumisan habis.  Cicipi rasanya. Angkat.

Pacri nanas ini sedap disantap bersama nasi berlemak seperti nasi kebuli atau nasi minyak, atau dengan lauk berlemak lainnya seperti kari atau gulai.  Yummy!

22 komentar:

  1. Pacri nanas memang khas melayu dengan sedikit perbedaan. Di kota saya (Ketapang-KalBar) Pacri nanas dimasak dengan aneka rempah dan diberi santan kental dan sering juga diberi kerisik (kelapa parut yang disangrai dan ditumbuk hingga berminyak). Sedap dimakan dengan nasi panas dan ikan goreng... Sya pasti coba resep mbk Endang karna minus santan jadi bisa membantu mengurangi asupan lemak... ^^

    Oh ya mbk... Buku ketiganya apakah sudah bisa dipesan mbk?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Oka, yep umumnya pacri pakai kerisik dan santan ya, tapi untuk resep ini saya skip keduanya supaya rasanya lebih segar. Thanks sharingnya ya.

      yep bukunya sudah ada ya, bs pesan ke endangindriani@justtryandtaste.com jangan lupa nama, alamat dan no hape ya. thanks ya

      Hapus
  2. Nanas mmg enak dimasak apaaa saja.....ditumis pakai udangpun enak. Sy sering menggunakan nanas untuk masakan..krn bs ngurangin kolesterol jg kan..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Bunda Io, yep nenas memang mantap untuk aneka resep ya, vitamin C nya tinggi juga

      Hapus
  3. Bismillaah.

    Hmmm, seger kayaknya y mba,
    Cocok untuk menemani menu idul Adha nanti yaa. Karena menu nya daging dagingan. Hehe..

    Mba, itu di gambar pertama setelah bahan bahan dan cara membuat, ada gambar kayu manis, kapulaga, kembang lawang sama cengkeh ya mba.
    Tapi di resepnya gak ada.

    Salam kenal, Kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Kasih, thanks ya koreksinya, sudah saya betulkan ya mba di resep. Thanks yaa

      Hapus
  4. Woa... merah menyala!! Selalu terobsesi kalo liat makanan merah heheu.
    Duh Mbak End, aku ngeliat fotonya aja udah ngiler >,<
    Masuk list buat dicoba :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks ya Mba, moga suka setelah dicoba yaa, yep pakai cabai merah kering, hasilnya merh menyala hehehhe

      Hapus
  5. Ijin koreksi ya Mba Endang, di gambar terlihat daun jeruk dan bumbu kayu manis dll.. tapi di dalam resep tidak dicantumkan ...
    Salam, Neneng - Bandung

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Neneng, thanks ya, yep sudah saya koreksi ya Mba di resep. makasih yaaa

      Hapus
  6. belum pernah nyoba ni...keliatannya enak....
    makasih resepnya....

    BalasHapus
  7. Heemm kayaknya enak nih mbak, ntar dicoba ah.
    Mbaakk minta resep acar buah ala melayu dong... Aku suka banget dulu pernah dikasih hehe. Makasih ya mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Nadia, thanks ya. Acar melayu mirip sama bumbu pacri diatas mba, hanya saja tumis bumbu pakai minyak yang banyak dan nanasnya diganti dengan manisan buah2an ya

      Hapus
  8. Pagi,Mbak Endang,
    Mau nanya, kalau resep pacri nanas ditambahi daging boleh ga si? hehe..., (sak karepe dewe tenan).
    Mumpung masih ada daging dan nanas juga ditempat saya lagi murah. Kalau enggak, selain ikan, lauk pendamping pacri apa ya? kebetulan keluarga saya kurang suka ikan ( hasil masakan saya, kalau makan diluar si tetep aja doyan). Ohya, rasa pacri memang harus pedas ya? kalau biji cabe dibuang boleh ga? Makasih ya, Mbak?.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Inge, tidak umum ya pacri pakai daging tapi menurut saya pakai daging sapi enak2 saja ya, hehehhe. Masak dulu irisan daging spinya sampai empuk baru masuk nanas yaa. Pacri gak harus pedas, buang sja biji cbainya ya

      Hapus
  9. Akhirnya... request pacri nenasnya dikabulin ya mbak endang.. Makasih loh mbakkk.. Udah lama ga buka-buka jtt krna lagi diet mbak, takut khilaf kalo mampir sini.. Hahahha.. Terbuktikan sekarang udah ga sabar pengen eksekusi pacri nenas ini.. Wkwkwkkkk... Btw, selamat ya mbak buku ketiganya udh terbit.. Kayaknya yang buku satu ini juga harus punya... Sukses dan sehat terus ya mbak endang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Shenan, thanks ya, moga suka dengan resep pacri nanasnya. Di resep ini saya gak pakai santan dan kelapa sangrai tumbuk, tapi kalau mau ditambahkan silahkan ya.

      Hapus
  10. Salam kenal mbak Endang. Saya dari Riau. Pernah makan pajri tapi gak pernah buat. Ehh ... ketemu resep di blog mbak Endang jadi seneeng banget. InshaaAllah akan coba buat sesuai resep mbak. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal Mba Lala, thanks sharingnya ya, semoga resep pajri nya sesuai dengan selera yaa, sukses selalu! ^_^

      Hapus
  11. Wahh terima kasih ya mba endang resepnya, pacri ini memang salah satu favorit, tp pacri yg pernah sy makan ditambah terong dan dan minus kedongdong, jd penasaran sama pacri resep mba endang

    BalasHapus
    Balasan
    1. biasanya hanya nanas saja, kalau terong malah saya belum pernah. kedondong hanya campuran saja.

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^