Pages

03 September 2015

Resep Sup Iga Daun Kedondong & Apalah Arti Sebuah Nama?

Resep Sup Iga Daun Kedondong JTT

Minggu lalu, anggota keluarga besar saya bertambah. Diar, istri adik saya, Tedy, baru saja melahirkan anak keduanya, seorang bayi perempuan mungil bernama Aruna Salma yang berarti karunia yang sehat. Bermata sipit, berkulit putih dengan rambut yang sekelam malam tergelap, tebal dan lebat, Aruna tampak seperti malaikat kecil dalam dekapan selimut lembut yang membungkusnya.  Terus terang, saya dan adik saya, Wiwin, terkagum-kagum juga dengan kreatifitas Tedy memberikan nama. Kedua putri moleknya memiliki nama yang cantik dan mengandung makna yang indah. Kalau sudah seperti ini  saya sering menyesali 'ketidakkreatifitasan' alm. Bapak saya mencari nama untuk anak-anaknya. Dulu ketika saya masih duduk di sekolah dasar, saya seringkali protes berat ke Bapak mengenai nama ini. Saat itu saya duduk di kelas enam SD, dan teman-teman sekelas yang merasa tidak puas dengan nama mereka beramai-ramai menggantinya, agar tampak manis di ijasah pertama kala lulus dari SD kelak. Pada jaman itu tidak semua anak memiliki akte kelahiran, jadi nama asli mereka masih bisa dirubah sesuka hati sebelum ijasah SD dan akte resmi dibuat.

"Aku juga mau diganti namanya Pak, aku nggak suka dengan namaku," protes saya ke Bapak yang hanya tersenyum-senyum saja mendengarnya. "Memangnya apa yang salah dengan nama Endang? Ringkas, mudah diingat dan orang tidak akan salah menyebutnya," jawaban Bapak yang kalem membuat saya bertambah kesal. "Apa bagusnya nama Endang? Semua orang memanggil aku Ndangdut, Gendang, Kendang, Kandang"! Tukas saya meledak-ledak lengkap dengan 2 buah tanduk imaginer yang tiba-tiba tumbuh di pucuk kepala dan cuping hidung yang menyemburkan api bak naga. ^_^ 

Resep Sup Iga Daun Kedondong JTT
Resep Sup Iga Daun Kedondong JTT

Tentu saja permintaan saya tidak digubris oleh Bapak, mungkin pusing juga kepala beliau harus mengurus perubahan akte kelahiran ke pengadilan dan Catatan Sipil. Jadi walaupun aneka proposal nama yang menurut saya manis seperti Cintya, Desy, Anita diajukan, semua ditolak mentah-mentah dan tampaknya saya harus berpuas diri dengan nama Endang. Tatkala melihat muka saya yang suram berhari-hari, Ibu pun membujuk saya, "Sudahlah Nduk, disyukuri saja nama yang sudah diberikan Bapakmu. Nama Endang itu sebenarnya pemberian Mbah Wedhok, dulu Bapakmu hanya memberikan nama Indriani saja. Tapi karena susah disebut, Mbah menambahkan nama Endang di depannya." Dan mata beliau menerawang seakan mengingat momen sebelas tahun yang lalu itu terjadi, ketika Mbah Wedhok mengajukan petisi, "Opo tho Yah, anak kok namanya Indrin. Susah dipanggilnya! Endrin sekalian nanti namanya." Endrin adalah merk dagang racun tikus yang kala itu sangat populer. "Wis, tak panggil Endang saja anak ini"! Diiringi bunyi guntur yang menggelegar dan bersama ribuan endang-endang lainnya yang tersebar di tanah Jawa, nama itulah yang kemudian melekat di saya hingga detik ini.  ^_^

Resep Sup Iga Daun Kedondong JTT
Resep Sup Iga Daun Kedondong JTT

Tapi apakah saya lantas melupakan 'masalah' tersebut? Tentu saja tidak! Walau Shakespeare mengatakan 'apalah arti sebuah nama' namun saya sama sekali tidak termakan dengan ide itu karena bagi saya 'it means a lot!' Jadi ketika googling menjadi trend untuk menemukan informasi sekecil apapun yang sulit untuk ditemukan maka saya pun iseng mencari arti nama Endang disana. Hasilnya sungguh-sungguh mengecewakan. Kata 'endang' ternyata tidak mengandung makna sama sekali, kecuali kalau saya memang mau nekat mengaitkannya dengan kata dalam bahasa Inggris 'endangered' yang artinya 'terancam punah'. Hah?! Di kepala saya lantas terbayang memelasnya wajah orangutan di Sumatera yang memang sedang terancam punah. Tobat! Mungkin saya sama dengan mereka! "Tega benar Bapak memberikan nama ini ke aku"! Lolong saya kepada rumput yang bergoyang. Lebaydotcom ^_^

Tapi memang ada hal-hal yang tidak bisa kita paksakan untuk berubah, walau rasanya hidup ini sebenarnya terpaksa untuk menerimanya, termasuk perkara nama ini. Pada akhirnya saya pun bersahabat dengannya, bersyukur telah menyandangnya, dan berusaha melupakan kenangan puluhan tahun yang lalu di sebuah jalan sekolah di SD Gelung 2 di Paron. "Endang susilowati mlebu kandang diambung sapi. Sapi ne aku! Hahahaha," nyanyian tengil bocah-bocah lelaki teman-teman sekelas saya ini dulu merupakan makanan yang harus saya santap hingga eneg rasanya, setiap hari. ^_^ 

* Terjemahan. "Endang susilowati mlebu kandang diambung sapi. Sapi ne aku"!: "Endang susilowati masuk kandang dicium sapi. Sapinya, saya"!

Resep Sup Iga Daun Kedondong JTT

Wokeh kita kembali ke resep sup iga yang kali ini saya posting. Ada banyak sekali varian sup iga, namun yang menggunakan daun kedondong memang baru kali ini saya coba. Masih teringat dengan resep 'Lempah Ikan Kakap dengan Daun Kedondong' yang pernah saya bagikan sebelumnya? Anda bisa klik resepnya disini. Nah masakan yang menggunakan daun kedondong memang terasa sedap, segar dan merangsang nafsu makan, tentu saja dengan catatan anda menggunakan daun kedondong muda yang terasa lembut ketika dimasak. Sayangnya, daun kedondong yang dibawa asisten rumah saya, Heni, dari kampung ini terasa alot dan keras karena telah tua. Agar tetap bisa dimanfaatkan maka saya meremas-remas si daun hingga hancur dan merebusnya dalam waktu yang cukup lama. 

Tidak ada daun kedondong? Bukan masalah. Walau daun ini memberikan rasa asam dan aroma yang khas, namun perannya bisa digantikan dengan daun asam jawa yang masih segar, belimbing wuluh, tomat muda, air asam jawa, air perasan jeruk nipis, atau cuka dapur biasa. Selain iga, maka potongan buntut sapi, daging ayam, daging sapi juga sedap diolah dengan cara ini. Rasanya yang asam segar memang maknyus jika disantap bersama sepiring nasi putih hangat, dan jika terasa kurang pedas maka hancurkan cabai rawit di sup hingga lumat dan aduk bersama kuah sup di mangkuk. Mantap! Ah sampai mengeces saya menuliskan resep dan membayangkan rasanya. ^_^

Berikut resep dan prosesnya ya! 

Resep Sup Iga Daun Kedondong JTT

Sup Iga Daun Kedondong
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 5 porsi

Tertarik dengan resep sup iga lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Sup Iga Sapi Sawi Asin dengan Slow Cooker
Sup Iga
Sup Buntut Super Nendang

Bahan:
- 1 kg iga sapi, potong sesuai ukuran yang diinginkan
- 1 liter aie, tambahkan jika kuah kurang
- 2 - 3  genggam daun kedondong muda, remas-remas hingga hancur

Bumbu dihaluskan:
- 4 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 3 buah kemiri, sangrai
- 1/2 sendok makan terasi, bakar

Bahan dan bumbu lainnya:
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
- 4 siung bawang merah, rajang tipis
- 4 siung bawang putih rajang tipis
- 20 butir cabai rawit utuh
- 3 buah cabai hijau besar, iris serong tipis
- 3 lembar daun salam
- 4 lembar daun jeruk purut, sobek kasar
- 2 batang serai, ambil bagian putihnya dan memarkan
- 2 ruas jari kunyit (2 cm), dimemarkan
- 2 ruas jari jahe (1,5 cm), dimemarkan
- 3 ruas jari lengkus (sekitar 4 cm), dimemarkan
- 3 sendok makan air asam jawa
- 1/2 sendok makan garam
- 1/2 sendok teh merica bubuk

Cara membuat:

Resep Sup Iga Daun Kedondong JTT

Siapkan iga yang sudah dipotong-potong dengan ukuran sesuai selera. Cuci hingga bersih. Siapkan panci, masukkan iga dan tambahkan air hingga iga terendam. Rebus dengan api besar hanya hingga air mendidih saja dan kotoran tampak mengapung di permukaan air rebusan. Tiriskan iga, buang air rebusannya yang kotor. Cuci bersih iga dari kotoran yang melekat. 

note: tahapan ini tidak akan menghilangkan kaldu di iga, tetapi tujuannya hanya untuk membuat kotoran berupa darah dan lendir yang melekat dan membuat kuah sup menjadi bening dan tidak terasa amis. 

Masukkan iga ke dalam pressure cooker (panci presto), beri air hingga iga terendam. Tutup rapat hingga terdengar bunyi klik atau ikuti instruksi yang tertera di buku mengenai cara pemakaian panci presto anda masing-masing. Saya menggunakan pressure cooker merk Maxim dengan kapasitas 7 liter. Biarkan katup uap tetap terpasang di tutup panci. Rebus dengan api besar hingga terdengar desisan pertama, kemudian kecilkan api hingga benar-benar kecil dan rebus selama 1 jam.

Matikan kompor dan biarkan panci hingga bisa dibuka dengan mudah. Jangan paksa membuka panci sebelum waktunya. Sisihkan. 

Note: Anda bisa merebus iga dengan panci slow cooker selama 4 jam hingga empuk atau gunakan panci biasa dikompor. 

Siapkan wajan atau panci lainnya, beri 2 sendok makan minyak. Panaskan hingga minyak benar-benar panas, tumis bumbu halus hingga harum, matang dan warnanya berubah menjadi lebih gelap.  

Resep Sup Iga Daun Kedondong JTT

Masukkan irisan bawang merah, bawang putih, cabai, daun salam, daun jeruk, serai, kunyit, jahe, lengkuas, aduk rata dan tumis dengan api sedang hingga daun bumbu layu. Tambahkan rebusan iga beserta airnya, aduk rata.

Masukkan daun kedondong yang telah diremas, air asam jawa, garam dan merica bubuk, aduk rata dan masak hingga mendidih dan daun kedondong menjadi matang dan empuk. Tambahkan air jika kuah berkurang, cicipi rasanya, sesuaikan asinnya. Angkat dan sajikan panas-panas. Super yummy! 

36 komentar:

  1. Mbak cerita prolognya XD
    maaf ya mbak, aku malah ketawa baca prolognya hahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahhah, tapi itulah yang terjadi waktu itu Mba, sampai sekarng masih sering menyesali betapa tidak kreatifya ortu saya waktu itu hahahha

      Hapus
  2. hahhahahha.. ih sama banget mbak endang... saya dulu waktu kecil juga kurang puas dengan nama yang diberikan orang tua... huruf awal nama saya S membuat nomor urut absen dikelas nyaris menjadi nomor buncit membuat saya sebal (bingung juga sekarang kenapa dulu harus sebal dengan hal seperti ini.. hahahaa) atau nama yang sering diplesetin menjadi senin... hiihiiiii... ternyata saya sejak kecil sudah punya bakat banyak ngeluh yaaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaak, iya juga yaa, saya selau didepan kalau absen karena huruf E, kayanya cuman itu yng saya syukuri Mba Shenan hahahha. Ada begitu banyak nama bermakna tapi nasib saya memang bersama endang wakkakak., Kok saya malah curhat

      Hapus
  3. Hahahaa.. gak bosen2nya baca prolog jtt.. lucu bgt mba..
    Kyknya kasus nama itu banyak yg mengalaminya, termasuk saya ^^
    Waktu masih sd sering kesel sm ledekan tmn2 dgn nyanyiannya "isabella mancing dilaut......" jgn diteruskan ya nyanyiannya, krn smpai skrg msh gak terima sm nyanyian itu ^^
    Belum cukup sm nyanyian, manggilnya pun seenaknya, ada yg manggil belo, bel sekolah, kobel, obel, abel, dan lain2 :'(
    Itu baru jaman sd, smp lain lg, tp masih mending smp, nyanyiannya beda, berganti sm lagu malaysia yg ngetop tuh, "isabella adalah..kisah cinta dua dunia...."
    Ternyata setelah tanya k mama, konon yg kasih nama itu nenek dari papa, jadi pas aq lahir terdengar lagu itu, jadilah dikasih nama isabella..
    Well, untungnya ada artis terkenal Bella Saphira, jadi terselamatkan gak diledek lg, sekalipun diledek jd dipanggil Bella Shapira ^^
    Yah skrg sih terima aja sama nama itu.. Mau gimana lagi kan, meskipun diledek tp banyak kenangan yg tak terlupakan, ya gak :D

    Bella

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Bella, waak ternyata banyak yang pernah menyesali namanya masing2 ya, bahkan untuk nama secantik Bella wakakka. kalau saya langsung sujud sukur dikasih nama Bella Mba, hanya sayangnya kayanya ortu saya gak bakalan punya ide itu sampai kapanpun wakakkak.

      thanks sharingnya yaaa, sukses dan sehat selalu!

      Hapus
  4. Menurut cerita ibu, waktu ak lahir bapak udah nyiapin nama mega utari bla bla bla...tapi karna kepanjangan dan ribet akhirnya ibu ngasih nama Sugiarti. Kenapa? Karna ak lahir tgl 1, bapak baru gajian dan ibu baru dpt uang arisan hiks..hiks. Dulu sempet kesel sama ibu, kayanya lebih keren kalo namaku Mega Utari bla bla bla....sampe skrg masih suka kesel sih hehehe
    Btw supnya keliatan seger banget mba Cintya eh mba Endang (xixixi), weekend besok mau coba ah tapi pake daging sapi aja sekalian ngabisin stok daging di freezer. Makasih resep dan ceritanya ya hug hug

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa bahkan setelah setua ini saya masih sering menyesali nama Endang, dan masih suka berandai2, andaiiiii nama sayaaaa wakakakak. Kacau banget.

      Setidaknya Mba Sugi, namanya penuh dengan arti dan makna, dan tentunya doa dan harapan yang baik yaa.

      Sukses dan sehat selalu, dan semoga resep supnya disuka yaaa

      Hapus
  5. Di Sulawesi ada masakan daging pake daun kedondong jg mbak. Seger, kuahnya lebih bening, tawaoloho namanya, kalo gak salah tulis. Bukan orang sana jg soalnya. Haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Mba Yohana infonya, yep saya sudah guugling dan benar kok, ada masakan khas sulawesi bernama tawaoloho yang berkuah bening dan menggunan daun kedondong hutan,

      Hapus
  6. Wakakakakk. Lucuuu ceritanya Mbak Endang. Rasanya stress sy berkurang stlh baca ini. ^^
    Btw Mbak, Endang itu salah satu nama yg paling banyak dipake di Jawa karena kata sodaraku maknanya 'perempuan yang tenang', khas gambaran gadis Jawa.


    Ummu Attaqi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Ummu Attaqi, waaah makasih infonya yaa. Nah saya baru kali ini tahu arti endang adalah 'perempuan yang tenang' wakakka, kayanya meski Mbah saya juga gak tahu itu artinya hahahha.

      senang cerinya bisa menghibur Mba hehehhe

      Hapus
  7. Senasib soal nama mba. Nama saya singkatan hari lahir yg pas 17 agustus. Msh suka ga terima juga tp ya sudahlah #ikutan curhat wkwkwkw.. btw supnya nampak lezat.. klo ga malas aku coba ntar mba hihihi. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Harsi, kayanya hampir semua anak pernah merasakan tidak suka dengan namanya yaaa, padahal klau disuruh milih sendiri nama masing2 belum tentu juga oke ya wakakkak

      Hapus
  8. Hihihi mba endang lucu banget sihh.. Buat novel dong.. Pasti banyak yg beli deh.. btw kaya anak aku skrg dia lg bete, krn namanya diledekin temennya jd abiyuu.. Padahal nama dia Abimanyu, baru 3hri yg lalu dia minta ganti nama, momm boleh ganti nama aku jng Abimanyu lg? >.< kayanya dilema anak sd begitu semua,, sedang mencari jati diri menemukan nama yg cocok buat mereka.. Hihihihi kisss mba endang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Lala, thanks sharingnya yaa. Yep setuju, memang masalah nama ini salah satu dilema anak SD wakakkak. Moga Abimanyu udah nggak merengek minta ganti nama lagi yaa hehheh

      Hapus
  9. Hahahaha..ngakak mbak baca prolognya
    aku bayangkan ini rasanya asem-asem segeeer :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Mba Tatit, hehehe. Yep rasanya asem2 segeeerrr Mb hehehe

      Hapus
  10. Hahaha...lucu banget Mbak Endang prolog nya. Saya sampe inget, lagu "Endang Susilowati mlebu kandang diambung sapi" itu emang lagu wajib anak SD di Jawa ya mbak. Hahaha. Sangat familiar banget lagu itu di jaman SD saya. Haha. Tapi emang rata2 anak2 emang suka manggil nama temen seenaknya ya mbak. Haha. Ga berenti ketawa deh ama postingan kali ini :D



    Renny

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaak kita sama Mba Renny, lagu itu yang dulu saya benciiiii setengah mati. Dulu itu lagu (mungkin sekrang juga masih) ngetrend bunget dan saya selalu marah2 kalau ada yang iseng nyanyiin lagu itu hahahhah.

      Hapus
  11. Sup Iga ini mirip lempah iga daun kedondong di Bangka (Bangka-Belitung), cuma dia berkuah kuning karena di tambahkan kunyit, lengkuas, serai, cabai, terasi, dll yang di blender/ulek halus. Rasa & aromanya begitu nikmat apalagi dengan daun kedondong dg rasa asam yang khas (beda dengan asam biasa atau asam belimbing), secara garis besar sama dg bumbu sup mbak endang hanya saja lebih kuning dan tidak pakai kemiri dan daun salam ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Yanni, yep betul Mba, mirip2 lempah kuning khas Bangka ya. Saya sudah pernah juga buat lempah beberapa kali karena memang segar dan mudah dibuat, dan pasti selalu tandassss disikat sampai tetes terakhir, wakaka

      thanks sharingnya yaa

      Hapus
  12. ternyata mbak endang ini selain jago masak, juga berbakat jadi penulis hebat, entah kenapa saya lebih menikmati tulisan di cerita prolog daripada membaca resepnya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks sharingnya mba Nunik,

      soalnya kalau cuman sharing resep kok kayanya membosankan banget ya hahahhah.

      Hapus
  13. Memang sepertinya ada masa dimana anak2 tidak puas dengan namanya..kayak aku dikasih nama dah bagus berlianti tp ya msh protes aja.tp alhamdulillah sekarang dah damai sm mana sendiri..

    Oya mbak disini (cepu jateng)jg ada masakan pake daun kedondong namanya asem2 daun kedondong
    Bahan2:
    -Daging sapi paling sedap pake daging iga ditambah lemak sapi yg bagus yg gak ngendal wktu dingin
    Bumbu:
    Bawang merah,putih,iris tipis
    tomat hijau,cabai rawit hijau, rajang kasar
    Daun salam,laos digeprak
    Cara buat:
    Rebus daging sampai empuk,potong2
    Tumis bawang merah, putih,cabai,laos,salam.masukkan tomat,tumis sebentar saja.masukkan bumbu tumis kedalam rebusan daging yg sudah mendidih. masukkan daun kedondong tambahkan garam dan gula.sajikan panas... seger banget mbakkk... simpel tp uenak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Berlianti, namanya cuakep buanget Mba, kalau Bapak saya kasih nama itu saya ggak akan protes wakkakak. Tapi memang anak2 selalu saja tidak puas dengan nama pemberian ortu yaa hehheh

      thanks resep asem2nya yaa, wah ini kayanya segar dan mantap! sesuai sama selera saya wakkkak, Kalau daun kedondongnya sudah ada pasti akan dicoba. Thanks yaaa

      Hapus
  14. awwhh... selalu sukaaak ama tulisan2 dan resep mba Endang.. swegerrr!! <3 <3
    seru deh cerita mba Endang pas kecil, hebat euy memori nyaa.. *ngiri >_<

    akupun waktu kecil sempet sebal sama nama miriam, dipanggil jadi meriam bambu lah.. mariam.. hadeh.. mpe diganti ama si guru pas SD jadi Mira , senanglah hatiku :p gantian ayahku yg protes wkwkw.. stlh gede ya weslah.. Miriam is my name :D

    ditunggu cerita2 dan resepnya selaluuuw..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Mba Miriam, waah senang sekali resep dan tulisannya disuka. Namanya cantik mba, hehhehe, anak2 SD memang suka jahil yaa.

      Thanks sharingnya yaa, sukses selalu

      Hapus
  15. Sama mbak endang, cuman bedanya nama panggilanku itu nina..nama asli christina...klo kenalan pk nama nina pasti terusannya lagu nina bobo...nah klo pk nama christina terusannya dipanggil kristina martha tiahahu..tiahuhu.hu..hu....pokoke plesetan nama pahlawan itu loh...krn ga bisa ngelak dgn nama akte lagi yaudah pk nama christina aja...nama panggilan ga pernah dikenalkan pada dunia luasss

    Btw, dulu ada temen sy org bangka belitung bawain sayur dr daun kedondong jg klo g salah...abs rasanya asem seger gitu..enaaakkk bgt..tp gatau sayur apa itu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Nina, memang perkara nama ini dulu waktu kecil suka membuat kesal yaa, mana anak2 kecil itu jago plesetin nama hehehe

      thanks sharingnya yaa, sukses selalu! ^_^

      Hapus
  16. Mba En, saya baru search arti nama endang...
    Endang : tenang, halus
    Indriani : auranya cantik
    maknanya bagus lho Mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, waah saya baru tahu itu artinya wakkaka, thanks infonya yaaa. Berarti alm.Bapak dan Embah saya salah memberikan nama, soalnya saya sama sekali bukan tipe halus/tenang dan aura saya biasa2 saja wkakakkaka.

      thanks sharingnya yaaaa

      Hapus
  17. Saya sengaja beli pohon kedondong yg dicangkok untuk bikin masakan ini..
    Cukup lebat,dan banyak sekali pucuk daun muda nya
    Terimakasih mba endang atas resepnya yg maknyusss..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah apa saya harus beli pohon kedondong cangkok juga yaaa?? cari daun kedondong susah di sekitar rumah, sedangkan ada resep dr daun kedondong lainnya yang pengen saya coba wakkakkaka. thanks sharingnya yaa

      Hapus
  18. makasih mbak resepnya, dah aku coba dan hasilnya memuaskan,pas lihat pertama resepnya kok kayaknya males ribet gtu, eh pas dah mateng langsung dihabisin orang rumah, izin share resepnya ya mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba Erna sharingnya, senang resepnya disuka, sukses yaaa

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^