28 Oktober 2015

Resep Gurame Siram Tauco & Sekilas Sharing Tentang Food Photography


Resep Gurame Siram Tauco Dengan Cabai Merah Kering JTT

Seorang pembaca JTT pernah bertanya ke saya melalui email, "Mba Endang, saat ini saya sedang mendalami food photography. Apakah bisa dishare mengenai teknik food photography yang dilakukan, misalnya berapa ISO, shutter speed, aperture dan teknik pencahayaannya"? Memang selama ini saya tidak pernah menampilkan satu artikel pun mengenai food photography di JTT, bukan karena enggan berbagi untuk ilmu yang satu ini, melainkan karena sangat menyadari kemampuan fotografi yang pas-pasan. Walau beberapa buku mengenai teknik memotret makanan pernah saya lahap dan setiap kali mengambil gambar selalu berusaha mengingat tips dan trick yang diberikan tetap saja ujung-ujungnya hanya jepret-jepret tak keruan yang saya lakukan. Apalagi tergesa-gesa dalam melakukan segala sesuatu sepertinya sudah menjadi 'motto' saya dan tergesa-gesa dalam memotret makanan termasuk di dalamnya. Jadi ketika hidangan telah matang, 'boro-boro' teringat dengan segala tips maka yang saya lakukan adalah cepat-cepat mendudukkan piring di meja dan mengambil gambar sebanyak-banyaknya. Modal utama saya selain kamera (tentunya), adalah cahaya matahari yang maksimal. ^_^

Resep Gurame Siram Tauco Dengan Cabai Merah Kering JTT
Resep Gurame Siram Tauco Dengan Cabai Merah Kering JTT

Belajar memotret sebenarnya saya peroleh secara otodidak, hasil kutak-katik tombol kamera yang berulang kali saya lupa fungsinya untuk apa. Untuk menambah ilmu  agar fungsi kamera lebih maksimal diberdayakan dan tidak hanya mengandalkan pada tombol 'auto' maka berbagai artikel di internet dan buku mengenai food photography sedikit demi sedikit saya lahap. Informasi di dalamnya pun berkali-kali saya lupa karena otak yang lemon tea alias 'lemot' jika berhubungan dengan gadget dan teknologi. Namun jika anda berminat untuk mendalami bidang ini maka ada satu buku yang saya rekomendasikan untuk dibaca, buku ini juga sering saya bawa kemana-mana untuk mengisi waktu di jalan, judulnya Plate to Pixel: Digital Food Photography & Styling oleh Helen Dujardin, foto bukunya akan saya cantumkan menyusul. 

Setahu saya buku ini hanya ada dalam versi bahasa Inggris, dan dibeli di Singapura karena beberapa toko buku impor di Jakarta tidak memiliki stock-nya ketika saya cek waktu itu. Buku ini sangat lengkap dan detail membahas mengenai bukan hanya menjepret kamera namun juga mempersiapkan hidangan agar tampil menarik ketika difoto (food styling). Beberapa food blogger luar banyak yang merekomendasikan buku ini, jadi mungkin anda bisa browsing di internet untuk mencari informasi jelasnya. 

Resep Gurame Siram Tauco Dengan Cabai Merah Kering JTT

Seiring waktu dan seringnya menggunakan kamera (bukan berarti skill fotografi saya meningkat!), maka ada beberapa hal yang menurut saya penting ketika sedang memotret sebuah hidangan. Pertama adalah cahaya, faktor ini menurut saya super penting bahkan jauh lebih penting dibandingkan kamera dan lensanya sendiri. Bayangkan saja sekuntum kembang sepatu yang tampak cantik merah merona, nah kecantikannya itu tidak akan tampak tanpa adanya cahaya matahari yang lembut menyinarinya. Ini berlaku juga terhadap hidangan yang akan kita potret, tanpa cahaya yang memadai maka sebagus apapun styling yang dilakukan hasilnya tidak akan maksimal. 

Nah cahaya disini bisa mengacu pada sinar matahari, lampu flash kamera (yang ini tidak pernah saya gunakan karena efeknya tidak natural pada makanan), atau dari pencahayaan buatan seperti lampu bersinar putih. Saya menyukai cahaya matahari terutama pada pukul sembilan pagi hingga dua belas siang atau mulai pukul empat sore hingga senja mulai menggelayuti. Pada jam-jam tersebut cahaya matahari akan bersinar lembut, tidak terlalu terang dan keras sehingga efeknya pada makanan sangatlah dramatis.

Resep Gurame Siram Tauco Dengan Cabai Merah Kering JTT

Saya melakukan proses foto di teras, sebuah meja standar untuk bekerja saya tempatkan disana sehingga sewaktu-waktu proses memotret akan saya lakukan maka persiapannya tidak memakan waktu lama. Saya suka cahaya dari satu sisi saja, biasanya cahaya favorit saya berasal dari sisi kiri makanan. Pencahayaan dari samping ini memang disarankan jika kita memotret makanan karena efek gelap terangnya di permukaan hidangan terlihat indah. Namun ketika memotret di dapur, dimana hanya sedikit sinar dari jendela yang masuk, maka terpaksa saya mengandalkan cahaya lampu. Saya tidak menggunakan lampu khusus untuk ini, tetapi dapur saya diterangi oleh tiga buah lampu LED berwarna putih yang cukup kuat. Walau hasilnya tidak sekeren cahaya alami namun karena lebih banyak hanya untuk memotret step by step proses memasak maka saya tidak terlalu mengambil pusing kekurangan itu.

Sudut foto kesukaan saya adalah dari samping makanan, karena membuat objek terlihat megah dan tinggi. Namun saya juga sering memotret dari sisi atas jika saya merasa pernak-pernik yang menunjang hidangan cukup bagus difoto atau jika energi saya cukup untuk menata semua pernak-pernik itu. Karena bagian menata dan membereskan saat melakukan food styling terbukti lebih menguras tenaga dibandingkan memotretnya. Nah untuk posisi objek di dalam sebuah foto agar terlihat balance maka ada aturan yang umumnya sering dipegang para fotografer yaitu rule of thirds. Penjelasannya sangat panjang, jadi anda bisa cek artikelnya di Wikipedia pada link disini. 

Resep Gurame Siram Tauco Dengan Cabai Merah Kering JTT

Selain cahaya, maka faktor lainnya adalah setting makanan. Saran saya pilih setting yang akan menonjolkan makanan yang akan ditampilkan tetapi tidak membuat fokus teralih dari makanan tersebut. Gunakan setting yang simpel, background yang plain (jangan terlalu banyak motif, warna, corak). Saya tahu anda mungkin ingin memamerkan piring baru dari Persia yang penuh warna dan gambar namun perlu diingat makanan diatasnya adalah aktor utama, jadi jangan curi perhatian penonton darinya. Gunakan piring dan peralatan makan dengan warna yang kontras atau  seharmoni dengan hidangan, usahakan jangan menggunakan warna yang sama.  Tips, peralatan makan putih biasanya akan memberikan hasil foto clean dan sharp.  Selalu gunakan alas di bawah piring yang anda gunakan, alas ini bisa berupa secarik kain serbet, tumpukan piring lainnya, tatakan  piring, kayu talenan yang cantik, kain dengan motif dan warna yang lembut, loyang tua, potongan kayu tua, atau tatakan lainnya yang akan membuat foto anda menjadi lebih  berwarna dan tidak plain. Saya bahkan sering menggunakan sarung bantal, syal, pasmina, bahkan sweater pada foto yang saya buat. Ketika hanya di-capture sebagian ujungnya maka tidak ada yang tahu bentuk aslinya. ^_^

Sebelum memotret, pastikan tidak ada benda-benada lain yang berserakan di sekitar atau di belakang objek yang akan kita potret. Misalnya peralatan bekas memasak, orang yang sedang duduk atau berdiri, atau kain lap kotor bekas mengelap panci. Jika terpaksa anda harus memasukkan background yang berserakan tersebut maka gunakan aperture (bukaan) yang lebar pada kamera untuk memberikan efek blur dilatar atau fotolah objek dengan jarak sedekat mungkin.  

Resep Gurame Siram Tauco Dengan Cabai Merah Kering JTT

Sekarang kita menuju ke kamera. Kamera dan lensa dengan merk atau tipe tertentu sebenarnya tidak terlalu saya tekankan untuk dimiliki, karena saat ini kamera handphone pun sudah mampu menghasilkan gambar yang 'ajib'. Namun jika anda menggunakan kamera DSLR maka ada tiga tombol yang harus anda kenal, hapal dan gunakan berulang kali, yaitu ISO, aperture dan shutter speed. Ketiga fungsi ini sangat berhubungan satu sama lain dan merubah satu tombol biasanya juga diikuti dengan penyesuaian pada tombol lainya. Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar disini, karena infonya banyak bertebaran di internet. Jadi, go googling! 

Untuk kamera, menurut saya standar kamera DSLR sudah memberikan hasil yang baik, namun untuk lensa harus saya akui lensa yang tepat akan memberikan efek yang sangat berbeda. Saat ini saya menggunakan kamera DSLR Canon EOS Mark ii dan lensa andalan saya adalah Canon EF 24-70mm f/2.8L II USM dan lensa makro Canon EF 100mm f/2.8 Macro USM. Lensa dengan f number yang kecil dan  bukaan yang lebar seperti ini mampu menangkap gambar dari jarak dekat dan memberikan efek blur (bokeh) di latar pada foto yang dihasilkan. Food photography memang tidak jauh-jauh dari kepuasan visual, artinya kepuasan mata adalah nomor satu baru kemudian kita tertarik untuk mencoba resep yang dicantumkan. Nah makanan memang akan tampak jauh lebih menggiurkan jika detail dan teksturnya tertangkap dengan baik di gambar. Bayangkan secangkir coklat panas dengan uap yang mengepul dan melayang diatas cairan yang terlihat berkilau dan kental, saya jamin anda akan langsung berteriak, "Mana mug? Mug mana"?!

Wokeh, cukup sekian saja beberapa sharing yang bisa saya berikan seputar food photography. Terus terang sebenarnya saya malu membaginya karena banyak sekali food blogger di Indonesia dengan kemampuan food photography yang membuat saya ber-oh dan ah setiap kali menatap foto makanan yang mereka hasilkan. 

Berikut ini resep dan proses pembuatan ikan gurame siram tauco, resep ini juga saya hadirkan di buku ketiga saya, '90 Menu Masakan Rumahan untuk 1 Bulan'. Enjoy!^_^

Resep Gurame Siram Tauco Dengan Cabai Merah Kering JTT

Resep Gurame Siram Tauco 
Resep hasil modifikasi sendiri 

Untuk 1 ekor ikan gurame berat sekitar 700 gram 

Tertarik dengan resep dari ikan gurame lainnya? Silahkan klik link di bawah ini: 
Gurame Garing Siram Cabai, Bawang, Garam
Pecak Ikan Gurame
Gurame Acar Kuning a la My Mom

Bahan: 
- 1 ekor ikan gurame berat sekitar 700 gram + 1 sendok makan garam + air jeruk nipis dari 1 buah jeruk 

Bumbu untuk menggoreng ikan, dihaluskan: 
- 1 ruas jari kunyit segar
- 2 sendok teh garam 
- 1 sendok teh ketumbar bubuk 
- 2 siung bawang putih 

Bumbu siraman tauco: 
- 2 sendok makan minyak untuk menumis 
- 3 siung bawang putih, cincang halus 
- 4 siung bawang merah, cincang halus 
- 2 ruas jari jahe, cincang halus 
- 5 buah cabai rawit merah, rajang tipis 
- 8 buah cabai merah keriting, rajang tipis dan buang sebagian bijinya 
- 1 1/2 sendok makan saus tiram 
- 1 sendok makan kecap asin 
- 1 sendok makan gula Jawa, sisir halus
- 2 sendok makan tauco *) 
- 2 sendok makan air asam jawa 
- 100 ml air 

*) tauco merupakan fermentasi kedelai putih, ada dua pilihan manis dan asin. Jika tauco anda jenis yang sangat asin, cuci tauco dan ambil butiran kedelainya saja. 

Cara membuat: 

Resep Gurame Siram Tauco Dengan Cabai Merah Kering JTT

Siapkan ikan, buang sisik, isi perut dan insangnya. Lumuri permukaan ikan dan rongga perutnya dengan air jeruk nipis dan garam. Diamkan selama 1o menit, cuci bersih hingga kesat.  Lumuri permukaan ikan dan rongga perutnya, dengan bumbu untuk menggoreng. 

Resep Gurame Siram Tauco Dengan Cabai Merah Kering JTT

Siapkan wajan, panaskan minyak agak banyak hingga benar-benar panas. Goreng ikan hingga satu sisi permukaannya matang dan kering, balikkan dan goreng sisi lainnya hingga matang dan kering. Angkat dan tiriskan. Tata ikan di piring. 

Siapkan wajan, panaskan 2 sendok makan minyak untuk menumis. Tumis bawang putih, bawang merah dan jahe hingga harum dan matang. Tambahkan cabai dan tumis hingga harum dan layu. 

Resep Gurame Siram Tauco Dengan Cabai Merah Kering JTT

Masukkan, saus tiram, kecap asin, gula Jawa, tauco dan air asam, tumis dan masak selama 10 detik. Masukkan air, masak hingga mendidih. Cicipi rasanya. Siramkan tumisan bumbu ke permukaan ikan goreng. Sajikan. Super yummy!



14 komentar:

  1. lensanya ngeriiiiii....
    dan sy pun ttp ngiler dg bumbu taoco nya...nyam nyam nyam...

    dian-solo

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahhahaha, lensanya ngeri tapi yang pakai ngaco.

      moga suka resepnya mba dian, thanks yaa

      Hapus
  2. Tiap kata dan kalimat dalam tekhnik food photograpy nya kubaca pelan-pelan dan sangat kuhayati Mbak (halah) hehehe. Betul yang Mbak Endang bilang, awalnya dari foto alias pandangan dan langsung jatuh ke hati, akhirnya ke perut. Pengen punya foto-foto bagus di setiap jepret-jepret hasil dapur. Kadang mood-kadang gak. Ilmu ku harus diasah lagi nih hehhe, sambil mendambakan kamera DSLR tentunya wkwkwkwk

    Makasih Mbak Endang, ulasan kali ini benar-benar bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks sharingnya mba Kartika, senang sekali jika tulisan kali ini bermanfaat, walau sebenarnya mungkin sudah pada tahu semua wakkakak, standar banget yaaa, karena ilmunya masih cethek bin gaptek juga wakakkak

      sukses yaaa

      Hapus
  3. Oemji.... lensanya.... Jadi pengen minjem ^_^
    Yg paling sering dipake buat moto makanan lensa yg mana mba endang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba Rika.

      saya sering pakai yang 24-70 mm karena zoom lens, jadi gak perlu mundur atau dekat buat memperbesar/memperkecil objek. yang 100ml makro lens dia fixed jadi kita kudu maju mundur wakkakak

      Hapus
  4. Mba, bikin kue khas bali donk kyk kue gambir dan laklak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaak, saya baru dengar kue ini, saya memang payah dengan kue tradisional hiiks. Saya sudah googling dan kayanya seru tuh, kalau ada waktu akan saya coba yaaa. thanks idenya yaaa

      Hapus
  5. Mbak Endang maaf mau bertanya pertanyaan tipikal orang demgan ilmu super minimalis...Ikan-ikan apa sajakah yang bisa (dan gak bisa) saling menggantikan untuk suatu menu yang sama? Dan kenapa kiranya?

    Misalnya kembung dan selar bisa saling menggantikan karena bentuknya mirip (aduh maaf mbak contohnya gak kreatif *shy)

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba Nestri, tergantung makanan yang akan dibuat ya mba, kalau hanya untuk digoreng semua jenis ikan oke. Kalau untuk bakso/siomay/pempek maka ikan berdaging putih yang oke, kalau untuk di tim maka ikan berdaging lembut seperti gurame/nila/kakap oke. Selebihnya ikan bs saling menggantikan ya.

      Hapus
  6. Salam.kenal...suka dg blog nya mbk...mau tny, pernah baca resep ada taosi. Nah, tauco dan tausi ini sama gak sih sebenarnya? Mksh

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga mba Rachma, thanks ya sudah menyukai JTT.

      Tauco fermentasi kedelai putih ya, sedang tausi kedelai hitam, rasa dan aromanya berbeda ya

      Hapus
  7. saya kadang-kadang suka photo.. dulu pernah kerja di hotel sering disuruh bantu foto untuk promosi.. menurut saya yang penting itu pastinya arah cahaya, sudut pandangnya dan pelengkapnya seperti plate atau tambahan bumbu2 keringnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Mas Rizky sharingnya yaa, sangat bermanfaat sekali. Sukses yaaa

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...