18 Oktober 2019

Resep Ikan Nila Palumara


Resep Ikan Nila Palumara JTT

Di kantor tempat saya bekerja, karyawannya hanya sekitar 40 an orang, kami saling mengenal satu sama lain dengan baik. Semua divisi bekerja dalam satu ruang dilantai yang sama, kecuali divisi sales yang berada didalam ruangan terpisah, itupun disekat dengan kaca tembus pandang sehingga kami bisa tetap memantau aktifitas satu sama lain. Kami cukup tahu mana karyawan yang pendiam dan jarang berinteraksi, mana karyawan yang rajin dan fokus dengan pekerjaannya masing-masing, mana karyawan yang hobi mengobrol dari pagi hingga malam, mana karyawan yang arogan dan bossy,  mana yang tukang complain, atau mana karyawan yang hobinya marah-marah dan memaki jika menemukan satu kesalahan divisi lain. Semua sifat dan kebiasaan tersebut terlihat jelas.

Pendapat saya, hampir semua karyawan cukup menyenangkan, tidak ada yang bersikap aneh atau menyebalkan, kecuali dua atau tiga karyawan di  divisi sales yang sepertinya menjadi momok kebanyakan orang yang bekerja. Sebagaimana perusahaan lainnya dimana tenaga pemasaran menjadi backbone perusahaan, maka di kantor saya pun begitu. Sales atau trader yang menjembatani nasabah melakukan transaksi beli dan jual saham di Bursa Efek melalui perusahaan broker adalah divisi yang mendatangkan pemasukan. Makin banyak mereka melakukan transaksi beli/jual saham, maka makin besar fee yang diterima oleh perusahaan. Tak heran jika sales dengan transaksi tertinggi dan mampu menghasilkan income besar cenderung arogan, 'belagu' dan bossy. Sejak saya bekerja di perusahaan jasa seperti ini entah itu asuransi atau sekuritas maka sales terbaik biasanya memang menyebalkan, walau tentu saja tidak semuanya seperti itu.

Resep Ikan Nila Palumara JTT
Resep Ikan Nila Palumara JTT

Di kantor saya, sales paling menyebalkan disandang oleh satu nama, saya sebut saja dengan Mr. W. Sejak kemunculannya pertama kali di perusahaan, sekitar 4 tahun yang lalu, saya langsung tahu si bapak paruh baya ini adalah tipikal arogan dan mudah memaki-maki divisi support yang menurut dia bekerja tidak sesuai keinginannya. Suaranya yang menggelegar, guyonannya yang garing dan komentarnya yang terkadang melecehkan membuat tekanan darah saya naik jika mendengarnya. Hampir semua divisi pernah terkena makiannya, tapi divisi teknologi informasi, customer service, dan divisi yang berhubungan dengan managemen risiko yang paling sering ketiban pulung. Pernah satu waktu dia berdiri didepan staff IT karena sistem yang trouble, berteriak-teriak seperti orang gila dengan kata-kata kasar yang justru makin membuat team IT semakin nervous. Ancaman bertebaran di udara, mulai dari melaporkan ke Direksi dan Komisaris hingga rekomendasi pemecatan yang menurut saya adalah ancaman yang super lucu. Siapa dia hingga bisa mengajukan pemecatan untuk karyawan lain?

Beberapa bulan lalu, bagian customer service yang terkena semprot karena masalah pembukaan rekening. Mr. W berteriak dengan suara menggelegar dari ruangan sebelah melalui telepon ke Aggnes yang bertugas di customer service. Saya tak mengerti mengapa masih membutuhkan telepon jika suara teriakannya saja bisa terdengar hingga ke kantor sebelah. Telepon kemudian dibanting keras, kami terus terang takjub si telepon tidak berteriak balik memaki. Aggnes diam di kursinya dengan air mata bercucuran, entah siapa yang salah pada kasus ini, tapi yang jelas apapun alasannya saya tetap berada dipihak Aggnes. 😄

Resep Ikan Nila Palumara JTT

Kemarin, Mr. W berjalan terburu-buru ke divisi Managemen Risiko. Dia lantas menunjuk-nunjuk ke sistem di komputer dan berteriak-teriak menuduh sistem salah menghitung. Alasannya, salah satu nasabahnya tidak bisa melakukan pembelian saham karena limit trading yang kurang. "Bagaimana mungkin bisa kurang? Nasabah gue kan masih punya limit trading! Gue gak mau tahu pokoknya dia harus bisa beli!" Bentaknya menggelegar. Kebetulan divisi manajemen risiko duduk pada barisan yang sama dengan meja saya, jadi suara Mr. W ini terdengar sangat keras dan polahnya yang petentang-petenteng tertangkap mata saya. Untung saja, teman saya yang membawahi divisi ini super kalem, tenang, dan nada suaranya tetap santai. Sepertinya mereka yang bekerja pada divisi ini memang harus memiliki karakter yang seperti ini karena setiap hari berhadapan dengan sales tengil.

"Lho, lihat hutangnya dulu dong Pak? Nasabahnya kan masih punya hutang. Ya limitnya nggak cukup dong," jawab teman saya santai. Di tengah suasana sedang panas, tiba-tiba ponsel Mr. W berbunyi, lima menit dia mengoceh-ngoceh memberikan instruksi di telepon entah kepada siapa. Ketika selesai hendak kembali melanjutkan komplain, teman saya sudah mempersiapkan sehelai kertas untuk menjelaskan mengenai posisi hutang dan limit dalam  sebuah rumusan, "Jadi nggak bisa trading dong, karena ada posisi hutang sebesar..." Baru saja dia membuka percakapan Mr. W langsung menyambar gahar, "Ya gue tahu tadi salah, nggak menghitung ada posisi hutang, tapi lu nggak perlu bluffing kaya gitu dong! Lu nggak perlu nunjuk-nunjukin kesalahan gue seakan gue ini orang goblok!" Bentaknya kalang-kabut berusaha menutupi kesalahan atau kegoblokan dia sebelumnya. 

"Siapa yang mengatakan Bapak goblok?" Tanya teman saya dengan nada mulai naik, yang langsung disambar dengan kata-kata, "Gue tahu lu mau bluffing! Gue tahu lu mau nunjukin seakan gue goblok! Lu nggak perlu gaya-gayaan begitu. Sekarang yang mau gue tahu gimana caranya nasabah gue bisa trading?!" Kami semua yang berada didalam ruangan sama dan berdekatan dengan divisi managemen risiko terdiam, bukan karena takut tapi karena memendam rasa kesal dan amarah dengan gaya Mr. W yang songong. Selama ini jika ada unit atau divisi yang melakukan kesalahan, Mr. W akan menghajar orang tersebut dengan kata-kata kasar, menunjukkan kesalahan hingga sedetail mungkin. Kini ketika kondisi tersebut terbalik, dia sama sekali tidak tahan ketika kesalahannya sendiri dilempar kembali ke wajah sotoynya. 

Resep Ikan Nila Palumara JTT

Untungnya rekan di manajemen risiko memiliki kesabaran seluas samudera dan enggan meladeni manusia bonek (bondho nekat)  semacam ini. Dia tidak memperpanjang urusan dan hanya menjawab singkat bagaimana caranya agar nasabah tetap bisa melanjutkan transaksinya. "Jawaban itu yang gue mau! Gue gak butuh lu bluffing sana-sini!" Mr. W pergi dengan muka penuh kepuasan dan kemenangan seakan baru saja menang lotere 1 triliun. Gubrak! Hari ini saya mendengar cerita dari rekan yang berada di dalam ruang sales betapa Mr. W berkoar-koar, "Gue marah-marahin tuh orang back office. Nggak ada yang berani sama gue", katanya penuh rasa bangga. Diantara semua jenis sifat buruk manusia, arogan, sombong dan gila hormat adalah karakter yang menurut saya super mengerikan. Manusia-manusia seperti ini susah menghargai orang lain, merasa paling penting, paling hebat dan paling pintar. Begitu mudah menyerang orang lain terutama yang menurut dia lebih lemah posisi atau karakternya, seakan ada kepuasan tersendiri jika orang tersebut terlihat rendah dan ketakutan. Sialnya, manusia seperti ini makin banyak jumlahnya dimuka bumi, dan salah satunya ada dikantor tempat saya bekerja. Apes!

Kembali ke ikan palumara yang kali ini saya posting. Masakan ala Makasar atau Kendari ini memiliki bumbu simple, agar rasanya lezat maka ikan yang digunakan haruslah fresh. Saya menggunakan ikan nila yang masih hidup ketika dibeli, rasa dagingnya kenyal, manis dan tidak amis. Ikan air laut dan air tawar lainnya seperti gurami, mujair dan patin juga lezat diolah dalam kuah asam pedas seperti ini, tapi nila adalah ikan yang paling mudah ditemukan dalam kondisi masih hidup dan harganya lebih murah dibandingkan dengan gurami. 

Ketika saya post resep ini di Instagram, banyak yang memberikan komentar. Ada yang mengatakan jika bumbunya kurang lengkap karena minus daun jeruk, lengkuas, jahe, tapi ada yang mengatakan jika bumbunya terlalu banyak karena resep asli palumara menurut mereka yang tinggal di daerah Sulawesi hanyalah asam, kunyit bubuk dan garam. Terlalu banyak bumbu justru membuat rasanya menjadi membingungkan dan merusak cita rasa kuah supnya yang simple. Saya sendiri setuju dengan pendapat itu, terkadang bumbu yang kompleks dan terlalu banyak bukan berarti akan membuat cita rasa masakan menjadi lezat, tetapi justru menjadi tidak keruan, namun saya sendiri belum berani membuat palumara hanya dengan kunyit, garam dan asam saja. Mungkin jika menggunakan ikan laut yang super fresh saya akan mencobanya.

Berikut resep dan prosesnya ya.

Resep Ikan Nila Palumara JTT

Ikan Nila Palumara
Resep modifikasi sendiri

Untuk 3 porsi

Tertarik resep sup ikan lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Bahan:
- 500 gram ikan nila (potong sesuai selera)
- 1/2 sendok makan garam + 1/2 buah jeruk nipis peras airnya
- 1 buah tomat merah, iris tipis
- 400 ml air

Bumbu:
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
- 3 siung bawang putih, cincang kasar
- 4 siung bawang merah, iris tipis
- 3 cm kunyit, memarkan
- 5 buah cabai rawit merah, iris tipis
- 1 buah serai, memarkan
- 4 buah tomat hijau / belimbing wuluh, iris tipis
- 3 sendok makan air asam jawa
- 1/2 sendok makan gula jawa sisir halus
- 1 sendok teh garam

Cara membuat:


Resep Ikan Nila Palumara JTT

Siapkan ikan nila yang sudah disiangi dan dipotong, lumuri permukaannya dengan garam dan jeruk nipis. Diamkan 10 menit, cuci bersih dan sisihkan.

Siapkan wajan, panaskan 1 sdm minyak. Tumis bawang putih, bawang merah, kuyit, cabai dan serai hingga harum dan matang. Masukkan tomat hijau, tumis hingga tonat layu. Masukkan 400 ml air, air asam jawa, gula, garam, aduk dan masak hingga mendidih.

Resep Ikan Nila Palumara JTT

Masukkan ikan nila, masak selama 10 menit hingga ikan matang. Tambahkan tomat merah, masak hingga tomat layu. Cicipi rasanya, sesuaikan asinnya, angkat dan sajikan.



12 komentar:

  1. Sy sampai tegang mbak membayangkan mr.w ini.begitulah yaa mbak tipikal sebagian orang yg merasa penting.gampang bgt sok kuasa,gampang bgt ngeremehin orang,tajem pula kt2nya.semoga sadar aja deh si mr.w
    nur_padasan

    BalasHapus
    Balasan
    1. kita semua tegang kalau dia jalan ke belakang, ke bagian back office hahahha

      Hapus
  2. Bener banget cerita yg mba Endang tulis, kenapa orang jenis itu makin banyak berkembang biak, bahkan ada yg lebih sok power. tapi abaikanlah orang seperti itu ada masa nya juga tersandung.

    Btw resep ikan ini sering saya buat, dan saya tetap pakai bumbu agak lengkap karena masih kurang suka aroma nya kalo ga lengkap bumbu

    BalasHapus
    Balasan
    1. yep bener banget, di kantor saya dulu sudah ada yang sejenis seperti ini dan kena masalah besar, kita sekantor mengucap syukur hahhahha

      Hapus
  3. Jadi penasaran, Mr.W pernah marahin Mba Endang kah? ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. huahahhaa, saya pernah dimaki2 ketika kami outing di cisarua. Karena saya panitia, dan dia nyasar kemana2 gara2 gak tahu lokasi restoran resort, dia ngamuk2 di resto yang penuh dengan banyak orang.

      Hapus
  4. Dulu waktu masih jadi SPG aku pernah ketemu orang model begini mba dan pas dia bikin kesalahan ke aku langsung aku maki maki balik tanpa ampun

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakkak, saya pernah dimaki2 sama dia, pas saya fight balik dia teriak jauh lebih kenceng, bikin malu saja karena orang2 pada lihat, terpaksa ngalah, orang gak waras soalnya jadi percuma dilawam

      Hapus
  5. suedeeepp dan segerrr ini mbak Endang, klo aku sukanya bandeng, kdg tmbh daun jeruk n jahe klo ada.
    makasih sharingnya ya
    -uky-

    BalasHapus
  6. Aku ikutan deg2an baca prolognya, kirain di endingnya bakalan ada cerita Mr. W tobat tapi ternyata belum ya 😅 Semoga cepet2 diberi hidayahlah si Mr.W.
    Oiya, Mamaku orang Makasar sering buat ikan palumara ini dan resepnya emang simpel bgt, cuman pakai bawang merah, asem, kunyit dan garam. Kuncinya ikannya harus segar. Thank you udh share resep ala mba Endang yaaa

    BalasHapus
  7. Duhh itu mr.W kenapa gak ada yg ndamprat sih? Ikutan emosi

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...