Pages

07 November 2019

Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali

Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali

Salah satu tujuan saya ketika tiba di Bali dua minggu yang lalu selain berlibur dan berwisata kuliner adalah berburu perlengkapan food photography. Yep, walaupun pernak-pernik penunjang foto makanan cukup banyak bergeletakan dirumah, tetap saja jika melihat perlengkapan makan baru dari bahan berbeda mata ini menjadi kalap. Karena Bali surganya kerajinan tangan kayu dan tembikar maka dua bahan itulah yang saya cari. Saya baru tahu dari pemilik hotel dan supir online bahwa ternyata kerajinan kayu ini bukanlah dibuat di Bali melainkan dari Jepara. Well, Jepara memang terkenal sebagai sentra penghasil kerajinan kayu mulai dari mebel, dan perlengkapan dapur. Umumnya kerajinan Jepara di ekspor ke mancanegara, tapi di Bali kerajinan ini mudah ditemukan dan tentu saja harganya menjadi terdongkrak naik. 

Sasaran saya adalah mangkuk kayu dan talenan, walaupun sebenarnya bisa dengan mudah ditemukan di Tokopedia, namun selagi di Bali saya sempatkan untuk berburu kedua barang ini disetiap toko kerajinan yang saya masuki. Tidak susah mencari yang saya butuhkan karena hampir disetiap sudut Bali banyak toko yang menjualnya. Bentuknya beraneka ragam dan bahan yang digunakannya pun bervariasi. Tapi khusus untuk talenan besar dari kayu utuh agak susah ditemukan, tidak semua toko memilikinya.


Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali


Perburuan saya akan perlengkapan penunjang food photography ini dimulai sejak hari kedua, di pagi hari kala saya berjalan ke pasar tradisional di dekat hotel yang berlokasi di dekat Pantai Sindhu, Sanur.  Namanya pasar Sindhu, disini pedagang menjual perlengkapan sembahyang, bahan makanan segar seperti ayam, ikan dan sayuran, serta perlengkapan dapur seperti anyaman dan alat tumbuk batu. Ketika menyusuri pedagang peralatan dapur ini mata saya langsung tertumbuk pada sebuah lumpang batu beserta muntu (alat penumbuknya). Bentuk lumpang ini simple, tidak banyak lekukan, halus buatannya dan terlihat dari batu asli. Tersedia dalam beberapa ukuran, saya beli ukuran yang paling kecil. Lumpang ini toh tidak akan dipakai untuk menumbuk sambal atau bumbu, melainkan hanya akan tergeletak diatas meja foto, jadi ukuran terkecil paling tepat. Si Ibu memberikan harga 50 ribu rupiah, tapi karena hari masih pagi dan semangat berburu saya masih setengah hati saya menawar asal-asalan, "Tiga puluh ribu rupiah Bu," kata saya sambil berlagak hendak berlalu. "Ndak bisa Mbak, 40 ribu saja," jawab si Ibu menurunkan harga. Saya tetap tidak bergeming dari harga penawaran pertama dan hendak berjalan pergi, ketika Ibu penjual memanggil kembali dan melepaskan barangnya.

Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali
Aneka lumpang batu di Pasar Sindhu, Sanur

Lumpang batu hasil perburuan hari pertama ini benar-benar membuat saya excited walau sedikit worried dengan beratnya yang pasti akan menambah beban 5 kg sendiri dibagasi. Saya belum pernah menemukan benda dengan bentuk sejenis di Jakarta, walau di online shop banyak yang menjualnya berkisaran dari 30 ribu hingga 80 ribu rupiah tergantung dari bahan batu yang digunakan, tapi beratnya yang lumayan pasti akan membuat ongkos kirim jadi tobat mahalnya.

Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali
Gift from Bali, toko perabotan fav saya di Jalan Pasar Sindhu, Sanur

Di seputaran pasar Sindhu, ada satu toko yang juga saya rekomendasikan untuk didatangi, namanya Gift from Bali. Toko kerajinan tangan ini terletak tepat di depan Pasar Sindhu. Sejak memasukinya pertama kali saya sudah kesengsem dengan aneka produk yang dipajang, mulai dari tas anyaman, peralatan dapur, hiasan rumah, topi, hingga kerai jendela. Bahan yang digunakan terbuat dari kayu, kulit kerang, bambu dan tali. Untuk sebuah toko yang mirip seperti gallery, harga yang dijual masih terjangkau. Disini saya membeli sebuah mangkuk kayu diameter 20 cm, dua buah sendok dari bahan kayu dan kerang yang masing-masing hanya seharga 20 ribu rupiah saja. Sendok kerang ini begitu cantik hingga saya langsung memotretnya untuk postingan Sup Ikan a la Bali yang bisa diklik disini. 

Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali
Aneka kerajinan anyaman bambu di Pasar Badung, Denpasar, Bali
Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali
Aneka gerabah di Pasar Badung, Denpasar, Bali

Sebenarnya ada satu perabotan lainnya yang saya incar, yaitu sebuah talenan dari kayu jati solid. Tebalnya sekitar 4 cm, panjang dan lebarnya sekitar 40 x 30 cm. Benar-benar sebuah kayu jati utuh yang dipotong kotak dan terlihat sangat kokoh. Saya membayangkan betapa akan  sangat nyamannya mencincang, merajang atau mencacah makanan diatasnya. Saya yakin talenan ini akan bertahan dalam kurun waktu yang sangat panjang, tidak akan mengerut atau melengkung sebagaimana talenan kayu buatan IKEA yang pernah saya beli sebelumnya. Sayang harganya lumayan mahal, talenan itu dibandrol dengan harga 350 ribu rupiah dan beratnya minta ampun! Walau ngiler, keinginan membawanya terpaksa saya enyahkan jauh-jauh. Jika anda kebetulan menginap atau jalan di seputaran Pantai Sindhu, Sanur, sempatkan diri untuk singgah di toko Gift from Bali ya, koleksinya layak untuk diangkut ke rumah. 


Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali
Sendok dan peralatan kayu di toko di pasar Kumbasari, Denpasar, Bali

Di sepanjang jalan Pungutan tentu saja banyak juga toko-toko souvenir dan kerajinan tangan yang menjajakan dagangannya, beberapa saya lihat memajang perabotan rumah tangga seperti talenan dan mangkuk-mangkuk. Tapi saya tidak terlalu berminat untuk memasuki toko tersebut satu persatu. Setiap kali lewat disana, saat itu selalu disiang hari kala matahari terik bersinar. Rasa-rasanya saya hanya ingin terburu-buru berlalu di seputaran jalan tersebut. Berbeda dengan Gift from Bali yang lokasi tokonya persis di depan Pasar Sindhu, ketika keluar dari gang dimana hotel berada saya bisa langsung memasuki tokonya. Tak heran, berkali-kali saya memasuki toko tersebut walau hanya sekedar melihat-lihat dan mengambil foto belaka.😄


Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali

Lokasi berburu perlengkapan food photography lainnya yang terjangkau harganya adalah di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari. Kedua pasar ini di bagian lantai atasnya banyak yang menjual kerajinan anyaman bambu, perabotan dapur dari kayu dan batu. Harganya murah jika kita bisa menawarnya. Di Pasar Badung, saya membeli sebuah mangkuk kayu kecil seharga 20 ribu rupiah. Sayangnya tidak terlalu banyak peralatan kayu ukuran besar disini, kebanyakan adalah anyaman bambu seperti keranjang dan kukusan. Tapi di Pasar Kumbasari di satu toko yang menjual kerajinan kayu dan keramik, saya membeli dua buah mangkuk batok kelapa masing-masing seharga 20 ribu rupiah, sendok-sendok kecil untuk ice cream, sebuah teko untuk saus dari keramik, dan sebuah mangkuk yang terbuat dari lembaran rotan utuh yang disambung melingkar seharga 70 ribu (saya pikir pasti bagus untuk proofing adonan roti). Toko ini memiliki harga pasti jadi tidak perlu capek-capek lagi melakukan  tawar menawar. 

Toko lainnya yang bisa juga dijadikan alternatif di Denpasar adalah toko Erlangga. Walau koleksi perabot dapur dan peralatan makannya kurang banyak tetapi mereka punya nampan-nampan cantik berbahan kayu yang harganya sangat terjangkau. Sayang ukurannya relatif besar sehingga kurang cantik ketika dipakai menyajikan makanan untuk keperluan foto. Sebagaimana tips food photography umumnya, maka perabot saji yang berukuran kecil memang lebih disarankan agar terlihat lebih pas didalam sebuah foto makanan.


Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali
Produk kayu keren di toko di sepanjang jalan di Batuan, dari Gianyar menuju Ubud

Menuju ke arah Ubud, di sepanjang jalan di daerah Batuan menuju ke Patung Bayu Ubud terdapat banyak sekali pengrajin kayu. Disini toko-tokonya skala ekspor artinya kebanyakan adalah perabotan berat seperti mebel, dan lembaran kayu jati utuh yang biasanya dipakai untuk meja. Saya dan Lily menemukan sebuah toko yang khusus menjual perabotan dapur dan  peralatan makan. Koleksinya luar biasa banyak hingga bingung memutuskan hendak membeli yang mana. Walau daerah ini termasuk sentra pengrajin kayu jangan berharap harganya lebih murah, menurut saya tak  jauh berbeda dengan di Sanur didalam toko yang ber-AC. Kelebihan berbelanja disini adalah varian dan jumlahnya tobat banyaknya. Ratusan jenis talenan dalam aneka bentuk, mangkuk-mangkuk kayu aneka ukuran, piring, nampan, gelas, sendok, apapun perabotan makan ada disini, semuanya terbuat dari kayu jati asli. Jika anda pecinta perabotan makan kayu  saya jamin akan kalap melihatnya!


Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali
Aneka talenan di toko di sepanjang jalan di Batuan, dari Gianyar menuju Ubud

Saya tadinya berminat mencari talenan yang lebar, namun berubah pikiran karena bentuk talenan kotak persegi panjang ukuran besar tidak ditemukan. Akhirnya saya membawa pulang sebuah mangkuk kayu ukuran agak besar, sumpit kayu dan sendok bulat bergagang panjang. Mangkuk kayu harganya 75 ribu rupiah, sementara sumpit dan sendok masing-masing dihargai 15 ribu rupiah. Sayang saking bersemangatnya, saya sampai lupa bertanya nama tokonya, yang jelas jika anda berjalan ke arah Ubud, disepanjang jalan didaerah Batuan dari Gianyar menuju ke Patung Bayi Ubud, maka toko-toko peralatan kayu banyak terhampar disepanjang jalannya.


Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali

Tempat berburu perabotan lainnya yang saya datangi adalah Pasar Raya Ubud. Jika berbicara harga di Ubud, maka daerah destinasi wisatawan mancanegara paling top di Bali ini sudah pasti harganya lebih mahal dibandingkan lokasi lainnya. Bahkan Starbucks menjual kopi dan makanan dengan harga yang lebih tinggi. Jadi jangan berharap akan menemukan barang murah meriah disini, tapi tentu saja diimbangi dengan kualitasnya. Karena mayoritas konsumen di Ubud adalah turis asing maka barang-barangnya pun berkualitas baik. Lily sudah berpesan ke saya, jika "Disini harganya jauh lebih mahal dibandingkan lokasi lainnya. Kalau sudah ditawar kemudian dbatalkan si penjual bisa ngamuk-ngamuk." Saya ngeri juga dengan informasi itu, dan sepanjang jalan melihat-lihat penjual souvenir saya tak berani menanyakan harga. Para penjual juga sepertinya tidak tertarik dengan turis domestik berkulit coklat seperti kami, mereka tampak lebih bergairah dengan para bule berkulit sewarna susu dan krim. Sepanjang perjalanan menyusuri jalan tak ada penjual yang menawarkan kami dagangannya.


Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali
Ubud, Bali

Di Pasar Ubud ini banyak yang menjual perabotan dapur dan perlengkapan makan kayu atau kulit kerang. Aneka talenan berbagai jenis, bentuk dan ukuran digantung disetiap toko, tapi saya jatuh cinta dengan sebuah talenan kayu solid (yang katanya jati, walau bisa saja mahoni atau jenis kayu lainnya). Talenan ini berukuran besar, persis seperti yang saya inginkan selama ini. Harganya 300 ribu rupiah, saya terus terang bingung hendak menawarnya menjadi berapa rupiah. Mulai dari awal jalanan pasar dimulai hingga ke ujung jalan berakhir, disetiap penjual yang saya datangi, harga terendah yang diberikan mentok di 150 ribu rupiah. Pada kesempatan pertama kali datang ke Ubud talenan tersebut batal dibeli, tapi kedua kalinya kami kesana, akhirnya saya menyerah juga dengan harga yang diberikan ke si penjual. Si talenan saya bawa pulang ke hotel dengan harga 150 ribu rupiah. 


Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali

Tempat belanja tradisional yang beken lainnya di seputar ini adalah pasar Sukawati, sayangnya ketika kesana pasar ini sedang dipugar dan rata dengan tanah. Di depan lapangan kosong itu terpampang tulisan besar-besar di papan jika pasar dipindahkan sementara ke lokasi lainnya. Saya kurang berminat untuk datang di pasar relokasi dan cukup puas dengan hasil belanja perabotan yang so far menurut saya cukup menunjang food photography di rumah. 

Nantikan cerita jalan-jalan saya di Bali di postingan berikutnya ya.

Cerita perjalanan ke Bali lainnya bisa di cek pada link dibawah ini:


6 komentar:

  1. 😍😍😍
    sore mba endang...
    liat mangkok kayu dan perkakas kayu lainnaya itu lho mba endang jadi
    pinginnnnn.....
    ok mba saya tunggu cerita ke bali selanjutnya
    👍👍😘

    BalasHapus
  2. Met berweeken mbak endang...dari perlengkapan foodphotograpy yg mbak endang beli semua hbs 475rb blm termasuk teko dan sendokkecil untuk es krim...maaf lancang dah berani nebak#semoga salah...hehe
    Nur_padasan

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakkaak iyaa, yang mahal itu talenan lebarnya 150 rb hadoooh

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^