Pages

27 Februari 2014

Cake Nangka Kukus & Beratnya Perjuangan ke Kantor ^_^


Januari dan Februari 2014 ini merupakan bulan dimana saya mencetak record absen dan telat datang ke kantor terbanyak dalam sejarah saya bekerja. Hujan yang terus menerus mengguyur Jakarta dan sering sekali jatuh di pagi hari membuat perjalanan ke kantor menjadi perjuangan yang sangat berat. Kendala utama bukan karena harus berbasah-basah ria di bawah payung imut yang terkadang bocor, tetapi karena taksi yang alamak sulit sekali untuk ditemukan kalau kondisi sudah seperti ini. Semua supir taksi sepertinya 'ngumpet' entah kemana, mungkin memilih menepi sejenak dibandingkan harus melawan kemacetan yang semakin menjadi ketika hujan tiba. 

Awalnya kantor saya tidak bereaksi dengan budaya telat dan cuti mendadak yang sering dilayangkan oleh pekerja pemalas seperti saya, namun dua minggu lalu tiba-tiba sebuah email muncul di inbox semua karyawan. Pengumuman tepatnya teguran dari divisi HR akhirnya datang juga, semua staff wajib hadir di kantor pada pukul delapan pagi dan jika terlambat lebih dari dua jam maka cuti karyawan akan dipotong setengah hari. Tobat! Bisa habis juga lama-lama jatah cuti kalau seperti ini, pikir saya setengah kesal dan setengah sadar diri kalau apa yang saya lakukan salah. Ya iyalah, perusahaan mana sih yang mau setengah karyawannya cuti atau terlambat setiap kali hujan mengguyur Jakarta? Jadi walau dengan berat hati dan berat kaki, setiap pagi saya pun berjuang di bawah derasnya hujan untuk berangkat ke kantor. Ah beginilah nasib kuli kantoran di belantara Ibu Kota. ^_^


25 Februari 2014

Steak daging sapi dengan saus lada hitam, kentang tumbuk dan sayur rebus


Dimana sih kita bisa menikmati steak daging sapi yang lezat, empuk dengan cita rasa pas di lidah, porsinya pun jumbo dengan harga terjangkau? Ehem, definisi harga terjangkau itu kira-kira tidak lebih dari seratus ribu rupiah seporsinya. Di Jakarta ada beberapa restoran yang menjadi incaran pemburu steak dengan kriteria yang saya sebutkan di atas, misalnya saja Abuba Steak, Andakar, atau Hollycow. Nah untuk Andakar saya bahkan pernah menulis ulasannya di sini. Dua lainnya, saya memang tidak menampilkannya di JTT namun saya rekomendasikan untuk anda coba jika ingin mencicipinya. Di Hollycow anda bisa memilih jenis saus yang digunakan apakah black pepper, mushroom atau barbeque. Sedangkan Andakar dan Abuba mereka hanya memiliki satu jenis saus saja yaitu barbeque. 

Tapi walaupun ketiga restoran ini menawarkan steak yang cukup oke, namun tetap saja rasa penasaran untuk bisa membuat steak sendiri dengan rasa yang mantap dan harga yang lebih bersahabat selalu menggebu. Bayangkan saja, saat hujan deras mengguyur, perut keroncongan dan yang terbayang adalah seporsi steak daging yang hangat dilengkapi dengan kentang tumbuk nan creamy dan crunchy-nya sayuran rebus, walau air liur berleleran tetap saja enggan rasanya menggerakkan badan untuk menembus hujan, mencari angkutan umum dan pergi ke resto steak. Saya belum terlalu gila untuk melakukan itu.  Nah cara termudah dan tercepat untuk mewujudkan impian tersebut adalah dengan meluangkan waktu sebentar di dapur plus sedikit kreatifitas maka seporsi steak hangat a la resto dengan mudah bisa dihidangkan! ^_^

Potongan daging yang telah direndam nanas


21 Februari 2014

Creamy Mashed Potato: Yuk membuat kentang tumbuk laziz a la restoran!


Anda penyuka mashed potato? Dan lebih memilih kentang tumbuk daripada kentang goreng saat menyantap seporsi steak di restoran? Maka mungkin resep yang saya tampilkan kali ini bisa anda coba di rumah. Terus terang saya sendiri tidak bisa memilih di antara keduanya, tergantung mood saat itu. Namun bulan lalu kala menyantap seporsi steak di 'Meat Me' sebuah restoran steak di Kemang Village, porsi kentang tumbuknya membuat saya mengelus dada, super imut. Walau rasanya memang creamy, gurih dan lezat namun porsinya benar-benar pelita hati alias kikir banget sih. 

Terkadang saya suka heran dengan restoran yang menyajikan kentang tumbuk, kalau bukan porsinya yang minim maka harganya yang dibuat selangit. Apa sih yang membuat makanan ini menjadi mahal? Bahan dasarnya toh hanya kentang yang kita tahu harganya tidaklah terlalu mahal, dihaluskan dan ditambahkan bahan-bahan lain yang juga mudah diperoleh. Jadi minggu lalu saat keinginan untuk menyantap steak tiba maka kali ini saya pun mati-matian untuk membuat kentang tumbuk sendiri. Hasilnya sungguh mantap! Tidak kalah dengan mashed potato a la restoran, lembut, creamy, gurih dan lezat. Selain itu saya bisa menyantapnya dalam porsi besar bersama 250 gram steak daging sapi dengan saus lada hitam. Kenyang dan puas! ^_^


19 Februari 2014

Mille Crepes - Cake dengan Seribu Lapis


Melihat lapisan-lapisannya yang begitu banyak, anda mungkin akan berpikir betapa ruwet dan ribetnya membuat makanan ini.  Ehem, terus terang itu sebenarnya yang terlintas di dalam pikiran saya, hingga saya menunda dan terus menunda untuk mencobanya di dapur rumah Pete. Sudah sangat lama resep mille crepes ini nangkring di dalam draft folder JTT dan setiap kali mata saya menatap judulnya maka keinginan untuk melakukan eksekusi langsung menggebu, tapi nafsu itu mendadak padam kala membaca prosesnya. Saya belum menemukan waktu dan semangat yang benar-benar maksimal. Untuk membuat cake ini, diperlukan keduanya. 

Cake ini cukup nge-trend beberapa waktu yang lalu, dan di Jakarta sendiri saya pernah mencicipi testernya saja di Gandaria City, rasanya memang sedap. Berat rasanya untuk membeli sepotong cake yang alamak mahalnya buat kocek saya. Waktu itu yang saya pikirkan adalah lebih baik saya membuatnya sendiri sehingga bisa menyantapnya hingga perut kembung, dibandingkan membelinya hanya seiris kecil dengan harga mahal.  Ini jalan pikiran orang 'kemaruk' seperti saya, apa-apa maunya dalam jumlah besar dan porsi jumbo. Padahal seberapa banyak sih saya mampu menyantapnya? Sepotong cake ukuran normal saja telah cukup membuat saya eneg karena kandungan krim di dalamnya. ^_^



18 Februari 2014

Sup Ayam Asam Pedas - Chinese Hot and Sour Chicken Soup


Ada ratusan cara mengolah sup ayam, aneka resep sup pun beredar baik di internet maupun di buku-buku masakan. Mulai gaya Western atau Asia, semua tentu saja memiliki ciri khas masing-masing. Saya sendiri sudah sering menampilkan resep sup ayam di JTT karena hidangan berkuah praktis dengan rasa segar ini merupakan makanan kegemaran saya. Biasanya saya membuatnya dalam jumlah banyak, menggunakan satu ekor ayam utuh dengan tambahan aneka sayuran seperti wortel, jamur, jagung manis, buncis, kubis atau kapri manis dengan banyak rajangan daun bawang di dalamnya. 

Sup lantas saya masukkan ke kulkas dan disantap untuk beberapa hari dengan memanaskannya sebentar di microwave, walau biasanya sih hanya dalam dua hari saja sepanci sup habis saya sikat sendiri. Jadi bisa anda bayangkan hari-hari saya mulai dari makan pagi dan makan malam penuh dengannya. Untungnya saya bukan tipe yang rewel dan cerewet soal makanan, anda mungkin bergidik jika harus menyantap makanan yang sama secara estafet seperti ini, namun bagi saya nyaman-nyaman saja di lidah. Nah buat anda yang malas jika harus memasak sayur dan lauk secara terpisah mungkin varian sup gaya Chinese ini bisa menjadi pilihan. Rasanya pedas, sedikit asam dan segar. Supaya lebih kenyang anda bisa juga menambahkan beberapa butir kentang di dalamnya. Mudah dan super praktis. ^_^


17 Februari 2014

Cireng Isi Keju dan Balada Sakit Gigi ^_^


"Dari pada sakit hati, lebih baik sakit gigi ini, biar tak mengapa...." Anda setuju dengan kalimat yang saya kutip dari lagu Meggy Z. di atas? Hmm, mungkin saat gigi sedang sehat, tidak berlubang, tidak meradang dan nyut-nyutan seperti yang saya rasakan minggu lalu maka anda akan mengangguk antusias. "Yeach, mending sakit gigi Ndang, dibanding sakit hati karena cinta! Itu lebih sakit, lebih sakit"! Oke, yep, saya mengerti. Tapi minggu lalu saya memilih untuk sakit hati saja dibandingkan sakit gigi hebat yang membuat makan, tidur, bahkan bengong pun terasa tersiksa. Satu gigi geraham yang sebenarnya sudah lama bermasalah karena tambalannya yang lepas akhirnya berteriak meminta perhatian untuk segera ditangani, sakitnya bukan hanya di seputar geraham dan mulut saja bahkan sudah mencapai telinga, kepala dan leher. Saat makan pun saya harus ekstra hati-hati karena tersentuh benda padat sedikit saja telah membuat saya menjerit galau. Tobat!


11 Februari 2014

Vegetarian Samosa dengan Bumbu Kari: Tetap sip markusip walau tanpa daging!


Minggu lalu, dalam rangka mengantarkan salah seorang anggota keluarga ke bandara, dan demi mengisi waktu yang masih lumayan panjang kami pun melewatkan waktu di sebuah coffee shop disana, Old Town namanya. Tidak ada yang istimewa untuk kopinya, hampir sama dengan coffee shop sejenis lainnya yang banyak tersebar di Jakarta, namun sepiring samosa yang kami pesan cukup menarik perhatian saya. Camilan berbentuk segitiga berisikan kentang dan sayuran tumbuk dengan bumbu kari ini dibalut dengan selapis kulit lumpia yang tipis dan crispy sehingga saat panas-panas disantap terdengar bunyi kriuk yang mengasyikkan. Alis saya pun langsung terjungkat naik dan ide terlintas, sepertinya samosa bisa menjadi next trial resep yang akan saya sharing ke anda. Untuk anda, para vegetarian yang beberapa kali mengirimkan komentar meminta saya lebih banyak menulis resep tanpa protein hewani, resep samosa yang kali ini saya tampilkan bisa anda coba di rumah. Mudah, sehat, lezat dan cepat disajikan!


Bolhar : Ngebul di dahar ^_^


Beberapa waktu yang lalu ketika teman saya Ani merayakan ultahnya di kantor, kami cukup surprised kala sepanci besar hidangan daging berkuah mirip sup digotong oleh dua orang office boy masuk ke dalam kantor. Di belakang mereka berdua tampak teman saya ini menenteng se-tas plastik besar lontong dan kerupuk yang terlihat cukup berat. Wajahnya yang memerah dengan nafas yang sedikit ngos-ngosan membuat kami semua tahu perjalanan membawa aneka makanan ini bukan pekerjaan enteng. Sejak pagi, kami semua - para kuli kantoran yang selalu kelaparan dan mendambakan makanan gratisan - telah siap sedia berjajar rapi di lorong arah masuk kantor menyambut Ani.  

Sejujurnya kami telah siap sedia sejak dua hari sebelumnya kala Asep berteriak mengingatkan, "Hoi, jangan lupa ya teman-teman, Ani dua hari lagi ulang tahun"! Teriakan itu langsung disambut cepat karena radar kami langsung tanggap menangkap makanan gratis yang akan tiba. "Bawa makanan yang enak ya, nggak usah repot-repot masuk kalau nggak enak", atau "Jangan bawa tumis oncom leunca pakai nasi, mending pulang saja kalau bawa itu." Ani hanya tersenyum-senyum antara stress dan pusing memikirkan menu apa yang akan disajikan. Ketika bolhar terhidang di depan mata dan mulai diserbu maka kami pun bersama-sama mengucapkan, "Selamat ultah ya Ni, by the way bolharnya enak bener! Besok ultah lagi ya"! ^_^


10 Februari 2014

Hot Chocolate Souffle (Resep & Tips) : Creamy, moist, delicous!


"Gordon says

A souffle is a very sexy pudding. It has to be light, not taste too eggy, be crisp on top and slightly moist in the centre and for any good souffle, the only way is up. "


Seberapa sering anda tergoda untuk mencoba sebuah resep yang menurut anda 'sedikit' ribet, menuntut konsentrasi dan step by step yang seksama kala membuatnya? Jika jawabannya adalah sering maka sepertinya pertanyaan yang saya ajukan di atas bukan untuk anda ^_^. Karena bagi saya resep dengan kriteria 'ribet' ini  sering saya kesampingkan dan skip dari eksperimen cooking di dapur. Resep-resep seperti ini selain menghabiskan tenaga, menyita waktu, biasanya juga banyak menggunakan bahan yang menguras kocek, dan belum tentu hasilnya sesuai dengan keinginan dan impian. Jadi daripada mencobanya dan membuat hidup lebih sengsara lebih baik melakukan kegiatan lainnya, hmm seperti... browsing tak tentu arah, tidur sampai kepala terasa pening, bergosip ria dengan teman dan menambah dosa yang sudah segunung, nongkrong di coffee shop sambil menyeruput bergalon-galon kopi hingga membuat mata melotot karena mabuk caffeine, dan tentunya masih banyak kegiatan tidak bermanfaat lainnya yang bisa dilakukan dibandingkan menambah skill dan pengalaman di dapur. Anda setuju dengan saya? ^_^

01 Februari 2014

Resep Simple Omelete Sandwich


Makanan apa yang akan terlintas di benak anda saat lapar melanda namun tidak ingin menghabiskan waktu terlalu lama di dapur? Oke, mungkin anda bisa menyebutkan puluhan makanan atau bahkan ratusan, tapi bagi saya maka omelet lah yang akan langsung terlintas jika dilanda kondisi desperate seperti itu. Mudah, cepat, lezat dan anda bisa menciptakan ratusan resep omelet dalam sekejap. Omelet sosis, omelet sayuran, omelet ayam suwir, omelet daging cincang, omelet keju, dan omelet lainnya dan omelet lainnya. Kreatifitas yang tak terbatas. 

Entah mengapa telur dadar berisi aneka bahan di dalamnya ini membuat saya selalu tergila-gila. Tapi itu tidak mengherankan, karena hampir sebagian besar orang Indonesia menyukai telur, dalam bentuk apapun. Rebus atau goreng tidak menjadi masalah dan kita menyantapnya dalam aneka masakan. Namun di antara itu semua, bagi saya maka omelet menduduki tempat teratas. Disantap begitu saja lezat, bersama nasi tentu saja lebih mantap, bagaimana jika menjadi pengisi sandwich? Hmm, yang satu ini perlu anda coba. Yummy! ^_^