Pages

02 Juli 2013

Resep Pembaca JTT: Kanji Rumbi - Bubur Ayam Khas Aceh


Halo mba Endang...pa kbr nih? Mudah-mudahan masih rajin dengan masak-memasaknya dan sharing di blog...:-).  

Mba endang...aku sering lihat banyak yang nyari resep bubur ayam khas aceh yg namanya kanji rumbi, mba Endang pernah dengar atau mungkin pernah mencobanya? Karena saya dari keluarga yang berasal dari ujung pulau sumatera, aceh, bubur ini ngga asing dilidah saya dan menjadi hidangan favorit berbuka puasa dirumah atau jadi camilan di sore hari bahkan jadi menu sarapan...

Kalo ngga keberatan saya ingin berbagi resepnya ke mba Endang...siapa tau mba berkenan mencoba dan bisa disharing untuk pecinta kuliner lainnya.... Thx sebelumnya ya mba....

Novie Triana, Aceh


Resep bubur khas Aceh ini sudah lama saya dapatkan dari salah seorang pembaca JTT, Novie Triana di Aceh. Walau keinginan untuk mencobanya kuat menggebu namun waktu jualah yang menjadi penghalang saya untuk membuatnya di rumah. Sebenarnya bubur yang terbuat dari beras merupakan sarapan pagi favorit saya, namun memasaknya sendiri memerlukan waktu yang cukup lama. Namun jika anda tinggal di Jakarta dan sekitarnya, maka anda bisa menyantapnya kapan pun dimana pun. Karena pada setiap harinya di setiap sudut dan pinggir jalan di Ibukota, banyak penjual bubur ayam yang mangkal bersama gerobak dagangannya. Biasanya sebelum masuk ke dalam gedung kantor setiap pagi maka saya pasti menyempatkan diri untuk singgah di salah satu tukang bubur yang berjualan di sisi pagar kantor. Seporsi bubur ayam dengan beberapa tusuk sate hati ampela hanya seharga delapan ribu rupiah. Sedap dan kenyang. 


Tapi di jaman dulu, ketika nenek saya masih hidup, hampir setiap hari beliau membuat bubur nasi, ini karena kakek saya penggemar beratnya. Walau ternyata setelah diusut-usut hampir semua anggota keluarga saya juga menyukainya.  Tentu saja bubur versi nenek saya sangat sederhana, hanya beras yang dimasak dengan santan dan sedikit garam. Rasanya gurih dan berlemak. Kami menyantapnya dengan ikan asin dan sambal terasi. Waduh air liur saya hampir menetes saat membayangkannya. Sebenarnya alasan utama nenek saya membuat bubur selain makanan ini disukai oleh seluruh keluarga juga untuk mengirit pemakaian beras. Maklum saja dengan anggota keluarga yang sangat banyak dilengkapi dengan cucu-cucu di usia yang jago makan, maka nenek saya harus memasak dalam partai besar untuk membuat semua perut menjadi puas. ^_^

Jadi ketika Novie menawarkan kanji rumbi yang memiliki bumbu dan bahan yang sedikit berbeda dengan bubur ayam umumnya saya pun langsung menjawab oke dengan penuh semangat. Tidak jelas apakah penampilan bubur yang saya posting ini mirip dengan yang disajikan di Aceh, sepertinya saya harus meminta Novie untuk memberikan komentarnya. Namun untuk rasanya, bubur ini sangat yummy! ^_^


Kanji rumbi sendiri merupakan sejenis bubur ayam yang dicampur dengan rempah-rempah khas Aceh seperti merica, jintan, adas, kembang lawang, kapulaga, jahe, daun pandan dan masih banyak bumbu dan rempah lainnya. Karena banyaknya bumbu dan bahan yang dipakai maka bubur ini dikenal dengan bubur dengan 40 macam bumbu, tentu saja untuk versi kali ini kita tidak akan menggunakan semuanya. Bagi masyarakat Aceh, kanji rumbi tidak asing disajikan apalagi pada saat bulan Ramadhan tiba. Hidangan ini sering digunakan sebagai makanan pembuka kala buka puasa. Di beberapa kabupaten di Aceh, kanji rumbi dimasak dalam satu kuali besar dimana porsinya cukup untuk seluruh warga. Pekerjaan memasak kanji rumbi di bulan Ramadhan merupakan rangkaian ibadah yang dilakukan oleh juru masak spesialis kanji tanpa dipungut biaya. Waktu yang diperlukan untuk memasak bubur ini berkisar antara dua hingga tiga jam.

Umumnya pembuatan kanji dan bahan-bahan untuk membuatnya merupakan hasil swadaya dan sumbangan masyarakat setempat. Mulai dari beras sebagai bahan utama kanji, ayam, udang dan rempah-rempah yang digunakan. Menjelang berbuka, masyarakat akan datang sambil membawa wadah makanan masing-masing untuk mengambil kanji dan menyantapnya di rumah saat berbuka puasa tiba. Ahh, nikmatnya berbagi di bulan Ramadhan. 

Nah untuk kita yang tidak tinggal di Aceh, tidak perlu bersedih, kita bisa membuatnya sendiri di rumah untuk disantap bersama keluarga. Rasanya pun tak kalah sedapnya. Ehem, ini menurut saya. ^_^. 

Berikut resepnya ya.  


Kanji Rumbi (Bubur Ayam Khas Aceh)
Resep diadaptasikan dari resep keluarga Novie Triana, Aceh

Bahan:
- 1/4 kg beras
- 1/2 ekor ayam
- 250 gram udang
- 1 1/2 liter air

Bumbu:
- 2 bonggol bawang putih, cincang halus
- 2 - 3 sendok makan margarine
- 2 lembar daun pandan, simpulkan
- 1/2  sendok makan garam
- 1 sendok teh merica bubuk

Bumbu yang dibungkus dengan kain: 
- 1 sendok makan ketumbar, tumbuk kasar
- 1 sendok teh merica, butiran
- 1/2 sendok teh adas/jinten manis
- 2 buah pekak/kembang lawang
- 5 butir cengkeh
- 1 batang kayu manis
- 5 butir kapulaga
- 1/2 buah biji pala, memarkan

Pelengkap:
- daun seledri cincang halus
- bawang merah goreng  

Cara membuat:


Siapkan panci, masukkan ayam dan 1 1/2 liter air. Rebus ayam bersama dengan 1/4 porsi bawang putih hingga empuk dan matang. Angkat dan tiriskan. Sisihkan kaldunya. Suwir-suwir daging ayam dan buang tulangnya. 

Masukkan udang ke dalam kaldu bekas merebus ayam, rebus udang bersama dengan 1/4 porsi bawang putih hingga matang kemerahan. Angkat dan tiriskan. Sisihkan kaldunya. Kupas kulit udang dan potong-potong dadu dagingnya. 


Siapkan wajan, sangrai beras hingga kekuningan, dinginkan dan cuci bersih. Masak beras bersama kaldu ayam dan udang serta bumbu yang dibungkus hingga menjadi bubur. Jika kurang air, tambahkan menggunakan air biasa. 


Siapkan wajan, panaskan margarine, tumis sisa bawang putih dan daun pandan hingga harum. Masukkan suwiran ayam dan udang rebus.  Aduk sebentar hingga harum. Tuangkan tumisan ke dalam bubur beserta minyak tumisannya, tambahkan garam, kaldu bubuk dan merica bubuk sesuai selera. Cicipi rasanya.

Angkat bubur dan hidangkan panas-panas dengan taburan bawang merah goreng dan daun seledri cincang. Yummy!

Sources:
Resep keluarga Novie Triana, Aceh - Kanji Rumbi
Seputar Aceh - Kanji Rumbi, Menu Spesial Berbuka Puasa

27 komentar:

  1. Mba endaaaannng...ini bubur kesukaan aku loooh.kebetulan suamiku org aceh,kl ada acara dirumah saudara yg aceh,suka ada menu bubur ini.cuma warnanya mirip dgn nasi kebuli,butek ya..karna macam2 bumbu masuk semua.kl punya mba endang ini wananya jernih..hehe...kaya bubur sukabumi...kebetulan juga aku blm punya resepnya.kapan2 aku coba aah...thanks ya mba novi dan mba endang...:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. haloow Mba, wakkaka, keknya harusnya warnanya butek ya, cuman kok punya saya rada putihan ya, ada yang salah nehh kayanya wakkakak. Thanks ya sharingnya. Salam ^_^

      Hapus
    2. punya mbak endang putih lantaran bumbunya dibungkus kain, mungkin di keluarga suami mbak anonymous *ndak tw nama aslinya maap.. bumbunya ga dibungkus kain

      Hapus
    3. Halo Mba Sefri, wah iya betul juga. Mungkin kalau bumbu gak dibungkus rasa rempahnya lebih nendang ya. Makasih ya Mba sharingnya.

      Hapus
  2. Bubur ini, kalo di keluarga kami, makanan wajib dikala sakit. setelah makan bubur kanji, badan jadi segar, keringat banyak keluar. Mungkin karena rempah2nya banyak ya...:). Kadang kalo ada bubur kanji, dan gak ada yang sakit, anak2 sampe nanya, "siapa yang sakit bunda?" hihihi....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Chanti, yep, di keluarga saya juga seperti itu, masak bubur identik dengan ada yang sakit ya waakakak. Tapi sekarang udah nggak, bubur ayam disantap setiap waktu. Thanks sharingnya ya Mba ^_^

      Hapus
  3. Mbak endang mau tanya tp bukan resep bubur ..kmrn saya bl emulsifier tp krn ovalet adanya yg bungkus besar mk saya bl ryoto, nah apakah ryoto fungsinya sama spt ovalet?trus cara menyimpan ovalet yang tlh d buka apa dsimpen dkulkas?trimakash..yani-jember.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Yani, saya belum pernah dengar merk Ryoto wakakkaka. Tapi kalau memang itu emulsifier maka berarti fungsinya sama seperti ovalet. Saya biasanya simpan di kulkas, tapi kemarin2 saya biarkan saja di dapur selama sebulan dalam wadah tertutup rapat, masih oke2 saja ^_^

      Hapus
  4. Aq sbnerny sgt suka bubur, tp kl yg ini agak susah nyari macem2 rempahnya. Gmn ya mba? Bs dignti dg yg lain yg lbih mudah atau bs dihilangkan? Oya mb berapa lama wktu msak beras smpe jd bubur? Thanks postingny. Nnti pgen coba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yep, kanji rumbi lebih ribet dari bubur biasa, kalau bumbu2nya di skip tentunya rasanya bukan kanji rumbi lagi ya, jadi seperti bubur ayam biasa. Memasak beras supaya cepat jadi bubur sebaiknya beras direndam dulu minimal 2 jam ya. Merebus menjadi bubur memakan waktu sekitar 1 jam.

      Hapus
  5. ini enak Mba, saya sudah coba resepnya. Saya tunggu resep dari Aceh yang lain ya Mba. Salam hangat dari Taiwan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba ana, sip, thanks sharingnya ya. saya juga suka nih masakan aceh cuman belum pede saja mau nampilinnya kalau gak dapat resep dari wong acehnya langsung. sukses ya.

      Hapus
  6. hi mb,
    masuk list mb nih resep... semoga suamiku suka, klpun nggak sama taste nya karna kami bukan org aceh tp plbg sah -sah aja kali yeeee...

    thanks for sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, yepp saya juga orang Jawa, jadi tastenya modifikasi sana sini wakakkak. Disesuaikan degann selera saja. silahkan dicoba, moga suka ya ^_^

      Hapus
  7. Hihihi. kalo di fotonya Mba Endang, tampilan buburnya jadi mirip bubur ayam biasa ya Mba, soalnya butiran nasinya masih kelihatan bertekstur, warnanya masih putih, dan "topping"nya heboh. ^____^
    keluargaku kalo masak kanji rumbi, beras sudah direndam dari semalam sebelum dimasak. tekstur akhir buburnya jadi haluuuuusss banget (yah, ditambah faktor lamanya masak bubur bisa sampe lebih dari 5 jam dan diaduk terus) bumbu-bumbu juga ga perlu dibungkus kain kalo bisa dapat yang udah berbentuk bubuk.
    jadi kalo resep keluargaku yang bisa dicontoh kalo males ngebungkus-bungkus bumbu atau males menyangrai beras:
    1. rebus beras pakai air yang banyak
    2. selagi menunggu, tumis ayam dan udang
    3. kalau beras udah mulai jadi bubur, masukkan semua bumbu (merica bubuk, adas bubuk, pala bubuk, kapulaga bubuk, semua bumbu yg bisa ditemukan di pasar dalam bentuk bubuk ambil aja trus masukin ^___^) bunga lawang dan pandan
    4. masak terus sampai benar-benar kental dan nggak berbutir nasi lagi
    5. masukkan ayam dan udang, aduk sampai harum ayam-udangnya tercium, trus masukkan santan kental (kalo resepnya pakai 1kg beras, santannya 2-3 kelapa)
    6. masak sampai matang. sajikan cukup pakai bawang goreng saja.. ^____^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, waah thanks yaaa atas sarannya. Yaah saya yakin memang bubur saya gak mirip sama kanji rumbi original di aceh, bahkan rasanya saja saya masih nebak2 wakakkak. Thanks sharingnya yaa, pasti berguna buat pembaca lainnya! Sukses!

      Hapus
    2. iya mbak endang.. ditambahkan santan biar lebih gurih

      Hapus
  8. mantap resepnya mbak, khususnya bulan puasa bagi kami di aceh.... ada tambahan dari saya dikit mba untuk resepnya... warna bubur dari resep yang mba kasih agak pucat.. agar warnanya bagus biasanya saya memasukkan kunyit yang hidup untuk resep diatas biasanya 2 ruas jari... jangan dihaluskan atau dikeprak... sesudah dikupas langsung dimasukkan kedalam bubur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, makasih sharingnya ya, wah pasti di aceh saat ini banyak yang jualan bubur ini yaa, mantap banget dah. thanks juga untuk tipsnya, pastinya akan membuat bubur lebih menarik warnanya. salam ^_^

      Hapus
  9. bubur kanji rumbi khas aceh memang sangat enak dan lezat dengan rempah-rempah yang banyak. terimakasih mbak telah membantu membuat kuliner khas aceh ini terkenal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, salam kenal ya Mas Mus , terima kasih sharingnya. Saya suka banget sama kanji rumbi, saya yakin di Aceh pasti rasanya berkali2 lebih sedap dibandingkan buatan saya hahhahah. Masakan Aceh memang nampol enaknya!

      Hapus
  10. Halo Mba Endang.. Salam kenal, saya pembaca setia blog JTT lohh :) Ini bubur wajib buka puasa di keluarga besar saya yang memang kebetulan orang aceh, klo di keluarga saya bubur ini dinikamti dengan urap daun singkong&tauge khas aceh ditambah bawang goreng yang ditambahkan minyak samin. Dijamin tambah lezaaatttt mbaaaa! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, salam kenal juga ya. Thanks sharingnya ya, dan mantap sekali tipsnya, jadi pengen buat lagi hehhehe. Sukses yaaa

      Hapus
  11. Mba.. kainnya itu kain apa? kain kasa khusus utk masak kah? atau bisa pake kain kasa utk luka, hehehe maap beneran ga tau itu yg dimaksut kain apa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Welly, kain yang biasa dipakai buat bungkus tahu putih, atau kain dengan serat yang jarang2. Kalau kain kasa bukannnya ada antiseptiknya ya? hehehhe

      Hapus
  12. mbak ga ada resep bubur ayam biasa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaa, belum ada yaa, hehhehe, sudah masuk dalam rencana tapi belum sempat, ditunggu yaa

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^