Pages

03 April 2014

Balado Ikan Asin dan Petai: Nampol enaknya!


Ikan asin dan petai dalam gelimangan sambal balado yang merah membara ini memang luar biasa sedapnya. Tips agar sambal tahan lama dan terasa sedap adalah menumis bumbunya hingga benar-benar matang dalam minyak yang banyak.

 
Memilih petai bukanlah salah satu keahlian saya, ini karena sayuran beraroma unik ini jarang saya konsumsi. Nah Sabtu kemarin kala kantor saya mengadakan acara jalan-jalan bersama ke Anyer kami pun terdampar di Pantai Carita yang penuh sesak dengan pedagang makanan. Sebenarnya kondisi ini sedikit mengesalkan dan mengganggu privasi. Bagaimana tidak? Mulai sejak kaki ini menginjakkan diri di pasir yang berwarna hitam hingga kembali ke dalam bis untuk pulang, ibu-ibu penjual ikan asin, petai atau jasa pijat sibuk menawarkan dagangannya. Bahkan saat kami menggelar tikar di hamparan pasir dan mulai membuka ransum makan siang, para pedagang ini dengan santainya berdiri mengelilingi tikar yang kami duduki, tak peduli saat itu kami sedang sibuk membagikan nasi dan aneka lauk serta bersiap hendak bersantap siang. Awalnya memang terasa risi namun lama-lama akhirnya kami kebal juga. ^_^


Nah kembali ke petai, walau sebenarnya saya sama sekali tidak berniat membelinya akhirnya nafsu ini terbangkitkan juga kala melihat hampir semua teman saya menenteng ikatannya. Akhirnya benteng pertahanan saya pun bobol juga dan dengan dua puluh tiga ribu rupiah, dua ikat petai pun beralih ke tangan. Awalnya tidak terpikir oleh saya bahwa memilih petai memerlukan tips dan trick jitu hingga akhirnya saya mendengar celetukan teman kantor, Pak Kustandi, kala sedang memilah-milah petai untuk dibeli. "Kalau ada satu lubang saja di kulit luarnya alamat sepapan petai ini ada ulatnya semua". Saya langsung mendelik dan menepuk jidat kala teringat dengan 2 ikat petai yang telah duduk nyaman di dalam bis. Saya tidak mengeceknya sama sekali! Selama ini jika membeli petai maka saya lebih memilih yang telah dikupas, selain praktis juga jelas kondisinya. Kali ini benar-benar tidak tercetus ide sama sekali bahwa kendala utama membeli petai berkulit adalah ulat yang suka bersemayam di bulir buahnya yang empuk. Walhasil di sepanjang perjalanan pulang kepala saya penuh sesak dengan petai dan ulat. Petai dan ulat! Dan firasat saya mengatakan akan ada ulat disana. 


Tebakan saya sama sekali tidak meleset, hari Minggu kemarin kala si petai saya eksekusi satu persatu maka dalam satu ikatan yang terdiri atas 10 papan petai hampir seluruhnya terinvasi ulat gendut berwarna kehitaman. Takjubnya, lebih banyak petai yang terinfeksi dibandingkan yang mulus tanpa cacat!  Sebagian petai benar-benar harus saya pilah-pilah bagian mana yang masih mulus yang bisa saya gunakan untuk sambal balado ikan asin kali ini. Nah  bagi anda yang berniat untuk membeli petai mungkin tips berikut ini bisa menjadi pegangan kala memilihnya. 
  • Pilih petai dengan kulit berwarna hijau mulus, bersih tanpa ada bercak kehitaman. Biasanya warna kehitaman disebabkan bulir biji di dalamnya sudah membusuk oleh ulat. 
  • Perhatikan permukaan kulit buah apakah ada lubang kecil disana, jika ada sebaiknya anda harus memperhatikan secara seksama semua papan petai dalam ikatannya. Satu petai terinfeksi biasanya berarti seluruh petai akan mengalami hal yang sama. 
  • Pilih petai dengan bulir biji  yang terlihat membulat dan penuh,  tandanya petai telah cukup tua dan maksimal ukuran bijinya. Biji petai yang muda cenderung kurang berbau kuat dibandingkan yang telah cukup tua. 
  • Pencet permukaan biji petai dengan jari tangan, jika keras maka petai telah cukup tua. 
  • Petai tahan selama 2 minggu di dalam kulkas atau untuk waktu yang lebih lama kupas petai dan biarkan kulit ari masih menempel di bulirnya kemudian bekukan di freezer, petai bisa tahan berbulan-bulan lamanya. 
  • Petai sedap dimakan mentah dengan sambal, digoreng beserta kulitnya hingga kecoklatan warnanya, dibakar, dikukus atau sebagai campuran sayur dan sambal seperti yang kali ini saya posting.

Okeh saya hentikan ocehan saya tentang petai, sekarang kita menuju ke ikan asin. Ada banyak penjual ikan asin di pantai Anyer dan sekitarnya namun saran saya hati-hati saat anda memilihnya. Pilihlah jenis ikan asin dari ikan kacang-kacang atau ikan jenis lainnya yang warna dagingnya kuning kecoklatan seperti foto saya di atas. Hindari ikan dengan daging berwarna terlalu putih dengan bentuk lebar dan tebal, selain karena kemungkinan ikan telah di beri formalin dan pemutih supaya terlihat menarik dan awet juga biasanya  jenis ikan hiu lah yang digunakan. Untuk kasus saya, tanpa teliti lebih lanjut, ketika seorang Ibu pedagang menjajakan ikan asinnya masuklah dua gepok ikan asin hiu ke dalam plastik belanja. Saya baru sadar dengan bentuk ikan yang aneh kala telah tiba di dapur rumah Pete. Kulit ikan asin hiu mulus tanpa sisik sama sekali dan berwarna abu-abu dengan bagian kepala yang sebagian telah dihilangkan, namun bentuknya yang khas dengan sirip kecil langsung membuat saya teringat dengan film dokumenter tentang ikan predator ini di acara Discovery Channel. Tobat! Walau saya penggila ikan namun ikan hiu bukanlah jenis ikan yang akan saya pilih untuk dikonsumsi. 


Hari Senin ketika Bulik Sopiah datang dari Depok dan melihat ikan asin di meja dapur kontan beliau langsung berkomentar, "Ini beli di Anyer ya? Ikan hiu ini Ndang! Jenis ikan ini baunya amis banget". Semangat untuk mengolahnya pun semakin drop, sebagian ikan saya berikan ke Bulik untuk dibagikan ke tetangga di Depok. Walau ikan hiu terkadang dikonsumsi dan saya pernah juga membaca menu ikan hiu bakar di beberapa restaurant namun saya sama sekali tidak berselera untuk menyantapnya. Untung saja beberapa ikan jenis kacang-kacang dan lainnya turut saya beli dan ikan tersebutlah yang kemudian saya olah menjadi sambal balado ini. 

Okeh sekarang kita bahas sambal baladonya sendiri. Membuatnya tidak susah. Saya menggunakan cabai merah besar dan cabai keriting untuk membuat warnanya merah merona. Malas menumbuk cabai yang begitu banyak maka saya masukkan semua bumbu ke dalam chopper kecil Phillips dan proses sebentar. Keunggulan menggunakan chopper dibandingkan blender adalah hasil sambal yang tidak terlalu halus dan mesin tetap berputar walau tidak menggunakan air untuk menggerakkannya. Biasanya sambal balado di restaurant Padang memang cenderung kasar teksturnya dan dengan chopper kondisi itu bisa diciptakan. 


Sayangnya sambal balado memerlukan minyak yang banyak kala menumisnya. Ini untuk membuat sambal benar-benar matang. Bumbu yang matang tertumis akan mengeluarkan aroma lebih sedap, rasanya lebih nendang dan kuat, warna yang lebih menarik serta tahan lama untuk disimpan. Demi itu semua anda harus rela untuk mengucurkan minyak sedikit lebih banyak tatkala tumisan terlihat masih basah dan kurang matang dengan baik. Namun hati-hati, terlalu banyak minyak juga akan membuat sambal menjadi tidak menarik, terasa eneg dan tentu saja tinggi kalori dan kolesterol. Jadi kembali ke selera anda juga. 

Selain ikan asin dan petai tentu saja ada banyak bahan makanan yang sedap diolah menjadi sambal balado seperti ini. Misalnya saja ikan atau ayam goreng dan telur rebus. Menu ini selalu menjadi andalan Ibu saya dan tidak pernah gagal memuaskan selera makan kami, anak-anaknya. Berikut resepnya ya!


Balado Ikan Asin dan Petai
Resep diadaptasikan dari Ibu saya

Untuk 10 porsi

Tertarik dengan resep sambal lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Sambal Seruit dan Ikan Bakar a la Mas Moko
Mujair Goreng Siram Saus Rica-Rica
Ayam Goreng Cabai Hijau: Cetar Menampar!  

Bahan:
- 400 gram ikan asin, potong-potong ukuran layak makan
- 1 genggam petai kupas, atau 200 gram petai, sekitar 3 papan petai, belah menjadi 2
- minyak untuk menggoreng ikan asin

Bumbu dihaluskan:
- 10 buah cabai merah besar, buang bijinya
- 20 buah cabai merah keriting
- 20 buah cabai rawit merah
- 10 siung bawang merah 
- 6 siung bawang putih
- 3 ruas jari jahe

Bumbu dan bahan lainnya:
- 1 sendok teh kaldu bubuk
- 2 sendok makan gula pasir
- 1 sendok teh garam
- 3 - 5 sendok makan minyak bekas menggoreng ikan asin untuk menumis

Cara membuat:


Siapkan ikan asin, rendam dengan air panas selama 10 menit, cuci bersih dan tiriskan. Siapkan wajan, beri minyak agak banyak dan panaskan. Goreng ikan sampai kering matang kecoklatan. Angkat dan tiriskan. 


Siapkan wajan bekas menggoreng ikan asin, sisakan sekitar 3 - 5 sendok makan minyak bekas menggoreng ikan di dalamnya. Panaskan hingga minyak benar-benar panas. Tumis bumbu halus hingga harum, matang dan berubah warnanya menjadi tua. Aduk-aduk selama bumbu ditumis dan tambahkan minyak jika tumisan masih terlihat basah dan kurang minyak. Minyak akan membuat sambal menjadi matang dan terasa tidak cemplang. 

Masukkan petai, aduk rata dan tumis hingga petai layu. Masukkan kaldu bubuk, gula pasir dan garam. Aduk rata dan cicipi rasanya. Sesuaikan gula dan garamnya. 

Tuangkan ikan asin goreng ke dalam sambal, aduk rata dan angkat. Sajikan dengan nasi panas mengepul. Nampol enaknya! 

41 komentar:

  1. liat postingan mba endang langsung nelen ludah deh "pas shaum lagi :D" besok insyaallah langsung bikin ,saya penggemar pete cuma kadang sering sungkan sama suami baunya kemana mana hehehe... thanks mba :-*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbakkk endang... Lama ga posting.. Aku merinduuu.. Tetap semangat posting dan lebih semangat lagi nulis bukunya ya mbak endang.... *hug
      _shenan_

      Hapus
    2. Haloow Mba Indria dan Mba Shenan, thanks yaa, iya lama gak posting, speedy di rumah mati seminggu dan dapur rumah lagi ancur lebur karena langit2nya bocor, renovasinya baru selesai kemarin. Doain saja saya tetap semangat memasak yaaa hahahha

      Hapus
  2. Ngecesss lihat gambarnya. mbak..ikan asin & sambal yg nampol sungguh perpaduan yg maknyusss.... nasi sepiring rasanya blm cukup hahaha. Tks sharingnya ya mbak, mau bikin tk menu besok nih....love you mbak..
    ~sri han~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haluuu Mba Sri Han, ini sewajan saya makan sendiri huaaa, setiap kali ke kamar mandi saya sikat pakai karbol, ngeselin tapi tetap nekat makan petai hihiihihi

      Hapus
  3. Salam kenal Mbak Endang, terima kasih sudah mau berbagi resep resep nya, ^ - ^.

    BalasHapus
  4. Mba endaaanggg...akhrnya nongol jg.tiap malam ta tongkrongin baru nongol skrg.kangen.hehe
    Sy penggemar jtt soalnya mba.jtt udh jadi kitab masak sy.kitab versi modern :)
    Hoo..jd ikan yg prnh sy beli di anyer it ikan hiu toh.pantes bau dan bentuknya aneh.mksh mba infonya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju dg mbak dina, sy jg dah nungguin update terbaru jtt, akhirnya nongol juga. Jtt yg bikin sy gak pernah mati gaya dlm memasak. Keep update ya mbak n jgn smp menghilang. Imel

      Hapus
    2. Mba Dina dan Mba Imel, maap, maap, iya baru sempat nulis lagi. Internet di rumah 1 minggu error dan dapur lagi renovasi karena atap2nya bocor. Tapi semua sudah berlalu, gatal juga tangan udah lama gak update hehehehe. Thanks ya Mbaa!! ^_^

      Hapus
  5. hai mba Endang, salam kenal...saya sering ngikutin postingan mba endang, Resep yang satu ini juga kegemaran saya, ikan asin ! kadang kala kita suka risih makan jengkol atau pete karena baunya, meskipun kedua jenis bahan makanan ini dapat mengundang selera makan. Jangan khawatir...setiap habis mengkonsumsi jengkol atau pete, minumlah vitamin B1 IPI (kertas merknya warna merah) dengan vitamin ini, Insya Allah bau mulut maupun air seni yang dikeluarkan tidak akan mengganggu hidung. Ini sudah terbukti... kalo makan pete atau jengkolnya kebanyakan, minum 2 butir vit B1, klo cm sekedarnya saja, cukup 1 butir saja....silahkan mencoba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Nina, salam kenal ya. Wwahh saya baru dengar tips yang ini. Thanks ya Mba, pasti berguna buat pembaca lainnya. mantap!

      Hapus
  6. Mba Endang, terus berbagi resepnya yg maknyuss yaaa.
    aku seneng banget sm blognya mba endang. Nampoool deh pokoknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, thanks ya, senang sekali resep JTT disuka!

      Hapus
    2. Iyaa mba.
      Aku sampai jualin brownies pisangnya, alhamdulillah lariiis maniis. Klo ada inovasi brownies terbaru sharing2 y mba..
      Biar bisnis bakingku makin laris manis :)

      Hapus
    3. Sipp, sukses sama bisnisnya yaaaa ^_^

      Hapus
  7. Mba ada resep brounies original kukus yg lembut gk?

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba cek di daftar resep mba, ada kok brownis kukus biasa dan teksturnya lembut

      Hapus
  8. mbak... sy penggemar beratmuuuu... resepnya udah bnyk yg tak cobain, dan semuanya sukseeess... hebat! padahal sy tdnya alergi sama dapur n pasar! skrg jd doyan belanja n masak,, hehehe oiya! penasaran kbp mbk endaang gak ikutan master chef yg di rcti itu mbak?? hehehehee...

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo, thanks ya sudah jadi penggemar berat jtt. senang sekali resep2nya sukses dicoba. wah saya tidak berminat ikut master chef, memasak itu jangan dibuat stress hahahahha

      Hapus
  9. pas banget nemu resep iniii..mbak, ini kalo disimpan di suhu ruangan (gak di kulkas) tahan berapa lama ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba lani, kalau mau disuhu ruang pastikan bumbu benar2 matang saat ditumis dan minyak cukup banyak. saya belum pernah simpan makanan seperti ini disuhu ruang mba hehehhe jadi tidak bs memberikan perkiraan.

      Hapus
  10. Sedapnya my dear.. Nanti nak cuba lah. Tak pernah lagi masak petai dengan ikan masin. Terliur dah ni.........

    BalasHapus
    Balasan
    1. silahkan dicoba yaaaa, bisa buat makan nasi jadi banyak hahahhahah

      Hapus
    2. Endang, itu sudah pasti.. Makan nasi pasti bertambah-tambah. Makan dengan nasi panas tanpa lauk lain pun dah cukup.

      Oh, saya sudah terliur :)

      Hapus
    3. Hi Endang,

      I mohon share recipe ini di blog I ye. Terima kasih sebab share recipe yang sangat sedap ini! :)

      Hapus
    4. Halo Honey, silahkan dishare resepnya di blog ya, mohon cantumkan sumber dan link yaaa ^_^

      Hapus
    5. Endang,

      Sudah di cantumkan link kamu :) Terima Kasih ye.

      Hapus
  11. Mbak, Yummy very, kebayang2 last 2 days since first time find out Your site. Wah, banyak yang mo dipraktekkan nih..

    Terimakasih ya, semoga Tuhan membalas semua kebaikan, kerajinan dan kreativitas mbak with more..more prosperity and happines, GBU :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks sharingnya ya, semoga suka setelah dicoba ^_^

      Hapus
  12. Mbak endang. makasih resepnya.. tiap pagi saya selalu buka jtt :)
    yg tdnya ga bs masak skrg jd bisa..
    Kalo masakan/cake nya berhasil.. suami langsung blg 'pasti resepnya mbak endang' hehehehe..
    Suami jd tmbh sayang...
    Oya mbak kalo ikan asinya diganti ikan asin gabus bs ga? Trs kalo ga mau pedes.. takaran cabainya berapa?
    Trims..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Dian, wah thanks yaaa sudah menjadi pembaca JTT. Senang sekali resep2nya disuka dan sukses dicoba. Bisa pakai ikan asin gabus kok Mba, tetap nendang rasanya ^_^

      Hapus
  13. mba,
    untuk kaldu bubuk menggunakan merk apa biasanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Vita, saya biasanya pakai Roy**co ya rasa sapi ya

      Hapus
  14. Assalamu'alaikum, Mbak Endang, senang sekali melihat blognya. Resepnya bervariasi dan mantap, bisa menambah referensi sy dalam memasak. Maklum masih pemula. Apalagi testimoninya semakin meyakinkan.
    Saya mau share dari Ibu tercinta sy, kalau membuat sambal matang macam sambal balado ini sebelum dihaluskan bawang merah + bawang putih + cabe digoreng terlebih dahulu sehingga rasa semakin mantap dan tdk terasa langur (orang jawa bilang). Terima kasih Mbak Endang, Semoga bermanfaat ilmunya yang telah dibagikan. Salam kenal. Wassalm :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaikumsalam Mba, salam kenal juga yaa. Senang sekali resep2 JTT disuka. Terima kasih atas sarannya yaa, mantap banget. memang kendala bumbu suka gak matang jadi rasaya langu ya. Next time saya akan coba sarannya. Sukses selalu ya mba^_^

      Hapus
  15. ini enak mbaaaaaaa resepnya, makasih yaaa, cuma ikan saya pake ikan cue yg dipotong2, enak banget...

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba Welly sharingnya, senang resepnya disuka ya

      Hapus
  16. Mana ada ikan hiu di Anyer?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh ya? kalau hiunya ditangkap di tengah laut dan diasinkan di Anyer, mungkin gak?

      Hapus
  17. Mbak endang, aku penggemar beratmuu..
    Resep ceker ini udhbaku masak puluhan kali hmpir seratus kali kyky..hahaha
    Dan anaku yg lgi GTM sukses melahapnya sampai habis
    Matursuwun sanget pokoknalah mbak endang

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^