Pages

29 April 2015

Tahu Cincang dengan Sayur dan Telur Puyuh


Beberapa waktu yang lalu, hmm tepatnya sekitar tiga tahun yang lalu, saya pernah join di salah satu komunitas backpackers. Acara jalan-jalan murah meriah ini sebenarnya cukup menyenangkan, apalagi komunitas backpackers yang saya ikuti ini lebih memilih lokasi-lokasi yang berhubungan dengan kebudayaan dan sejarah. Dua hal yang saya sukai. Kami tak hanya sekedar melancong tetapi juga diajak untuk mengenal negeri ini lebih dekat. Karena tak kenal maka tak sayang, dan tak dekat maka tak cinta, bukan? 

Berhubung namanya backpackers maka peserta tentu saja diharapkan bisa menerima dengan tabah situasi dan kondisi yang terjadi. Seperti misalnya menunggu di panas terik mentari sementara si Mas Guide sibuk menawar angkot di stasiun Bogor kala kami hendak menuju ke sebuah pura di gunung Salak. Atau berdesak-desakan berdiri di commuter line bersama tas punggung yang berat berisi makanan dan pakaian. Atau bermandikan keringat di dalam angkot yang sempit. Semua hal ini biasa dalam dunia backpackers (setidaknya di dalam dunia backpackers kami) dan selama kendaraan bisa membawa ke tempat tujuan maka faktor kenyamanan tidak harus diperhitungkan. Namanya juga jalan-jalan 'ngirit' bo! ^_^


28 April 2015

Homemade Tortilla - Lembut, Empuk dan Mudah Digulung


Membuat tortilla wrap atau kulit tortilla seperti ini bukan hal baru bagi saya, namun beberapa kali mencobanya dari aneka resep tortilla yang bersliweran di internet hasilnya kurang memuaskan. Terakhir kali saya membuatnya dengan tepung gandum utuh, walaupun berhasil digunakan untuk menggulung tumisan daging cincang dan saus salsa namun lembaran roti yang kurang lebar dan kurang luwes ketika ditekuk membuatnya sulit untuk menampung isi yang banyak. Obsesi saya akan tortilla yang lemas, empuk, dan mudah digulung tanpa membuatnya menjadi sobek tentu saja tidak pernah berakhir, namun hendak mencobanya sekali lagi saya masih berpikir ulang tiga kali. 

Membuat tortilla walau mudah namun cukup mengeluarkan tenaga terutama di bagian menggiling adonan hingga tipis. Akan mengesalkan sekali rasanya ketika semua jerih payah itu sudah dilakukan hasilnya adalah tortilla super keras yang tidak bisa digunakan. Karena itu untuk sementara saya pun melupakannya hingga akhirnya tertarik dengan aneka makanan Meksiko yang memang rasanya terkenal yummy. Salah satunya adalah enchiladas. Makanan ini terbuat dari tortilla yang telah diisi dengan suwiran daging ayam atau daging sapi berbumbu, digulung dan ditata di sebuah loyang kemudian disiram dengan saus keju dan dipanggang. Demi si enchiladas saya pun lantas bereksperimen kembali membuat tortilla dan kali ini hasilnya super duper mantap. ^_^


23 April 2015

Cake Chiffon Jeruk


Resep cake chiffon jeruk ini sebenarnya sudah lama mendekam di dalam draft blog, cakenya sendiri sudah raib sejak bulan lalu. Namun niat untuk mempostingnya di JTT belum juga muncul. Mood saya memang kadang timbul, namun lebih sering tenggelam seiring waktu. Hingga akhirnya saya kehabisan ide, resep apalagi yang akan saya tampilkan? Sebenarnya ada begitu banyak masakan yang ingin saya eksekusi tapi akhir-akhir ini saya kehilangan semangat memasak. Apalagi saat ini saya sedang getol-getolnya menjalankan gaya hidup sehat sehingga kebanyakan makanan yang saya persiapkan di rumah lebih didominasi dengan rebusan, salad dan sup.

Seperti biasa tatkala nafas mulai ngos-ngosan saat kaki ini diajak berjalan sebentar, atau ketika celana kerja andalan mulai tidak nyaman di bagian paha dan pinggang maka saya pun kembali tersadar. Porsi makan mulai dikurangi sedikit demi sedikit, kalori setiap makanan yang dimasukkan ke mulut mulai dihitung dengan seksama dan aneka pantangan mulai diterapkan. Sejak menjalankannya dua minggu yang lalu saya pun mulai merasakan sedikit perubahan,  terutama di sekitar area perut dan paha. Target saya cukup fantastis, 10 kg dalam waktu tiga bulan! Yakin?! ^_^


21 April 2015

Giant Choco Crunch Cookies - Cookies Favorit Rafif dan Fatih


Kedua krucil keponakan saya, Rafif dan Fatih, jika weekend tiba tidak akan terlihat batang hidungnya. Sejak pagi mereka asyik mendekam di kamar bersama iPad masing-masing, tak bergeming atau menoleh sedikitpun ketika dipanggil. Sabtu dan Minggu merupakan hari bebas dimana Ayah dan Ibu memperbolehkan mereka main game sepuas-puasnya dan tidur hingga pukul 10 malam. Setelah lima hari sibuk dengan kegiatan sekolah, dimana aktifitas dimulai sejak pukul lima pagi, ditambah aneka les mulai dari Kumon hingga musik, dan segambreng kegiatan di sekolah plus macet di jalan, maka terkadang mereka baru tiba di rumah diatas pukul tujuh malam. 

Terus terang saya sering merasa kasihan melihat betapa beratnya perjuangan mereka menjadi anak sekolah di Jakarta. Di tengah persaingan yang sangat ketat antar siswa,  ditambah macet berjam-jam di jalanan, tak heran ketika weekend maka Rafif dan Fatih lebih suka berdiam diri di rumah. Seakan-akan detik demi detik yang berlalu di hari libur begitu  berharga dan enggan mereka tukar dengan kegiatan apapun di luar. 

20 April 2015

Spaghetti alla Marinara dengan Seafood


Over the years, I've learned that a confident person doesn't concentrate or focus on their weaknesses - they maximize their strengths.

~Joyce Meyer

Jika berbicara mengenai urusan dapur, maka mungkin ada dua tipe karakter orang yaitu cooks alias tukang masak dan bakers alias tukang roti/kue. Bagi si tukang masak, maka resep yang disertakan hanyalah sebatas saran saja, fleksible dalam setiap bahan yang digunakan dan proporsinya. Lain halnya dengan bakers (tukang roti/kue), bagi mereka resep seperti kitab yang harus diikuti dengan khusyuk, tepat dan detail dalam setiap ukuran dan teknik yang digunakan. 

Saya sendiri mengakui saya adalah tipe yang pertama yaitu tukang masak. Saya senang berkreasi dengan bumbu, aneka rempah dan bahan yang digunakan. Menambah itu dan itu, mengurangi ini dan itu, dan mengganti ini dengan itu, tidak harus selalu pakem mengikuti resep aslinya, tetapi lebih banyak tergantung pada ketersediaan bahan yang ada. Selain itu tentu saja memasak merupakan kegiatan yang jauh lebih santai dan tidak 'ribet' seperti membuat kue atau cake yang memerlukan timbangan, ayakan, kocokan, oven, kesabaran, ketelatenan dan tentu saja ratusan teknik yang terkadang membuat kepala pusing sebelum memulainya. ^_^


17 April 2015

Pepes Ikan Nila dalam Satu Pot


Bagi si hobi masak seperti saya, bukan berarti hari-hari akan dilalui dengan selalu memasak makanan yang sophisticated. Memasak bagi saya bukan suatu kewajiban, melainkan karena saya sangat menyukai prosesnya, menikmati hasilnya dan mencicipinya di akhir sesi. Namun ada waktu-waktu tertentu ketika mood sedang begitu so bad, sehingga memikirkan hendak menghabiskan waktu di dapur selama 1 atau dua jam mampu membuat semangat saya terbang. Jika sudah seperti ini maka masakan super simple pasti akan terlintas di kepala, seperti err.... sambal tempe yang tak pernah membuat saya kehilangan selera makan. Atau tumis sambal ikan a la Ibu yang saya gemari tetapi sangat jarang saya eksekusi karena berbahaya bagi lingkar pinggang yang semakin melar. 

Saya suka masakan simple yang mudah dibuat dan rasanya pun sedap. Siapa yang tidak?! Hmm, bagaimana jika saya suka masakan ikan yang hanya dicemplungkan ke dalam satu pot saja dan direbus hingga matang? "Memang enak ya"? Anda mungkin mengajukan pertanyaan itu. Sebenarnya ada banyak sekali jenis masakan yang bisa dimasak dalam satu panci seperti ini namun jika berbicara tentang pepes maka umumnya si lezat ini dibungkus secara individu dengan menggunakan daun pisang dan dikukus. Nah, jika anda ingin pepes versi praktis dalam satu pot saja, super mudah dan rasanya pun tak kalah sedap dengan rekan original-nya maka resep pepes ikan nila kali ini bisa menjadi referensi di rumah untuk dicoba. Yuk!


16 April 2015

Simple Chocolate Sponge Cake dengan Blueberry Topping


"Pagiiii Mba Endang, apa kabarnya"? Dan pesan manis yang mucul di WhatsApp hari itu mampu membuat saya blingsatan seperti cacing kepanasan. Saya tahu ucapan selamat pagi ini akan segera disusul dengan pertanyaan selanjutnya yang sedang saya hindari. Jadi sebelum pertanyaan itu muncul saya pun langsung melancarkan tangkisan, "Mba Lidya, please jangan tanya kapan saya akan mengirimkan semua resepnya. Karena hari ini pasti akan saya selesaikan." Balasan itu membuat Mba Lidya, Editor Kawan Pustaka, tertawa dan menjawab, "Ha ha ha, yah saya harus tanya apa dong ya"? 

Saya tahu date line menyelesaikan semua gambar dan resep untuk buku ketiga saya telah usai. Saya tahu, Mba Lidya juga harus bekerja ekstra keras mempersiapkan lay out dan menyusunnya dalam waktu cepat karena beliau hanya punya waktu yang terbatas. Saya tahu pekerjaan masih sangat panjang hingga buku itu diluncurkan ke pasaran. Dan saya juga sangat tahu kalau janji manis saya bahwa resep akan selesai dan dikirim pada hari itu adalah palsu adanya. Karena walaupun telah mengambil cuti satu hari plus 'nangkring' di depan laptop dengan mata melotot hingga jam dua belas malam, 100 resep tersebut belum kelar juga! Tobat!


09 April 2015

Cream Cheese Pound Cake & Info Seputar Produk Dairy


Diantara semua jenis cake mungkin pound cake yang paling saya sukai, teksturnya padat dan rasanya yang buttery menurut saya memiliki keistimewaan tersendiri. Terus terang cake yang terlalu light dan fluffy seperti chiffon kurang menjadi pilihan saya. Sebenarnya sudah cukup banyak jenis pound cake yang saya hadirkan di JTT, sebut saja chocolate pound cake, oil pound cake, marble pound cake, traditional pound cake, dan avocado pound cake. Tak heran jika variasi cake ini begitu banyaknya karena memang mudah dibuat dengan bahan standar yang ada dan rasanya pun sama sekali tidak mengecewakan. 

Nah varian pound cake lainnya yang tak kalah sedap adalah cream cheese pound cake yang saya hadirkan kali ini. Cake ini saya buat beberapa minggu yang lalu untuk memanfaatkan sisa dari satu kilogram cream cheese yang masih 'ngendon' di kulkas. Walau cream cheese bisa disimpan di dalam freezer untuk memperpanjang masa simpannya namun kali ini saya lebih suka mempermaknya menjadi cake. Berhubung pada saat yang bersamaan saya juga membuat chiffon ketan hitam (resep menyusul), maka si pound cake lantas saya bungkus rapat dengan kertas baking dan plastic wrap kemudian saya bekukan di freezer. Cake ini sempat nangkring disana selama dua minggu lamanya, dan ketika saya cairkan dan panaskan sebentar di microwave teksturnya sama sekali tidak berubah. Tetap moist, dan lembut seperti foto di atas. ^_^

Cream cheese

07 April 2015

Tahu Bakso Spesial


Selama ini saya selalu mengira bahwa saya tidak akan pernah kehilangan nafsu makan. Ketika ada teman yang mengeluh tiba-tiba appetite-nya akan makanan menghilang maka saya hanya terbengong, takjub, tak percaya dan langsung berkomentar, "Kok bisa sih? Gimana caranya"? Karena seumur-umur saya belum pernah mengalami 'fenomena' itu. Saya katakan fenomena karena bagi saya itu peristiwa yang luar biasa. Bahkan ketika saya sedang sakit pun (seperti beberapa minggu yang lalu saat terserang batuk parah), tetap saja nafsu makan saya tak berkurang sedikit pun. Mungkin doktrin yang diberikan alm. Bapak saya benar-benar manjur adanya, "Kalau sakit tetap dipaksakan makan supaya cepat sembuh. Biaya berobat kan mahal dan jangan sampai tidak masuk sekolah." Nah kata-kata petuah itu terus terbawa sejak saya kecil hingga dewasa.

Tapi minggu kemarin akhirnya saya mengalaminya juga. Saya kehilangan nafsu makan! Huray! Ini bukan karena saya sedang menelan pil diet yang ampuh, atau karena tersiksa sakit gigi yang akut, tetapi karena selama empat hari berturut-turut saya harus memasak begitu banyak aneka makanan. Rumah Pete pun sejak pagi hingga senja selalu berbau aneka bumbu, berganti-ganti dari aroma kari, tumisan bawang, hingga aroma cabai digoreng yang merangsang hidung untuk bersin berkali-kali. Kepala menjadi pening, perut terasa eneg dan tak sedikit pun saya berkeinginan untuk menyantap makanan yang bergeletakan di meja. Sambil tepok jidat saya pun membatin, "Masa sih saya harus estafet memasak puluhan makanan seperti ini supaya bisa mengalami kehilangan nafsu makan"? Tobat!