Pages

30 Januari 2015

Otak-Otak Ikan Labu Siam


Persaingan memperebutkan makanan di kantor saya sangatlah brutal. Walau personilnya tidak begitu banyak, namun semuanya rata-rata memiliki nafsu yang besar akan makanan. Tak heran ketika makanan dalam bentuk apapun diceburkan ke tengah-tengah deretan meja, maka kami pun serentak menyerbu, berusaha mendapatkan bagian terbesar, terbanyak dan irisan yang terbaik. Biasanya tidak sampai sepuluh menit maka meja yang tadinya penuh berisi makanan hanya tersisa kotak-kotak pembungkusnya saja. Supaya supply makanan selalu hadir secara teratur terutama disaat-saat krisis ekonomi - seperti di pertengahan bulan - maka selalu saja ada alasan untuk 'mempalak' karyawan lainnya agar menyumbangkan makanan. Alasannya bisa bermacam-macam, mulai dari perayaan hari ulang tahun, anniversary pernikahan, kelahiran anak, rumah baru, gaji pertama karyawan baru, hingga karyawan yang hendak hengkang dari perusahaan. Semua tidak luput dari 'kewajiban' untuk mentraktir. ^_^


29 Januari 2015

Ayam Wijen Saus Oriental


Ayam wijen saus oriental yang saya sajikan kali ini merupakan salah satu menu yang saya masukkan ke dalam 30 resep masakan tumis, goreng dan kuah di buku kedua saya yang berjudul Masakan Rumahan. Walau terkesan bumbunya panjang dan ribet, namun sebenarnya resepnya sangat sederhana. Bumbu utamanya hanya terdiri atas minyak wijen, saus tiram dan kecap asin, dan ketiga bumbu tersebut saya gunakan untuk me-marinade ayam dan membuat saus orientalnya. 

Pada buku kedua tersebut saya memang tidak memasukkan gambar step by step proses pembuatan. Nah sebagai kompensasinya saya usahakan untuk memberikan proses yang detail beserta tips sukses untuk membuatnya. Tentu saja harapannya proses tersebut tetap bisa diikuti oleh pemula yang baru terjun ke dapur sekalipun. Saya akui beberapa pembaca merasa kecewa dengan tiadanya step by step ini, menurut mereka gambar proses pembuatan merupakan ciri khas saya dan juga sebagai guidance untuk mempermudah proses memasak. Yep, saya setuju dengan pendapat tersebut dan sangat berterima kasih dengan masukan dan saran yang diberikan. Semua itu akan menjadi pegangan bagi saya agar bisa lebih baik lagi dalam berkarya. ^_^


27 Januari 2015

Fruitcake a la Nigel Slater


"Bu, kulkasnya penuh. Sayur dan buahnya nggak bisa masuk," laporan Heni beberapa waktu yang lalu membuat saya pun menggaruk-garukkan kepala yang tidak gatal. Wah kulkas itu memang telah lama menjadi pe-er yang harus segera saya bereskan, namun kemalasan lah yang membuatnya tertunda dan tertunda hingga akhirnya minggu lalu Heni pun mengingatkan. Menatap sayur dan buah segar hasil belanja di Pasar Blok A yang bergeletakan di meja dapur membuat saya akhirnya duduk 'mendeprok' di depan kulkas dan mulai mengelurkan isinya yang bertumpukan tidak keruan. 

Teringat dengan acara masak memasak di sebuah TV show, dimana disana sang Chef berbagi tips cara menyimpan bahan makanan di kulkas membuat saya pun terjengit. Betapa jauh berbedanya isi kulkas si Chef dengan kulkas di dapur saya! Saya bahkan tidak ingat bahan makanan apa sajakah yang tersimpan, dan sejak kapan bahan-bahan tersebut mendekam disana. Bertekad pe-er ini harus segera dibereskan, akhirnya hari Sabtu itu saya pergunakan untuk melakukan inventarisasi isi kulkas. Kebetulan saya memiliki banyak sekali wadah plastik bekas salad yang sering saya beli di All Fresh, jadi berdua dengan Heni maka saya melewatkan Sabtu kelabu itu dengan kegiatan bersih-bersih yang kemudian menghasilkan sebuah loyang cake buah yang lezat ini. Haa, bagaimana cara? Yuk lanjut! ^_^


22 Januari 2015

Buntil Daun Pepaya dan Daun Singkong


Sepiring bubur nasi dengan sayur gudeg, sambal goreng krecek dan buntil daun talas. Makanan ini adalah sarapan pagi favorit saya ketika bersekolah di Jogya. Hampir setiap pagi, saya akan memacu Honda bebek andalan ke gang kecil yang terletak tidak jauh dari rumah kos yang saya tempati untuk berburu bubur dan gudeg. Tentu saja ada banyak warung gudeg kecil yang tersebar di sekitar kampung tersebut, namun warung gudeg yang satu ini selalu menjadi pilihan karena murah, porsi jumbo dan rasanya pun mantap. Sebenarnya tidak tepat juga jika disebut dengan warung, karena si Ibu penjual hanya menggelar dagangannya di halaman sebuah rumah. Panci dan aneka pernak-pernik perlengkapan nasi gudeg di letakkan di sebuah balai-balai bambu kecil yang pendek dan si Ibu duduk diatas sebuah dingklik kecil di baliknya. 

Pada saat itu harga nasi gudeg sangat bersahabat, dengan hanya berbekal uang dua ribu rupiah maka saya bisa mendapatkan sebungkus nasi gudeg dengan sebuah telur bacem yang lezat. Walau nasi gudeg termasuk murah, namun bubur gudeg harganya lebih murah lagi, dengan hanya merogoh uang seribu lima ratus rupiah maka saya bisa menyantap sekantung plastik bubur yang lengkap. Mantap! ^_^

Daun pepaya dan daun singkong
Ikan teri

21 Januari 2015

Sup Iga Sapi Sawi Asin dengan Slow Cooker


Hujan yang mengguyur Jakarta beberapa minggu belakangan ini membuat minat saya akan makanan berkuah yang panas dan segar semakin menjadi-jadi. Sayur atau masakan yang mengandung kuah memang selalu menjadi pilihan favorit saya sejak dulu, dan jika dalam beberapa hari tidak menyantapnya maka kepala ini seakan penuh dibayangi oleh sedapnya semangkuk sup, atau soto yang berkuah gurih dan pedas. 

Nah minggu lalu, kala sedang membuat secangkir coklat panas di pantry kantor, Mba Mirah, teman kantor saya yang vegetarian, ternyata sudah lebih dulu duduk disana menyantap sarapan pagi berupa sepiring nasi hangat bersama tumisan sawi asin dan irisan tahu. Tampilannya terlihat menggugah selera dan aroma  sawi asin yang khas membuat air liur saya menetes. Ide pun langsung terlintas di benak, weekend ini saya akan membuat sup sawi asin. Tentu saja bukan versi vegetariannya, melainkan akan saya masak bersama dengan potongan iga sapi. Hmm, sepertinya masakan ini akan mengakomodir keinginan saya akan makanan berkuah yang sedap sekaligus juga memenuhi keinginan untuk menikmati sawi asin yang tidak pernah gagal membangkitkan nafsu makan.  ^_^


19 Januari 2015

Homemade Acar Sawi (Sawi Asin)


Brassica juncea atau nama lainnya adalah mustard greens, green mustard cabbage, Indian mustard, Chinese mustard, Kai Choi, atau kita mengenalnya dengan nama sawi pahit merupakan spesies tanaman mustard dari keluarga kubis-kubisan atau Brassicaceae. Tanaman ini berdaun hijau, lebar, dengan bonggol yang jauh lebih besar dibandingkan sawi umumnya. Ukuran tanamannya mungkin hampir sebesar sawi putih, hanya saja sawi pahit memiliki daun yang lebih keras, lebih liat, lebih panjang, dan lebih lebar dengan warna hijau yang lebih kuat. Sawi ini dikenal dengan aromanya yang langu dan rasanya yang pahit sehingga kurang populer untuk dimasak segar begitu saja, tidak seperti kerabat spesiesnya yang  lain yaitu Brassica oleracea seperti kubis, kale, caisim, atau pak choy yang sedap dimasak dalam aneka tumisan dan sup. 

Biasanya sawi pahit lebih sering ditemukan dalam kondisi sudah diawetkan baik kering maupun basah. Kalau sudah dalam bentuk awetan seperti ini maka sawi pahit pun menjadi sangat populer dan memiliki banyak penggemar, terutama mereka yang suka dengan kuliner Chinese. Harganya pun menjadi berlipat ganda. Nah membuatnya sendiri selain super mudah, super murah juga lebih sehat karena bebas bahan pengawet. ^_^

Tim Ikan dengan Sawi Asin dan Paprika


15 Januari 2015

Kue Apam Abu-Abu Kembang Telang ^_^


Gambar di atas bukan bulatan bakso, bukan pula siomay, melainkan sepiring kue apam yang saya buat pada weekend yang lalu. Mungkin ini pertama kalinya anda melihat kue apam berwarna 'abu-abu bakso' karena biasanya kue tradisional ini hadir dengan warna-warni yang semarak seperti merah, pink, hijau atau putih. Ini gara-garanya pada hari Sabtu kemarin, saya melakukan eksperimen pertama kali dengan bunga biru bernama kembang telang. Sejujurnya, walau sudah lama tahu mengenai manfaat bunga ini sebagai natural food coloring, namun baru kemarin saya memperoleh kesempatan untuk mempraktekkannya. Alasannya, di kota besar seperti Jakarta, tanaman ini cukup sulit ditemui. 

Jadi ketika dalam perjalanan ke rumah Pete, saat mata saya bertatapan dengan semak kembang telang yang rimbun dan sarat dengan bunganya yang biru tumbuh di tepian jalan, maka saya pun seperti mendapatkan durian runtuh. Tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, bersama Heni, saya mengumpulkan sekitar segenggam kembang yang telah mekar. Pohon itu melilit di sebatang tanaman mengkudu yang cukup tinggi, jadi sebagian besar tajuk yang sarat dengan bunga sulit untuk diraih. Seorang satpam dan beberapa pengendara motor, menatap kami dengan rasa ingin tahu tapi saya tidak peduli. "Fokus, fokus, dan lupakan budaya malu", oceh saya ke Heni yang sepanjang proses 'panen' terus cekikikan tanpa henti. 

Kembang Telang, Si Pemberi Warna Biru Alami


14 Januari 2015

Kembang Telang, Si Pemberi Warna Biru Alami


Anda mungkin sering melihat tanaman ini, tumbuh meliar di pagar-pagar rumah penduduk, di halaman kosong tak terawat, di lapangan rumput, di kebun yang penuh belukar, di tepian hutan dan sungai, sesungguhnya tanaman ini sanggup tumbuh dimana-mana. Anda mungkin akan berhenti sejenak mengagumi bunganya yang berwarna biru, sebiru langit cerah yang baru saja menumpahkan hujannya yang sangat deras. Atau anda justru kesal melihat tanamannya yang melilit dan merambat kemana-mana membuat belukar semakin kusut. Bisa jadi anda hanya melaluinya begitu saja, tak peduli, mengganggapnya sebagai tanaman liar yang tidak berguna. Namun jika anda tahu manfaatnya,  maka mungkin anda akan seperti saya, yang pada hari Minggu kemarin menenteng kamera dan sebuah kantung plastik, sibuk memotret tanaman ini dan memetik kuntum-kuntum bunganya yang semarak pada sebuah tepian jalan raya di dekat rumah Pete. ^_^


13 Januari 2015

Pindang Bandeng a la Ci Ling-Ling


"Kalau sudah rejeki dari Atas, nggak akan lari kemana." Anda mungkin sudah sering mendengar kalimat ini. Bahkan mungkin sering mengucapkannya pula. Nah dua minggu yang lalu kala saya mengantarkan adik saya, Dimas, ke sebuah klinik kulit di daerah Matraman, Jakarta Timur, untuk mengobati jerawatnya yang tumbuh subur. Saya pun memperoleh rejeki tak terduga tersebut. Bentuknya bukan uang ataupun barang melainkan sebuah resep pindang bandeng milik keluarga teman kantor saya, Fifi, yang sudah terbukti tokcer dan menjadi andalan untuk disantap kala Imlek tiba. 

Nah Ci Ling-Ling adalah kakak dari Fifi sekaligus pemilik klinik perawatan kulit yang ternyata jago memasak dan memiliki aneka koleksi resep menarik. Salah satunya adalah bakso soun dengan wortel dan jamur kuping yang pernah saya hadirkan sebelumnya di JTT. Sebagaimana resep bakso sounnya yang mantap, maka pindang bandeng yang saya eksekusi weekend kemarin ini pun terasa 'nendang', membuat saya berulangkali menambahkan nasi hangat ke piring dan hampir menggasak seekor ikan bandeng besar yang beratnya hampir mencapai satu kilogram. Tobat!

Bakso Soun, Wortel dan Jamur Kuping a la Fifi


12 Januari 2015

Rendang Nangka - Tak kalah dengan Versi Dagingnya


Asisten rumah saya yang baru bernama Heni, memiliki penyakit darah tinggi yang akut. Jika tensinya sedang naik  maka, "Langit seakan berputar dan mau rubuh menimpa saya, Bu," ujarnya prihatin. Untuk mencegah supaya penyakit tersebut tidak kumat maka Heni pun mati-matian menghindari mengkonsumi daging hewan berkaki empat seperti sapi atau kambing, namun sayangnya enggan mengurangi porsi garam di makanan yang dimasaknya. Terbukti setiap kali membuat sambal atau tumisan, rasanya luar biasa asin sehingga harus dinetralkan dengan segunung nasi. Nah ini jelas mengganggu program diet saya yang memang selalu terganggu dengan mencari alasan apapun. ^_^

Minggu lalu karena masih terbayang-bayang dengan lezatnya rendang daging yang saya santap di rumah kakak saya di Batam, maka saya pun bermaksud membuat rendang versi saya sendiri. Kali ini supaya Heni tetap bisa menikmatinya maka saya pun membuat versi rendang tanpa daging. Bahannya apalagi kalau bukan nangka muda yang murah meriah harganya. Nah rendang nangka ini sudah terkenal lezatnya di keluarga saya. Di waktu-waktu yang lampau saat Ibu membuatnya, pasti selalu laris diserbu oleh anggota keluarga lainnya. Jadi bagi anda yang mengalami kasus seperti Heni, atau memang sedang menghindar mengkonsumsi daging hewan berkaki empat maka rendang yang satu ini patut anda coba. Rasanya benar-benar 'nampol' sedapnya! ^_^

Nangka muda sebelum direbus
Nangka muda setelah direbus

09 Januari 2015

Buku Kedua JTT - Masakan Rumahan: Tumis, Kuah & Goreng


Halo Pembaca JTT!

Mengawali tahun 2015 ini, buku kedua Just Try & Taste dengan judul 'MASAKAN RUMAHAN - TUMIS, KUAH DAN GORENG' akhirnya terbit juga. Buku ini memuat tiga puluh resep masakan mudah yang bisa anda buat sendiri di rumah dengan rasa yang tak kalah dengan menu yang sering anda santap di restoran terkemuka. Sepuluh resep masakan yang ditumis, sepuluh resep masakan berkuah dan sepuluh resep masakan yang digoreng saya hadirkan disana beserta tips untuk membuatnya sehingga bagi pemula sekalipun tidak akan menemui kesulitan saat akan mencobanya sendiri di rumah.

Beberapa resep di buku pernah saya posting di website JTT,  tetapi sebagian besar resep merupakan menu baru yang belum pernah ada disana. Namun bagi anda pembaca setia JTT tidak perlu khawatir, semua resep yang ada di buku 'MASAKAN RUMAHAN - TUMIS, KUAH DAN GORENG' suatu saat pasti akan saya tampilkan juga di blog, anda hanya perlu bersabar untuk menunggunya hadir satu persatu. ^_^

Buku kedua ini dicetak tidak sebanyak buku pertama saya, HOME COOKING. Jadi bagi anda yang tidak ingin kehabisan dan menginginkan tanda-tangan plus special note, maka anda bisa memesannya langsung ke saya melalui email di endangindriani@justtryandtaste.com atau inbox di fanpage Facebook JTT. Atau anda bisa membelinya langsung di toko buku di kota anda. Harga buku Rp.55.000 (belum termasuk ongkos kirim), dengan ukuran 13,5 x 23,5 cm, terdiri atas 80 halaman art paper. 

Happy New Year 2015! Sukses selalu untuk kita semua!

Salam,

Endang Indriani

08 Januari 2015

Tumis Pedas Nopales dengan Fillet Ayam dan Mangga Arumanis


Pada suatu senja, dalam rintik hujan temaran sekitar tiga tahun yang lalu, saat itu saya sedang asyik ber-browsing ria di salah satu blog andalan... Ah, benar-benar kalimat pembukaan yang lebay. Mengingatkan saya pada cerita dongeng putri dan pangeran a la Hans Christian Andersen yang dulu ketika saya masih kecil menjadi santapan sehari-hari. Di dalam keluarga besar kami - saya katakan besar karena kedua orang tua saya memiliki tiga orang anak perempuan dan dua orang anak laki-laki -  hanya Ibu, kakak saya, Wulan dan saya sendiri yang gemar membaca. Sementara Alm. Bapak dan ketiga adik saya, Wiwin, Tedy dan Dimas, sepertinya alergi dengan buku. Kami membaca dan melahap buku, majalah, koran atau kertas apapun yang terdapat tulisan di atasnya. Kegemaran itu ditularkan oleh Ibu saya yang ketika masa mudanya menjadi penggemar berat cersil Kho Ping Hoo dan Boe Beng Tjoe, serta aneka novel Indonesia karya Marga T, Mira W, NH. Dini, Motinggo Busye, hingga novel horor karya Abdullah Harahap dan roman picisan karya Freddy S. ^_^


07 Januari 2015

Mangut Ikan Kakap & Nostalgia Dapur Mbah Wedhok


Dapur suram itu berada di sudut rumah. Tepatnya terletak di bagian paling belakang rumah tua berdinding anyaman bambu tersebut. Berdekatan dengan pintu keluar menuju halaman yang penuh sesak ditumbuhi oleh pepohonan pisang, keluwih, kelapa dan aneka belukar. Sebenarnya tidak tepat juga jika ruangan itu disebut dapur, mungkin lebih tepat jika disebut gudang. Karena disitu terdapat juga: Tumpukan kayu bekas bangunan yang menjulang tinggi hingga ke langit-langit;  Beberapa kurungan bambu beserta selusin lebih ayam yang mendekam di lantai ketika senja tiba; Gentong-gentong tempat menyimpan beras yang terkadang digunakan untuk menyimpan pisang kepok mengkal agar menjadi matang; Serta aneka perkakas dapur dan alat bertukang di setiap sudutnya.  

Lantainya terbuat dari tanah yang dikeraskan. Saat musim hujan melanda maka lantai itu terasa lembab dan berbau apak, membuat suasana secara keseluruhan menjadi semakin bertambah suram. Aroma di dalam ruangan itu berganti-ganti mengikuti aktifitas yang terjadi di dalamnya. Saat pagi dan sore hari, ketika si pemilik rumah mempersiapkan hidangan hari itu maka seantero rumah akan tercium bau harum masakan yang menggugah selera. Ketika panen pisang tiba, maka wangi pisang yang sedang diperam menunggu masak akan mendominasi. Namun di sebagian besar waktunya, dapur itu lebih sering tercium bau apak, lembab dan ayam.


06 Januari 2015

Manisan Mangga Muda dengan Kiamboy Merah


Tahun 2015 ini saya awali dengan resep yang simple, segar dan mudah dibuat. Walau mungkin resep ini kurang tepat dengan cuaca Jakarta dan sebagian besar wilayah Indonesia yang saat ini sedang diguyur hujan, namun yang namanya manisan terutama manisan mangga muda tidak ada matinya. Tetap menggugah selera disantap dalam kondisi apapun. Ada banyak versi manisan mangga yang mungkin sering anda lihat dan konsumsi di Indonesia, namun jika anda berkujung ke Singapura atau Malaysia maka anda pasti sering bertemu dengan manisan atau es buah dengan tambahan kiamboy atau asam boi sebagai salah satu bahan perasanya. Kiamboy sendiri merupakan manisan dari buah plum yang dikeringkan dan diberi tambahan perasa seperti garam dan gula. Rasanya asam, manis dan asin sehingga seringkali menjadi camilan saat perjalanan jauh untuk mengurangi rasa mual dan 'eneg' di dalam kendaraan. Karena rasanya yang unik, maka menambahkan kiamboy akan membuat jus atau manisan buah yang anda buat menjadi lebih segar dan nendang rasanya.


05 Januari 2015

Happy New Year 2015!


Halo Pembaca JTT, 

Tahun 2014 berlalu dengan luar biasa cepat! Seakan baru kemarin saya mengucapkan ke anda kata-kata 'Happy New Year' dan sekarang saya kembali hendak mengucapkan kalimat yang sama, kali ini di tahun yang berbeda. 

Betapa mudahnya 365 hari terlampaui, betapa banyaknya cita-cita yang belum terwujud dan juga mimpi yang belum teraih. Albert Einstein mengatakan: ketidakwarasan adalah jika kita melakukan hal yang sama berulang kali dan mengharapkan hasil yang berbeda. Artinya, jika kita tetap melakukan usaha dan strategi yang sama maka kita akan mendapatkan hasil yang sama. Padahal kendali ada di tangan kita, dan kita selalu bisa untuk memilih jalan yang berbeda. Semoga di tahun 2015 ini kita mampu melakukan sesuatu yang berarti dan berbeda dari tahun sebelumnya. Semoga di tahun 2015 ini akan lebih banyak mimpi, cita-cita dan harapan yang bisa terealisasi dalam kehidupan kita. Menjadikan kita pribadi yang lebih istimewa. Amin. 

Terima kasih setulusnya saya ucapkan kepada anda, Pembaca setia JTT, yang selalu ada dalam pasang surut, suka duka dan gelap terang blog ini.  Happy New Year 2015 dan sukses selalu bagi kita semua!

Salam,
Endang