Pages

19 Januari 2015

Homemade Acar Sawi (Sawi Asin)


Brassica juncea atau nama lainnya adalah mustard greens, green mustard cabbage, Indian mustard, Chinese mustard, Kai Choi, atau kita mengenalnya dengan nama sawi pahit merupakan spesies tanaman mustard dari keluarga kubis-kubisan atau Brassicaceae. Tanaman ini berdaun hijau, lebar, dengan bonggol yang jauh lebih besar dibandingkan sawi umumnya. Ukuran tanamannya mungkin hampir sebesar sawi putih, hanya saja sawi pahit memiliki daun yang lebih keras, lebih liat, lebih panjang, dan lebih lebar dengan warna hijau yang lebih kuat. Sawi ini dikenal dengan aromanya yang langu dan rasanya yang pahit sehingga kurang populer untuk dimasak segar begitu saja, tidak seperti kerabat spesiesnya yang  lain yaitu Brassica oleracea seperti kubis, kale, caisim, atau pak choy yang sedap dimasak dalam aneka tumisan dan sup. 

Biasanya sawi pahit lebih sering ditemukan dalam kondisi sudah diawetkan baik kering maupun basah. Kalau sudah dalam bentuk awetan seperti ini maka sawi pahit pun menjadi sangat populer dan memiliki banyak penggemar, terutama mereka yang suka dengan kuliner Chinese. Harganya pun menjadi berlipat ganda. Nah membuatnya sendiri selain super mudah, super murah juga lebih sehat karena bebas bahan pengawet. ^_^

Tim Ikan dengan Sawi Asin dan Paprika


Terus terang mengkonsumi sawi asin bukanlah hal yang aneh di keluarga saya, ketika kami tinggal di Tanjung Pinang, maka kuliner Chinese cukup mendominasi hari-hari kami disana. Sawi asin dan lobak asin merupakan dua makanan kegemaran yang selalu kami nanti-nantikan kalau Ibu kembali dari pasar. Sayangnya di Paron, sayuran ini sangat sulit untuk ditemui sehingga kami tidak pernah mengkonsumsinya sama sekali. Kala saya kuliah di Jogya, hampir saja saya berjingkrak kegirangan kala menemukan segentong manisan sawi dijual di sebuah supermarket. Manisan sawi sedikit berbeda dengan sawi asin yang biasa dipergunakan di dalam masakan. Walau makanan ini terbuat dari potongan sawi asin yang sama namun telah dimodifikasi dengan menambahkan banyak gula, cabai dan cuka, sehingga terasa manis, asin dan asam. Pas sebagai camilan pengganti kue kering yang berkalori lebih berat. Sayangnya harganya lumayan mahal untuk mahasiswi berkantong kering seperti saya, sehingga saya hanya membelinya kala akan pulang saja ke Paron. Oleh-oleh  untuk Ibu saya yang hobi berat dengan makanan ini.


Ketika saya tinggal d Jakarta, tentu saja sawi asin tidak menjadi makanan yang langka lagi. Supermarket dan terkadang pedagang tahu China di pasar menjualnya dalam bentuk ikatan dan terendam di dalam airnya yang asin. Sayangnya tampilan sawi asin di pasar terkadang kurang menggugah selera, kotor dengan air keruh dan berbusa, membuat saya pun enggan membelinya. Toko buah All Fresh menurut saya menjual sawi asin dengan kualitas yang baik. Sawi asinnya bersih, dalam ikatan kecil di sebuah kantung plastik bening. Terkadang saya membelinya untuk ditumis bersama saus tiram dan cabai rawit atau dalam sup ikan yang nendang. 

Nah beberapa tahun yang lalu, saya akhirnya menemukan sawi pahit segar dijual  di sebuah supermarket di Jakarta. Harganya sangat murah untuk segepok besar tanaman sawi yang kekar. Tanpa membuang waktu saya pun membeli seikat sawi dan mencoba memasaknya di kos menjadi tumisan seperti yang saya sukai. Alhasil sewajan besar masakan dengan terpaksa saya buang ke tempat sampah karena rasanya yang pahit dan aromanya yang aneh.  

Sup Seafood Batam dengan Sawi Asin


Saat itu internet tidak meraja seperti sekarang ini, sehingga informasi susah diperolah dan saya pun masih tinggal di sebuah kamar kos kecil tanpa fasilitas kulkas di dalamnya. Iseng-iseng, tanpa resep dan guidance yang jelas, sisa tanaman sawi saya rendam di dalam larutan cuka yang banyak dan saya letakkan di meja. Alhasil selama berhari-hari saya harus tahan hidup bersama semangkuk asinan sawi yang baunya luar biasa kecut. Ketika asinan saya cicipi, terpaksa saya pun harus mengucapkan selamat tinggal kepada teman tidur saya selama tiga hari tersebut dan melemparnya ke tempat sampah. Rasanya luar biasa asin dan asam sehingga hampir tidak bisa dimakan!

Setelah itu eksperimen saya bersama sawi asin pun berakhir, setiap kali melihat sawi pahit teronggok sexy di sebuah rak di supermarket saya pun hanya melengos sebal. Namun  minggu lalu saya begitu ingin menyantap semangkuk sup iga panas dengan sawi asin di dalamnya. Kunjungan singkat ke All Fresh hasilnya mengecewakan karena tidak ada sekantung sawi  asin pun dijual disana, namun toko buah dan sayur itu memiliki sawi pahit segar yang banyak. Okeh, mungkin ini saatnya bagi saya untuk bersahabat kembali dengan si sawi pahit dan menaklukkan tantangan membuat sawi asin yang sekian lama terpendam. Jadi dua batang sawi pun masuk ke kantong belanja.


Membuat sawi asin ternyata sangat mudah! Hasil browsing, baca sana-sini dan mengkombinasikan aneka resep agar  seusai dengan keinginan, maka dalam tiga hari saya pun memiliki sekotak wadah sawi asin dengan rasa yang mantap, tak kalah dengan yang dijual di pasar. Bedanya adalah homemade sawi asin ini bebas pengawet dan bersih. Hal pertama yang anda perlukan untuk membuatnya adalah mencuci sawi hingga benar-benar bersih, saya merendamnya sesaat di dalam air agar semua kotoran yang melekat bisa hilang tuntas. Sawi pahit yang saya gunakan memiliki ukuran cukup besar sehingga saya membelahnya menjadi dua bagian. Jika sawi anda berukuran kecil maka anda bisa membiarkannya utuh. Sawi perlu diblanching sebentar di dalam air mendidih untuk membuatnya layu dan merubah warnanya. Blanching juga membuat air rendaman mampu masuk ke setiap sel sawi dengan baik. 


Air rendaman yang terdiri dari cuka, gula dan garam, tidak perlu dimasak, cukup diaduk saja hingga larut dan dituangkan ke wadah berisi sawi yang akan anda asinkan. Sebaiknya anda menggunakan wadah kaca atau plastik dan hindari wadah berbahan metal untuk menghindari karat dan reaksi dengan cuka. Sawi perlu direndam hingga seluruh permukannya tertutup air. Jika air rendaman kurang maka anda harus membuat larutannya lagi, dengan takaran yang disesuaikan dengan keperluan. Rasa awetan sawi yang saya buat ini lebih condong ke manis, karena saya ingin menyantapnya begitu saja sebagai camilan namun jika anda ingin rasa asin yang lebih mendominasi sebagaimana sawi asin yang dijual di pasar, maka tambahkan porsi garam ke larutan. Anda juga bisa menambahkan potongan cabai rawit, bawang putih utuh, dan irisan jahe untuk menambahkan aroma ke dalam asinan. Sawi yang telah direndam di dalam air larutannya ini, kemudian anda simpan di dalam kulkas, minimal 3 hari hingga warna sawi menjadi berubah. 

Sawi asin ini sedap disantap bersama potongan cabai rawit, teksturnya renyah dan garing sebagaimana manisan sawi asin yang saya ingat di Jogya. Atau anda juga bisa memasaknya di dalam masakan baik itu sup atau tumisan, dan kelebihan sawi asin ini adalah anda tidak perlu mencucinya berkali-kali untuk membuang kadar garam di dalamnya sebagaimana sawi asin yang anda beli di pasaran. Weekend kemarin, dalam rangka mencoba panci slow cooker pertama kalinya maka saya membuat sepanci sup iga sawi asin yang super nendang. Resep menyusul ya.

Berikut resep dan proses membuat homemade acar sawi.


Homemade Acar Sawi (Sawi Asin)
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 2 buah tanaman sawi pahit 

Tertarik dengan resep asinan atau acar lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Membuat Kimchi, Asinan Sayuran a la Korea
Manisan Kulit Semangka, Daur Ulang Yuk 
Homemade Acar Cabai  

Bahan:
- 2 batang sawi pahit berat masing-masing sekitar 300 gram

Bahan larutan rendaman:
- 200 gram gula pasir
- 3 sendok makan garam
- 650 ml  air matang
- 125 ml cuka masak

Cara membuat:


Siapkan tanaman sawi pahit, pilih tanaman yang segar, kekar dan tidak ada daun yang kekuningan, jika ada bagian yang jelek atau daun yang kuning maka buang bagian tersebut. Tanaman digunakan utuh dari pangkal hingga ujungnya. Belah tanaman dari bagian pangkalnya menjadi 2 bagian. Siapkan air di baskom/ember, rendam tanaman selama 15 menit dan cuci bersih. 

Siapkan panci, isi air yang banyak dan rebus hingga mendidih. Masukkan sawi dan rendam selama 1 menit, balik-balikkan sayur selama proses blanching.

Note: Proses perebusan hanya untuk mem-blanching sawi, bukan untuk membuatnya menjadi matang, jadi jangan terlalu lama merebusnya atau sawi asin akan menjadi kurang kerenyahannya.

Angkat sawi dan masukkan ke dalam baskom berisi air dingin. Redam sawi selama 2 menit. 


Selama sawi direndam di air dingin, siapkan larutan cuka dengan memasukkan semua bahan ke sebuah wadah. Aduk hingga larut. 

Agkat sawi, tiriskan. Peras air yang melekat di sayur. Tata sayur di wadah yang memiliki tutup atau toples kaca, saya menggunakan kotak plastik. Jika anda menggunakan rajangan cabai, bawang putih dan jahe, maka masukkan juga bahan-bahan tersebut pada tahap ini.  Siram dengan air larutannya hingga sawi tertutup air. Tutup wadah dan simpan dikulkas.

Note: Sawi harus terendam air, jika air kurang maka anda harus membuat air larutannya dengan tajaran disesuaikan dengan kebutuhan. 

Acar sawi siap dalam waktu 3 hari dan harus selalu disimpan di dalam kulkas. Acar sedap dimakan begitu saja atau digunakan dalam masakan sebagaimana sawi asin lainnya. Super yummy! 

Sources:
Wikipedia - Brassica juncea
Wikipedia - Pickled Mustard

45 komentar:

  1. saya wahyuningsih dari kutaikartanegara, kalau pake sawi biasa bisa ga ya mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba wahyu, salam kenal ya, sayangnya sepengetahuan saya hanya sawi pahit yang pas untuk sawi asin, belum pernah melihat jenis lainnya, tapi mungkin pakchoy yang boggolnya besar bs dicoba

      Hapus
  2. Kalau di kota saya mbk, Sawi Pahit segar melimpah, dan biasanya di sayur lamak dengan ikan Pari Panggang atau ikan panggang (ikan asap) berjenis apapun... sayangnya saya kurang menyukai rasa Sawi Pahit. Keluarga besar saya biasa memasak dengan cara seperti itu, saya akan tanyakan resepnya dan saya kirim ke mbk... Resep di atas pasti saya coba mengingat hubby saya penggemar berat lalapan Sawi Pahit dan hubby secara khusus meminta saya membuat resep di atas... penasaran dengan rasanya (siapa tahu saya jadi doyan... ^_^). Thanks resepnya mbk

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba oka, wah kedengarannya yummy tuh sawi pahit dengan pari panggang masak lamak, menetes air liur saya wakkakakk. yep kalau ada resepnya bs dishare ya mba, cuman disini cari pari panggangnya susah hahaha.

      silahkan dicoba resep diatas, sawi pahit kalau sudah dijadikan asinan jadi hilang pahit dan langunya.

      Hapus
  3. Wah ini pas banget, aku juga lagi berencana bikin sayur asin ini. Kalau secara tradisional harusnya memakai air rebusan beras dan ragi, apakah memakai resep ini hasilnya juga sama dengan resep tradisional?
    Beli di luar kadang kita meragukan kebersihannya, apalagi klalau di pasar tata letaknya asal-asalan dan asinnya ga kira-kira. Pasti mantap kalau bikin soup ikan/iga dan untuk lalapan pas makan nasi hainam atau nasi liwet.
    Thanks banget tulisannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mas harlie, thanks sharingnya ya, hasilnya sama dengan asinan sawi yang biasanya dijual, bedanya kuahnya lebih bening dan rasanya segar sehingga kuahnya bs diminum juga, kaya kuah acar. Kalau mau versi lebih asin tambahkan saja porsi garamnya ya.

      kayanya mantap banget tuh makan nasi hainam dan nasi liwet pakai acar sawi, hehheheh

      Hapus
    2. Makasih tips nya Mbak Endang, nanti kalau sempat saya mau membuatnya. Sayur ini memang biasa di masak soup dengan iga babi atau bebek dengan ditambah tahu putih. Di beberapa kota dijadikan lalapan untuk makan bersama ayam/bebek/babi panggang biar nggak eneg dan terasa segar.

      Hapus
    3. Sip Mas Harlie, thanks informasinya ya, memang sawi asin ini membuat segar kuah sup ya

      Hapus
  4. wah ini sayuran favorit kluarga di rumah... mama ku suka sekali buat sawi asin ini... hehehe maknyusss mba ^^

    BalasHapus
  5. Assalamualaikum mba Endang,
    Makasih ya mbak, postingan resep mbak Endang kali ini sukses mebangkitkan semangat saya. Dulu jaman saya smp sering bgt dirumah bikin sawi asin gini mbak, saya sendiri yg bikin diajari ayah saya. Resepnya beda sama punya mbak Endang sih, bedanya sawi stlh dicuci bersih kemudian diremas remas dgn garam lalu digulung menyerupai buntil trus direndam pakai air tajin. Tanpa disimpan di kulkas mbak. 3 hari dah jadi. Trus dimakan pake petis udang surabaya yang diencerkan dgn sedikit air plus irisan cabe rawit. Slrrrp..
    Next mau coba pake resep mbak Endang deh, kalau dilihat resep mbak ini kuahnya bening ya. Mungkin akan lebih seger ya mbak.
    Thanks resepnya ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaikumsalam Mba Ira, wah thanks sharing resep sawi asin a la Ayahnya ya, saya juga baca banyak yang pakai air tajin dan ragi, mungkin supaya nggak basi karena gak ditaruh di kulkas ya.

      untuk resep ini sebenarnya lebih mudah hanya saja memang harus masuk kulkas ya, airnya tapi bs juga diminum heheheh, moga suka ya dengan resepnya

      Hapus
  6. makasih ...buat resepnya ....mbak Endang , ibu saya juga sangat pandai membuat sawi asin ini....tidak memakai cuka , hanya larutan kanji yg disiram air panas , sedikit gula n sedikit garam , hasilnya jadi sawi asin dengan rasa asam yg segar . Kl saya yg membuat kadang asam kadang tidak , resep mbak , pasti jadi , sepertinya ....makasih....


    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, waah makasih atas sharingnya yaa, saya rasa yang dijual dipasaran kayanya pakai cara Ibu Mba ya, karena kan gak disimpan dikulkas dan partai besar, saya jadi penasaran pengen coba wakakkak

      Hapus
  7. Hai...Mbak.....mau ksh tips tumisan sawi pahit segar,,,,spy sawi tdk terasa pahit,,,wkt menumisnya cukup 1-2 menit aja,,,,cukup pakai bwg pth + cabe merah tumis smp harum,masukkan sawi ,garam,penyedap rasa pakai api bsr y,,,tumis cpt ....hasilnya krenyes2,seger,dan enak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba amei, wah mantap nih resep dan tipsnya, saya akan coba kalau menemukan sawi pahit lagi di spm, sejak pengalaman memasak sawi ini tanpa diasinkan saya lumayan kapok waakaka. thanks ya mba

      Hapus
  8. Mbak E kalo di rumah mama biasanya masak ini ditumis pedes sama teri, rasanya enak2 aja ga aneh hehe apa efek udah makan dari kecil yaa ? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. maksudnya sawi pahit ya Mba? Bukan yang sudah diasinkan kan ya? Nah saya kalau sawi pahit segar belum bisa terima wakakka, padahal daun pepaya rebus saya maniak banget tobat dah

      Hapus
  9. Mbaaaaa terima kasiiiiihhh ^_^ Saya cinta banget sawi asin dan sekarang bisa nyoba bikin sendiri... sekali lagi terima kasih... muachhhh :*

    -Elin-

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Elin, thanks yaa, makin lama di kulkas ini sawi asin makin mantap kok

      Hapus
  10. Mba Endang terima kasih resepnya, apakah air rendaman sawinya dibuang atau bisa dikonsumsi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba deni, bisa dikonsumsi ya, bisa sebagai campuran salad atau acar.

      Hapus
  11. Akhirnya nemu juga cara bikin sawi asin, saya rencana mau bikin asinan betawi cuman kurang sawi asinnya, kalau kurang sawi asinnya serasa ada yang kurang nanti...trimakasih mba buat resepnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mas Satria, thanks sharingnya ya, silahkan dicoba resepnya. Moga suka dan sukses yaaa

      Hapus
  12. Balasan
    1. untuk resep sawi asin dengan metode kulkas ini jangan skip cuka mba, ini resep expressnya.

      ada metode sawi asin lainnya dengan fermentasi pakai air cucian beras dll dan tidak disimpan di kulkas tapi saya blm pernah coba itu.

      Hapus
  13. Mbak...enak banget...tks resepnya ya! Catatan aja, 3 hari saya coba makan, masih kerasa pahit. Setelah sebulan baru deh, mantap abis! Renyah, asam manisnya pas banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yep, memang makin lama akan makin enak dan rasanya tdk pahit. thanks sharingnya ya

      Hapus
  14. hai mba endang! kalo tongcai dari lobak apakah sama pembuatannya? atau resep sawi asin ini tinggal saya ganti saja sayurannya dengan lobak? terima kasih sebelumnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba, belum pernah coba buat tongcai ya, menurut saya mirip, cuman mungkin lebih lama waktunya ya

      Hapus
  15. Mbak..klo sayur yg diplastik di sprmrket itu hrus diolah dulu atau itu udh soap dbkin sayur asin petis? Soalnya sya prnh cb lgsg makan sama petis. Rada aneh rasanya..lalu airnya apa bs digunakan? Thx

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mba Wahyu, saya cuci dulu sampai bersih mba, air dibuang. Biasanya kalau buat asinan sih bs langsung dimakan ya.

      Hapus
  16. Mba endang,punten mau tanya,sawi pahit itu yg sawinya tukang mie ayam,atau sawi putih,atau pokcoy ya? Suwun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Rica, bukan ya, sawi pahit ukurannya besar, tebal dan rasanya pahit. Kalau sawi untuk mie ayam itu biasa disebut caisim. Sawi pahit kurang oke untuk tumis, umumnya dibuat sawi asin atau dikeringkan.

      Hapus
  17. Mb Endaang, klo diganti pale sawi putih, kira2 msh oke kah? Hehee
    -fitri-

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba fitri, blm pernah pakai sawi putih Mba, mungkin bs ya

      Hapus
  18. Mau tanya mba, ragi yg dipakai ragi apa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya tidak pakai ragi mba, kalau resep lain yang pakai ragi saya kurang tahu ya.

      Hapus
  19. Punten mba. Kalo sawi asin disimpan di kulkas tahan sampe brp lama y sblm dikonsumsi. Makasih

    BalasHapus
  20. Yang gampang sawi pahit direndam saja dengan air kelapa didalam toples kaca...diamkan selama 2 minggu jadi dech sayur asin

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah gud banget, mau coba next time ketemu sawi pahit

      Hapus
  21. Mba Endang... kalau sudah jadi, dan masih mau simpan buat bbrp hari ke depan, spy awet bgmn cara simpannya. Apa disimpan dgn air asam nya atau dipisah mba ? Mohon pencerahannya mba 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sih tetap simpan dalam airnya di tupperware dalam kulkas mbak

      Hapus
    2. Oooohhh... siap 😃
      Makasih mba Endang buat kesediaanya berbagi ilmu.
      You are rock !!
      Salam sukses, sehat selalu Mba

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^