Pages

31 Maret 2015

Tumis Ayam dengan Sayuran



“Let food be thy medicine, and medicine be thy food.”
~ Hippocrates



Kalau berbicara tentang tumisan maka bayangan kita akan jenis masakan yang satu ini pastilah terbuat dari bumbu yang simple terdiri atas bawang-bawangan, jahe dan cabai yang ditumis bersama sedikit minyak. Gambaran tersebut tidaklah salah karena umumnya tumisan yang kita kenal memang seperti itu. Tapi sebenarnya kalau mau sedikit lebih kreatif maka bumbu tumisan bisa dimodifikasi  untuk mendapatkan masakan yang berbeda, baik tampilan maupun rasanya. Nah itulah sebenarnya yang saya lakukan kala membuat tumis ayam dan sayuran yang kali ini saya posting. 

Sedikit vinegar alias cuka dan soy sauce membuat tumis sayuran ini menjadi variasi yang segar setelah jenuh dengan bumbu yang itu-itu saja. Apalagi dengan aneka sayur berwarna-warni yang saya pergunakan, membuat masakan ini menjadi terlihat fresh, menggugah selera dan tentu saja lebih menyehatkan. Seperti kata-kata Bapak Kedokteran dari Yunani, Hippocrates, yang saya kutip di atas, "Jadikan makanan sebagai obat-mu dan obat-obatan sebagai makanan-mu,". Menyantap makanan sehat memang salah satu cara untuk memerangi beragam penyakit. ^_^



30 Maret 2015

Pie Isi Daging dan Jamur


Ketika Mba Lidya, Editor dari penerbit Kawan Pustaka, menghubungi saya bulan lalu dan menawarkan untuk menerbitkan buku ketiga, saya pun menyambut dengan antusias. Kebetulan tidak ada project di kantor yang menyita perhatian dan tidak ada kesibukan lainnya yang berarti di rumah. Karena momennya menjelang puasa Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba maka buku kali ini pun bertema resep untuk 30 hari, dimana dalam satu harinya berisi tiga macam masakan. Hm, itu berarti ada sekitar 90 resep yang akan saya hadirkan di buku tersebut. 

Nah mengingat banyaknya pembaca JTT yang meminta saya untuk menerbitkan buku berisi tentang kue, cake dan dessert yang resepnya lumayan banyak hadir di blog, maka saya pun lantas menyampaikan hal tersebut ke Mba Lidya. Beliau kemudian mengakomodirnya dengan memberikan kesempatan saya menampilkan sepuluh resep tambahan berisi kue, snack dan camilan lainnya sebagai bonus. Buku ketiga kali ini rencananya akan tampil lebih ekslusif berisikan sembilan puluh resep masakan dan sepuluh resep bonus kue dan dessert. 



26 Maret 2015

Puding Coklat Pandan - Super Maknyus! ^_^


Puding agar-agar adalah makanan yang super mudah dibuat, namun herannya sangat jarang saya eksekusi. Mungkin karena terlalu mudah dibuat itulah maka tantangannya pun menjadi berkurang. Tapi minggu lalu, salah satu supermarket di dekat kantor melakukan sale susu segar merk Diamond yang menjadi favorit saya jika membuat puding. Susu kemasan satu liter yang biasanya dibandrol cukup mahal itu kali ini hanya seharga sepuluh ribu rupiah saja, mungkin karena tanggal kedaluarsanya yang mulai mendekat. Hari itu, beberapa karyawan termasuk saya, tampak menenteng plastik berisi kotak-kotak susu. 

Mba Ade, rekan kantor saya, kemudian mulai sibuk bertanya sana-sini tentang cara membuat macaroni schotel yang memang salah satu komponen utamanya adalah susu. Kebetulan minggu lalu seorang rekan mendaratkan setengah loyang schotel panas di meja kosong di dekat kami dan rasanya yang lezat membuat si schotel hanya bertahan sepuluh menit saja sebelum disantap beramai-ramai hingga ludes. Saya sendiri langsung berpikir tentang puding coklat yang lezat, dan kali ini supaya lebih berbeda saya akan mengkombinasikannya dengan ekstrak daun pandan. Hasilnya super maknyus!

Puding Roti Pisang Pandan Kukus

25 Maret 2015

Pempek Ikan Teri


Dua minggu yang penuh kesibukan dan perjuangan. Kesibukan mempersiapkan buku ketiga saya yang rencananya akan terbit di awal bulan Mei dan perjuangan membunuh batuk yang sampai kini masih tersisa sedikit. Nah berbicara mengenai batuk, beberapa postingan saya sebelumnya sudah dipenuhi dengan keluh kesah seputar ini, semoga anda belum bosan jika postingan kali ini pun masih sedikit menyerempet tentangnya. Tahukah anda bahwa batuk saya akhirnya sembuh karena apa? Bukan karena obat super mahal atau ramuan nan ruwet rumusannya melainkan oleh rebusan air daun sirih. 

Ramuan ini super ajaib bagi kasus batuk saya, karena dalam satu hari saja setelah meminumnya (bergelas-gelas!) batuk saya tiba-tiba raib dan hanya terkadang saja malu-malu muncul. Setelah tiga hari, suara saya yang tadinya hilang karena radang, kini pulih kembali bahkan saya sudah pede kembali menyanyikan lagu 'Home'-nya Michael Buble! Terus terang saya sendiri hingga kini masih terkagum-kagum sendiri dengan keampuhan si daun sirih, walau telah banyak membaca dan mendengar mengenai seribu manfaatnya, namun baru kali ini saya membuktikannya sendiri. ^_^


20 Maret 2015

Salad Mangga a la Thai


Segar, pedas, gurih, asam, asin, manis, crunchy, minty, nutty, 'nano-nano', itu adalah sekian kata-kata yang mungkin bisa digunakan untuk menggambarkan salad mangga a la Thai yang saya posting kali ini. Salad ini merupakan salah satu makanan khas Thailand yang cukup kondang dan sering dipesan di restoran Thai. Berbeda dengan salad a la Western yang simple dan terkadang membosankan, maka salad a la Thai memiliki rasa unik yang jauh berbeda karena kombinasi bumbu pada dressing yang digunakan. Plus dengan aneka daun rempah seperti daun ketumbar (cilantro) dan daun mint serta cincangan kacang tanah membuat anda sulit berhenti kala mengudapnya.

Walau musim mangga telah lama berlalu, dan salad ini pun sebenarnya saya buat ketika mangga sedang melimpah  beberapa bulan yang lalu. Namun resepnya tidak akan pernah basi untuk dibagikan. Jika anda tidak bisa mengeksekusinya saat ini karena sulitnya menemukan mangga muda di pasar, saran saya simpan terlebih dahulu resep ini di folder dan buatlah ketika musim mangga kembali tiba. Tidak sabar menunggu mangga kembali membanjiri pasar beberapa bulan lagi? Jangan khawatir, selain mangga maka pepaya mengkal setengah matang pun sedap untuk diolah dengan cara ini. ^_^


19 Maret 2015

Cream Cheese Chiffon Cake


Ketika saya sedang tergila-gila atau menyukai satu makanan maka saya akan menyantapnya berulang kali hingga bosan. Dan saat rasa 'eneg' mulai melanda maka selama berbulan-bulan saya pun tidak akan melirik makanan tersebut atau berusaha mencicipinya. Contohnya ketika beberapa bulan yang lalu saya tiba-tiba menjadi maniak dengan nasi uduk. Hampir setiap pagi sebelum naik lift menuju lantai 21, tempat dimana kantor saya berada, maka saya pasti akan menyempatkan diri untuk singgah sejenak di warung  'amigos' di belakang kantor. Di Jakarta, warung nasi uduk tak terhitung banyaknya dan biasanya mereka hanya berjualan di pagi hari saja. Sebenarnya tidak ada yang spesial dengan rasa nasi uduk di belakang kantor, hanya saja yang satu ini masih lebih 'lumayan' dan cukup bersih dibandingkan warung lainnya.

Selama sebulan lamanya setiap pagi saya menjadi pelanggan tetap dan setia. Perlahan namun pasti berat badan pun merangkak naik tapi saat itu saya masih tidak peduli. Hingga suatu hari seorang rekan kantor yang sedang ultah merayakan hari kelahirannya dengan menyediakan nasi uduk 'segambreng' di kantor untuk makan siang. Dan minggu berikutnya, seorang rekan lainnya yang resign juga menyediakan nasi uduk yang sama sebagai pesta perpisahan. Bau nasi dan aneka pernak-pernik si uduk berputar-putar di sekitar pantry dan ruangan kantor yang tertutup rapat membuat perut saya pun bergolak. Akhirnya titik bosan dan 'eneg' akan nasi uduk pun tiba, dan hingga kini saya tak pernah menginjakkan kaki lagi di warung nasi uduk di belakang kantor. ^_^



17 Maret 2015

Mie Ayam Yamin


Bel telah dua kali saya bunyikan, tetapi tak satupun anggota keluarga yang muncul membukakan pintu. Iseng saya pun menekan handle dan pintu yang tak terkunci pun terbuka dengan mudah. Rumah adik saya, Wiwin, terlihat lengang dan kosong. "Halooo! Asalamualikum"! Teriak saya dan hanya disambut oleh suara desau angin yang menerobos dari pintu teras di halaman belakang yang terbuka lebar. Baru saja saya meletakkan tas dan bawaan yang berat, Septi, asisten rumah Wiwin muncul dari kamar belakang. "Ibu sama Bapak lagi keluar sama anak-anak Mba, nganter si Abang tes masuk sekolah di Al Azhar," jelas Septi. "Oke, tapi  Umi dan lainnya kemana?" Balas saya menanyakan Ibu dan tante-tante saya yang biasanya berada di kamar depan. Waktu itu Ibu saya memang masih berada di Jakarta dan belum kembali ke Paron.

"Umi sama lainnya diajak Mas Dimas jalan-jalan naik busway ke kota. Katanya mau lihat Kota Tua." Ah ya, memang beberapa waktu yang lalu Ibu saya sudah merencanakan acara jalan-jalan ke Kota Tua, dan sepertinya adik saya Dimas yang akhirnya mengajak mereka semua. Tidak tahu apa yang harus saya lakukan di rumah yang sepi, akhirnya saya pun duduk di ruang makan dan menatap aneka lauk dan makanan disana. Sebuah bungkusan putih styrofoam pun menarik perhatian saya. Ketika saya buka, ternyata isinya adalah satu paket lengkap mie ayam yamin yang terlihat yummy!


13 Maret 2015

Pillowy Japanese Cheesecake


Dibandingkan dengan cheesecake biasa yang padat, basah dan full dengan cream cheese, maka saya lebih suka versi sponge cake-nya yang lebih ringan dan tidak membuat 'eneg' kala disantap. Sejak mencobanya beberapa tahun silam, maka Japanese cheesecake ini telah menjadi salah satu cake favorit saya. Sayangnya membuat cake ini cukup menyita waktu karena banyaknya persiapan dan proses yang harus dilakukan. Belum lagi kendala utama adalah proses pemanggangan dengan teknik bain marie dimana loyang diceburkan ke dalam air panas di dalam oven. Sering kali loyang bongkar pasang yang saya pergunakan tidak benar-benar rapat pada bagian dasarnya sehingga air pun merembes dari bawah. Akibatnya separuh cake menjadi basah dan bantat. Walau rasanya tetap super yummy, namun saya menginginkan cake yang benar-benar mengembang sempurna dengan tekstur selembut dan seempuk bantal. ^_^


12 Maret 2015

Puding Roti Pisang Pandan Kukus


Saya menganggap diri saya kuat, setidaknya itu juga yang dikatakan oleh orang-orang di sekeliling saya. Dengan bahu lebar nan bidang seperti lelaki, sering kali ketika di bangku sekolah saya dijuluki berpostur satpam atau hansip. Tatkala semua gadis-gadis remaja melangkah gemulai maka saya melangkah tegap dengan dagu terangkat dan tatapan mata lurus ke depan. Saya jarang menoleh ke kanan atau ke kiri kala berjalan, sehingga seringkali tidak melihat teman di pinggiran jalan walaupun mereka berteriak hingga suara serak atau dengan tangan melambai-lambai heboh. Biasanya saya baru sadar setelah melewati mereka beberapa meter dan itu sudah terlambat. "Si Endang emang sombong bener"! Banyak yang menyebut saya begitu karena seringnya tidak membalas sapaan mereka. Tapi sumpah mati itu benar-benar murni karena saya tidak melihatnya. ^_^


09 Maret 2015

Sup Telur Puyuh dengan Sosis, Makaroni dan Sayuran


Sup. Satu kata yang tersusun dari tiga huruf ini luar biasa populer. Mengacu pada sejenis masakan dimana bahan-bahannya direbus dalam air yang banyak hingga matang. Simple, namun variannya yang tak terbatas membuat anda bisa berkreasi dengan bebas dan mudah memasukkan bahan apapun yang anda miliki di rumah. Terkadang masakan ini diremehkan karena begitu umum dan mudah dibuat, namun ketika anda sedang flu berat seperti saya kali ini maka kebutuhan akan sup melebihi kebutuhan lainnya (dalam hal makanan tentunya). Kuah hangatnya begitu nyaman mengalir di kerongkongan, membuat batuk pun menjadi teredam, hidung yang mampet menjadi lega, badan terasa hangat dan yang jelas perut pun kenyang karena aneka sayuran, sosis, pasta dan telur yang saya masukkan ke dalamnya. Tidak perlu menyantapnya dengan makanan lainnya, karena sup ini lengkap dengan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Jadi ayo kita buat sup hari ini! ^_^


05 Maret 2015

Cocoa Brownie - Thin & Fudgy


Memang sedap mengobrol 'ngalor ngidul' tak tentu arah dengan sahabat dekat sambil menyeruput secangkir cappuccino yang hangat. Biasanya saya melakukannya bersama Sintya, dan dulu Starbucks selalu menjadi pilihan kami. Namun sejak McDonalds gencar mempromosikan kopinya di McCafe dengan harga yang jauh, jauh lebih terjangkau dan rasa yang tak kalah sedap, maka kini kami pun hijrah ke cafe tersebut. Sepulang kantor atau saat weekend, berdua kami akan duduk di salah satu set kursi di McD dan menyeruput secangkir besar iced coffee float favorit. Bahan obrolan bisa bermacam-macam, mulai dari pekerjaan, boss, fashion, film, kesehatan, kondisi negara, issue yang sedang hot, rekomendasi restoran atau hanya sekedar berandai-andai tentang masa depan.  

Suasana cafe yang cozy, lalu lalang pengunjung di sekitar dengan aneka penampilan yang menarik perhatian dan obrolan seru memang membuat waktu berlalu dengan cepat.Tak terasa dua atau tiga jam berlalu dan gelas kopi pun hanya menyisakan bongkahan es batu yang mulai mencair. Tidak ada makanan yang kami pesan di McD. Burger dan ayam goreng terlalu berat untuk menemani aksi nongkrong ini, namun jika di Starbucks ada satu kue yang selalu saya pesan kala kami duduk disana. Browniesnya yang moist, fudgy dan super legit. Untuk yang satu itu tidak pernah kami lupakan. ^_^



03 Maret 2015

Paddas Porridge dengan Slow Cooker - Si Bubur Daging yang Nikmat


Setelah mati-matian mempertahankan diri dengan aneka obat batuk dari apotik dan obat tradisional, akhirnya saya pun mengibarkan bendera putih tanda menyerah karena batuk tak berkurang sedikit pun, bahkan menjadi bertambah parah. Ketika Sabtu kemarin saya berkunjung ke rumah Wiwin, di Mampang, adik saya langsung menyeret saya ke rumah sakit Asri di daerah Buncit untuk berobat di dokter umum disana. Dua botol Codipront, segepok antibiotik dan anti radang akhirnya mampu meredakan batuk menyiksa yang membuat saya susah tidur kala malam tiba. Walau kini masih ter-uhuk-uhuk ria, namun kondisi saya sudah jauh, jauh lebih baik. Thanks untuk pembaca JTT yang banyak memberikan saran untuk mengobati batuk dan doanya agar saya lekas sembuh. Semua perhatian itu sangat berarti. ^_^

Nah resep ini sebenarnya sudah lama ada di dalam daftar masakan yang hendak saya eksekusi, tetapi selalu saja tertunda dan tertunda hingga akhirnya weekend kemarin berhasil juga saya coba. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan karena batuk yang menyiksa selama seminggu ini membutuhkan makanan yang nyaman di tenggorokan dan sepertinya bubur daging dengan sayuran ini merupakan pilihan menu yang tepat.


02 Maret 2015

Pandan Chiffon Cake & Tips Sukses Membuatnya


Chiffon cake. Cake yang selalu membuat saya ogah, enggan, malas, takut, sport jantung kala akan mencobanya. Entah sudah berapa banyak percobaan yang berakhir gagal, mulai dari cake bantat, cake melorot dan berpinggang, cake mengembang dan membumbung tinggi di luar loyangnya sehingga bentuknya menyerupai jamur super besar, hingga cake merekah seperti bolu kukus.  Semua itu membuat minat saya untuk mengeksekusi chiffon cake ini akhirnya padam. Untuk apa dicoba? Menghabiskan bahan, waktu, tenaga dan pikiran untuk sebuah cake yang akhirnya toh akan gagal maning, gagal maning. Lebih baik tenaga ini digunakan untuk membuat cake lainnya yang super simple dan pasti wokeh hasilnya. Bahkan dorongan semangat dari teman-teman pembaca JTT agar saya mencobanya sekali lagi tak mampu membuat saya untuk bergeming. 

Tapi sampai kapan saya akan terus didera rasa ketakutan seperti ini? Sampai kapan skill saya hanya terbatas pada resep-resep cake mudah yang terkadang tantangannya pun sudah menghilang dan rasa happy ketika cake matang keluar dari kukusan atau oven sudah tidak terasa lagi disana. Greng-nya sudah tidak ada, karena yakin cake pasti berakhir dengan sukses.  Sabtu kemarin saya pun memutuskan untuk mengakhiri sifat pengecut saya dan mulai mengkalkulasi kerugian yang akan saya terima jika satu resep chiffon cake gagal. Hasilnya adalah zero. Yep nol, karena sebenarnya saya tidak mengalami kerugian apa-apa (Ehem, kecuali rasa percaya diri yang mungkin akan semakin down). Cake gagal toh masih bisa dimakan. Chiffon cake gagal rasanya tetap lezat dan empuk. Selain itu bukankah kegagalan merupakan awal dari sebuah kesuksesan? Walaupun skor di posisi 4 : 0, yang artinya 4 gagal dan nol sukses,  setidaknya banyak pelajaran yang bisa saya petik dari pengalaman itu. Jadi saya pun sekali lagi mencoba peruntungan saya membuatnya, kali ini harus sukses karena akan saya hadiahkan untuk Ibu tercinta sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Paron. ^_^