Pages

30 Maret 2015

Pie Isi Daging dan Jamur


Ketika Mba Lidya, Editor dari penerbit Kawan Pustaka, menghubungi saya bulan lalu dan menawarkan untuk menerbitkan buku ketiga, saya pun menyambut dengan antusias. Kebetulan tidak ada project di kantor yang menyita perhatian dan tidak ada kesibukan lainnya yang berarti di rumah. Karena momennya menjelang puasa Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba maka buku kali ini pun bertema resep untuk 30 hari, dimana dalam satu harinya berisi tiga macam masakan. Hm, itu berarti ada sekitar 90 resep yang akan saya hadirkan di buku tersebut. 

Nah mengingat banyaknya pembaca JTT yang meminta saya untuk menerbitkan buku berisi tentang kue, cake dan dessert yang resepnya lumayan banyak hadir di blog, maka saya pun lantas menyampaikan hal tersebut ke Mba Lidya. Beliau kemudian mengakomodirnya dengan memberikan kesempatan saya menampilkan sepuluh resep tambahan berisi kue, snack dan camilan lainnya sebagai bonus. Buku ketiga kali ini rencananya akan tampil lebih ekslusif berisikan sembilan puluh resep masakan dan sepuluh resep bonus kue dan dessert. 



Selain berisi lebih banyak resep, buku ini juga disertai dengan step by step prosesnya sebagaimana halnya semua resep yang saya tampilkan di blog. Sepertinya detail gambar proses merupakan trade mark saya, dan banyak yang menyesalkan ketika di buku kedua proses tersebut dihilangkan. Untuk menyelesaikan buku ini maka saya diberi waktu dua bulan mempersiapkan semua foto dan resep. Saat itu, ketika saya dengan penuh semangat mengatakan "Ya"! Maka waktu dua bulan yang diberikan terasa cukup panjang dan saya  begitu yakin akan menyelesaikannya dengan mudah. Biasanya saya mengerjakannya pada hari weekend dimana waktunya sangat leluasa dan tentu saja sinar matahari cerah yang saya perlukan untuk menghasilkan kualitas foto yang cantik tersedia cukup panjang. 

Manusia memang merencanakan tetapi Tuhan jualah yang menentukan. Ketika baru berhasil mengeksekusi beberapa resep, batuk kering yang super parah datang menyerang. Batuk ini memaksa saya untuk beristirahat di tempat tidur selama libur Sabtu dan Minggu. Ketika saya nekat memaksakan diri untuk memasak secara estafet di dapur maka malam harinya saya dibuat bergadang semalaman karena didera batuk menggila. Tobat! Kali ini saya pun menyerah dan fokus ke proses penyembuhan, untuk sementara saya pun melupakan project buku ini. ^_^


Waktu berlalu begitu cepat, bulan Maret hampir berakhir. Satu bulan berlalu begitu saja dan masih ada sekitar tujuh puluh resep lagi yang harus saya eksekusi. Dateline saya di pertengahan April semua resep dan foto sudah beres dikirimkan. Satu pesan di WhatsApp dari Mba Lidya, membuat saya terjengit dan mulai pontang-panting menyusun strategi. Seandainya saja saya memiliki tongkat ajaib Molly Weasley di Harry Potter, yang bisa memerintahkan semua panci dan peralatan dapur bekerja sendiri, maka saat ini pasti telah saya berdayakan.  Syukurnya batuk ini mulai mereda sejak dua minggu yang lalu,  jadi sejak pukul tujuh pagi di setiap hari Sabtu dan Minggu saya pun dengan susah payah berusaha mengejar ketinggalan. 

Jika sudah seperti ini, maka saya lebih suka menghabiskan waktu sendiri di dapur. Adanya teman yang membantu prosesnya justru membuatnya menjadi lebih lama dan target saya untuk mengeksekusi sejumlah resep dalam satu hari biasanya sulit tercapai. Semua proses memasak, foto dan styling saya lakukan sendiri. Tak terhitung sudah berapa ratus kali saya berjalan mondar-mandir dari meja foto ke dapur, mungkin jika diukur sudah ada puluhan kilometer. Lumayan juga untuk membakar lemak di betis yang sebesar galon air mineral dua liter. 


Asisten rumah saya, Heni, biasanya hanya bertugas mengupas bawang, dan sayuran serta mencuci perabotan ketika satu resep usai dicoba. Selebihnya saya mengusirnya dari dapur dan memintanya untuk duduk manis saja di depan televisi menyaksikan tayangan India favoritnya. Berulang kali Heni berkata dengan nada penuh sesal, "Ibu masak sendiri, Heni nggak bisa bantu." Saya hanya 'ngakak' dan menjawab, "Udah nonton TV saja sana, ntar saja kalau makanannya matang bantuin makan ya." Tapi yang terjadi adalah setiap kali satu makanan matang maka saya justru yang mengambil piring, plus nasi dan lauk yang baru dimasak, menyantapnya sambil beristirahat di depan televisi. "Ayo Hen, makan. Mantap euy"! Dan teman sependeritaan saya ini hanya tertawa, menggelengkan kepala dan berkata, "Masih kenyang Bu, nanti saja." Tobat! Pantas saja Heni susah gemuk dan saya semakin gendut. Bahkan aneka masakan apapun yang tergeletak di meja tidak menggerakkan nafsunya. Kalau seperti ini, ketika buku ketiga ini terbit, bisa-bisa tubuh saya sebesar lemari es dua pintu. Gubrak!


Wokeh lupakan sejenak dengan dateline resep buku yang membuat saya 'ngos-ngosan' akhir-akhir ini. Kembali ke resep yang kali ini saya posting. Pie ini saya buat karena kebetulan daging cincang yang telah saya keluarkan dari freezer telah mencair dengan sukses sementara resep gadon daging sapi (salah satu resep di buku ketiga) tak kunjung saya proses karena daun pisang yang terlupa dibeli. Selain itu, sejak sibuk memasak aneka resep untuk buku, maka aneka jenis  jamur tersedia cukup banyak di chiller. Untuk pie isi daging jamur ini saya menggunakan jamur champignon yang mudah diproses. Tidak ada yang sulit untuk membuat isi pie daging ini, anda cukup menumis bumbu, daging sapi (yang bisa juga digantikan dengan daging ayam bahkan tuna), dengan jamur dan aneka rempah. Saya menambahkan beberapa iris cincangan kasar keju cheddar sebagai isian untuk membuat rasa pie menjadi lebih sedap.

Untuk kulit pienya, saya menggunakan margarine putih (shortening). Saya membelinya sebanyak satu kilogram beberapa bulan yang lalu, dan hingga kini margarine putih tersebut masih bercokol dengan aman di chiller dalam kondisi super keras, pas sebagai bahan untuk kulit pie. Resep kulit pie-nya tetap saya ambil dari 'Pie Crust-nya' Joy of Baking yang menurut saya sangat sedap dengan tekstur yang renyah dan flaky. Prosesnya tidak saya sertakan disini, namun anda saya persilahkan untuk mengklik link resep pie di bawah yang pernah saya hadirkan di JTT dengan menggunakan resep pie crust yang sama. 

Tidak ada yang sulit dalam proses pembuatan pie ini, jadi berikut resep dan prosesnya ya.


Pie isi Daging dan Jamur
Resep pie diadaptasikan dari web Joy of Baking - Peach Pie
Resep isi daging dan jamur hasil modifikasi sendiri

Untuk + 8  loyang pie diameter 10 cm

Tertarik dengan resep pie lainnya? Silahkan klik link di bawah ini: 
Mini Strawberry Pies
Chicken Pot Pie
Rustic Mango Pie 

Bahan pie crust:
- 350 gram tepung terigu protein sedang atau serbaguna
- 1/2 sendok teh garam
- 2 sendok makan gula bubuk
- 225 gram mentega/margarine, masukkan ke chiller kulkas hingga dingin dan keras, potong-potong ukuran 2 x 2 cm
- 50 - 80 ml air es

Untuk bahan dan bahan isi:
- 2 sendok makan minyak menumis
- 1 buah bawang bombay ukuran sedang, cincang halus
- 5 siung bawang putih, cincang halus
- 200 gram daging sapi cincang, bisa juga menggunakan daging ayam cincang
- 8 - 10 buah jamur champignon, cincang kasar (bisa menggunakan jamur lainnya)
- 1 sendok makan kecap Inggris (Worcestershire sauce)
- 1 sendok makan saus tiram
- 1 sendok makan gula palem bubuk atau gula pasir
- 1/2 sendok teh merica putih bubuk
- 1/4 sendok teh kayu manis  bubuk (optional)
- 1/2 buah pala, parut halus
- 1/4 sendok teh garam
- 50 gram keju cheddar cincang kasar (optional)

Olesan:
- susu cair secukupnya

Cara membuat:
Untuk membuat adonan kulit pie silahkan klik di Fudgy Chocolate Pie disini.

Membuat isi


Siapkan wajan, panaskan minyak di wajan. Tumis bawang bombay hingga harum, masukkan bawang putih dan tumis sebentar hingga wangi dan matang. Masukkan daging sapi cincang, tumis dan aduk hingga berubah warna, kecoklatan dan tidak berwarna pink lagi.

Masukkan semua bumbu isi yang tersisa, aduk rata. Tambahkan cincangan jamur, aduk dan masak hingga jamur layu, cicipi rasanya, sesuaikan rasa asinnya. Matikan api kompor. 


Masukkan cincangan keju, aduk rata. Sisihkan dan biarkan hingga dingin. 

Membentuk pie 
Siapkan oven, panaskan di suhu 170'C, letakkan rak pemanggang di tengah oven. Siapkan loyang pie, saya menggunakan loyang pie bongkar pasang dengan diameter 10 cm. Olesi permukaan loyang dengan margarine. Sisihkan.


Keluarkan adonan kulit pie dari chiller, letakkan di permukaan meja. Buka bungkus plastiknya. Kemudian letakkan selembar plastik wrap di permukaan adonan dan gilas perlahan dengan kayu penggilas hingga tipis, ketebalan  sekitar 3 millimeter.    

Ukur lebar adonan dengan meletakkan sebuah loyang di atasnya. Jika telah cukup lebarnya, letakkan selembar adonan di permukaan loyang, perlahan tekan-tekan adonan hingga masuk dan menempel di permukaan loyang. 


Tusuk-tusuk permukaan kulit pie dengan garpu atau ujung pisau, agar uap mampu keluar dengan baik saat pie dipanggang. Lubang ini akan mencegah permukaan kulit pie menjadi menggelembung karena tekanan uap.  Masukkan isi pie hingga penuh.


Tata beberapa cincangan keju cheddar di atasnya (jika pakai). Potong kelebihan adonan di sekeliling loyang, lebihkan sekitar setengah sentimeter dari tinggi loyang. Tutup permukaan pie dengan selembar adonan lainnya. Tekan tepiannya hingga adonan kulit penutup terpotong dari loyang. 


Dengan menggunakan ujung garpu, rapatkan tepian kulit pie agar lengket dan tidak terlepas kala dipanggang. 


Hiasi permukaan pie dengan memotong selembar kulit pie membentuk jajaran genjang, tempelkan masing-masing potongan hiasan ini dengan mengolesi bagin dasarnya dengan air. Kemudian tusuk permukaan kulit pie dengan ujung pisau sebagai jalan keluarnya uap air kala pie dipangggang.

Olesi permukaan pie dengan susu cair menggunakan kuas. Panggang pie selama 35 menit dengan api atas bawah, suhu 170'C, atau hingga permukaannya menjadi kuning kecoklatan. Keluarkan dari oven dan lepaskan pie dari loyang ketika telah dingin. 

Pie siap disantap. Super yummy!

35 komentar:

  1. luar biasa mba, sukses yah untuk buku ke 3 nya. btw saya dari buku pertama saja blom beli mbak, nyari di gramedia tangerang waktu itu ga ada terus, ga ada stok atau memang slalu habis ya hehehe

    oh ya jangan bosen liat saya comment, krn tiap hari saya slalu buka blog JTT ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba raisa, thanks yaaa. Wah kayanya buku saya gak semua ada di gramed hiiks, makanya ketika dicek gak ada melulu ya wakakakk.

      gak bosan mba, justru dinantikan, kan garing kalau habis posting gak ada tanggapan wakakka. Makasih yaa, selalu buka JTT setiap hari! Sukses dan sehat selalu ya mba,

      Hapus
  2. ooh my...asliii ngenceees ajaa euy...pie salah satu makanan favorit, karena managable dan rasanya enak plus filling :)..TFS yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. hi mba Indah, thanks yaa, senang sekali resepnya disuka, moga bs sukses juga dicoba yaa

      Hapus
  3. Ada kue lebaran donk dibuku ketiganya mba?
    Blom bisa nyoba yg berlemak dlu nih mba.. betee... disuruh diet dulu.. paling gak sebulan lah.. hiks.. baru sehari aja udah tersiksa.. tp mau gimana lagih, napas udah ngos2an gegara lemak.. huaaa... tanggungjawab mbaaa.. :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Bella, diusahakan ya mba wakakka, kalau waktunya cukup buat eksekusi. Saya juga sedang diet, tapi gimanaaaa, susah bener kalau weekend mesti bergumul sama bumbu dan makanan hiiikss

      Hapus
  4. Mbak tapi resep air sirihnya jos gandros sekarang batuk demo parah nya udh reda tpi rasanya ihihihiuhi sepat di lidah dan gak seperti pasta gigi rasa sirih

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, iyaa, saya sekrang malah ketgihan daun sirih, habis seger banget. pulang kantor satu gelas dah, soalnya batuknya masih ada satu, dua hehehe

      Hapus
  5. mbak diah, mau nanya saya kemarin buat bolu gulung, telur saya kocok (lebih banyak kunging telurnya) sampai kental, tapi ketika saya campurkan dengan tepung mengapa tidak bisa tercampur sempurna, karena telurnya menjadi berkurang kadar airnya. ketika dipanggang menjadi bergerindil dan tidak smooth, kira2 kesalahan saya terletak dimana ya mbak? Ajeng

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Ajeng, wah kayanya mba mungkin salah masuk blog yaa, disini nggak ada yang namanya diah hehehhe. btw itu resep bolu gulung yg ada di JTT bukan ya mba?

      Hapus
  6. mba, rasa kulit pienya kayak gimana pakai shortening? enakan pakai butter ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yep, butter lebih gurih ya, shortening kurang wangi aromanya dan plain banget rasanya hehhehe

      Hapus
  7. Mba mo tanya kulit pie g dioven setengah matang?

    Mba kash atas share resep2 di blog mba.byk yg saya coba. N berhasil..n membawa berkah saya bs buka katering untuk anak2 sekolah. Sekali lg trm kasih mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba kinan, untuk pie diatas nggak ya mba, saya gak terlalu tebal gilas kulitnya dan saya pakai oven api atas bawah dan pie matang dengan baik.

      kalau ragu, panggang setengah matang dulu kulitnya gak papa kok.

      Hapus
  8. mbak Endang. kalo bukunya udah terbit Info2 yaaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sipp, pasti akan di woro2 di JTT mba, thanks ya Mba elly hehehhe

      Hapus
  9. Mbak Endang,kalo pake cetakan Pie ukuran besar apa bisa langsung dioven dengan isian? Sukses buku ketiganya ya,mbak:-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, kalau pakai cetakan pie besar, kayanya panggang dulu ya mba kulitnya sampai setengah matang, baru masukkan isi dan tutup.

      supaya kulitnya gak menggelembung, tusuk2 dengan garpu permukaanya, tutup dengan kertas baking dan berikan pemberat di dalamnya (beras/kedelai)

      Hapus
  10. Hallo mbak..saya penggemar barumu.. tertarik dengan postingan resep2 nya.. Pengen coba nih..salam kentalnya yah mbak dari trie di mks

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba trie, salam kenal ya. Thanks ya sudah menyukai JTT, moga2 resepnya disuka yaa

      Hapus
  11. mbak mau tanya dong, mungkin agak aneh nih pertanyaannya maklum newbie dlm masak memasak, loyang pie kok bongkar pasang tu tujuannya apa ya, trus alasnya loyang yg bisa diambil itu kan tetep ditaruh di dalam loyangnya kan waktu bikin hee..hee, bingung apakah kl bongkar pasang itu memudahkan ngambil pie nya?pengen bikin tp msh bingung pake loyangnya, sama satu lg mbk kl masukin kertas baking ke loyang utk cake tu gimana ya kok aku pernah asal masukin gak bs rapi blas pas aku copot malah bentuk cakenya gak bisa kotak jd jelek hee..hee, tx ya jawabannya utk mbk endang yang baik hati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Mba Retno, berikut jawaban saya ya:
      1. Pie karena kulitnya yang fragile dan mudah hancur maka biasanya dipanggang diloyang bongkar pasang. Loyang ini memang memudahkan pie dilepas dari loyang tanpa merusak isinya. Bagian dasar loyang boleh dilepaskan, boleh juga diikutkan saat pie diletakkan di piring saji.

      tapi ada juga yang membuat pie tanpa loyang bongkar pasang, dan hasilnya oke2 saja, biasanya pakai loyang kaca tahan panas (pyrex), ketika matang pie diiris denga hati2.

      2. Kertas baking harus dipotong seukuran loyangnya dan biasanya panjang kertas saya lebihkan supaya cake bs dikeluarkan dengan cara menarik kelebihan kertas itu. Supaya rapi, saya biasanya mengolesi permukaan loyang dengan margarine. Margarine membuat kertas lengket ke loyang dan tidak begeser ketika adoan dituang.

      Hapus
  12. Kak Endang resepnya bikin pengeeen.
    tapi ada yg mau aku tanya nih kak, daging cincang itu daging sapi biasa yg masih ada serat putih2nya itu atau daging khusus yg dipakai ya yang udah nggak ada serat2nya lagi? soalnya aku pernah bikin pake daging sapi yg di blender (bukan digiling) hasilnya serat putihnya bikin liat plus alot dan merusak rasa masakannya.
    maaf buat pertanyaan amatir nya ya kak, thanks in advance for your answer.
    -Vina, Medan

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Vina, daging cincang sebenarnya tergantung sama kualitas daging yang digunakan ya, apakah mengandung lemak dan otot (serat) ataukah bebas lemak/otot.

      Nah biasanya kalau beli di supermarket, kalau mau yang bebas lemak, warna daging cincangnya lebih merah ya sedangkan yang mengandung lemak lebih pucat dan keputihan.

      tidak ada yang khusus sih, cuman bagian daging di sapi saja yang membedakannya ya. kalau mau yang oke memang yang bebas lemak/otot ya dan biasanya harganya lebih mahal ya

      Hapus
  13. Salam kenal mba endang,saya salah satu penggemar blog mba,sudah beberapa resep saya coba dan hasilnya benar-benar enak banggeeett....pokoknya setiap saya mau buat kue pasti langsung ke blog mba..btw sepertinya pie ini enak juga ya untuk hantaran kalau ada acara keluarga...sukses selalu y mba endang....

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal ya mba, thanks ya sudah menyukai JTT. Senang sekali resep JTT disuka, dan yep pie ini cocok buat hantaran ^_^

      Hapus
  14. Mba saya sudah coba buat resep pie crust nya, tapi masih pakai margarine. Jadi aroma dan rasanya masih kurang..boleh tau mba kalau mentega yang rasanya enak merk apa biasanya? Terus pakai menteganya yang salted apa unsalted ya? Info ya mba. Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yep, pie sebaiknya menggunkan mentega atau mix mentega dan margarine. Merk yang oke dan wangi bs pakai Hollman atau Wjsman. Bs salted dan usalted, kalau pakai salted skip saja garam di resep

      Hapus
  15. Mbak Endaang... pamerin alat2 perangnya doonkk...
    Pengen liat ovennya jugaa dkk nya jugaaa,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasa saja tidak ada yang istimewa kok, saya pkai oven listrik Big Sico ya, bisa digoogle saja, kayanya tipenya hampir sama dengan yang beredar di online.

      Hapus
  16. Boleh tanya, sy pakai resep ini dg menggunakan blueband yg dibekukan. Step by stepnya sdh diikuti. Tp kulit pie yg sy buat itu cenderung basah. Kata yg makan harusnya ada renyahnya. Apa lebih baik diganti dg mentega putih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kulit pie ini renyah mba, kalau step diikuti dengan seksama. jadi kalau basah bs karena ininya basah sehingga membuat kulit pie lembab, saya tdk pernah pakai margarine putih, karena membuat rasa pie kurang ok

      Hapus
  17. Kak chicken pie mushroom ini bisa tahan berapa lama di dlm freezer ya? Dan simpan di freezer lebih baik pie matang atau setengah matang? Terimakasih kak 🙏🏻

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^