Pages

13 Mei 2015

Acar Bandeng Presto a la My Mom


Ibu saya selalu memasak makanan dengan hati dan cinta, tak heran semua hasil masakannya selalu terasa lezat dan pas di lidah kami. Namun karena memasak dengan hati dan cinta inilah maka takarannya pun  sulit untuk diikuti secara akurat porsinya. Gula dan garam seringkali dimasukkan menggunakan 'jumputan' jemari tangan. Walau seakan terlihat asal cemplung sana-sini namun rasanya selalu konsisten dan tidak pernah membuat kami kecewa. Pendapat ini mungkin tidak fair, mengingat semua anak yang dibesarkan dengan masakan Ibu-nya biasaya akan menganggap masakan Ibu mereka paling sedap sedunia. ^_^

Tentu saja menu yang dimasak Ibu saya terbatas. Beliau bukan maniac pencoba resep seperti saya yang selalu gatal ingin segera lari ke dapur ketika melihat satu resep 'moncer' di buku atau internet. Tapi menurut para orang tua, jika anak gadis sudah berhasil membuat sambal terasi yang sedap maka sudah waktunya untuk dikawinkan. Artinya sudah jago memasak dan bisa menyediakan hidangan yang enak untuk suami. Nah sambal terasi buatan Ibu saya hingga kini belum ada tandingannya, bukan berarti Ibu saya layak untuk menikah kembali, tetapi masakan beliau memang benar-benar nendang rasanya! ^_^


Lucunya, kalau ini bisa dianggap lucu - walau berulangkali kami selalu memuji masakan beliau dengan kata-kata, "Wah Mama jago banget masak. Masakannya enak banget"! Tetap saja beliau sepertinya kurang pe-de jika disebut cukup jago dibidang ini. Buktinya saya pernah secara tidak sengaja mendengar percakapan beliau dengan adik saya, Wiwin, seperti ini, "Si Endang ini belajar masak darimana ya? Kok sekarang bisa masak macam-macam. Mama sampai heran."  Adik saya lantas menjawab, "Ya dari Mama lah." Terdengar suara halaman buku yang dibolak-balik, "Masa dari Mama? Ini di bukunya sih dibilang Mama yang ngajarin masak, tapi Mama mana bisa masak yang model begini."

Sepertinya beliau lupa, bahwa saya adalah putri beliau satu-satunya yang suka nongkrong di dapur menemani memasak sejak kecil. Sementara kedua saudara perempuan saya lainnya sepertinya alergi menginjakkan kaki kesana. Beliau sepertinya  juga lupa, telah mengajari saya bagaimana menyiangi ikan dan aneka seafood, menyiangi aneka sayuran, belajar merajang dan memotong bumbu, mengenali setiap aneka rempah, membedakan antara kencur dan temu kunci atau menyeimbangkan rasa asin dan manis pada satu masakan. Beliau mengajarkan saya basic memasak, dan itu merupakan elemen yang paling penting dalam semua proses belajar memasak. Saya tak akan bisa mengembangkan basic itu atau mencoba ratusan resep lainnya tanpa pondasi yang kuat. "So Mom, you are my Guru and inspirations! I can't say thank you enough"!


Nah salah satu menu masakan khas beliau yang saya suka, diantara semua masakan beliau yang semuanya saya suka, adalah acar ikan. Mungkin karena rasanya asam, asin, dan manis, tiga elemen rasa yang saya suka pada satu masakan. Selain itu acar ikan menggunakan ketimun, wortel dan nanas yang membuat rasanya menjadi lebih segar. Ibu saya biasanya menggunakan aneka ikan laut atau ikan bandeng segar, namun dengan bandeng presto atau ikan pindang pun rasanya tetap nendang. Masakan ini mungkin mirip dengan pesmol a la Betawi, bedanya pesmol biasanya berwarna lebih kuning karena porsi kunyit yang lebih banyak. Saya sendiri lebih suka menyebutnya dengan acar karena cabai lebih mendominasi sehingga warnanya menjadi lebih jingga. 

Banyak pembaca JTT yang komplain berat ke saya karena hampir semua masakan yang saya buat selalu pedas atau super pedas, "Mbok ya dibanyakin resep sayur yang nggak pedas dong Mba. Anak saya baru umur empat tahun, jadi nggak bisa makan masakan pedas." Sejujurnya saya akui, lidah saya ini sudah mati rasa dengan rasa pedas, sehingga berapapun cabai yang dimasukkan saya masih santai saja menyantapnya, sementara Heni, asisten rumah saya, sudah berlari ke dispenser meneguk air sebanyak-banyaknya. Jadi untuk rasa pedas, asin, manis, asam, saya kembalikan ke selera masing-masing, karena takaran tersebut bisa kita atur sendiri sesuai kesukaan. 


Poin penting membuat acar bandeng ini adalah saat menumis bumbu. Walau saya benci memasukkan minyak banyak-banyak saat menumis karena 1 sendok makan minyak sekitar 14 gram mengandung 119 kcal, dan itu lebih tinggi dari 1 buah pisang ambon ukuran besar, namun harus bagaimana lagi? Untuk menumis bumbu seperti ini atau bumbu lainnya seperti balado maka kita harus menggunakan minyak yang agak banyak agar bumbu matang, tidak mudah gosong, memiliki warna yang cantik dan terasa lebih sedap. Jadi jika saat menumis dirasa minyak kurang mampu mematangkan bumbu maka tambahkan sedikit minyak lagi ya sayang. ^_^

Untuk sayuran atau buah yang bisa anda masukkan sebenarnya cukup bervariasi. Disini saya menggunakan ketimun, wortel, belimbing wuluh, dan nanas. Namun kedondong (yep kedondong!), mangga muda, kembang kol, paprika, juga sedap dan mantap. Selain itu saya juga suka menggunakan cabai rawit dan bawang merah utuh, bahkan dulu saya selalu request ke Ibu untuk dimasukkan banyak-banyak bawang merah ke dalamnya. Rasa bawang merah yang manis dengan tekstur lembut memang tiada duanya jika disantap bersama bumbu acar yang terasa nano-nano. Skip jika anda tidak menyukainya ya. 

Untuk ikannya, seperti yang saya sebutkan di atas, jenis ikan apapun oke untuk digunakan, dan tidak harus dipresto seperti ini. Ikan air laut seperti tengiri, tuna, tongkol, kembung, kakap, kerapu atau air tawar seperti ikan mas, gurame, bandeng, bawal, mujair mantap untuk dicoba. Siangi ikan dan bumbui terlebih dahulu dengan garam, bawang putih, kunyit dan ketumbar yang dihaluskan, baru goreng hingga kering. 

Nah berikut resep dan prosesnya yang mudah.


Acar Bandeng Presto
Resep diadaptasikan dari Ibu saya

Untuk 6 porsi

Tertarik dengan resep a la Ibu saya lainnya? Silahkan klik link di bawah ini ya:
Sambal Pecel Ngawi a la My Mom
Opor Ayam a la My Mom
Ungkep Daging Sapi a la My Mom  

Bahan:
- 2 ekor bandeng presto ukuran sedang, potong menjadi 3 bagian
- 1 buah ketimun kecil, potong sepanjang 3 x 1 cm
- 1/2 buah wortel, potong korek api
- 1/4 buah nanas, potong 3 x 2 cm
- 5 -7 buah belimbing wuluh, potong memanjang seperti korek api (skip jika tidak ada)

Bumbu dihaluskan:
- 6 buah cabai rawit merah
- 5 buah cabai merah keriting
- 6 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 3 butir kemiri sangrai
-  1 1/2 cm kunyit

Bumbu dan bahan lainnya:
- 3 sendok makan minyak untuk menumis
- 1 1/2  cm jahe, dipipihkan
- 3 cm lengkuas, dipipihkan
- 3 lembar daun salam
- 3 lembar daun jeruk
- 1 batang serai, memarkan
- 5 siung bawang merah belah menjadi dua bagian
- 15 buah cabai rawit hijau biarkan utuh
- 2 sendok teh garam
- 1 1/2 sendok makan gula pasir
- 50 - 100 ml air
- air jeruk nipis dari 1 butir jeruk nipis, atau 1/2 sendok makan cuka masak

Cara membuat:


Siapkan ikan bandeng presto, goreng hingga kering. Angkat dan tiriskan.Tata bandeng di sebuah piring saji. Sisihkan.


Siapkan wajan, masukkan dan panaskan minyak untuk menumis. Masukkan bumbu halus, tumis bumbu hingga matang, harum, berubah warnanya menjadi lebih gelap dan tidak pucat. Masukkan semua bumbu lainnya kecuali air jeruk nipis. Aduk rata dan tumis hingga harum dan daun rempah layu. Tambahkan 50 ml air, banyaknya air tergantung dari kekentalan bumbu yang anda inginkan jadi tambahkan porsinya jika kurang.  Aduk dan masak hingga mendidih.

Masukkan potongan sayuran. Aduk rata. 


Masak hingga sayuran layu dan empuk, aduk selama dimasak agar tidak gosong. Tumisan akan mengeluarkan air dari sayuran yang dimasak, jadi jangan menambahkan air terlalu banyak. Masukkan air jeruk nipis atau cuka, aduk rata dan cicipi rasanya sesuaikan gula, garam dan air jeruk nipis/cuka.

Tuangkan bumbu tumisan ke permukaan  bandeng presto yang telah digoreng. Sajikan hangat bersama nasi putih. Super yummy!

14 komentar:

  1. Akhirnyaaaa ada versi ikan lain selain gurame yummmyy. Semalem habis bikin acar guramenya mbak endang, mantab enak mbak, bumbunya berlimpah. Saking enaknya jadi bingung juga karna pingin nyoba ikan selain gurame dan mau aja tanya sama mbak endang....ehh buka webnya mbak langsung muncul si acar bandeng deh, yiiipiii hahaha. Cusss beli ikan dul....makasih mbak resepnya, salam buat mommynya sehat selalu..kiss...kiss

    Salam Mosya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Mosya, thanks sharingnya ya. Senang sekali resep acarnya ikan gurame nya disuka ya, sebenarny resep itu juga bs dipakai untuk aneka jenis ikan lainnya ya, gak harus gurame. thanks yaaa. sukses selalu!

      Hapus
  2. Mataku ampe berkaca kaca membaca kisah mba endang dengan ibu. Jadi ingat ibuku.... ibu memang the best koki dirumah ya mba :-) from : nana

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba Nana, thanks yaa, wah ibunya Mba Nana pasti juga jago masak yaaa. Sukses dan sehat selalu!

      Hapus
  3. hai mbk..salam kenal, aq baru subscribe web ini, semua posting mbk mengingatkanku pada suasana rumah.hehe
    trimakasi sudah memposting banyak masakan enak, tetep semangat nulis ya mbk. ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba Dian, thanks yaa sudah bersedia subscribed disini, thanks yaa sudah menyukai resep2 JTT. Sukses dan sehat selalu untuk mba dan keluarga ya! ^_^

      Hapus
  4. Baru baca resepnya aja perut udh keroncongan mbak xixixixixiixxixii...makasih yaa ^_^ siap dieksekusi bsk nih mumpung libur

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Lely, thanks yaa, sippp monggo dieksekusi resepnya yaa, moga suka hehehhe

      Hapus
  5. Waaaaah menarik niy mba...belum pernah coba pake bandeng presto. Makasih ya mba sharing resep resepnya yg mantap...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mb Hesti, thanks ya mba, moga suka resepnya yaa. Sukses selalu!

      Hapus
  6. Resep mbk Endang selalu sukses bikin ngecesss abisss.... hehehe
    ga sabar nunggu buku baru mbk Endang rilis dan semoga requeat es dawet buat buka puasa bisa direalisasikan... ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai MBa Oka, thanks ya mba, senang sekali resepnya disuka yaa, Wkakk, iya es dawet yaa, okeh saya coba serius cari resepnya nih hehehheh

      Hapus
  7. Mb mau tny. Itu di resep pakai serai kah? Krn di gambar kok kelihatan ada serainya. Mksh

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah iya Mba Nita, pakai serai 1 batang yaaa, thanks, akan saya koreksi resepnya

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^