Saya penggemar bubur tingkat tinggi, alias super maniak. Bukan hanya bubur tertentu, tetapi hampir semua jenis bubur. Mungkin karena sejak kecil saya dibesarkan dengan keluarga yang menjadikan bubur sebagai makanan favorit. Alm. Nenek saya, Mbah Wedhok, membuat bubur beras minimal tiga kali dalam seminggu. Hanya bubur nasi biasa yang ditambahkan santan ke dalamnya, rasanya asin dan gurih. Kendala utama membuat bubur adalah waktu yang lama untuk merebusnya, karena itu Mbah biasanya memasak bubur dengan menggunakan kompor tungku berbahan bakar kayu. Sebuah panci besar yang penyok dan berwarna hitam legam karena diselubungi oleh jelaga tebal didedikasikan untuk membuat bubur, benda itu selalu nangkring di atas tungku di dapur.
Dengan anggota keluarga yang banyak dan bocah-bocah yang sedang dalam pertumbuhan maka satu panci besar bubur pun sering kali habis ludes dengan cepat. Seringnya Mbah Wedhok memasak bubur sebenarnya ditunjang dengan alasan lain yang lebih penting yaitu makanan ini murah meriah. Hanya dengan sedikit beras telah mampu menghasilkan berpiring-piring bubur yang tentunya cocok untuk keluarga besar dengan ekonomi pas-pasan seperti kami. ^_^
Sayangnya variasi bubur Mbah Wedhok tidaklah banyak. Seingat saya hanya ada versi asin dengan santan seperti yang saya sebutkan di atas dan versi manis dengan menambahkan gula merah. Walau bubur sedap disantap dengan aneka lauk dan sayur selayaknya nasi umumnya, namun kami tidak pernah menambahkan apapun ke piring bubur. Waktu itu bubur nasi dengan harum santan yang gurih sudah terasa luar biasa sedapnya sehingga tidak memerlukan tambahan lauk apapun lagi. Padahal andai saja Mbah tahu bahwa menambahkan aneka sayur dan umbi-umbian yang harganya sangat murah di Paron, akan membuat bubur menjadi puluhan kali lebih sedap dan jauh lebih bergizi seperti si legendaris bubur Manado yang resepnya saya posting kali ini, saya yakin Mbah pasti akan mencobanya. ^_^
Sebenarnya saya pernah posting resep bubur Manado sebelumnya, link resepnya disini. Waktu itu saya membuatnya di awal-awal blog JTT di luncurkan. Terus terang bubur ini telah lama menjadi favorit dan telah beberapa kali saya buat di rumah, namun saat itu saya mencobanya sekali lagi karena penasaran dengan rasa daun gedi di dalam masakan. Dari informasi yang bertebaran di internet, umumnya bubur Manado yang otentik menggunakan daun gedi di dalamnya, namun karena tanaman gedi sulit diperoleh maka seringkali bahan ini di skip dari resep. Tanaman gedi memiliki tampilan seperti pohon singkong, tinggi, beruas dan memiliki daun yang menjari. Saya bahkan pernah mengulas tentang tanaman ini, anda bisa klik di artikel Daun Gedi, Sayuran Khas Manado disini.
Gedi masih satu keluarga dengan kembang sepatu, kapas dan okra sehingga tak heran daunnya mengandung lendir sebagaimana halnya tanaman di dalam keluarga yang sama. Nah di bubur Manado daun ini membuat tekstur bubur menjadi kental dan terasa lebih gurih, karena itu ketika tetangga saya memiliki pohonnya di pekarangan maka saya pun tidak membuang kesempatan tersebut untuk mencoba memasak bubur Manado dengannya. Hasilnya ternyata sama sekali tidak mengecewakan, sedap!
Kejadian itu sudah lama berlalu, sekitar empat tahun yang lalu, dan sejak itu saya tidak pernah membuat bubur Manado kembali hingga minggu lalu teman kantor saya, Fifi, menawarkan resep bubur Manado yang maknyus. "Di gereja ada yang jago masak Mba, namanya Mba Ketut. Kemarin dia bikinin kita bubur Manado, rasanya enak banget. Kental, gurih. Pokoknya sedap banget deh." Kalau Fifi sudah mengatakan enak maka itu berarti bubur Manado tersebut benar-benar sip markusip, mengingat beberapa resep yang diberikan Fifi memang selalu maknyus. Misalnya saja, Pindang Bandeng a la Ci Ling-Ling, resepnya bisa anda klik pada link disini. Atau Bakso Soun, Wortel dan Jamur yang super gurih dan sedap serta menjadi makanan kegemaran adik saya, Wiwin, resepnya bisa anda klik pada link disini. Jadi kali ini, saya pun tidak mau menunggu berlama-lama lagi dan langsung menembak untuk meminta resepnya. ^_^
Fifi lantas menyambungkan saya melalui telepon dengan rekan gerejanya bernama Mba Ketut, yang menurut Fifi sangat jago memasak. Segala macam masakan buatannya terkenal sering dijadikan menu pesta di gereja dan menjadi favorit banyak orang. Walau Mba Ketut berasal dari Bali, namun beliau pernah belajar masakan Manado dari beberapa anggota gereja yang memang berasal dari Manado sehingga bisa dikatakan resep darinya cukup otentik. "Bubur Manado sangat mudah Mba, kalau versi saya bumbunya yang simple saja. Pakai serai yang banyak, daun kunyit dan garam," tutur Mba Ketut memulai dengan ramah. Beliau sangat baik dan bersemangat mengajarkan saya membuat bubur Manado melalui telepon.
"Bahan utamanya beras, jagung dipipil, singkong, ubi jalar kuning dan labu kuning. Supaya warnanya bagus, cerah kekuningan, labunya dikukus dan dihaluskan sebagian. Sayurannya cukup pakai kangkung, bayam, daun gedi dan daun bawang. Jangan lupa ya pakai kemangi yang banyak. Bubur ini enak dimakan dengan ikan asin goreng bersama sambal terasi. Saya kalau ada acara selalu buat sepanci besar dan habis ludes dengan cepat" saya kontan hampir mengences mendengar penjelasannya. Saya bisa membayangkan lezatnya si bubur Manado yang diaduk bersama ikan asin dan sambal terasi. Hua, sepanci bubur bisa saya sikat sendiri!
Berbekal resep di tangan, pada hari Sabtu kemarin saya pun mulai meracik bahannya. Mengingat Mba Ketut hanya memberikan jenis bahan yang digunakan tetapi minus takaran pastinya maka saya pun hanya mengira porsinya sendiri. Jika anda hendak membuatnya maka hal terutama yang harus anda ingat adalah bubur ini memiliki banyak bahan di dalamnya. Jadi saran saya gunakan porsi kecil untuk masing-masing bahan karena jika tidak, tahu-tahu anda telah memiliki seember besar bubur yang akan membuat anda kelabakan sendiri ketika menyadarinya. Itulah yang terjadi pada saya. Walau beras yang digunakan hanya 1 gelas kecil sekitar 130 gram namun karena air yang banyak plus bahan-bahan lainnya maka pada akhir proses memasak saya memiliki bubur Manado yang hampir meluap keluar dari panci slow cooker. Apesnya, Heni tidak suka bubur sehingga saya lah yang akhirnya megap-megap menghabiskannya sendiri. Tobat!
Wokeh sekarang ke proses pembuatannya. Supaya praktis, tidak perlu harus sering-sering mengaduk, bisa ditinggal dengan aman tanpa takut gosong, maka saya menggunakan slow cooker. Panci ajaib ini sudah berkali-kali menyelamatkan saya dalam urusan masak-memasak bubur, dan paling sering saya gunakan untuk membuat bubur kacang hijau dengan ketan hitam yang sedap. Membuat bubur dengan slow cooker selain mudah dan praktis, juga tekstur bubur yang dihasilkan lebih creamy dan lembut.
Jika anda memasak dengan slow cooker maka masukkan beras yang sudah dicuci, singkong, ubi jalar, jagung, air dan bumbu ke dalam panci dan set slow cooker di posisi high. Anda juga bisa set di posisi low untuk waktu memasak yang lebih lama. Ketika beras telah menjadi bubur dan singkong menjadi super duper empuk, baru masukkan sayuran hijau lainnya. Nova, seorang pembaca JTT yang berasal dari Manado memberikan saran di resep bubur Manado sebelumnya, "O iya Mbak, kalau saya buatnya pake serai agak banyak, buburnya jadi harum. Trus tambahin kuah dari tumisan bawang putih dan merica, dijamin maknyuss. Ada lagi nih Mbak, biar tambah mantap dan gurih, labu kuningnya dihaluskan aja, jadi rupa bubur berwarna kuning. Wah saya kalau gak ada labu kuning, mending batal aja deh bikin buburnya. Trims sudah menghadirkan resep dari kampung halamanku Mbak.... :)." Jadi sayapun lantas mengkombinasikan resep dari Mba Ketut dan Nova dan hasilnya top markotop!
Thanks Mba Ketut atas resepnya yang mantap dan Mba Nova atas tipsnya yang super! Anda tertarik juga untuk mencobanya? Berikut resep dan prosesnya ya.
Bubur Manado Super Mantap
Untuk 10 porsi
Tertarik dengan resep bubur lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Paddas Porridge dengan Slow Cooker
Kanji Rumbi - Bumbu Ayam Khas Aceh
Bubur Sumsum dengan Kuah Pisang dan Nangka
- 200 gram ubi kuning, potong dadu (saya tidak pakai)
- 300 gram labu kuning, kukus dan lumatkan dengan garpu
- 1 1/2 liter air
- 1 lembar daun kunyit, rajang sehalus mungkin
- 2 batang daun bawang, rajang halus
- 1 mangkuk kemangi, dari 5 ikat kecil kemangi, ambil daun dan pucuk mudanya saja
Bumbu:
- 5 batang serai, ambil bagian putihnya saja dan memarkan
Bumbu lain (optional):
- 5 siung bawang putih, cincang halus
- 2 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
Pelengkap:
- ikan teri atau ikan asin, digoreng (saya menggunakan ikan asin kapang)
*) info mengenai daun gedi silahkan klik link disini.
**) resep sambal terasi silahkan klik link disini
Cara Membuat:
Siapkan semua bahan bubur, untuk labu kuning anda bisa menghancurkan seluruh labu seperti yang saya lakukan atau 1/2 bagian labu saja dihancurkan dan sisanya potong kotak ukuran 2 x 2 cm.
Searah jarum jam: daun kemangi, daun gedi rajang halus, dan bahan bubur sebelum dimasak di dalam slow cooker |
Siapkan panci slow cooker, masukkan beras, singkong, jagung, ubi kuning (jika pakai) ke dalam panci. Tambahkan 1/2 porsi air. Masukkan serai. Set slow cooker di posisi high dan masak hingga beras berubah menjadi bubur dan singkong empuk. Membutuhkan waktu sekitar 3 jam.
Tambahkan sisa air dan garam, aduk perlahan hingga rata. Masukkan daun kunyit, daun gedi, daun bawang dan labu kuning, aduk rata. Masukkan kangkung dan bayam, aduk rata. Tutup panci dan masak hingga sayur empuk dan matang.
Siapkan wajan, panaskan minyak. Tumis bawang putih dan merica sampai harum, aduk dan jaga jangan sampai gosong. Angkat dan tuangkan tumisan berserta minyaknya ke bubur, aduk rata.
Tambahkan kemangi, aduk sebentar, cicipi rasanya. Tambahkan garam jika kurang asin dan sajikan panas-panas. Super yummy!
Sore2 puasa ngeliat ini jadi kepingin banget mbak .. Hahaha .. Kalau rumah kita dekat sih , saya bersedia datang bantuin ngabisin ntu bubur daahh ..
BalasHapushaloo mba Yeni, hahahah iya mba, saya bagi dehhh, buanyak banget itu bubur, jadi kaget2 sendiri bikinnya, bs buat 1 RT wakakkak
HapusWaaa... Udah habis belum mba endang buburnya? Baca postingannya pas ngabuburit, jd mupeng...
BalasHapusMba, mangkok nya lucu loh... Aku naksir...
Soal daun gedi, aku pernah liat daun ini di halaman rumah tetangga tante saya, kata tante sih, tetangga ini asli manado dan ga bs masak kalau gada daun gedi. Setelah baca beberapa postingan mba endang ttg daun ini, pantes ajah ini jadi andalan orang manado.
Nice recipe mba... Ijin bookmark lagi yah mba
Hai mba Ridha, thanks sharingnya ya.
HapusBubur saya masukkan ke kulkas, dimakan berturut2 untuk 2 hari dari sahur, buka, sahur lagi, buka lagi wkakaka, tapi sekarang saya tetep pengen makan bubur lagi, tobat dah hehehehe.
mangkok tanah liat mba, beli di jogya, murah hanya 5 rb saja heheheh
Halo Mbak, saya Jane dr Manado, tepatnya Langowan Minahasa. Kalo di sini komposisi sayur lebih banyak daripada buburnya. Jadi 5 lembar daun gedi itu untuk 1 porsi.
BalasHapusDi Langowan kita biasanya pake pasote. Waktu saya google pasote ternyata pasote itu samadengan epazote, herbs dr Mexico.
Sayur yg dipake cuma daun gedi dan pucuk labu. Bumbunya cuma bawang putih, daun bawang dan pasote. Cara buatnya juga gampang. Labu kuning, beras, ubi direbus sama2. Setelah labu lembut, lumat sebagian dengan garpu. Setelah itu masukkan sayur2an, daun bawang, pasote. Terakhir masukin bawang putih, bisa ditumis dulu bisa nggak. Selesai... Tinutuan yang seperti ini biasanya di sebut tinutuan kampung.
Pelengkapnya sambel roa, tahu goreng/rebus, atau gorengan lainnya.
Halo Mba Jane, salam kenal ya, thanks sekali atas sharingnya yang sangat oke.
Hapussaya sudah cek mengenai pasote dan belum pernah melihat tanaman ini sblmnya, kayanya seru banget kalau bs membuat bubur gedi dengan daun ini, pasti rasanya beda ya.
makasih ya sudah berkenan memberikan tips dan resep bubur manado yang membuat saya ngiler membacanya ^_^
sukses selalu ya mba
wah, saya selalu tertarik dengan resep all in one gini, praktis, sepertinya gak perlu bikin macam macam pendamping. Solusi saat bingung ' mau masak apa hari ini ya?'. kayaknya tinggal cemplung cemplung..😋, enakkkk..
BalasHapushai mba inge, yeppp saya juga suka yang cemplung2 satu panci hahahha, tinggal dikasih ikan teri atau ikan asin goreng mantrap mba
HapusTanpa sayur Gedi, bubur manado memang kurang mantap mba,, saya juga penggemar bubur manado, waktu masih tinggal di Manado hampir tiap hari tetangga saya kasih bubur manado buatannya.. buburnya diberi potongan talas,ubi,singkong dan beraneka macam sayuran, disajikan dgn mie kuning, potongan tahu goreng sambel ikan roa dgn perasaan air jeruk..mantepp...jadi pengen buat bubur ntr untuk berbuka nantinya
BalasHapushai mba, waduh beruntung banget bs merasakan bubur manado otentik langsung dr sana ya, kemarin pengen beli ikan roa tetapik mahal di supermarket wakkaka, kebetulan di rumah ada ikan asin kapang, enak juga heheheh.
Hapusthanks sharingnya yaaa
Wuik.... Haujek nech... jadi pengen coba2.
BalasHapusngiler.com
silahkan mba asti, mantap habis dah ^_^
Hapusmba Endang kl gak ada daun gedinya boleh di skip gak mba?rasanya bakalan ngaruh bnyk gak mba?
BalasHapusskip gak papa kok mba, tetap enak kok, jangan kuatir hehehhe
Hapusaduhhh yummy banget.... dari dulu pengen bikin bubur menado... tapi gak pernah terealisasikan.. Insyaallah dengan resep mba Endang ini bikin bubur menado gak seribet penampakannya... thanks for sharing mba..
BalasHapussilahkan dicoba mba Mei, enaaak banget hehehe, pakai ikan asin/teri goreng dan sambal terasi lebih nampol.
HapusIni bubur favorit saya juga, Mbak. Baru tahu kalau ternyata pakai bumbu tumisan bawang putih. Jadi pengin nyobain. Oiya, saya biasanya tidak pakai singkong, tapi pakai kimpul. Yummy! :D
BalasHapushalo Mba Kris, silahkan dicoba mba, rasanya leker banget. Wah pakai kimpul pasti mantap yaaa ^_^
HapusSedapnya nampak, memang harus dicoba!
BalasHapusBtw, Selamat Hari Raya in advance buat mba endang ya :)
thanks yaaa, silahkan dicoba! Memang sedap ^_^
HapusMbak Endang, kalau daun gedi diganti okra bisa nggak ya?
BalasHapusbisa ya mba febri, pakai sekitar 3 - 5 buah saja ya, iris tipis
HapusSore mbk Endang... seneng banget rasanya nama saya bisa masuk di cerpen pengantar resepnya mbk Endang..waahh tersanjung saya...:)
BalasHapusTampilannya cantik bgt ya mbk..bikin ngiler aja nih..#mudah2an puasa ga batal ya :)
Oiya mbk..kalo mau agak ekstrim makan buburnya pake pisang goreng kipas kriuk yang masih panas.. (menurut org manado..tambah top markotop..hehehe..)
Trims ya mbk Endang... -- NOVA --
hai mba Nova, waaah saya justru yang terima kasih karena sudah diberikan tips dan masukan yang cespleng.
HapusSangat terbantu dengan teman2 pembaca JTT yang baik dan bersedia berbagi tips masakan keluarganya.
pisang goreng kipas itu favorit saya, hmmm akan saya coba next time hahahaha. thanks yaaa
Balik lagi neh mbak... saya juga penasaran dengan daun pasote atau epazote seperti mba jane katakan...jadi saya gugling juga ternyata pasote/epazote mirip daun dewa atau daun sambung nyawa ada juga menyebutnya daun beluntas cina... selain berkhasiat obat daun ini juga enak dibuat lalapan mba...dicelupin dikuah ikan pedas dimakan dengan nasi mantap hehe (ummu muhammad )
BalasHapushalo mba, thanks sharingnya ya, saya memang belum pernah lihat tanaman ini sblmnya jadi infonya sangat2 bermanfaat, moga one day bs mencicipi daun ini.
Hapussalam
Mbak Endang..... Salam kenal. Saya Indra. Mau tanya dong. Alternatif kalau nggak pakai slow cooker, apa ya ? Nggak punye euyy.
BalasHapushalo Mas Indra, drebus dengan panci biasa oke kok, seperti membuat bubur umumnya saja diatas kompor ya.
Hapusdear mbak Endang...
BalasHapusaku terperangah sambil ngelap iler nih baca postingan kali ini.Menu favorit keluargaku banget,bahkan sepupuku bisa tambah 5 kali kalau ibuku lagi buat menu ini. Tapi yang buat aku agak bertanya tanya (dan ingin mencobanya) apa masih enak bubur manado di simpan di kulkas 2 hari.. ^_^. Btw foto profilnya yang agak deketan dong mbak biar wajah ayunya jelas....
Salam,Riny
Hlo Mb Riny, thanks sharingnya yaa.
HapusBiasanya bubur yang disimpan di chiller hanya berbentuk bubur dasar (beras, singkong, ubi, labu, jagung), belum dimasukkan daun2an hijau. Ketika akan dimakan baru dipanaskan kembali dan daun2 hijau dimasukkan dan dimasak hingga matang. Dengan cara ini bubur bisa di setok tanpa membuat sayuran menjadi rusak.
waakakak, ntar saya cari dulu foto yang jarak dekat ya mba ^_^
Dear mbak endang ... nama kita sama nih ... pagi ini aku buat bubur manado dengan resep ini, krn banyak aku bagi2 lah ke tetangga, krn aku pikir jg suami dan anakku jasmine 2.5 thn gak tll suka mungkin aneh buat mereka, dasar emaknye aje nih demi kesehatan pengen mereka makan bubur sehat, makanya saya masak, setelah bubur saya bagikan ke tetangga eehhh .. tyt suami dan anak mau nambah .. oooowww bahagia bgt, meski suami sempet ngomel2 krn buburnya habis,,,,, dengan senang hati tanpa istirahat lagi saya buat lagi lah bubur manadonya untuk kedua kalinya di pagi ini ..
BalasHapusMakasih resepnya yah mbak ...
halo Mba Endang, salam kenal dan thanks sharingnya ya, senang sekali resep bubur Manadonya disuka. Sukses selalu yaaa
HapusSore mbak,saya mau tanya kalo saya beli ikan asin kemasan apakah perlu dicuci lagi?atau tinggal goreng,karena saya coba sisihkan sedikit,saya cuci dulu lalu digoreng kok jadi tidak asin ya?thx b4
BalasHapuskalau ikan asinnya bukan jenis yang tipis seperti kerupuk (alias potongnnya tebal dan besar) biasanya saya cuci ya. Tapi kalau tipis dan kalau digoreng jadi garing seperti kerupuk tidak saya cuci lagi. Kalau mau dicuci berarti harus dijemur ulang sampai garing ya
HapusMba Endang,, resep Bubur Ayam nya dong..
BalasHapushaaa, masih pe-er yaa, tunggu kalau ada waktunya ya
HapusPagi mbak Endang ... Saya beberapa kali di-refer ke sini oleh mbah Google waktu cari2 resep makanan, termasuk yg satu ini. Makasih banyak untuk info yg detil & jelas. Fotonya juga bagus banget. Rencana mau bikin ini hari ini. Saya mau tanya slow cooker mbak itu yang kapasitas berapa ya, supaya tahu mau pake panci yg mana :)
BalasHapusMakasih ....
waaahhh gara2 postingan mba ini aku jd searching daun gedi dan beli bibitnya..hehehe
BalasHapusMba Endang,mau nanya donk..mba pake slow cookernya yg brp liter itu?aku punyanya yg kecil 1.2lt..klw ngeliat takarannya sih udh pasti ga bakal muat di slow cookerku..
Salam,
Ayu
Mba endang, makasih ya resepnya.. Udah dicoba.. Emang enak pake banget.. Di blakang rumah orang tua saya ad pohon gedi, jdi klo bikin bubur manado suka2 mau pakai brapa lembar...
BalasHapushallo mba, biasanya kalo di manado untuk sambal terasi pendamping tinutuannya biasanya cabe rawit, bawang merah, serta tomatnya di goreng dulu sedikit baru di ulek barengan sama terasi jangan lupa tambaiin garam sama bumbu penyedapnya, (kalo suka agak manis bisa di tambahin gula secukupnya atau kecap atau juga gula merah di sesuaikan dengan seleranya :D ) trus juga kalo ada ikan roa bisa di campur juga di sambalnya biar lebih maknyoos.. ikan roanya di goreng dlu baru di ulek barengan sama sambal terasinya, jangan lupa tambahin lemon cui atau klo susah dapat lemon cui pakein jeruk nipis aja sedikit ya.. di jamin tambah enak makannya :D kebetulan saya asli manado dan hobi masak juga.. salam kenal ya mba..
BalasHapussalam kenal mba Windy, thanks untuk tips dan sharingnya, mantap banget, pengen bikin sambal versi ini next ketika Ibu saya datang ke Jakarta. Beliau penggemar bubur manado wakkaka.
Hapusthanks ya!! Sukses selalu! ^_^
Mbk endang...semoga sukses mencoba masakan nusantara yang lain#favorite banget sama resep bubur manado dan ikan pampisnya...love it dan menjadi resep andalan keluarga hihihi.makasih ya mbk atas resep2 lainnya juga, smg mbk endang selalu sehat agar bisa share menu2 yang lain.. ^_^
BalasHapushi Mama Rangga, thanks sharingnya ya, senang resep2nya disuka, sukses yaa
HapusLove Indonesia, saya love Manado, selain kisah hati ... Saya jatuh hati dg makanan Manado (halal) .. bubur Manado saya buatkan sehari hari buat Mama yang ompong dan luar biasa enak bergizi. Ikan roa selalu tersedia jadi kalo berkunjung ke Manado beli banyak di pasar Deket pelabuhan Manado untuk dibawa ke Jakarta. Indonesia kaya
BalasHapusThanks Mb Welly sharingnya yaa, saya maniak masakan Manado, menurut saya sangt fresh dan bumbunya light. Memang Indonesia kaya masakan sedap! ^_^
HapusWuiiihh mb Endang,akhirnya sy bs menemukan resep tinotuan (bubur manado) yg sptnya bener2 maknyuuus n bs mengobati kerinduan sy thdp makanan satu ini. Dulu saat msh tinggal di gorontalo, menu ini merupakan menu wajib sarapan sy setiap jumat krn warung makan tdk jauh dr tempat sy kerja hanya menyajikannya tiap jumat pagi. Dan pasti cepat skali ludes.
BalasHapus13 thn blalu, slama itu pula sy menahan rindu akan si tinotuan... Trims mb Endang atas ilmunya dan sajiannya yg sdh prnh sy coba diantaranya. Salam kenal ya mbak...
Hai Mb Tyas, ini resep bubur manado paling maknyus yang pernah saya coba. Mantaap banget hehhehe. Layak dicoba mba! ^_^
HapusDear mbak Endang,
BalasHapusPenasaran sekali dengan daun gedi ini. Yang sekarang juga lagi ngetrend adalah daun pepaya jepang dan kebetulan ada di depan rumah. Pertanyaan saya apakah ini sama dengan daun gedi, saya coba google koq ya mirip bentuknya. Ada yang bisa mengkonfirmasi ? terima kasih.
Halo, tidak sama ya.
HapusGedi, nama latinnya Abelmoschus manihot, masih satu species dengan kembang sepatu, waru. dari family Malvaceae.
Sedangkan Chaya (tree spinach) atau di Indonesia lucunya jadi bernama pepaya jepang karena bentuk daun menjari tapi berukuran mini, memiliki nama latin Cnidoscolus aconitifolius, family Euphorbiaceae, masih satu keluarga dengan kemiri (candlenut).
Chaya saat ini memang sedang ngetrend karena dianggap super food. Saya juga lagi ngincer 'ngembat' pohon tetangga buat ditanam di rumah wakkakak
mba endang, buburnya kalo pake slow cooker sampe 3 jam? kalo pake panci biasa, brp lama ya mba?
BalasHapusHai Mba Dwi, slow cooker memang memasak dengan suhu rendah dan memang lama. Kalau panci biasa mungkin 1 jam an ya, tergantung juga sama beras dan besar api, yang jelas ya sampai jadi bubur ya
HapusBisa Mba, rasa buburnya akan lebih gurih
BalasHapusKalau daun gedhi nya di skip enak gak ya... di sini gak ada daun sperti itu hiks
BalasHapushalo Mba, skip saja tetap enak paakai daun kangkung dan bayam
Hapushalo mba endang!
BalasHapuslagi ubek ubek lagi nih JTT krn tiba tiba kangen sm bubur manado, mau tanya mba, fungsi singkong disini buat apa ya? td sempet baca jg soal daun gedi dan ada yg ganti dgn okra, apa fungsi nya jg sama? sama sama mengentalkan, kl ga pake singkong apa akan berbeda ya, saya pernah makan bubur manado, tp saya ga tau ato ngga ingat ada singkong didlmnya. sekian mba, terima kasih buat responnya.
Halo Mba Elita, bubur manado isinya fleksible mba, tdk harus pakem sama seperti resep, sesuai selera saja. Singkong membuat tekstur lebih kental, skip gpp.
HapusSilahkan kalau mau ganti okra, saya belum pernah coba.