Apakah anda belum berhasil mengumpulkan keberanian untuk membuat muffin sendiri? Atau sudah, tapi muffin mengembang di oven dan kemudian menyusut ketika dikeluarkan? Atau muffin tidak membentuk gunungan yang cantik di permukaannya? Atau muffin kasar, seret dan membutuhkan seember air untuk menelannya? Atau mungkin muffin tidak berpori, bertekstur keras sehingga anda sempat berpikir untuk menjadikannya sebagai pengganjal pintu? Atau muffin justru mengembang fantastis, meledak dan berleleran di luar cupnya?
Well, jika salah satu, atau dua, atau semua kejadian diatas terjadi maka postingan kali ini mungkin tepat untuk dibaca. Sudah tak terhitung sebenarnya tips dan trik membuat muffin saya share disetiap resep muffin yang dihadirkan di JTT. Jika anda adalah salah satu pembaca setia dan rajin mengeksekusi resep muffin yang banyak saya posting, maka saya jamin saat ini anda pun sudah mahir membuat muffin sendiri di rumah, bahkan dengan mata terpejam sekalipun. ^_^
Muffin adalah produk baking (walau bisa juga dikukus) yang selalu saya rekomendasikan untuk dicoba oleh pemula. Bahkan bisa dikata, janganlah tergiur untuk mencoba aneka resep cake, atau bolu atau resep-resep baking sejenis lainnya jika kita belum berhasil menaklukkan sebuah resep muffin atau jika muffin yang dibuat belum bisa setara dengan yang dipajang di bakery sekelas Bread Talk. Saya tahu, saya tahu, terkadang memang membaca aneka resep dan step by step yang super banyak bertebaran di internet terkesan sangat mudah, memacu kita untuk mencobanya. Apalagi jika ada event di depan mata, err.... Misal hendak menghidangkan cake cantik kala ultah anak pertama, atau bermaksud membuat pacar bangga dengan cake coklat di hari valentine, dan segudang alasan lainnya yang langsung membuat diri terjun ke dapur dengan pengalaman minimal namun impian maksimal untuk mewujudkan semua khayalan tersebut menjadi kenyataan.
Ketika kita menemukan kenyataan bahwa mewujudkan resep tersebut ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan, hati ini langsung patah semangat. Menutup buku resep dan menyimpan semua peralatan baking yang sudah dibeli dengan dana yang tidak sedikit, dan yang paling sadis adalah mengubur semua mimpi untuk terjun di baking. Padahal si humble muffin, yang super duper mudah dibuat, yang rasanya sedap, yang bisa dimodifikasi dengan ribuan bahan dan cara, menunggu untuk dieksekusi tanpa perlu bahan mahal dan cara yang rumit. Saran saya, sebagai pemula di baking cobalah membuat muffin terlebih dahulu sebelum terjun ke produk baking lainnya yang lebih sulit, karena kesuksesan membuatnya akan memotivasi anda untuk mencoba resep-resep berikutnya.
Wokeh sekarang kita menuju ke FAQ alias Frequently Asked Question atau pertanyaan yang sering diajukan seputar muffin yang akan dimulai dari loyang yang digunakan, bagaimana membuat muffin yang moist, mencampur adonan, memanggangnya, dan menyimpan muffin.
FAQ seputar loyang muffin:
Q: Loyang seperti apa yang tepat digunakan untuk memanggang/mengukus muffin? A: Umumnya loyang muffin berisi 12 lubang cetakan dengan diameter sekitar 7 cm, walau ada juga yang memiliki diameter lebih besar atau lebih kecil dari itu. Loyang umumnya memiliki lapisan anti lengket, karena betapa menyusahkannya harus mengolesi masing-masing cetakan dengan margarine dan taburan tepung jika bukan anti lengket bukan? Tapi saya selalu melakukannya, semata-mata karena khawatir jika lapisan anti lengketnya sudah tidak berfungsi. Sebenarnya tidak perlu seekstrim itu, karena mengolesi loyang dengan minyak goreng menggunakan kuas sudah cukup membuat muffin 'ogah' melekat di loyang.
Q: Apakah bisa menggunakan kertas cup untuk muffin? A: Yep, tentu bisa. Cukup masukkan cup kertas yang memiliki ukuran sama dengan cetakan di loyang, dan kita tidak perlu capek-capek membersihkan loyang dari sisa-sisa adonan yang lengket usai muffin dipanggang. Untuk mencegah muffin melekat di kertas sehingga mudah dikupas saat akan disantap, olesi permukaan kertas dengan sedikit minyak.
Q: Apakah bisa menggunakan kertas cup saja tanpa memasukkannya ke dalam loyang muffin? A: Bisa, dengan catatan. Jika kertas cup yang digunakan terbuat dari jenis yang kaku (semi karton), dan mampu menahan adonan yang basah (tetap kokoh berdiri) tanpa merubah bentuk kertas cup. Jadi cukup tata kertas cup berisi adonan di loyang datar biasa.
Q: Bagaimana jika masih ada cetakan yang kosong sementara adonan sudah habis? A: Untuk menghindari loyang rusak akibat terpanggang suhu tinggi tanpa ada bahan didalamnya maka isi cup kosong tersebut dengan air. Pengalaman saya memanggang cup kosong akan membuat coating anti lengketnya rusak, terkelupas dan membuat loyang mudah berkarat.
FAQ seputar muffin yang moist:
Q: Bagaimana membuat muffin memiliki tekstur yang moist dan lembut? A: Tergantung dari jenis bahan yang digunakan maka adonan muffin umumnya berbentuk encer (seperti adonan cake yang cair), hingga pekat dan kental (seperti adonan cookies). Umumnya, semakin encer adonan maka muffin akan semakin ringan ketika dipanggang, hampir menyerupai cupcake. Sedangkan adonan muffin yang berat, kental dan pekat biasanya akan menghasilkan mufin yang lebih padat, dan lebih moist.
Q: Bahan apakah yang bisa ditambahkan ke muffin untuk membuatnya lebih moist? A: Pisang, yogurt, dan buttermilk adalah bahan yang umumnya bisa membuat muffin lebih moist. Sayangnya di Indonesia cukup sulit menemukan buttermilk cair, walau versi bubuknya (kering) bisa kita temukan di toko bahan kue. Memang buttermilk bisa dibuat sendiri dengan cara mencampurkan susu cair plus cairan asam seperti vinegar (cuka), air jeruk lemon/jeruk nipis, namun buttermilk kemasan yang dijual di luar negeri memiliki konsistensi lebih kental dari versi homemade ini, serta memberikan rasa dan aroma yang lebih spesial. Jika menggunakan buttermilk kering, maka campurkan ke bahan-bahan kering, dan buttermilk cair dicampurkan bersama bahan basah. Karena buttermilk bersifat asam maka menambahkan 1/2 sendok teh baking soda di resep akan membuat muffin mengembang lebih baik. Reaksi baking powder, dan baking soda di adonan dapat diklik pada link disini.
Q: Mengapa banyak resep muffin menggunakan minyak sayur (minyak goreng)? A: Minyak yang berwujud cair di suhu ruang memang akan memberikan muffin tekstur lebih lembut dan moist dibandingkan mentega atau margarine. Semua jenis minyak sayur dan minyak goreng bisa digunakan, namun untuk rasa terbaik maka minyak yang tidak memiliki aroma kuat lebih disarankan. Minyak kelapa alias Virgin Coconut Oil dengan aroma kelapa lembut juga mantap sebagai selingan. Untuk membuat minyak kelapa murni sendiri bisa diklik pada link disini ya.
Q: Apa yang menyebabkan muffin terlalu moist? A: Terlalu banyak susu cair, terutama jika menggunakan kertas cup sebagai wadahnya, dan muffin tidak dipanggang dalam waktu cukup lama. Pastikan untuk mengukur semua bahan-bahan dengan teliti. Untuk mengukur susu atau bahan cair, cukup dengan menuangkan susu ke dalam gelas ukur yang diletakkan di permukaan yang datar, bungkukkan tubuh dan cek ketinggian cairan sejajar dengan pandangan mata. Pangganglah muffin dengan waktu minimum yang diberikan di resep. Jika muffin belum berwarna coklat keemasan, lanjutkan memanggang, cek lah beberapa menit sekali untuk memastikan muffin cukup matang. Waktu memanggang memerlukan eksperimen berkali-kali terutama jika suhu oven kita kurang begitu akurat.
FAQ seputar adonan muffin:
Q: Bagaimana mencampur adonan muffin yang benar? A: Secara umum, bahan-bahan penyusun adonan muffin terbagi menjadi dua bagian: bahan kering dan bahan basah. Kedua bahan ini biasanya dicampur terpisah, baru kemudian bahan kering dimasukkan ke dalam bahan basah dan diaduk.
Q: Mengapa adonan muffin tidak boleh diaduk berlebihan? A: Idenya adalah reaksi yang terjadi ketika tepung tercampur dengan cairan. Tepung terigu yang berasal dari biji gandum mengandung protein bernama gluten, gluten ini bersifat elastis dan akan semakin banyak terbentuk ketika adonan dipermak (diaduk), artinya akan membuat muffin menjadi keras. Hampir semua resep muffin selalu memberikan peringatan 'jangan mengaduk adonan berlebihan atau overmixing!', saya sendiri selalu mencantumkan warning itu disetiap resep muffin yang diposting di JTT. Sebenarnya, selama kita mengaduk menggunakan spatula dan bukan mixer, maka mengaduk hingga semua adonan tercampur baik adalah hal yang sah-sah saja. Dan selama kita mengaduknya dengan perlahan menggunakan teknik aduk balik, bukan diaduk searah jarum jam sekuat tenaga, maka adonan tetap akan mengembang dengan baik. Jadi jangan ragu untuk mengaduk adonan muffin hingga benar-benar tercampur baik ya.
Q: Bagaimana jika adonan yang saya buat terlalu berat dan pekat? A: Menambahkan sedikit susu cair, jus, atau air akan membuat adonan lebih lunak dan hasil muffin lebih fluffy (tidak terlalu padat).
Q: Bahan tambahan apa yang sedap dimasukkan ke dalam adonan muffin? A: Kacang-kacangan (almond, walnut, hazelnut, mete, kacang tanah), buah kering (kismis, kurma, cranberry, prune), oatmeal, buah segar (pisang, pir, apel atau strawberry), biji-bijian (biji poppy, bunga matahari, wijen, biji labu), selai (selai jeruk, strawberry, apel, selai kacang), labu kuning yang dihaluskan, umbi-umbian (ubi jalar, talas, tape singkong), semua sedap menjadi bahan yang ditambahkan ke dalam muffin. Bahan-bahan ini selain membuat muffin lebih kaya gizi, lebih banyak volumenya, juga tentu saja membuat rasanya lebih sedap.
Q: Tepung apakah yang bisa digunakan didalam adonan muffin selain tepung terigu protein sedang dan rendah? A: Tepung oatmeal yang terbuat dari oatmeal yang diblender, tepung whole wheat (gandum utuh), tepung almond, tepung ketan hitam, atau campuran dari tepung terigu dan aneka tepung lainnya bisa digunakan dan hasil muffin tidak kalah sedapnya dengan adonan yang menggunakan 100% tepung terigu biasa.
Q: Mengapa adonan muffin tidak mau mengembang dengan baik? A. Umumnya muffin susah mengembang karena lima hal: oven kurang panas; adonan kurang diaduk dengan baik; kurang cairan; jika menggunakan bahan pengembang maka kualitas bahan tersebut mungkin kurang baik; dan cetakan muffin yang memiliki ukuran terlalu besar. Panaskan oven minimal 15 menit sebelum loyang berisi adonan dipanggang, oven yang dipanaskan terlebih dahulu akan memberikan suhu sesuai dengan yang diminta di resep ketika adonan masuk. Lakukan eksperimen sedikit dengan oven masing-masing, terutama jika kita tidak yakin suhu oven yang dimiliki akurat. Pastikan untuk mengaduk adonan hingga tercampur baik dan semua bahan kering menjadi moist. Jangan takut menambahkan sedikit cairan seperti jus, susu cair atau air jika adonan terlalu padat, berat dan pekat. Kondisi agak basah akan membuat muffin mampu mengembang dengan baik dan berpori. Gunakan loyang sesuai resep, jika memang cup loyang lebih besar maka isilah adonan lebih banyak agar muffin mampu naik dan membetuk gunung yang cantik. Untuk bahan pengembang bisa dibaca pada penjelasan dibawah.
Q: Apakah bahan pengembang diperlukan didalam adonan muffin? A. Bahan pengembang diperlukan jika kita menggunakan resep muffin yang semua bahan cukup diaduk-aduk saja, seperti halnya resep muffin yang saya posting kali ini. Baking powder dan baking soda adalah dua bahan pengembang yang umumnya digunakan. Sesuai pengalaman maka baking powder double acting sangat saya sarankan dibandingkan single acting. Artikel seputar baking powder dan baking soda bisa dilihat pada link disini. Jika anda enggan menggunakan bahan tambahan pangan, maka sedikit perubahan proses bisa dilakukan. Cara paling umum adalah dengan mengocok telur dan gula hingga mengembang (ribbon stage), baru kemudian bahan kering dan bahan basah lainnya ditambahkan dan diaduk.
FAQ seputar memanggang muffin?
Q: Persiapan apa yang perlu dilakukan sebelum muffin dipanggang/dikukus? A: Panaskan oven minimal 15 menit sebelum loyang berisi adonan muffin dimasukkan, atau pastikan oven benar-benar dalam kondisi sudah panas. Saya biasanya sudah memanaskan oven sebelum adonan dibuat, sehingga ketika proses panggang dimulai oven sudah siap dengan suhu yang diinginkan. Hal ini berlaku juga kala anda hendak mengukusnya, panaskan kukusan hingga uap air telah terkumpul banyak kala loyang berisi adonan dimasukkan.
Q: Pada suhu berapakah muffin sebaiknya dipanggang? A: 160 hingga 170'C merupakan suhu yang pas untuk memanggang kue ini. Tapi sebaiknya cek oven anda masing-masing, karena beda oven dan merk maka waktu memanggang pun bisa berbeda-beda karena suhu yang dihasilkan berbeda. Untuk oven, selalu saya tekankan jalinlah chemistry dengannya dan seringlah digunakan sehingga kita tahu cara terbaik memanggang kue atau makanan lain di oven tersebut. Saya sendiri lebih banyak mengandalkan insting dan pengalaman jika berurusan dengan oven, oven listrik yang saya miliki berukuran kecil dan suhu disisi kiri lebih tinggi dibandingkan sisi kanan sehingga posisi loyang sering saya rubah agar kue matang merata.
Q: Pada ketinggian berapa sebaiknya loyang muffin diisi adonan? A: Kebanyakan resep umumnya memberikan saran untuk mengisi loyang mulai dari 1/2 hingga 2/3 tinggi loyang. Ukuran tersebut sah-sah saja diikuti, tapi saya sendiri selalu mengisi loyang hingga penuh mencapai permukaan. Berdasarkan pengalaman loyang yang terisi penuh akan membuat muffin yang dihasilkan memiliki permukaan yang menggunung cantik dan tampak penuh. Kunci agar adonan tidak luber saat dipanggang adalah panaskan oven hingga benar-benar panas baru loyang dimasukkan, suhu yang tinggi akan membuat adonan naik dan mengeras dengan cepat.
Q: Mengapa bagian tepi dan dasar muffin menjadi berwarna lebih gelap jika menggunakan loyang berwarna hitam atau jenis loyang bukan anti lengket? A: Warna hitam menyerap panas lebih baik dibandingkan loyang mengkilap atau silikon. Jika anda tidak suka dengan kondisi ini, kurangi suhu oven sekitar 5 derajat dari suhu yang disarankan di resep.
Q: Mengapa bagian dasar muffin cepat gosong sementara permukaan muffin masih pucat dan basah di bagian tengahnya? A. Biasanya ini terjadi pada oven jenis tangkring dimana panas hanya berasal dari bagian bawah saja, atau oven listrik yang hanya dihidupkan pengapian bagian bawahnya. Untuk hasil muffin yang maksimal saya selalu menggunakan api atas bawah untuk oven listrik, dan api bawah saja jika menggunakan oven gas. Agar panas stabil, kue mampu matang maksimal dan tidak mudah gosong dibagian dasarnya maka saya memberikan selembar atau dua lembar loyang datar (untuk memanggang kue kering) dibawah loyang muffin. Cara ini mampu membuat kue tidak mudah gosong namun matang sempurna.
Q: Bagaimana mengetahui jika muffin sudah matang? A. Muffin yang matang akan memiliki tampilan coklat keemasan di permukaan dan bagian tepi yang bersentuhan dengan loyang. Cara terbaik untuk memastikan kematangannya tentu saja dengan mengetesnya menggunakan tusuk gigi/lidi. Jika lidi keluar dengan bersih, tanpa ada adonan menempel maka muffin sudah bisa dikeluarkan dari oven.
Q&A Seputar tekstur muffin
Q: Apa yang menyebabkan tekstur muffin menjadi keras, berat dan seperti karet? A: Umumnya karena 2 hal, terlalu banyak menggunakan telur dan terlalu lama mengaduk/overmixing. Gunakan telur ukuran standar, umumnya telur utuh (bersama kulitnya) memiliki berat sekitar 60 gram. Jika anda mengaduk adonan menggunakan mixer maka overmixing sangat besar kemungkinannya terjadi, gunakan speed paling rendah jika anda mencampur adonan dengan mixer dan hentikan proses jika adonan sudah tercampur baik. Untuk hasil terbaik, aduklah adonan dengan gerakan ringan tapi cepat dengan teknik aduk balik menggunakan spatula.
Q: Apa yang menyebabkan muffin memiliki tekstur kasar, kering, berlubang dan berpori besar? A. Biasanya karena mengaduk adonan berlebihan; terlalu banyak menggunakan bahan pengembang; atau suhu oven terlalu tinggi dan muffin dipanggang terlalu lama. Ingatlah untuk mengaduk adonan hingga semua bahan menjadi basah dan tercampur baik saja. Jika anda tidak yakin dengan keakuratan suhu oven yang dimiliki maka lakukan tes beberapa kali untuk mengecek kematangan muffin, dan jika oven hanya memiliki pengapian dari bagian bawah saja maka jangan paksakan untuk memanggangnya lebih lama karena menginginkan permukaan yang coklat keemasan. Api bawah saja akan memberikan warna permukaan muffin yang pucat namun muffin sebenarnya telah matang, memanggangnya lebih lama akan membuat teksturnya kering.
Q: Apa perbedaan muffin dan cupcake? A. Walau memiliki bentuk yang sama namun kedua kue ini berbeda. Muffin umumnya memiliki tekstur lebih padat, kurang berpori, sedikit kering dan tidak terlalu manis. Sedangkan cupcake yang sebenarnya adalah miniatur cake memiliki sifat seperti cake, lebih mengembang, ringan, berpori, manis dan berlemak. Dilihat dari bahan penyusunnya biasanya muffin lebih rendah lemak (mentega/margarine/minyak), lebih kaya serat (dari bahan tambahan yang dimasukkan) karena itu muffin umumnya disantap kala sarapan, sedangkan cupcake kaya akan lemak dan kurang serat. Dari proses pembuatannya, muffin lebih simple dimana semua bahan cukup diaduk-aduk saja, sedangkan cupcake biasanya memerlukan proses mengocok mentega, gula, telur hingga creamy atau ribbon stage. Dari tampilannya, muffin lebih sederhana, tanpa topping, biasanya hanya berupa taburan cincangan kacang, choco chips atau streusel seperti resep kali ini, sedangkan cupcake, tak seru jika tidak dihias dengan topping creamy yang cantik bukan?
Q: Bagaimana menyimpan muffin yang baik dan benar? A. Muffin panggang tahan hingga 5 hari lamanya di suhu ruang. Bungkus muffin dengan kertas berpori atau masukkan ke wadah tertutup sehingga tidak cepat kering. Di dalam chiller muffin tahan hingga 1 minggu lamanya, lebih dari itu muffin akan kering karena kelembabannya yang hilang didalam kulkas. Untuk masa penyimpanan lebih lama, hasil yang lebih oke, dan tekstur yang tetap moist, maka menyimpannya di dalam freezer selalu saya sarankan. Masukkan muffin ke dalam plastik, ikat rapat dan bekukan hingga 3 bulan lamanya. Untuk menyantapnya, cukup letakkan muffin di suhu ruang hingga lembut kembali.
Wokeh sekarang menuju ke resep muffin apel kali ini. Ketika Lotte Mart diskon apel Fuji sekitar 2 minggu yang lalu, maka 8 buah apel lantas masuk ke dalam kulkas di rumah Pete. Beberapa buah sudah saya santap bersama salad, dan jadi camilan di kantor, namun masih ada 4 buah sisa apel yang memenuhi kontainer sayur dan buah di kulkas. Weekend lalu saya begitu ingin menyantap makanan manis, walau sebenarnya enggan mengotori dapur yang sudah 'kinclong' dibersihkan, namun keinginan menggebu susah dilewatkan. Memanfaatkan beberapa bahan yang tersedia didapur, hanya dalam waktu 1 jam saja muffin apel, kismis dengan topping streusel yang moist dan lembut ini berhasil diwujudkan. Prosesnya yang super duper mudah, tak memakan banyak bahan, namun memberikan hasil yang mantap membuat saya berkeinginan untuk mempermak lagi sisa apel menjadi muffin di liburan panjang minggu ini. ^_^
Sebenarnya muffin ini mirip seperti resep muffin lainnya yang pernah saya hadirkan di JTT, tapi untuk muffin kali ini saya menambahkan topping streusel. Dalam dunia baking dan pastry, streusel (yang merupakan kata dalam bahasa Jerman yang artinya 'sesuatu yang tersebar atau tertabur') merupakan topping remah yang terbuat dari mentega, tepung, dan gula yang ditaburkan dan dipanggang pada permukaan muffin, cake, atau roti. Beberapa resep menambahkan rempah-rempah seperti pala, cengkeh dan kayu manis, serta cincangan kacang-kacangan seperti almond, mete, dan walnut. Kue lainnya yang cukup terkenal menggunakan topping streusel adalah streuselkeuchen, cake kopi, dan apple crisp. Kunci utama untuk streusel yang remah berbutir-butir adalah menggunakan mentega atau margarine dingin, yang keras dan baru saja keluar dari kulkas. Sayangnya dapur saya memiliki suhu hangat sehingga mentega dingin yang saya keluarkan cepat sekali lunak kala diaduk bersama bahan lainnya, membuat tampilan streusel kurang begitu meyakinkan dan agak sedikit sulit ditebarkan di permukaan muffin. Walau ketika telah dipanggang tidak terlalu buruk hasilnya. ^_^
Membuat muffin ini sangat mudah, dan saya sarankan untuk dicoba terutama jika anda adalah pemula di baking. Tekstur muffin sangat lembut, moist dengan rasa manis yang pas, saya yakin pasti disukai oleh si kecil. Untuk versi lebih sehat gunakan tepung gandum utuh, atau tepung oatmeal ya. Berikut resep dan prosesnya.
Muffin Apel, Kismis dengan Topping Streusel
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 12 buah muffin ukuran standard
Tertarik dengan resep muffin lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Muffin Keju Cheddar
Double Chocolate Muffin - Muffin Coklat yang Super Nyoklat!
Muffin Ketan Hitam
Bahan A (aduk jadi satu):
- 1/8 sendok teh kayu manis (optional)
Bahan B:
- 3 butir telur
- 1 sendok teh vanilla extract atau 1/4 sendok teh vanilli bubuk
- 120 gram gula pasir
- 50 - 100 ml susu cair full cream
Bahan C:
Persiapan:
Siapkan loyang muffin, olesi loyang dengan margarine dan taburan tepung, balikkan loyang dan ketukkan sisa kelebihan tepung, sisihkan. Jika loyang anda berlapis teflon, cukup oleskan loyang dengan minyak goreng menggunakan kuas hingga rata.
Atau letakkan kertas cupcake di masing-masing lubang loyang.
Panaskan oven, set disuhu 170'C, api atas dan bawah. Letakkan rak pemanggang di tengah oven atau jika oven anda pendek maka letakkan rak di bagian paling bawah. Untuk hasil yang lebih baik dan panas yang lebih stabil, letakkan 1 atau 2 buah loyang datar dipermukaan rak, baru nantinya loyang berisi adonan muffin diletakkan diatas loyang datar tersebut. Cara ini membuat kue mampu matang sempurna, tidak mudah gosong.
Cara membuat:
Siapkan apel, parut kasar dengan food processor atau parutan rujak serut, jika kedua alat ini tidak ada cincang kasar apel. Sisihkan.
Siapkan mangkuk besar, masukkan semua bahan B kecuali susu cair, aduk dengan menggunakan spatula balon hingga tercampur baik. Masukkan apel, aduk rata dengan spatula biasa.
Masukkan campuran tepung dengan cara diayak dalam 3 tahapan, aduk dengan spatula dengan cepat menggunakan teknik aduk balik hingga tercampur baik. Jangan overmixing, atau muffin akan bantat. Masukkan 50 ml susu cair, aduk rata. Jika adonan memiliki tekstur sangat pekat tambahkan 50 ml susu cair berikutnya.
Masukkan kismis, biji poppy dan kacang almond, aduk rata. Sisihkan.
Siapkan mangkuk kecil, masukkan semua bahan streusel, cincang atau cacah dengan garpu hingga bergerindil, berbutir dan remah (streusel saya berakhir menjadi gumpalan).
Tuangkan adonan muffin ke loyang, 1 resep diatas cukup untuk 1 buah loyang berisi 12 cup muffin. Isi hingga ke permukaan loyang. Bagi streusel untuk 12 bagian dan taburi di permukaan masing-masing adonan muffin.
Panggang selama 35 - 40 menit, atau hingga tidak ada adonan menempel ketika lidi ditusukkan di tengah-tengah kue.
Note: waktu memanggang bisa berbeda-beda tergantung pada jenis dan merk oven anda masing-masing. Jadi sesuaikan waktu dengan kondisi muffin. Muffin matang ketika permukaannya sudah tampak kecoklatan dan ketika dites dengan tusuk lidi tidak ada adonan yang menempel.
Keluarkan dari oven, biarkan sejenak hingga uap panasnya hilang, lepaskan muffin dari loyang, dan biarkan di rak kawat hingga dingin. Muffin siap disantap hangat atau masukkan ke plastik dan bekukan di freezer hingga 3 bulan lamanya. Super yummy!
Sources:
Wikipedia - Streusel
Almanac.com - Tips Baking Muffin
Terimakasih mba Endang. Sering kali setelah membaca berbagai FAQ dan tips dari resep-resep ttg membuat roti sendiri jtt bisa menyuntikkan semangat kembali bagi org yg takut sblm mencoba sperti saya ^_^. Oa mba, untuk muffin atau roti yg lazimnya dibaking apakah ada perubahan trtentu di adonan jika dikukus bagi yg tidak mempunyai oven? Terima Kasih sebelumnya mba ^_^
BalasHapusDina, Medan.
Thanks Mb Dina sharingnya yaa, senang resep dan tipsnya disuka. Tidak ada perubahan adonan kukus atau panggang mba, hanya saja kalau saya lihat penggunaan menteganya banyak saya agak kurangi kalau dikukus supaya tdk terlalu moist/basah
HapusMbak Endang, itu kok takaran minyak zaitunnya 120gr bukan 120ml?
BalasHapushaa iyaaa, kmrn saya sudah masukkan ke gelas ukur plus saya timbang juga, yang saya ingat justru beratnya bukan ml nya heheh, keknya sekitar 120 ml juga mba
HapusTerima kasih Mba Endang resepnya.Saya belum pernah bikin muffin, kalo cup cake pernah. Mba, kalo bikin cupcake mengapa minyak menembus kertas cup cakenya, jadinya nggak secantik cup cake yg beli di bakery. Saya pake kertas cup cake yg tebel. Membuat nya biasanya pake metode cream ( mentega + gula dikocok dulu, baru masukin telur satu persatu). Mohon jawaban y Mb. O ya di Cara pembuatan muffin di atas, semua bahan B diaduk menggunakan spatula balon, padahal di bahan B ada susu cair. Apakah susu cair nya di campur juga? Padahal di instruksi selanjutnya susu cair ditambah/dimasukkan terakhir. Yg benar gimana y Mba. Matur nuwun
BalasHapusbacanya kurang teliti kyknya mba..
Hapusditulisnya ada kecuali susu cair koq.. jd gak termasuk susu cair diaduknya.
coba liat lg deh mba ^^
#mbaendangpalsu
Bella
Hi Mba Anita, thanks koreksinya dan Mba Bella, thanks sudah membantu saya ya. Memang instruksinya tadinya kurang jelas tapi sudah saya betulkan. Thanks yaaa
HapusMba akupun suka bgt muffin apalagi yg padet, lebih legit dan bikin kenyang. Aku suka bikin muffin pakai biskuit marie reg*l, dan dia pake streusel juga. Bahan streuselnya mirip dengan punya mba endang: 30gr terigu, 30 gr biskuit marie dihaluskan sampe betul2 halus, 3 sdm mentega dicairkan, 15gr gula pasir, 15gr gula palem dan 1/4 sdt cinnamon. Semuanya dicampur rata. Adonannya bagus, menggumpal tapi remah (haduh... Gmn jelasinnya hehe) dan hasil setelah dipanggang jg enak bgt, wangi, renyah, warnanya juga cantik. Aku mau coba ah muffin apelnya, selama ini blm coba muffin pakai buah2an... Hihi
BalasHapusThanks Mba Saskia sharingnya ya, wah resep muffinnya kaya gud idea tuh pakai marie regal dihancurkan, saya belum pernah coba. sukses yaaa
HapusTerimakasih banyak, mba Endang. FAQ seputar Muffin ini sangat bermanfaat. Sukses dan sehat selalu buat mba Endang.
BalasHapusThanks ya Mba Sitti, senang artikel muffinnya disuka, sukses juga yaa
Hapuswah ada resep muffin apel. jadi penasaran mbak buat nyoba. nanti deh kalo ke supermarket beli apel buat eksekusi resep ini. alhamdulillah resep2 muffin dan cupcake mbak endang gak pernah gagal dieksekusi. hasilnya selalu memuaskan. karena resepnya disertai dg foto step by step. dan di cerita pengantar selalu dijelaskan dg detail bahan pengganti atau trik2nya. makasih mbak endang buat resep2 dan cerita2nya.
BalasHapusThanks Mba Julia sharingnya yaa, senang resep dan artikel muffinnya disuka, sukses yaaa
Hapus