20 Februari 2013

Acar Buah



Di belakang kantor saya, tepatnya di belakang gedung mall Kuningan City, ada sebuah warung soto yang cukup mantap. Aneka soto ayam, daging, babat dengan kuah bening atau bersantan bisa anda pilih. Harganya termasuk nyaman di kantong dan porsinya pun cukup mengenyangkan bahkan bagi si doyan makan sekalipun. Saat jam makan siang tiba, semua kursi terisi penuh sehingga kita harus datang sedikit lebih pagi agar bisa mendapat tempat yang nyaman. Satu hal yang paling saya suka, selain kuahnya yang terasa kuat kaldunya, adalah acar timun yang segar dan sambal rawit yang super pedas selalu luber tersedia. Jika makan siang disana, saya biasanya selalu menambahkan bersendok-sendok acar ke dalam mangkuk soto dan piring nasi karena membuat soto terasa lebih segar, dan.... tentu saja juga membuat porsi soto menjadi lebih banyak. Benar-benar tidak mau rugi sedikitpun.^_^


Lantas apa hubungannya dengan acar di warung soto dengan postingan saya tentang acar buah kali ini? Ehem, yeah, sebenarnya tidak ada hubungannya selain bahwa keduanya sama-sama acar dan kebetulan kemarin malam saya sedang ingin mengudap yang segar-segar, pedas, berkuah dan ringan kalori.  Jadi walapun beberapa hari ini Jakarta terus-menerus diguyur hujan dan membuat suhu sedikit lebih sejuk, tidak menghambat keinginan saya untuk menyantap semangkuk acar buah yang nano nano rasanya. Saat itu jam telah menunjukkan pukul sembilan malam kala perut saya yang tidak terisi makanan apapun - hmm, program diet sedang mode on - berulang kali mengeluarkan sinyal 'kelaparan'. Mati-matian menahan diri untuk tidak mengeluarkan bahan makanan di dapur dan mengolahnya menjadi makanan berat yang akan saya sesali kemudian akhirnya saya putuskan menyantap buah merupakan pilihan terbagus. Jika iman kurang kuat walau jam dua belas malam pun terkadang saya nekat juga, entah menggoreng tempe atau tahu yang tidak berdosa dan menyantapnya dengan nasi panas se-rice cooker plus sambal bawang segunung. Ahh terasa seperti pesta! Saya jadi meneteskan air liur sekarang! 


Kembali ke acar buah. Makanan ini sangat umum dibuat dan ditemukan. Membuatnya sendiri juga super mudah dan saya yakin rata-rata dari anda telah terbiasa melakukannya. Banyak jenis buah atau sayuran yang bisa anda masukkan, namun buah dan sayur seperti ketimun, wortel yang diserut atau potong korek api, apel, pear, dan nanas selalu menjadi pilihan yang saya suka. Keuntungan menggunakan apel dan pear adalah anda tidak perlu menggunakan banyak gula karena rasanya telah cukup manis. Jika kebetulan di kulkas tersedia cabai hijau besar, tidak ada salahnya untuk dilibatkan juga. Acar ini sebenarnya lebih sedap jika diinapkan selama semalam di dalam kulkas, tetapi hey, siapa sih yang bisa tahan untuk tidak menghabiskannya dalam satu kali kesempatan jika seporsi besar acar terhidang di depan mata? 

Tertarik untuk membuatnya juga? Berikut resepnya ya.


Acar Buah
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 2 porsi

Bahan:
- 1 buah ketimun, potong dadu
- 1/2 buah pear ukuran besar, atau 1 buah pear ukuran sedang, potong dadu
- 1 buah apel kupas dan potong dadu
- 3 buah cabai jepang atau cabai hijau besar biasa, iris serong
- 3 butir cabai rawit, rajang halus
- 1 sendok makan gula pasir
- 1/2 sendok teh garam
- 1/2 sendok makan cuka masak
- 250 ml air

Cara membuat:     


Siapkan mangkuk, masukkan cabai rawit iris, air, garam, gula dan cuka. Aduk hingga rata. Masukkan buah dan sayur yang telah dipotong, aduk rata. Diamkan sebentar hingga kuah meresap. Cicipi rasanya. 

Tambahkan gula, garam dan cuka jika rasa kurang pas. Simpan acar di dalam wadah tertutup di kulkas atau langsung disantap saat itu juga sebagai teman soto atau mie rebus. Yummy!
 




2 komentar:

  1. cleguk...nelen liur nih mbak,acarnya keliatan gersang,seger dan merangsang hehehe.emang lebih baik buahnya dikupasin aja ya mbak,coz aku pernah nyoba nyisiki kulit apel ternyata ada lilinnya...padahal katanya kandungan vitaminnya terbanyak di lapisan kulit tapi kalo ada lilinnya ya masih mending dikupas aja,dapet serat dari buahnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yep, saya maniak banget sama acar yang simple seperti ini. Bisa satu baskom saya habiskan sendiri dan setelah itu perut melilit sakit wakakka. Thanks komentarnya ya Mba! ^_^

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...