Tampilkan postingan dengan label Gluten Free. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gluten Free. Tampilkan semua postingan

04 Maret 2019

Resep Muffin Pisang Coklat Tanpa Tepung


Resep Muffin Pisang Coklat Tanpa Tepung JTT

Weekend lalu, air dirumah yang selama ini tidak pernah bermasalah tiba-tiba saja mati. Waktu itu sore hari, ditengah-tengah saya sedang mencuci piring yang segunung banyaknya. Sialnya bak mandi dikamar mandi belakang hanya terisi separuh, artinya jika tukang pompa tak segera ditemukan maka air setengah bak itu tak akan cukup untuk mencuci piring, mandi dan urusan kebelakang. Untungnya kejadian itu dihari Sabtu sehingga saya bisa memiliki ekstra waktu untuk membereskannya. 

Saya tahu pompa air tidak bermasalah karena baru saja hidup mengisi bak penampungan (toren) dilantai atas, tapi saya curiga pompa kecil pendorong yang dipasang didekat toren agar air mampu mengucur deras yang mati. Tanpa pompa kecil tersebut maka lumut yang tumbuh didinding toren mudah masuk ke pipa dan menyumbat aliran. Dulu, ketika pompa air mati dan terpaksa diganti karena sudah sedemikian tuanya, tukang pompa pernah berkata, "Pompa kecil diatas ini dijaga jangan sampai mati ya Bu, karena lumutnya cepat sekali tumbuh. Kalau tidak didorong pompa, saluran airnya akan tersumbat," kondisi itu yang kini terjadi.

Resep Muffin Pisang Coklat Tanpa Tepung JTT
Resep Muffin Pisang Coklat Tanpa Tepung JTT


07 April 2017

Resep Cake Coklat Retak dengan 4 Bahan (Tanpa Tepung)


Resep Cake Coklat Retak dengan 4 Bahan (Tanpa Tepung)

Walau 'nyungsep' dan menampilkan cekungan luas bak kawah gunung Bromo, namun cake ini bukanlah produk gagal. Penampilannya memang seperti ini. Wujudnya yang tidak meyakinkan itu dikarenakan adonan cake sama sekali tidak menggunakan tepung apapun, jadi benar-benar bebas gluten. Bahan penyusunnya pun hanya terdiri atas empat bahan saja yaitu coklat blok (DCC), telur, gula pasir dan mentega. Walau terkesan padat, tapi cake ini sama sekali jauh dari bantat, apalagi memiliki tekstur seperti dodol. Cake ini super lembut, hampir mirip seperti custard di pie sehingga paling sedap disantap dengan menggunakan sendok. Untuk menghasilkan tekstur yang lembut itu memang memerlukan proses sedikit 'ribet', tapi percayalah, semua susah payah tersebut sangat berharga. ^_^

Resep Cake Coklat Retak dengan 4 Bahan (Gluten Free) JTT


20 Juni 2016

Resep Gluten Free Peach Cobbler dengan Tepung GF Ladang Lima - So Delicious!


Resep Gluten Free Peach Cobbler JTT

Saya punya satu 'pe-er' yang sudah lama mengganjal di dalam pikiran dan hati. Pekerjaan rumah ini sebenarnya berbentuk suatu janji. Janji yang saya sepakati beberapa bulan yang lalu bersama Mas Farid dari Ladang Lima. Ladang Lima adalah produsen tepung gluten free yang namanya sebenarnya sudah lama saya tahu karena banyaknya pembaca JTT yang memberikan rekomendasi, namun produknya sendiri belum pernah saya coba. Tepung ini setahu saya hanya ditemukan di toko bahan pangan tertentu saja dan tidak dijual bebas di supermarket.  

Namun ketika sebuah email ramah dari Mas Farid yang menawarkan saya untuk mencoba tepung Ladang Lima dalam sebuah trial resep JTT, saya pun menjadi tergugah. Well, kenapa tidak saya terima tawaran gratisnya yang manis, dan mencobanya dalam satu resep mudah? Hanya dalam waktu dua hari, satu paket tepung Ladang Lima pun datang ke kantor isinya berupa dua bungkus tepung dan sebuah kalender berisi resep gluten free. Sayangnya mood baking saya begitu jelek akhir-akhir ini, bukan hanya mood baking tapi juga mood cooking dan blogging. Cerita akhirnya, kedua bungkus tepung tersebut tergeletak di dalam chiller kulkas berbulan-bulan lamanya terlupakan, dan  tak tersentuh. Hiiks!

Resep Gluten Free Peach Cobbler JTT
Resep Gluten Free Peach Cobbler JTT


10 Juni 2016

Resep Klapertart Panggang


Resep Klapertart Panggang JTT

Pertama kali menyantap makanan ini sekitar lima belas tahun yang lalu, kala itu seorang teman yang kembali dari bertugas di Manado membawanya ke kantor. Kami tentu saja langsung menyerbunya, apalagi klapertart tersebut didatangkan dari daerah asalnya, pasti rasanya tidak akan mengecewakan. Dan memang rasanya sungguh tidak mengecewakan, bahkan sangat mantap! Saat itu saya beranggapan kue ini merupakan salah satu makanan terlezat yang pernah saya santap. Teksturnya yang lembut, halus dengan rasa milky yang kuat bercampur sempurna dengan gurihnya lembaran lunak daging kelapa muda, asamnya kismis dan harumnya rum yang diberikan dalam jumlah yang banyak. 

Satu loyang klapertart yang kemudian harus dibagi untuk lima belas orang jelas kurang, masing-masing hanya mendapatkan beberapa sendok saja. Saat itu klapertart masih menjadi makanan langka di Jakarta yang tak mudah ditemukan di toko-toko kue seperti saat ini. Membuatnya sendiri pun hanya sebatas mimpi. Lima belas tahun yang lalu saya belum memiliki kegemaran membuat kue, dan terbatasnya peralatan memasak di rumah kontrakan kecil yang saya tempati saat itu menghambat hobi memasak. Ketika terbayang kelezatan klapertart,  saya pun hanya mampu menelan air liur yang nyaris melompat keluar. ^_^ 


Resep Klapertart Panggang JTT
Resep Klapertart Panggang JTT



10 November 2015

Resep Gluten-Free Chocolate Cake - Tanpa Tepung Terigu dan Tanpa Pengembang


Resep Gluten-Free Chocolate Cake JTT

Resep-resep gluten-free terutama kue dan cake selalu berhasil membuat saya tertantang. Mungkin karena hampir sebagian besar cake dan kue kering terbuat dari tepung terigu, sehingga membayangkan makanan enak ini bisa dibuat dengan rasa sama lezatnya seperti rekan mereka yang mengandung gluten terasa begitu menantang. Sebenarnya ada banyak sekali resep kue bebas gluten yang beredar di website luar, blog seperti Gluten Free Goddess banyak berbagi resep-resep gluten-free dengan gambar yang mouth watering. Atau Gluten Free Girl and the Chef, website yang dijalankan oleh seorang chef dan istrinya yang menderita alergi gluten, juga menarik untuk disimak. 

Sayangnya resep cake dan kue yang disajikan kebanyakan menggunakan tepung bebas gluten, atau tambahan bahan pangan bernama xanthan gum atau guar gum yang berfungsi sebagai pengikat di adonan. Tepung bebas gluten cukup sulit ditemukan di Indonesia, dan walau kita bisa membuatnya sendiri dari campuran tepung beras, tapioka/sagu dan maizena namun kemampuannya untuk mengikat dan membangun struktur memang tidak sebaik tepung terigu yang mengandung gluten. Demikian juga dengan xanthan dan guar gum, keduanya sulit untuk ditemukan di negara kita, dan kalaupun ada yang menjualnya maka kita diwajibkan membelinya dalam jumlah besar.

Resep Gluten-Free Chocolate Cake JTT
Tepung oatmeal
Resep Gluten-Free Chocolate Cake JTT


12 Desember 2013

Cookies Coklat Kupu-Kupu dengan Almond - Bebas Gluten, Casein dan Telur!



Sekitar tiga bulan yang lalu, saya mendapatkan tantangan tak terelakkan dari kakak saya, Wulan, yang tinggal di Batam. Membuat kue kering gluten free untuk Ellan, putranya yang berusia dua tahun. Seperti yang pernah saya ceritakan sebelumnya, keponakan saya ini alergi dengan gluten, telur, produk kedelai dan produk yang mengandung casein (susu dari hewan serta produk olahannya). Walau banyak cookies gluten free yang dijual di supermarket seperti Food Hall dan Kemchick, namun Ellan mudah bosan sehingga lebih banyak kue yang terbuang dibandingkan yang masuk ke dalam mulut mungilnya.

Terus terang pengalaman saya membuat kue kering bebas gluten sangat minim, salah satu dan hanya satu-satunya resep yang pernah saya coba hanyalah biskuit maizena yang pernah saya posting sebelumnya. Jika anda berminat silahkan klik link disini. Biskuit itu pun masih menggunakan telur dan mentega, dua bahan yang juga menjadi pantangan bagi Ellan! Sedangkan kali ini saya harus membuat kue yang selain bebas gluten, juga bebas telur dan bebas mentega atau margarine. Hasil browsing saya ke aneka web dan blog yang mengusung resep gluten free walau tidak menghasilkan resep kue yang sesuai dengan keinginan namun setidaknya membuka wawasan dan memberikan secercah harapan. Jadi untuk project kali ini saya akan mengutak-atik resep versi saya sendiri. ^_^


22 Oktober 2013

Gluten Free Oatmeal, Choco Chips, Almond & Raisin Cookies



Demam OCD melanda, yang ini bukan Obsessive-Compulsive Dissorder tetapi Obsessive Corbuzier's Diet. Bukan saja di televisi ramai membicarakan mengenai diet a la Deddy Corbuzier ini tetapi di kantor saya pun demikian. Nah, saya pun harus mengakui bahwa saya adalah salah satu yang terkena demamnya. Sudah satu bulan ini saya menjalankannya dan lumayan juga, sekitar 4 kilo lemak (atau air?) hilang dari tubuh saya, membuat saya berjingkrak girang kala jarum timbangan mulai menunjukkan angka di bawah 60 kg. Sejak usia merangkak naik (selalu faktor usia disalahkan!) berat saya tidak pernah beranjak dari angka 60-an, paling sering bertengger di angka 65 kg dan itu sudah termasuk kategori overweight kalau dilihat dari Body Mass Index (BMI). 


Melihat tubuh saya yang 'sedikit' mengecil, teman-teman di kantor pun menjadi ribut dan mulai menerapkan OCD juga. Awalnya tidak mudah, apalagi bagi saya yang selalu rutin sarapan, peminum coklat susu di pagi hari dan ngemil di malam hari. Satu minggu pertama kepala terasa berdenyut dan otak saya hanya penuh dengan aneka makanan yang akan saya sikat di siang hari. Tapi setelah seminggu terlewati dan merasa celana yang dulu sesak mulai terasa sedikit longgar, semangat pun tumbuh dan proses dilalui dengan mudah. Tiga minggu lewat mulailah saya rajin update foto profile di WhatsApp dan meminta Wiwin dan Tedy, dua adik saya yang juga overweight untuk melihat tampilan saya saat ini sambil dengan pe-de melancarkan motivasi. Mereka pun menjadi heboh dan meminta saya mengirimkan e-book OCD yang bisa di-download gratis di internet. Setelah satu minggu e-book saya kirimkan, saya pun iseng telp ke Wiwin, "Gimana progressnya? Turun berapa kilo"? tanya saya penasaran. "Huaa, aku nggak sanggup! Berat! Tiap hari lihat tahu goreng di meja aku sikat dan kepalaku cuman penuh dengan tahu goreng dan cabai rawit. Enak banget!". Untuk memulai program diet apapun memang nomor satu yang kita perlukan hanyalah niat. ^_^


18 Oktober 2013

Brownies Kacang Merah: Tanpa Telur! Tanpa Tepung! Tanpa Gluten!



Sekitar tiga tahun yang lalu, saat itu saya dan adik saya Tedy sedang asyik berselancar ria di internet di hadapan laptop masing-masing - saya sibuk memelototi aneka resep sedangkan Tedy heboh dengan game online-nya. Seperti biasa, jika membaca sebuah resep atau produk apapun yang ditawarkan di internet maka saya pasti selalu membaca komentar pembaca atau reviewer yang menyertainya. Menurut saya, komentar pembaca cukup penting untuk disimak karena mereka biasanya telah mencoba resep yang ditampilkan.  

Sebuah foto yang menampilkan cupcake cantik dan terlihat menggugah selera membuat saya mengarahkan mouse dan mengklik artikel yang ditampilkan. Tidak ada resep yang menyertainya, si pemilik blog hanya menuliskan hasil eksperimen dia membuat cupcake. Saya telusuri tulisan ke bawah dan menemukan sebuah pertanyaan, "Halo, apakah saya bisa mendapatkan resep cupcake yang ditampilkan. Kelihatannya lezat sekali". Pertanyaan yang sopan, baik, dengan harapan mendapatkan sedikit sharing tentang sepenggal resep cupcake. Jawaban yang diberikan cukup membuat saya menggeleng-gelengkan kepala. "Cari saja di internet, banyak kok".



14 Mei 2013

Kue Tepung Beras Isi Gula Merah



Beberapa waktu lalu rekan sekantor saya Dewi membawa sekotak besar berisi kue yang terbuat dari tepung beras, warnanya putih dan bentuknya seperti kepalan tangan. Tampilannya memang terlihat unik dan aneh tapi ternyata rasanya sangat lezat, mirip-mirip seperti kue putu bambu yang banyak dijual oleh abang-abang di gerobak di tepi jalan. Bedanya kue ini tidak berisi gula merah di bagian tengahnya. Menurut Dewi namanya kue pohul-pohul dan merupakan salah satu kue tradisional suku Batak. 


Anyway, resep dari Dewi terdengar simple dan mudah, tipsnya hanyalah gunakan tepung beras yang masih fresh yang baru saja digiling dan dibuat dari beras dengan kualitas yang baik. Tepung beras yang seperti ini akan menghasilkan kue yang empuk, lembut dan harum. Takarannya? "Pokoknya kelapanya makin banyak makin enak, takarannya nggak tahu, Ibu yang buat." Oke, apa sih susahnya membuat kue ini, pikir saya. Semua bahan cukup dicampur dan diaduk jadi satu, supaya tampilannya lebih keren saya pun mencetaknya menggunakan cetakan berlubang untuk bolu kukus. Nah karena malas menggiling tepung di pasar maka saya pun membuat tepung beras sendiri dengan menggiling beras yang telah direndam dan diangin-anginkan hingga kering di coffee grinder. Hasilnya? Tidak selezat kue buatan Dewi tapi cukup mantap untuk nyamikan di sore hari.... ^_^



09 April 2013

Kue Mangkuk Gula Merah



Sebuah toko kue kecil di Mall Ambasador, sebelah kantor saya, memiliki keunikan. Semua kue-kue yang dijajakan adalah jenis kue tradisional. Mulai dari lemper, apem, klapertaart, ongol-ongol, lumpia, getuk serta aneka kue bolu dan cake kukus. Salah satu yang menjadi favorit saya jika singgah di toko ini adalah kue mangkuk gula merahnya. Warnanya merah gelap, legit, sedikit liat, dengan ukuran yang agak besar. Mantap! Ternyata bukan hanya saya saja yang menjadi penggemarnya, beberapa teman di kantor juga mengakui kelezatannya. Tak heran kue ini sering cepat habis, ludes diburu peminatnya.

Selain rasa kue-kuenya yang lezat, tampilan dan kemasan kue-kue di toko ini juga sangat menarik. Tak heran walau mengusung tema tradisional, toko tersebut mampu bersaing dengan aneka bakery yang banyak malang melintang dan terus bermunculan di setiap titik di mall. Namun kembali lagi ke slogan 'ada rupa - ada rasa', kue yang dijajakan memang dibandrol dengan harga di atas rata-rata umum kue sejenis lainnya.



01 April 2013

Nagasari si Kue Pisang



Saya sangat suka dengan kue-kue tradisional Indonesia. Menurut saya kue tradisional kita memiliki cita rasa yang khas dan unik serta tidak bisa digantikan dengan kue-kue modern. Selain itu kue tradisional umumnya terbuat dari tepung beras, tepung ketan atau tapioka dengan komposisi bahan yang simple sehingga bagi mereka yang alergi dengan tepung gandum bisa turut menyantapnya. Jadi mengapa harus bersusah-susah mencari makanan gluten free di supermarket yang harganya tidak bisa dibilang murah jika koleksi kue-kue tradisional sebenarnya cukup banyak yang gluten free?

Walau saya suka dengan rasanya namun untuk urusan membuatnya hmm.... nanti dulu. Ribet selalu menjadi alasan utama. Contohnya kue pisang atau nagasari yang saya posting kali ini. Dibandingkan dengan membuat muffin atau pancake yang hanya cemplung sana sini, aduk sekedarnya dan panggang, maka kue ini memerlukan ketelatenan. Apalagi jika berurusan dengan proses memasak tepung beras dengan santan, ketakutan terbesar saya adalah adonan yang berbintil-bintil. Tapi kapan lagi saya akan mulai mencobanya? Jadi ketika hari Jumat kemarin saya membuka-buka koleksi buku resep masakan Ny. Liem dan menatap resep kue pisang, saya pun mencetuskan untuk membuat kue pisang pertama saya. Yep, ternyata memang membutuhkan sedikit perjuangan. ^_^




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...