Tampilkan postingan dengan label Masakan Palembang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Masakan Palembang. Tampilkan semua postingan

07 Februari 2025

Pempek Putih Telur - Mengisi Waktu Saat Liburan


Pempek Putih Telur

Setiap ada hari libur panjang, selalu ada saja cerita aneh-aneh dari kawasan Puncak, Bogor.  Kemacetan parah luah biasa dan ujungnya berakhir dengan tragedi. Lucunya, hal tersebut terulang kembali dan terulang kembali, tak jera dan seakan menantang maut menghampiri. Saya bisa mengerti mengapa Puncak menjadi magnet bagi warga Ibukota dan kota-kota sekitarnya. Udara yang sejuk, hijaunya pepohonan, vila-vila yang cantik dan nyaman, pemandangan yang indah, semua itu seakan menjadi tempat healing sempurna bagi warga Jakarta yang telah suntuk bekerja di kantor. Warga Jakarta yang muak hari-harinya diisi dengan pemandangan Ibukota yang semrawut dan udara yang dicemari oleh polusi tingkat tinggi. Puncak menawarkan nuansa berbeda untuk sejenak menyingkirkan itu semua dari dalam benak. Walau harus terjebak di dalam sebuah kemacetan tak berujung dan tak berakhir, walau terpaksa harus menghirup polusi yang ‘tumplek blek’ jadi satu di dalam sebuah jalur neraka yang memakan korban jiwa, semua itu rela dilakukan. Demi sebuah momen yang berbeda.

Dulu, saya mungkin sama dengan ribuan wisatawan yang berjibaku ke Puncak kala libur, berjam-jam dalam kemacetan panjang dimana mobil sama sekali tak bergerak. Menahan diri tidak makan, atau minum agar tidak 'kebelet' harus ke toilet. Tapi kini, sama sekali tak ada terbersit keinginan untuk berkunjung, walau Puncak memiliki pesona yang saya sukai. Suhu yang sejuk dan banyak pepohonan.  Begitu banyaknya kegiatan yang harus dilakukan di rumah, saya tak ada waktu untuk keluyuran ke luar, bahkan pergi ke pasar berbelanja sayuran dan ikan segar pun malas rasanya. Sayur dan buah segar kini bisa dibeli online, sementara ikan segar bisa dipesan ke Mbak Rini, penjual ikan di pasar Blok A, yang dengan senang hati mengantar hingga ke depan rumah. Selebihnya, semua barang belanjaan lainnya dipesan dari  online shop.

Pempek Putih Telur

19 Juni 2020

Resep Mi Celor Udang


Resep Mi Celor Udang JTT

Beberapa hari ini saya sudah mulai rutin masuk ke kantor, dan Senin depan rencananya semua karyawan sudah diwajibkan hadir setiap hari. Karena masih ragu hendak menggunakan MRT, saya terpaksa pakai taksi setiap hari. Satu minggu berlalu terasa boncos juga. Pergi pulang kantor ongkos seratus ribu melayang. Dulu masa PSBB selama 3 bulan, biaya taksi dicover kantor, lumayan juga setiap hari dibekali voucher Blue Bird dua lembar. Tapi kini karena kondisi sudah mulai normal voucher taksi dihentikan. Perusahaan sepertinya berat harus membayar transportasi taksi karyawan, apalagi yang rumahnya  di Bogor, sekali jalan biayanya mencapai dua ratus ribu rupiah. 

Tapi saya masih bersyukur, kantor tempat saya bekerja masih manusiawi memperlakukan karyawan dimasa suram ini. Demi menghindari risiko karyawan yang masih bekerja terkena COVID, kami diperkenankan menggunakan taksi. Banyak perusahaan lainnya boro-boro di cover ongkos taksi, contohnya seperti kantor kedua adik saya, bahkan banyak yang justru melakukan pemotongan gaji hingga PHK. Untungnya kantor saya adalah perusahaan sekuritas kecil, total jumlah karyawan hanya sekitar 40 orang saja dan itu sudah termasuk team sales. Selain itu bisnis jasa keuangan seperti sekuritas yang mengandalkan transaksi beli dan jual saham masih tetap berjalan selama Bursa Efek dibuka. 

Resep Mi Celor Udang JTT
Resep Mi Celor Udang JTT


19 November 2019

Resep Tekwan


Resep Tekwan JTT

Bulan ini sudah memasuki musim penghujan, tapi menurut saya curahnya di Jakarta sangat rendah. Dalam 1 minggu mungkin hanya 2 kali saja turun hujan. Langit mendung memang selalu menaungi Jakarta setiap hari, tapi apakah itu awan yang sarat air ataukah asap polusi yang menyelubungi, susah untuk dibedakan. Sudah lama saya tak melihat langit biru di ibukota, bahkan saya tak pernah melihat gumpalan awan berarak! Disini langit selalu terlihat tertutup kabut putih. Kondisi ini terjadi sejak tahun lalu, diikuti dengan kemarau panjang tahun ini dan awal musim penghujan kali ini, kabut putih itu tetap ada disana. Warga Jakarta basicnya hidup, bernafas dan tenggelam dalam kabut polusi. 

Bagi yang bekerja didalam gedung tertutup rapat mungkin tidak terlalu terasa, tapi bayangkan mereka yang setiap hari ada di jalanan, betapa mengerikannya paru-paru setiap hari terisi dengan asap polusi. Ketika berlibur ke Bali bulan lalu dan nongkrong sejenak di sebuah kafe di tengah sawah di Ubud, saya takjub memandang langit nan biru dengan awan putih dalam aneka bentuk tercetak disana. Tidak ada kabut asap seperti di Jakarta yang membuat matahari seakan bersusah payah memancarkan sinarnya. Tobat, betapa saya merindukan masa-masa lalu kala langit masih terlihat biru dan awan berbentuk teddy bear tampak menghiasinya. Kapan itu akan kembali lagi ya?

Resep Tekwan JTT
Resep Tekwan JTT


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...