30 April 2013

Russian Salad (Olivier)



Beberapa pembaca JTT pernah menanyakan ke saya mengenai resep salad dengan dressing mayonnaise yang melimpah, sebagaimana salad yang sering kita temui di acara jamuan makan yang menyajikan menu internasional atau di restoran seperti Pizza HUT misalnya. Potongan buah segar atau sayuran baik segar maupun rebus berpadu dengan aneka protein seperti potongan ikan tuna dan ayam panggang dengan siraman saus putih mayonaise yang melimpah.  Nah salad dengan dressing seperti ini dinamakan Russian salad atau olivier salad. Sesuai dengan namanya maka salad ini merupakan jenis hidangan salad tradisional yang berasal dari Rusia dan populer di negara-negara Eropa, Iran, Pakistan dan Israel. Umumnya olivier salad terbuat dari potongan tomat, aneka sayuran, telur rebus dan terkadang daging ham dengan dressing yang terbuat dari mayonnaise. Hmm, yummy!



26 April 2013

Sup Ikan Tongkol



Bagi anda yang mengikuti perjalanan Just Try & Taste pasti akan mengerti betapa maniaknya saya dengan ikan dan segala macam olahan darinya. Tak terhitung banyaknya resep ikan yang saya tampilkan dan memang dari sekian banyaknya resep tersebut maka hidangan berkuah lebih banyak mendominasi, contohnya seperti sup ikan yang kali ini saya posting. Nah untuk resep kali ini saya menggunakan ikan tongkol sebagai bahan utamanya. Berbeda dengan jenis ikan laut lainnya dan bahkan tuna maka ikan tongkol memiliki daging yang lebih keras dan akan semakin keras jika diolah dengan cara digoreng. Karena itu resep favorit saya untuk mengolah hasil laut yang satu ini adalah dengan cara membuatnya menjadi abon seperti resep di sini, atau pampis, anda bisa klik resepnya di sini

Terus terang saya belum pernah tertarik untuk menceburkan potongan daging ikan tongkol ke dalam kuah yang asam dan pedas. Hingga beberapa minggu lalu, ketika keinginan untuk menyantap semangkuk sup ikan kumat sementara isi freezer menipis, maka ikan tongkol pun akhirnya menjadi sasaran. Namun ternyata keputusan saya tidak terlalu salah, sup ikan tongkol ini lezat rasanya. ^_^ 



25 April 2013

Basic Buttermilk Biscuits



Biskuit a la Amrik dan terkadang Kanada memang berbeda dengan biskuit garing renyah yang umum kita temukan di sini. Dikedua negara tersebut biskuit merupakan sejenis kue yang lembut, mengembang seperti cake, terkadang mirip dengan scones namun dengan tekstur yang lebih lembut dan lebih kembang. Walaupun ragi biasa juga digunakan sebagai bahan pengembang dalam biskuit namun seringkali perannya digantikan dengan baking powder dan baking soda. Di Inggris dan negara-negara di Eropa, biskuit mengacu pada sejenis kue kering/cookie atau seperti cracker di US. Biskuit di Inggris dan Irlandia bisa memiliki rasa yang asin dan gurih, umumnya disebut dengan cracker atau manis seperti biskuit coklat, biskuit dengan krim custard atau biskuit kacang. Walaupun seringkali biskuit dan cookie dianggap sebagai jenis kue yang sama namun sebenarnya cookie memiliki tekstur yang lebih empuk dan lembut dibandingkan biskuit. 



23 April 2013

Opor Ayam a la My Mom: The Best Ever Opor Ayam ^_^



Jika berbicara mengenai opor maka saya pasti langsung teringat dengan Lebaran di kampung halaman dan Ibu saya tentunya! Beliau adalah tokoh utama dibalik pembuatan opor ayam yang sampai sekarang menurut saya merupakan opor terlezat yang pernah saya santap. Kuahnya kental dengan cita rasa rempah-rempah yang kaya membuat saya mampu menyantapnya berulangkali dalam satu kali kesempatan saja. Untuk menemani nasi hangat mantap, untuk dikudap bersama lontong dan ketupat pun nendang. Ahh, air liur saya kontan menetes membayangkannya. Selain rasanya yang kaya, Ibu saya juga selalu menggunakan ayam kampung untuk membuat opor, tentu saja faktor bahan baku utama ini mampu membuat rasanya semakin gurih. 

Walau bumbu opor ayam a la Ibu saya tergolong ribet karena banyaknya pernak-pernik rempah yang digunakan namun semua kerepotan itu akan terbayar saat anda menyantapnya. Terutama jika anda ingin menyajikan hidangan yang istimewa kala Lebaran tiba atau ketika ada acara spesial di rumah, seperti yang dilakukan adik saya Wiwin, beberapa waktu yang lalu saat menjamu Ibu-Ibu teman sekelas keponakan saya Fatih. Lontong ayam opor yang dihidangkan di meja habis diserbu dan dibungkus untuk dibawa pulang. 



19 April 2013

Apple Hand Pies versi Panggang



Oke, pie apple ini mungkin tidak serenyah seperti pie-pie lainnya yang pernah saya buat dan tampilkan di blog. Hmm, misalnya saja resep strawberry pie ini, atau chicken pot pie yang ini atau pie mangga ini. Namun percayalah, kekurangrenyahan ini bukan karena resep yang kurang maknyus, melainkan proses yang saya lakukan kurang tepat dan ujungnya menghasilkan pie yang kurang nendang. Wokeh semua serba kurang, termasuk juga kurang skill, dan kurang membaca resep dengan seksama (sepertinya juga harus saya akui). Bagaimana dengan kurang memahami resep dengan baik? Oh yeah itu juga! Eits, tunggu dulu, jangan buru-buru meraih sandal atau sepatu yang bergeletakan di sekitar anda untuk dilemparkan ke saya. Swear, saya tidak bermaksud berkelit dengan menulis aneka ragam alasan untuk menutupi kenyataan bahwa pie ini memang kurang renyah! ^_^



17 April 2013

Mie Goreng a la Shanghai



Weekend lalu saat sedang asyik membunuh waktu di rumah dan bingung menentukan makanan apa yang akan saya siapkan di hari itu,  saya pun iseng membuka-buka aneka buku resep masakan dan browsing resep di berbagai website. Kegiatan ini membuat saya akhirnya terdampar di sebuah gambar sepiring mie goreng yang terlihat lezat dan mantap. Namanya Shanghai fried noodles atau mie goreng a la Shanghai. Mie ini terbuat dari mie telur yang berukuran besar dan dimasak dengan campuran aneka sayuran, seafood dan potongan daging ayam dengan bumbu yang melimpah membuat tampilannya tampak menggoda. Keunikan mie goreng a la Shanghai adalah pada saus bumbunya yang lebih kompleks dan cita rasanya yang berbaur antara asin dan manis. Walau daftar bumbunya terlihat panjang namun sebenarnya membuat mie versi ini sangatlah mudah. 



16 April 2013

Homemade Mie Telur: Buatlah saat anda ingin menyiksa diri ^_^



Jika anda menganggap melakukan exercise di gym terlalu membosankan, atau terlalu mahal (bagi saya), maka mungkin resep yang satu ini bisa menjadi alternatif untuk mengencangkan lengan yang kendur, bahkan mungkin membuat perut menjadi singset dan berotot jika dilakukan sambil melatih pernafasan juga. Yep, membuat mie telur sendiri di rumah memungkinkan semua hal di atas terjadi jika dilakukan dengan rutin, tentunya. ^_^

Bagi kebanyakan orang di Indonesia, tindakan ini mungkin dikategorikan kegiatan yang membuang-buang waktu, menghabiskan energi dan tentu saja membuat capek saja. Dengan banyaknya aneka mie telur made in pabrik yang dijual di supermarket dan toko kelontong di pasar, maka membuat mie sendiri sepertinya sulit terlintas di benak, kecuali mungkin bagi mereka yang iseng, suka bereksperimen di dapur dan suka menyiksa diri seperti saya, atau bagi mereka yang memang ingin menghidangkan makanan sehat, bergizi, dan bebas pengawet bagi keluarga di rumah. Untuk alasan tersebut maka homemade mie telur yang kenyal dan gurih ini layak untuk anda coba. ^_^ 



10 April 2013

Mujair Garing Siram Saus Rica-rica



Entah kenapa walau ikan mujair selalu banyak tersedia di pasar dengan harga yang murah, saya tidak tertarik untuk membelinya. Membayangkan daging ikan yang tipis dan lebih sedikit porsinya dibandingkan dengan bagian duri, sirip dan kepala yang membuat saya malas mengolahnya. Ikan seperti ini hanya mantap jika digoreng kering dalam rendaman minyak panas yang banyak. Nah, menggoreng ikan hingga kering merupakan salah satu metode memasak ikan yang saya hindari karena membuat asam lemak omega 3 yang terkandung di ikan menjadi berkurang. Tetapi ketika terakhir kali saya mengunjungi Mba Yayuk, penjual ikan langganan, setumpuk mujair baru saja tiba dalam kondisi masih sangat fresh. Kali ini saya pun menyerah, tanpa pikir panjang lima ekor ikan masuk ke dalam timbangan. Si asisten Mba Yayuk dengan cekatan lantas menyiangi dan membelahnya memanjang hingga ikan menjadi pipih, terbelah sampai ke bagian kepalanya. Cara ini membuat ikan mudah kering kala di goreng. 

Menyantap ikan mujair begitu saja dalam kondisi tergoreng kering sebenarnya sudah cukup lezat, namun dengan siraman sambal rica-rica yang merah membara dan pedas pasti akan lebih afdol. Apalagi jika ditambah dengan daun kemangi dan kucuran air jeruk nipis yang asem segar. Hmm, gebetan lewat pun tak terlihat, yang jadi masalah gebetan  siapa yang lewat? Hiks. ^_^



09 April 2013

Kue Mangkuk Gula Merah



Sebuah toko kue kecil di Mall Ambasador, sebelah kantor saya, memiliki keunikan. Semua kue-kue yang dijajakan adalah jenis kue tradisional. Mulai dari lemper, apem, klapertaart, ongol-ongol, lumpia, getuk serta aneka kue bolu dan cake kukus. Salah satu yang menjadi favorit saya jika singgah di toko ini adalah kue mangkuk gula merahnya. Warnanya merah gelap, legit, sedikit liat, dengan ukuran yang agak besar. Mantap! Ternyata bukan hanya saya saja yang menjadi penggemarnya, beberapa teman di kantor juga mengakui kelezatannya. Tak heran kue ini sering cepat habis, ludes diburu peminatnya.

Selain rasa kue-kuenya yang lezat, tampilan dan kemasan kue-kue di toko ini juga sangat menarik. Tak heran walau mengusung tema tradisional, toko tersebut mampu bersaing dengan aneka bakery yang banyak malang melintang dan terus bermunculan di setiap titik di mall. Namun kembali lagi ke slogan 'ada rupa - ada rasa', kue yang dijajakan memang dibandrol dengan harga di atas rata-rata umum kue sejenis lainnya.



04 April 2013

Ghormeh Sabzi (Rebusan Daging Kambing, Sayuran dan Kacang Merah a la Persia)



Ghormeh sabzi merupakan masakan yang sangat terkenal di Iran, bahkan sering disebut sebagai masakan nasional negara tersebut. Ghormeh dalam bahasa Persia berarti rebusan daging (stewed) dan sabzi berarti sayuran (herbs). Dari namanya sudah bisa ditebak ghormeh sabzi adalah rebusan daging dengan sayur-sayuran. Daging yang digunakan umumnya domba (lamb) dan daging sapi sementara dedaunan hijau yang sering dipakai adalah parsley (masih satu keluarga dengan seledri), daun bawang, cilantro (daun ketumbar) dan bayam. Selain kedua bahan tersebut ghormeh sabzi juga menggunakan kacang merah sebagai bahan utamanya. 

Walau memiliki bumbu yang terbilang sederhana namun ghormeh sabzi mampu menghasilkan cita rasa yang kaya dan unik, kemungkinan karena proses perebusan secara perlahan dengan menggunakan api yang sangat kecil hingga daging menjadi sangat lunak dan bumbu meresap,  serta pengaruh kuat dari beberapa bumbu rempah yang khas. Ini semua mampu menghasilkan cita rasa masakan yang spektakuler. Poin pentingnya, sejak Said, teman Iran saya mengundang saya untuk mencicipi masakan nasional khas negaranya ini maka saya pun menjadi tergila-gila dengan rebusan daging plus sayuran dan kacang merah yang simple but delicious ini! ^_^

Sayuran kering (dried herbs/sabzi)


03 April 2013

Obsesi Roti 28: Roti Unyil



Kembali ke beberapa tahun yang lalu saat roti unyil yang berasal dari Bogor ini begitu booming, maka setiap kali berkunjung ke kota hujan tersebut makanan ini selalu menjadi incaran untuk dijadikan oleh-oleh. Seakan-akan kehadiran anda ke Bogor tidak akan berarti jika roti ini belum dibeli dan dicicipi. Roti unyil sebenarnya sama dengan jenis roti manis lainnya, yang membedakan hanyalah ukurannya yang super mini. Teksturnya lembut, empuk, dengan aneka isi yang kreatif. Bentuknya pun bermacam-macam. Terus terang karena ukurannya yang sangat imut maka bagi saya menyantapnya sepuluh buah sekaligus pun belum terasa memuaskan. Dengan harga yang cukup mahal untuk ukuran roti seperti ini maka membuatnya sendiri pasti akan meringankan beban di saku sekaligus mengenyangkan perut. Jika anda ragu dan khawatir bahwa prosesnya akan menguras emosi alias takut gagal mode on, maka saya yakinkan pada anda membuat roti ini sangat mudah! Tentu saja jika diikuti dengan benar dan seksama bahan dan proses pembuatannya. Penasaran? Yuk lanjut...



02 April 2013

Cheesy Macaroni Schotel: Jangan dicoba jika anda sedang diet



Bagi sebagian orang membuat macaroni schotel merupakan pekerjaan mudah, namun tidak bagi saya. Entah kenapa schotel yang saya buat hasilnya belum pernah memuaskan. Bagi saya, schotel yang mantap adalah yang memiliki kriteria lembut, teksturnya agak basah, empuk dengan rasa susu dan keju yang kuat. Namun percobaan saya membuat makanan ini selalu berakhir dengan schotel yang keras, kering dan rasanya pun tidak nendang sama sekali. Bahkan Meta, sahabat saya yang tidak hobi memasak mampu membuat macaroni schotel yang laziz dengan semua kelebihan yang ada di schotel yang saya impikan. Ketika saya bertanya resepnya, jawabannya hanya membuat saya melongo, "Hah, masa enak sih Ndang? Bikinnya ya cuman cemplung sana sini, kasih susu cair, keju, sama telor. Trus masak di microwave". Ehem, takarannya? "Wah, berapa ya? Lupa, asal saja, hihihi". Resep seperti ini yang sering kali membuat kepala saya puyeng. Berapa takaran cemplung sana dan sini yang dimaksud? Mungkin hanya Meta, supir bajaj dan Tuhan yang tahu. ^_^



01 April 2013

Nagasari si Kue Pisang



Saya sangat suka dengan kue-kue tradisional Indonesia. Menurut saya kue tradisional kita memiliki cita rasa yang khas dan unik serta tidak bisa digantikan dengan kue-kue modern. Selain itu kue tradisional umumnya terbuat dari tepung beras, tepung ketan atau tapioka dengan komposisi bahan yang simple sehingga bagi mereka yang alergi dengan tepung gandum bisa turut menyantapnya. Jadi mengapa harus bersusah-susah mencari makanan gluten free di supermarket yang harganya tidak bisa dibilang murah jika koleksi kue-kue tradisional sebenarnya cukup banyak yang gluten free?

Walau saya suka dengan rasanya namun untuk urusan membuatnya hmm.... nanti dulu. Ribet selalu menjadi alasan utama. Contohnya kue pisang atau nagasari yang saya posting kali ini. Dibandingkan dengan membuat muffin atau pancake yang hanya cemplung sana sini, aduk sekedarnya dan panggang, maka kue ini memerlukan ketelatenan. Apalagi jika berurusan dengan proses memasak tepung beras dengan santan, ketakutan terbesar saya adalah adonan yang berbintil-bintil. Tapi kapan lagi saya akan mulai mencobanya? Jadi ketika hari Jumat kemarin saya membuka-buka koleksi buku resep masakan Ny. Liem dan menatap resep kue pisang, saya pun mencetuskan untuk membuat kue pisang pertama saya. Yep, ternyata memang membutuhkan sedikit perjuangan. ^_^




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...