Saya sedang keranjingan berkebun. Sebenarnya berkebun bukanlah hobi baru, sejak kecil saya suka bercocok tanam dan justru mengambil Fakultas Pertanian kala duduk di bangku kuliah. Walau alm. Bapak menentang keputusan tersebut, namun passion saya di dunia tanaman terlalu mendarah daging. Di keluarga, hanya saya yang sedari kecil menyukai tanaman. Well, kakak dan adik saya juga menyukai tanaman, tapi setelah mereka dewasa, berkeluarga dan memiliki rumah sendiri. Menurut saya, menyukai tanaman, err... seperti suka melihat dan memandangnya karena tampilan mereka yang cantik, berbeda dengan hobi tanaman. Hobi didorong oleh passion, dan keinginan untuk tahu mengenai tanaman secara detail. Hobi membuat saya ingin agar tanaman tersebut mampu tumbuh maksimal. Hobi juga yang membuat saya rela berpanas-panas dibawah terik matahari untuk mengaduk kompos dan tanah menjadi media tanaman. Passion tersebut tidak ada di kakak dan adik saya.
27 Februari 2018
20 Februari 2018
Resep Pindang Cumi-Cumi
Resep ini sudah lama sekali masuk dalam list untuk dieksekusi, resep aslinya adalah pindang bandeng yang saya peroleh dari Ci Ling Ling, kakak dari Mba Fifi, rekan kantor saya. Versi pindang bandengnya sendiri sudah saya coba beberapa tahun yang lalu, resepnya juga sudah saya share diblog, bisa klik link disini untuk melihatnya. Sejak mencicipi pindang bandeng versi Ci Ling Ling, saya tidak pernah lagi melirik resep pindang bandeng lainnya. Komposisi bumbunya sangat pas, mulai dari rasa asam, manis dan asinnya. Proses pengolahannya pun mudah dan cepat dimasak. Bagi masyarakat China yang merayakan Imlek, pindang bandeng wajib hadir di meja makan kala hari besar itu tiba. Jadi tidak salah jika saya mendapatkan resep langsung dari ahlinya.
Nah resep pindang cumi-cumi ini tidak jauh berbeda dengan pindang bandeng sebelumnya, saya hanya merubah proses mengolah cumi-cumi segarnya. Tips Ibu saya, untuk menghilangkan aroma amis cumi-cumi maka remas terlebih dahulu dengan asam Jawa dan garam. Kedua bumbu ini mampu menumpas bau amis seafood yang kadang membuat beberapa orang tak tahan dengan aromanya. Hujan deras yang mengguyur Jakarta setiap hari seperti saat-saat ini memang paling mantap jika ditemani dengan semangkuk pindang berkuah plus nasi segunung. Ah indahnya dunia!
Label:
Hidangan Berkuah,
Seafood
16 Februari 2018
Resep Nasi Bakar Tongseng dan Ayam Suwir Bali Rempah Nusantara
Walau memasak merupakan hobi yang sudah mendarah daging dalam diri, tetap saja saya enggan menghabiskan banyak waktu didapur. Terkadang membayangkan aneka bumbu yang harus dipersiapkan, entah dicincang atau dihaluskan sudah cukup membuat semangat masak terbang hingga ke planet Mars. Jika bukan karena tuntutan blog yang harus diupdate betapa inginnya saya tidak memasak selama satu bulan full dan hanya mengandalkan makanan instan atau delivery order.
Apesnya, makanan instan atau yang dibeli diluaran seringkali tidak memberikan rasa dan tampilan seperti yang saya inginkan. Jikapun ada, harganya pasti selangit dan saya merasa sayang harus melepaskan lembaran tipis di dompet. Pada satu titik tertentu tangan saya pun gatal hendak mengeksekusi versi sendiri di dapur. Ada nggak sih bumbu siap pakai praktis yang tidak perlu puyeng harus memikirkan rempah-rempah yang digunakan? Cukup aduk dan siap disantap? Well, ternyata masalah malas memasak saya menemukan jalan keluarnya yaitu bumbu komplit dari Rempah Nusantara. ^_^
15 Februari 2018
Resep Quiche Tuna dan Brokoli
Anda penasaran dengan cerita kucing kecil yang pernah saya share beberapa waktu yang lalu? Artikelnya bisa diklik disini. Tidak? It's fine, saya tetap akan menceritakannya. ^_^ Dua hari yang lalu, sepulang kantor, saya menemukan mangkuk berisi susu, kosong tandas tak bersisa. Betapa senangnya, ini berarti anak-anak kucing itu benar-benar kelaparan hingga bersedia meminumnya. Ketiga mahluk tersebut masih berada di tempatnya yang sama, dibelakang pot kosong didalam rak kayu. Tiga pasang mata yang bercahaya dalam gelap menatap curiga ketika saya dekati. Tentu saja seperti biasa mereka mengeluarkan desisan mengancam, terkadang seperti menyalak, yang sampai kini selalu berhasil membuat saya terlompat.
Sukses dengan semangkuk susu pertama, malam itu saya lantas kembali lagi mengisi mangkuk dengan susu berikutnya, kali ini dengan tambahan potongan roti tawar di wadah lainnya. Walau saya tidak percaya si Mama kucing benar-benar telah meninggalkan anak-anaknya, namun sedikit berjaga-jaga tetap diperlukan. Kali ini saya mengintip dari balik jendela, penasaran apakah benar kucing-kucing itu yang menyantap susu atau justru tikus got, musuh bebuyutan saya. Lima belas menit berlalu, kaki mulai terasa pegal namun si kucing tak kunjung menyentuh mangkuk, hingga akhirnya saya menyerah dan masuk ke kamar.
14 Februari 2018
Resep Hash Brown Potatoes
Resep praktis dan cepat diolah memang selalu ditunggu. Pengalaman saya berblogging ria sekian tahun lamanya membuat saya jadi tahu apa yang disuka pembaca. Bukan jenis kue, cake atau masakan sophisticated a la bakery ternama, tetapi makanan sehari-hari yang bisa disiapkan oleh siapapun bahkan oleh mereka yang tidak memiliki skill memasak sekalipun. Nah hash brown potatoes ini salah satunya. Saya berpikir karena begitu simple dan humble-nya maka semua orang pasti pernah dan bisa membuatnya, errr... Sama seperti nasi goreng.
Namun beberapa minggu yang lalu, ketika kehabisan stok foto dan resep yang hendak dibagikan, iseng saya memotret step by step hash brown potatoes ini. Saya bahkan tidak terlalu banyak menggunakan bahan tambahan lain karena memang seperti inilah yang biasa dibuat untuk sarapan pagi atau makan siang kala weekend. Betapa surprisednya ketika membagikan resepnya di Instagram beberapa waktu yang lalu, justru banyak yang memberikan 'like' dan komentar. Wow, menu ini begitu seringnya dimasak berulangkali di rumah dan menjadi shortcut kala malas mendera, tak menyangka ternyata banyak penggemarnya. ^_^
Namun beberapa minggu yang lalu, ketika kehabisan stok foto dan resep yang hendak dibagikan, iseng saya memotret step by step hash brown potatoes ini. Saya bahkan tidak terlalu banyak menggunakan bahan tambahan lain karena memang seperti inilah yang biasa dibuat untuk sarapan pagi atau makan siang kala weekend. Betapa surprisednya ketika membagikan resepnya di Instagram beberapa waktu yang lalu, justru banyak yang memberikan 'like' dan komentar. Wow, menu ini begitu seringnya dimasak berulangkali di rumah dan menjadi shortcut kala malas mendera, tak menyangka ternyata banyak penggemarnya. ^_^
Label:
Kentang,
Menu Makan Pagi,
Telur
13 Februari 2018
Resep Pumpkin Swirl Brownies
Saya bukan pecinta hewan, kecuali ikan hias yang dulu pernah dipelihara di akuarium. Ikan mas koki mulai dari seukuran ibu jari menggendut hingga sebesar telur ayam. Sayangnya enam ekor ikan mas tersebut tewas ketika ditinggal pulang kampung, gara-gara mesin aeratornya mati. Tapi saya bercita-cita suatu hari nanti, ketika memiliki rumah dengan pekarangan yang cukup besar, akan memelihara ayam. Membayangkan memproduksi dan menyantap telur ayam kampung sendiri terasa amazing. Urusan memelihara hewan ternak sebenarnya bukan ide baru, dulu ketika tinggal di Paron, nenek saya selalu memiliki beberapa ekor ayam kampung untuk dipelihara. Ayam-ayam tersebut tidak memiliki kandang dan tidak juga terperangkap didalam halaman. Istilah sekarang mereka hidup free range. Makan makanan organik, bebas hormon dan segala macam antibiotik yang saat ini disuntikkan ke ayam ternak.
Satu hari, nenek saya berbaik hati memberikan kami dua ekor anak ayam, saya lupa nama-nama mereka. Memiliki hewan peliharaan kesayangan memang memunculkan rasa haru-biru didada, terutama jika makhluk tersebut tak muncul kala sore hari menjelang. Karena free range, si ayam bisa berkelana kemana pun dia hendak pergi. Satu sore ketika hujan deras menghantam Paron, dan air selokan disamping rumah meluap ke jalanan, dua ayam tersebut tak kembali pulang. Saya dan adik saya, Wiwin, berbasah kuyup didalam derasnya hujan mencari mereka, berteriak-teriak dikeremangan senja namun hingga malam menjelang tak jua ditemukan. Saya patah hati, begitu sedihnya kenangan tersebut hingga kini masih kuat terekam dalam ingatan.
Satu hari, nenek saya berbaik hati memberikan kami dua ekor anak ayam, saya lupa nama-nama mereka. Memiliki hewan peliharaan kesayangan memang memunculkan rasa haru-biru didada, terutama jika makhluk tersebut tak muncul kala sore hari menjelang. Karena free range, si ayam bisa berkelana kemana pun dia hendak pergi. Satu sore ketika hujan deras menghantam Paron, dan air selokan disamping rumah meluap ke jalanan, dua ayam tersebut tak kembali pulang. Saya dan adik saya, Wiwin, berbasah kuyup didalam derasnya hujan mencari mereka, berteriak-teriak dikeremangan senja namun hingga malam menjelang tak jua ditemukan. Saya patah hati, begitu sedihnya kenangan tersebut hingga kini masih kuat terekam dalam ingatan.
Label:
Brownies,
Labu Kuning
08 Februari 2018
Resep Cake Chiffon Buah Naga
Saya punya sebutir buah naga di kulkas, tergeletak disana sejak 2 minggu lalu. Setiap hari buah tersebut saya bawa ke kantor dengan niat hendak dijadikan kudapan kala siang atau sore hari. Namun dikantor, udara AC yang dingin membuat saya enggan menyantap buah. Setiap sore, si buah naga kembali lagi kerumah dan akhirnya mendekam di kulkas berhari-hari hingga dua minggu yang lalu. Khawatir busuk, akhirnya saya permak menjadi cake chiffon. Berdasarkan pengalaman baking dengan buah berwarna merah seperti stroberi, maka buah naga saya duga tidak akan mempertahankan warna merahnya setelah dipanggang. Entah proses kimia apa yang terjadi, mungkin minyak atau lemak didalam cake meluruhkannya.
Karena buah naga memiliki rasa relatif plain, sebenarnya bukan pilihan tepat untuk diolah menjadi cake. Berbeda dengan jeruk, pisang, mangga, nangka, atau durian yang memiliki rasa dan aroma khas, maka chiffon buah naga ini tidak memiliki rasa dan aroma buah naga sama sekali. Aroma harumnya disumbangkan dari vanilla extract dan mentega yang saya pergunakan di resep. Walau cake ini tidaklah terlalu sensasional namun teksturnya sangat lembut sebagaimana chiffon umumnya.
Label:
Buah,
Cake,
Chiffon Cake
06 Februari 2018
Resep Pempek Ayam
Weekend kemarin, sepulang berbelanja di pasar, saya langsung menuju ke halaman dan meniatkan diri untuk re-potting tanaman anggrek yang bentuknya tidak keruan. Sudah lama sebenarnya keinginan ini hendak dilaksanakan, namun selalu terkendala dengan faktor malas. Koleksi anggrek yang saya miliki tidaklah banyak, hanya beberapa jenis cattleya, dendrobium dan satu vanda yang kondisinya sekarat. Tidak pernah mendapatkan pupuk dan perawatan spesial lainnya kecuali disiram rutin setiap hari jika cuaca sedang panas terik, dan tidak pernah disiram sama sekali kala hujan mengguyur Jakarta seperti akhir-akhir ini.
Walau perawatan hanya minimal, tapi dua jenis cattleya selalu rajin berbunga seperti gambar yang saya sematkan dibawah. Bulan lalu, cattleya berbunga kuning gonjreng dengan kombinasi kelopak ditengah yang berwarna merah tua nangkring dihalaman selama 2 minggu penuh. Kini, si cattleya ungu yang pohonnya saya sangkutkan di sebatang belimbing wuluh memamerkan 4 tangkai bunga yang mekar dengan anggunnya. Bunganya sudah bersemayam selama satu minggu lamanya namun belum menampakkan tanda-tanda layu. Keunggulan tanaman anggrek memang pada kemampuan bunganya bertahan tetap segar selama bebeberapa waktu.
Walau perawatan hanya minimal, tapi dua jenis cattleya selalu rajin berbunga seperti gambar yang saya sematkan dibawah. Bulan lalu, cattleya berbunga kuning gonjreng dengan kombinasi kelopak ditengah yang berwarna merah tua nangkring dihalaman selama 2 minggu penuh. Kini, si cattleya ungu yang pohonnya saya sangkutkan di sebatang belimbing wuluh memamerkan 4 tangkai bunga yang mekar dengan anggunnya. Bunganya sudah bersemayam selama satu minggu lamanya namun belum menampakkan tanda-tanda layu. Keunggulan tanaman anggrek memang pada kemampuan bunganya bertahan tetap segar selama bebeberapa waktu.
02 Februari 2018
Resep Mi Lendir
Jika berkunjung ke rumah kakak saya di Batam, makanan bernama mi lendir tidak pernah absen untuk disantap. Kata lendir mungkin terdengar kurang nyaman di telinga, tapi masyarakat di Kepulauan Riau dan sekitarnya memang menyebut makanan ini demikian. Nama tersebut mengacu pada kuah mi yang kental seperti lendir. Walau namanya sedikit kurang asyik tapi rasa mi lendir cukup mantap, padahal bahan pendukungnya hanya sederhana saja. Mi lendir biasanya tersusun atas mi kuning (umumnya digunakan jenis mi lidi), tauge rebus, dan telur rebus. Mi kemudian disajikan dengan siraman kuah 'berlendir' yang berwarna kecoklatan. Taburan daun bawang, rajangan cabai rawit dan kucuran air jeruk limo terasa pas menemani kuah kental yang terasa manis. Mi lendir biasanya dijual dipagi hari untuk sarapan pagi, bahkan jika datang sedikit kesiangan maka mi telah habis terjual.
Label:
Hidangan Berkuah,
Mie,
Saus,
Sayuran
Langganan:
Postingan (Atom)