27 Desember 2012

Pedesan Entog a la Indramayu



Dari namanya saja anda pasti sudah bisa membayangkan rasanya, makanan ini memang pedas! Asalnya dari daerah Indramayu dan walaupun beberapa kali saya berkunjung kesana saya belum mendapatkan kesempatan untuk mencicipinya secara langsung. Membaca literatur tentangnya sana dan sini membuat air liur saya pun menjadi menetes dan keputusan pun dibuat, pedesan entog harus bisa diwujudkan. Yenih, rekan kantor saya, yang ayahnya juragan bebek dan entog menjadi pemasok handal unggas ini. Sabtu pagi, minggu lalu, dua ekor entog/itik muda diantarkan langsung dalam kondisi telah bersih dan siap masak, satu ekor saya sulap menjadi nasu palekko yang mantap sedangkan entog lainnya menjadi pedesan a la Indramayu ini.  Bagi anda yang tertarik dengan nasu palekko dari daerah Sidrap, Sulawesi Selatan, silahkan klik di link disini. Kedua masakan berbahan dasar entog ini sedap, membuat nafsu makan  menggila dan perut anda mengamuk. Hati-hati! ^_^

Satu hal yang membuat saya suka dengan masakan ini adalah karena tanpa santan di dalam kuahnya, walau tanpa santan kuah pedesan sangat kental dan nendang karena bumbu yang banyak dan lengkap. Hampir semua bumbu dapur masuk ke dalamnya. Unggas yang digunakan bisa entog, bebek atau ayam, yang dimasak di dalam tumisan bumbu dan diungkep hingga dagingnya empuk. Daging entog yang terkenal cenderung amis dan lebih kenyal dibandingkan bebek atau ayam jika diolah dengan cara ini menjadi bebas amis dan terasa empuk dengan bumbu yang meresap masuk ke setiap serat dagingnya. 

Untuk menyantapnya anda tentu saja memerlukan nasi sebakul, karena rasanya yang sangat tasty, gurih dan pedas memerlukan karbohidrat sebagai pelengkap. Saya sendiri memilih untuk menggasaknya dengan talas rebus seperti foto di bawah. Yummy! Yuk kita lihat resepnya.


Pedesan Entog a la Indramayu
Resep diadaptasikan dari Festival Jajanan Bango - Pedesan Entog Dapur Bango Cita Rasa Nusantara

Bahan:
- 1 ekor entog/itik bisa menggunakan bebek atau ayam, gunakan entog yang masih muda
- 2 liter air

Bumbu dihaluskan:
- 15 buah cabai rawit merah
- 4 buah cabai merah besar
- 5 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 2 ruas jahe, kupas kulitnya
- 1 1/2 sendok teh ketumbar, sangrai
- 8 butir kemiri, sangrai
- 1/2 sendok teh kayu manis bubuk, atau 1 batang kayu manis utuh
- 1 ruas kunyit, bakar sebentar di kompor agar tidak langu

Bumbu lainnya:
- 5 lembar daun salam
- 5 lembar daun jeruk purut
- 3 ruas lengkuas, pipihkan
- 2 batang serai, ambil bagian putihnya, pipihkan
- 1/2 sendok makan garam, sesuaikan takarannya
- 1 sendok makan gula jawa, disisir
- 2 sendok makan air asam jawa
- 1 sendok teh kaldu bubuk
- 4 sendok makan kecap manisi
- 3 sendok makan minyak untuk menumis

Cara membuat: 



Siapkan entog/itik. Gosok bersih permukaan kulit entog dengan garam kasar dan air jeruk lemon/jeruk nipis (gunakan juga kulit jeruknya), hingga kulit ari entog yang berwarna kekuningan lepas dan itik menjadi kesat dan kinclong. Gosok juga bagian rongga dalam entog dengan garam. Buang bagian pembuangannya, saya juga membuang bagian yang bernama brutu karena disini terdapat lemak kekuningan yang membuat masakan menjadi amis. Cuci bersih hingga seluruh garam hilang.

Lap permukaan entog dengan tissue dapur hingga kering, kemudian bakar sebentar di atas api kompor hingga kulitnya kesat, bulu-bulu hilang. Jika anda kesulitan memegangnya, masukkan gagang spatula ke dalam rongga badan entog, pegang bagian kepalanya dan bakar sebentar di atas kompor.


Letakkan entog di atas talenan,  Potong-potong entog dengan ukuran sesuai selera, saya suka memotongnya menjadi kecil-kecil agar mudah empuk.  Sisihkan. 


Haluskan bumbu dengan blender. Siapkan wajan, beri 3 sendok makan minyak goreng, panaskan minyak hingga benar-benar panas. Tumis bumbu halus dan bumbu lainnya, hingga harum dan berubah warna menjadi  tidak pucat lagi, aduk-aduk agar bumbu tidak gosong.

Masukkan potongan daging entog yang telah dibersihkan, aduk sebentar hingga entog terlumur dengan bumbu. Tutup wajan, dan masak hingga entog menjadi berubah warna dan setengah matang. Tambahkan air, gula, garam, kaldu bubuk, dan air asam. Masak hingga daging entog benar-benar empuk, kira-kira membutuhkan waktu 1 1/2 hingga 2 jam tergantung dari muda atau tuanya entog yang digunakan.



Tambahkan kecap manis, aduk rata, cicipi rasanya. Angkat.

Pedesan entog sedap dihidangkan dengan nasi hangat. Yummy!

Sources: 
Festival Jajanan Bango - Pedesan Entog Dapur Bango Cita Rasa Nusantara






29 komentar:

  1. ngiler dot com dehhh...
    beneran gak bau amis khas bebek / entog ya??
    mau nyoba ahhh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tipsnya adalah buang bagian brutu itik, bersihkan dengan seksama, gosok permukaannya dengan garam+jeruk nipis. Masak sampai benar-benar empuk, saya jamin gak bau amis.

      Hapus
  2. met tahun baru mba......, rin penasaran apa mba endang kepikiran mau bikin bebek peking yang enakkkk banget itu?
    kemarin search mr google, emang sih lumayan ribet dan makan waktu lama buat bikin nya. Hanya nyari bebek yg gede dimana ya mba? tks, rin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Met Tahun baru juga ya Mba Rin, wahh sama saya juga pensaran sama bebek peking, rencananya memang mau bikin bebek peking tapi baca resep sana sini kok ya susah dan ribet beneeeerrr, jadinya berakhir ke bebek lainnya wakakkaka. Saya beli bebek di teman kantor, kebetulan bapaknya dia peternak bebek dan itik. Kadang2 suka lihat juga di carefur cuman belum pernah beli.

      Hapus
  3. Mbak, kebetulan saya dr Sulawesi Selatan. Sy koreksi dikit ya. Sidrap itu daerah Sul-Sel. Bukan Sulawesi Tenggara. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, waaaah makasih banget ya, iya Sulawesi Selatan hahahha, sudah saya koreksi Mba. Thanks! ^_^

      Hapus
  4. Sepertinya ini menu sahur yang pas mba.. Kebetulan saya lagi nyari ayam dimasak semacam ini tapi ga perlu pakai santan seperti chiken curry,soalnya kolestrol naik bulan puasa ini.. Thanks resepnya saya coba ganti dengan ayam.. Salam,Dina irul

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Dina, diganti ayam juga yummy kok, dan walau gak bersantan, masakan ini rasanya tetap mantap dan kental seperti pakai santan hehehe.

      Hapus
  5. Mba yang ini enak banget deh,walaupun diganti ayam.. Nambah lagi deh variasi masakan ayam didapurku.. Hihihi, setiap nyoba pake resep dijtt suamiku pasti komentarnya 'enak banget'.. Apa lagi kami berdua sama2 doyan pedess,kemarin saya sempat liat postingan nasu palekkonya mba,saya juga asli dari sulawesi selatan tapi ga begitu suka itik,oh iya.. Disulsel asam mangga melimpah banget,kami jarang pakai asam jawa Untuk masak,kalau kesulawesi mertuaku dijakarta malah ga pernah absen beli sekantong besar asam mangga untuk persediaan dijakarta.. Ditempat kami,ada masakan namanya "bau peapi". Bahannya cuma pakai ikan,irisan bawang merah,minyak kelapa,cabe,kunyit,merica,garam,dan asam mangga itu.. Itu menu wajib didaerahku.. Dan rasanya itu ga afdol kalau ga makan dalam seminggu.. Bisa nambah terus makannya karna rasanya asam dan pedas... alamatnya dijkt dmana sih mba?aku mau deh mba kirim ketempat mba asam mangganya itu,siapa tau suka dan bisa dipakai masak... Btw,thanks ya resepnya mba... Banyakin dong variasi lauknya.. Hehehe.. Salam dina irul

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Dina, wah masakan sulawesi enak2 ya, cocok banget sama lidah saya yang suka pedas dan asam. Sampai sekarang belum kebayang asam mangga yang sperti apa, apa mirip sama asam medan ya. Ssya cari2 di net juga gak dapat info dan gambar yang pas. Bau peapi-nya kayanya mantappp Mba, boleh minta resepnya? wakakkak. Saya langsung browsing dan ngiler lihat gambarnya, cuman kalau yang kasih resep asli dari sulsel pasti mantap.

      Wah Mba Dina baik banget mau kirim saya asam mangga, saya nggak akan nolak dapat tawaran menggiurkan seperti ini. Bisa saya email saja alamat saya? Apakah saya bisa dapat email Mba Dina? Btw, thanks ya!

      Hapus
  6. Boleh banget mba.. Tapi nunggu saya pulkam dulu ya,hihi.. Saya sekarang merantau dikalimantan ikut suami, kebetulan stok asam mangga dirumah habiss,mau minta kirim kakak dikampung tanggung .. Kan Insya Allah lebaran mudik,bisa bawa banyak2,kalau googling cari asam mangga dengan kata "pammaessang" mba dan bau peapi mandar,pasti saya kirimin mba.. Ini alamat email saya nurmadinah_chaerul93@yahoo.com..

    BalasHapus
    Balasan
    1. haloow Mba Dina, santai saja Mba, saya dapat tawaran saja udah senengnya minta ampun wakakka, soalnya baikkk bangettttt jadi terharu hiiks. Dikirimnya kalau Mba Dina bisa saja ya, jangan dipaksakan. Sip, nanti saya email alamat saya, thanks ya Mba ^_^

      Hapus
  7. Wah.. Ga mba,aku seneng banget loh mba endang mau... malah aku pingin ngirim sama kuali dari tanah liatnya sekalian,hihi.. Djakarta kan ga ada tuh .. Mba endang loh,bantu diriku banget.. Dari ga bisa jadi bisa masak,enak pula.. Uh I Love jtt,Ditunggu ya mba emailnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Dina, saya sudah baca dua linknya yang dikirim mengenai bau peapi dan pammaissang, haduuuhh saya ngecesdotcom, mana puasa2 lagi. Suka banget sama yang ikan2, asem2, kuah2, pedassss, cocok dah kita. Nah pammaisaang ini bikinnya benar2 dari mangga muda dikeringkan ya mab? ada bahan lainnya gak ya? hehhehe penasarannnnn. Thanks ya

      Hapus
  8. Disulawesi itu mangga banyak mba,tapi jenisnya macam2.. apa lagi kalau lagi musim.. Huaha,angka diare meningkat.. Hihihi,pernah ya.. Sekantong besar dihargai 2 ribu perak aja .. Makanya disana orang2 punya ide dibikin asam mangga mungkin dipikirnya dari pada mubazir,beda banget sama kalimantan.. Harga mangga muda mehooong,Hihihi,ga ada bahan lain mba.. Kan dikeringkan sampai benar2 kering.. Setahuku asam mangga ga ada rusaknya.. Makin lama disimpan rasanya makin asam.. Bahkan sampai warnnya item masih awet..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, saya sampai ngeces hahahha. idenya bagus banget ya, dibikin asam mangga, di rumah ibu saya di ngawi juga banyak mangga, kalau panen sampai gak kemakan, ibu saya suka bikin manisan mangga, kok gak kepikiran bikin ini ya, kan awet.

      jadi pengen bikin sendiri, cuman panas mataharinya gak ada, hujan terus di jakarta mba huaaaa

      Hapus
    2. Mbaaaaa aseliii uenaaakk... Aku bikinnya pake ayam dimakan dgn nasi hangat plus kerupuk kulit. Cocok banget dah.. Luarrr biasaa. Apalg kalo pake entog pasti lbh uenak pooolll.. Heheee.. Tp mba endang, ada 1tips yg Blom dibagi nih di JTT. Gmn caranya hobby masak+makan tp punya badan langsing kaya mba endang? Hahahaa.. Aku overweight ditunjang dgn hobby ku masak+wisata kuliner. Hihii ga bisa nahan selera. Apalg masaknya produk JTT. Dieg gatot deh... :p

      Hapus
    3. Waduh Mba Neva, ini masakan jangan sering2 dimasak wakakka, bikin makan jadi banyak dan timbangan naiiiiik. Saya juga gemuk Mbaa, ini lagi program diet buat nurunin, saya pakai teknik OCD, puasa senin kemis sama olah raga jalan heheheh

      Hapus
  9. Dibakar sebentar tu fungsinya supaya apa ya mba? Kalau pake ayam paha dan bagian bakar itu di skip gmn mba? Hehehe males ya bakar satu2 hohihoooo

    BalasHapus
    Balasan
    1. katanya kalau bebek buat menghilangkan amis dan bulu2 halus di badannya, heheh. Pakai ayam, skip saja bagian bakar membakar wakkakak

      Hapus
  10. perasaan ini resep dangkot dari tana toraja sulsel? atau beda? coba deh mbak di survey masakan dangkot tana toraja mungkin bisa di publish juga di blog nya, makasih

    BalasHapus
  11. mba endang, ini sama dengan rica entog kah? saya bandingkan bumbunya hampir sama ya. dulu waktu KKN di Kulon Progo, DIY pernah makan rica entog enak banget mba. waktu udah pulang ke Madiun, nyoba beli rica entog, hmm, ga enak T_T. nah aku pengen nyoba bikin sendiri. sepertinya sama dengan pedesan entog ini ya? entog sudah dibeli, pengennya dieksekusi sabtu aja hehehehe.

    ami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Ami, saya rasa sama ya mba, mirip2 lah. Mungkin karena pedes maka disebut dengan rica ya, karena sepertinya semua masakan pedas disebut rica hehheheh. Gimana eksekusinya mba? sukses nggak ya?

      Hapus
  12. Duuuh, susahnya nyari daging entog mentah disini. . .
    Akhirnya, saya pakai daging ayam saja mbaaa. . .
    Rasanya tetap enaaaak. . :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. yep, di jakarta juga susaah banget, saya pakai bebek dan next pengen juga pakai ayam, kalau ayam kampung pasti maknyus yaa

      Hapus
  13. Hai mbak Endang, barusan saya nyoba bikin ini, tp pakai daging bebek...mantap mbak, tp td takaran airnya saya kurangi jd 1 liter sj mbak, krn kok kelihatannya jd berkuah ya, padahal di foto sepertinya bumbunya kental..thanks atas inspirasi resepnya ya mbak..
    yanti

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Adianti, air di resep digunakan untuk mengempukkan daging bebek yang saya pakai ya, karena bebeknya tak kunjung empuk maka takaran air jadi lebih banyak, namun pada akhirnya hasil masakan ini memang kuahnya nyemek2

      Hapus
  14. salam kenal mba endang, saya wuri, awal kenal blog ini wkt search kroket kentang, enak baca alur ceritanya :), sejak saat itu, kalo butuh resep berharap ada just try&taste muncul, mksh bnyk buat ilmunya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hlo mb Wuri, salam kenal ya mba, thanks sharingnya ya, senang sekali resep JTT disuka, sukses sellu yaa

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...