15 September 2016

Resep Gadon Daging Sapi & Stop Bullying


Resep Gadon Daging JTT

Pertama kali mencicipi masakan bernama 'gadon daging' ketika saya masih duduk di bangku SMP.  Tepatnya di kelas dua sekolah menengah pertama di Ngawi, saat akan berangkat berdarmawisata ke Candi Borobudur. Waktu itu, di pukul empat pagi buta dengan rasa kantuk yang sedemikian kuat meraja,  dan mata sepat yang sulit untuk diajak bekerja sama, kami seluruh murid kelas dua yang ratusan jumlahnya digiring masuk ke dalam bis-bis wisata yang terparkir di depan sekolah.  Bu Puji, wali kelas saya saat itu, mengulurkan sebungkus makanan ini ke teman yang duduk di kursi bis di depan saya. "Gadon daging dari Bu Puji," bisik seorang teman. Kami lantas mencicipinya beramai-ramai dan menurut saya masakan itu adalah makanan terenak yang pernah saya cicipi dalam 1 tahun hidup saya.

Momen darmawisata kala SMP itu sangat kuat terpatri dalam ingatan saya hingga saat ini. Sebenarnya momen ketika saya bersekolah di salah satu SMP di Ngawi ini lah yang terpatri dengan kuat. Saya menganggapnya sebagai salah satu masa tersuram dalam hidup dan semua kisah tentangnya berusaha saya enyahkan dari ingatan. Andai otak manusia ini adalah sebuah memori komputer ingin rasanya saya menekan tombol delete berkali-kali, bahkan menghapus recycle bin-nya sekalian.  Menulis kisahnya saat ini  pun membuat kenangan itu kembali dan betapa inginnya saya mengambil kain pel  untuk membersihkannya hingga tuntas. ^_^

Resep Gadon Daging JTT
Resep Gadon Daging JTT

Masa SMP adalah masa transisi yang cukup berat bagi saya. Memasuki usia remaja dimana emosi dan hormon berkecamuk di dalam diri ditambah dengan kondisi ekonomi keluarga kami yang kurang oke membuat saat itu penuh perjuangan. Karena SMP di Ngawi memiliki kualitas lebih baik dibandingkan Paron maka hampir lima puluh persen bocah-bocah SD di kecamatan Paron akan melanjutkan sekolah ke kabupaten. Jarak Ngawi dan rumah orang tua saya sekitar 8 - 9 kilometer yang bisa ditempuh dengan menggunakan angkutan umum atau sepeda 'onthel'. Kala itu banyak anak-anak di Paron berangkat sekolah dengan sepeda, bahkan beberapa kali saya pernah melakukannya juga. 

Mengayuh sepeda memang sehat dan irit, tapi tidak ketika harus berangkat ke sekolah sejauh 8 kilometer di pagi buta dengan perut kosong. Alamat ketika tiba di sekolah perut akan keroncongan berat, mata mengantuk dan tenaga yang terkuras habis. Belum lagi ketika harus berjuang di bawah terik matahari gahar saat pulang sekolah, berkali-kali saya harus berhenti mengaso di bawah pohon asam rindang yang banyak berjajar disepanjang jalanan menuju Paron. 

Resep Gadon Daging JTT

Angkutan umum berupa bis kecil rute Jogorogo - Ngawi seringkali super penuh ketika tiba di depan rumah, saya harus berdesak-desakan bersama anak-anak sekolah lainnya, penjual sayuran, penjual tempe atau pekerja bangunan dan PNS  yang akan berangkat ke kota. Pernah bergantungan di tepi pintu bis hanya dengan ujung sepatu? Ah itu makanan sehari-hari saya saat berangkat sekolah. Bis penuh sesak hingga penumpang bergantungan di pintu adalah pemandangan biasa di Paron kala itu, beberapa kali accident bis terguling di tepian sawah menjadi berita yang disesali kala peristiwa itu terjadi, diulangi lagi keesokan harinya dan dilupakan dengan segera. 

Nah jika menggunakan angkutan umum, maka kami akan diturunkan di terminal Ngawi yang kala itu letaknya di pusat kota. Jarak terminal dan sekolah sekitar 1,5 km yang biasa ditempuh dengan berjalan kaki. Cukup membuat gempor, namun jalan kaki adalah cara satu-satunya yang bisa dilakukan saat itu. 

Karena bis sering penuh maka alm. Bapak  meminta saya berangkat bersama mobil  tua milik Pak Koco. Pak Koco adalah mantan teman sekolah Bapak dan kala itu memiliki usaha pengangkutan kambing dari Jogorogo ke Paron dengan mobilnya yang super duper tua, penuh dengan karat di body luar-dalamnya, jok kursi yang sudah koyak dan berlubang besar disana sini, dan sebenarnya tidak layak untuk mengangkut manusia. Setiap pagi sekitar jam lima subuh Pak Koco akan membawa kambing ke Paron dan lanjut berangkat ke Ngawi membawa penumpang, jadi anda bisa bayangkan aroma di dalam mobil bukan?  Super kambing sekali! Tapi saya bersyukur beliau ada, karena menumpang mobil Pak Koco berarti saya bisa tiba di sekolah di pukul enam pagi. ^_^

Resep Gadon Daging JTT

Jika perjalanan pergi dan pulang sekolah sedemikian melelahkan bagaimana dengan proses bersekolahnya sendiri? Penuh dengan warna namun umumnya hitam dan abu-abu. Pernah bersekolah dengan guru yang duduk di meja sambil merokok dan mengepulkan asap bergulung-gulung di depan bocah-bocah usia 13 tahunan? Well seorang guru Geografi yang terkenal killer dan arogan, tampak bangga menyandang title killer, dan  berusaha keras membuat Geografi menjadi mata pelajaran killer, sering melakukannya. Asap rokok adalah salah satu musuh utama saya hingga saat ini karena membuat nafas menjadi sesak dan kepala pusing. Sialnya posisi duduk saya yang paling depan berarti berdekatan dengan meja guru sehingga asap tersebut harus saya telan bulat-bulat sepanjang pelajaran. Entah apa yang berkecamuk di dalam kepala bapak guru yang satu ini yang jelas hingga kinipun saya masih 'gagal paham'. 

Pernah mengalami bully kala sekolah? Selama masa sekolah, ada dua kali bullying yang terjadi dalam hidup saya. Pertama oleh seorang murid laki-laki yang mengancam dan memukul kepala saya saat di sekolah dasar, hanya karena saya adalah murid baru, tidak bisa berbahasa Jawa dan memiliki Ibu berketurunan China. Saya pulang sekolah sambil menangis disepanjang jalan hingga sampai di rumah, pukulannya tidak sakit tapi harga diri saya terkoyak. Walau masalah ini kemudian diselesaikan dengan cara kekeluargaan oleh orang tua saya dan guru kelas namun hingga saat ini saya tidak bertegur sapa dengan 'teman' sekelas tersebut. 

Resep Gadon Daging JTT

Bully kedua terjadi di SMP, oleh seorang murid laki-laki yang terkenal tengil, nakal dan semena-mena dengan teman sekelasnya. Namanya masih saya ingat, namun kita sebut saja si tengil. Kenakalan utama bocah ini adalah suka menarik tali bra murid perempuan yang duduk di bangku di depannya, mengambil buku murid lainnya dan melemparkannya entah kemana, menyembunyikan tas atau peralatan sekolah, meletakkan permen karet bekas di kursi. Semua korbannya adalah murid perempuan, karena saya yakin dia tidak berani mengganggu anak laki-laki.  Hampir semua murid perempuan di kelas pernah mengalami kenakalan yang dianggapnya 'lucu' ini, tapi saya tidak. Setiap kali si tengil ini mengendap-endap dibelakang punggung maka saya akan membalikkan tubuh dan mendelik seseram yang bisa saya lakukan. Saya membencinya hingga keubun-ubun dan dia pun begitu karena aksinya yang selalu gagal, hingga suatu hari. 

Hari itu adalah  hari ujian semester, seperti biasa sejak pagi ketika belum ada satupun murid yang datang saya sudah tiba di sekolah. Duduk di  bangku, dan mempelajari soal-soal ujian bekas kakak saya, Wulan, yang kebetulan bersekolah di SMP yang sama. Seorang murid lainnya kemudian datang, meletakkan tas dan pergi ke kantin untuk sarapan. Hidup saya yang tenang berubah kacau ketika menit berikutnya tiba-tiba si tengil memasuki pintu kelas. Saya cukup dibuat surprised karena dia datang sangat pagi. Semua indra saya langsung waspada dan konsentrasi belaja buyar berkeping-keping. Walau berusaha mati-matian mengabaikan kehadiran si tengil dan diam menunduk menatap bundelan kertas di tangan namun ekor mata saya memperhatikan setiap gerak-geriknya dengan seksama. Bocah itu berjalan dengan langkah pongah, duduk di bangku yang terletak tak jauh dari saya, dan meletakkan tasnya dengan suara 'gubrak' yang nyaring.

Resep Gadon Daging JTT

Saya menarik nafas lega, namun lima menit berikutnya betapa terperanjatnya saya ketika tiba-tiba sebuah tangan merampas bundelan kertas ditangan. Sambil tertawa 'cengengesan' si tengil membawa berkas soal-soal tersebut kembali ke kursinya. Perbuatan kasarnya benar-benar diluar dugaan dan bagi saya tindakan itu tidak bisa dibenarkan. Entah setan apa yang merasuki yang jelas saat itu juga saya langsung berdiri, berjalan ke kursi si tengil dan berusaha mengambil kembali bundelan kertas tersebut, "Kembalikan!" Desis saya penuh emosi, nafas sedikit terengah dan kepala terasa pening karena darah yang mengalir cepat ke kepala. Bocah itu berdiri sambil menjauhkan bundelan kertas dengan tangan kanannya, "Soal bekas saja pelit banget sih!" Ejeknya. Mukanya terlihat tegang dan sepertinya dia terkejut dengan tindakan yang saya lakukan. "Itu bukan punya kamu, kembalikan!" Cetus saya tak peduli dan terus merangsek maju. Entah siapa yang memulai, detik berikutnya kami telah saling serang, pukul dan tendang.  

Hingga kini saya sendiri tidak tahu dengan jurus apa saya bertarung saat itu, mungkin jurus 'gebuk duluan sakit belakangan' atau 'jotos duluan nyesal tahun depan' namun yang saya tahu pasti adalah ketika emosi melanda hati maka kepala susah diajak berpikir rasional dan tenaga menjadi berlipat ganda. Saat itu yang terpikir adalah jika saya harus mati maka saya mati terhormat mempertahankan harga diri dan hal yang saya anggap benar. Stupid pride saya terkadang memang berlebihan. Walau sekujur tubuh menderita sakit akibat pukulan dan tendangan si tengil, namun hati saya sangat puas berhasil mendaratkan pukulan dan tendangan yang sama. Akhir cerita bocah nakal itu melemparkan bundelan kertas ke lantai dan berdiri menjauhi saya. Mukanya terlihat memerah menahan emosi dan mungkin juga air mata, namun yang jelas saat itu menangis benar-benar tidak terbersit sedikitpun dalam pikiran saya. Amarah, benci, muak, dan harga diri yang terluka mengendalikan saya saat itu, sambil mengambil kertas di lantai saya kembali ke meja, untungnya waktunya bertepatan dengan masuknya beberapa bocah lain  ke kelas. 

Resep Gadon Daging JTT

Sejak kejadian tersebut si tengil sama sekali tidak berani mengganggu saya hingga kami lulus SMP. Bahkan jika kami berjalan berpapasan maka dia akan cepat-cepat menjauhi tanpa menatap muka saya sama sekali.  Terakhir sebelum lulus saya mendengar dari murid lelaki lain si tengil pernah bercerita ke mereka, "Jangan berani macam-macam sama Endang. Dia ikut bela diri," yang hampir membuat saya tertawa 'ngakak ngguling-ngguling'. Well, benar kata Kelly Clarkson di lagu, "What doesn't kill you makes you stronger'. Semua pengalaman pahit saat SMP yang tidak mungkin saya ceritakan semua disini memang membuat saya menjadi lebih kuat dan lebih serius untuk belajar di jenjang sekolah berikutnya. 

Sedangkan untuk bullying, apapun bentuk bully, 'seremeh' apapun itu tidak bisa dibenarkan dan harus dilawan. Bullying yang terjadi pada anak-anak terkadang dianggap bukan persoalan serius bagi para orang tua, padahal secara psikologis sangat besar pengaruhnya pada korban. Sayangnya, banyak orang tua yang memiliki anak-anak 'pembully' sering menganggap perbuatan anaknya hanyalah 'kenakalan biasa', bahkan terkadang antipati, defensif dan tidak mau tahu ketika mendapatkan laporan bahwa putra atau putri mereka yang terlihat 'manis di rumah' ternyata suka melakukan  bully terhadap anak lainnya. Sebagai orang tua atau pendidik di sekolah, sebaiknya tanggap dengan masalah ini. Selalu bayangkan bagaimana jika anak-anak kita atau diri kita sendiri berada pada posisi si korban, tidak semua korban bully bisa move on dan melupakan semua kejadian itu, banyak yang masih menyisakan dendam, benci bahkan mungkin depresi yang berkelanjutan.

Adik saya, Wiwin, yang memiliki dua putra yang duduk di bangku SD dan SMP sangat concerned dengan hal ini. Sesibuk apapun dia, setiap hari selalu menyempatkan diri mengobrol santai dengan kedua putranya, bertanya tentang kegiatan sekolah, tentang apa yang terjadi hari itu, dan sikap teman-teman sekelas. Dia mengajak kedua bocah tersebut untuk terbuka bercerita pengalaman mereka hari itu. Cara ini terbukti efektif karena keponakan saya, Fatih, pernah mengalami bully di sekolah yang memaksa Wiwin pergi menemui guru dan murid-murid di kelas. Saya yakin pasti banyak orang tua  di luar sana yang menghadapi hal yang sama dan pesan saya sebagai korban bullying adalah jangan anggap sepele bully yang terjadi pada anak-anak 'seremeh' apapun itu bentuknya. Karena tidak ada hal yang remeh jika berurusan dengan bullying. Untuk kasus saya, terus-terang jika mengingatnya kembali maka rasa benci dan dendam masih tersisa di dalam relung hati terdalam, artinya secara psikologis masih sangat membekas walau berusaha mati-matian saya ikhlaskan. ^_^

Resep Gadon Daging JTT

Wokeh kembali ke resep gadon daging yang kali ini saya share, masakan ini selalu membuat saya teringat dengan masa SMP yang suram. Resepnya adalah hasil modifikasi sendiri karena seumur-umur Ibu saya tidak pernah membuat makanan ini. Rasanya saya sesuaikan dengan taste gadon daging Bu Puji' yang masih saya ingat walau telah berpuluh tahun lewat. Ciri khas masakan bernama 'gadon' adalah rasa yang sedikit manis dan gurih khas santan kelapa. Masakan ini tidak pedas sama sekali, namun saya menambahkan irisan cabai untuk menyesuaikan dengan selera. Bagi anda yang ingin menghadirkan menu bagi si kecil maka skip penggunaan cabai dan gantikan santan dengan susu bubuk full cream

Gadon umumnya dibungkus dengan daun pisang, namun jika bahan pembungkus ini sulit ditemukan maka anda bisa mengukusnya di dalam loyang yang telah diolesi dengan sedikit minyak. Resep ini sebenarnya hadir di buku ketiga saya, "90 Resep Masakan Untuk 1 Bulan' dan berhubung akhir-akhir ini tidak ada menu baru yang saya coba maka resep di buku sedikit demi sedikit saya keluarkan agar JTT tetap eksis dan ter-update. Mohon dimaafkan ya! ^_^

Berikut resep dan prosesnya yang super mudah.


Resep Gadon Daging JTT

Gadon Daging Sapi
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 5 bungkus 

Tertarik dengan resep berbungkus daun pisang lainnya? Silahkan cek pada link di bawah ini:
- 300 gram daging sapi giling 
- 1 butir telur ayam, kocok lepas 
- 65 ml santan kental instan 
- 10 buah cabai rawit merah, biarkan utuh 
- 2 buah cabai merah keriting, rajang halus 

Bumbu dihaluskan: 
- 5 siung bawang merah 
- 3 siung bawang putih 
- 2 ruas jari lengkuas 
- 2 sendok teh ketumbar disangrai 
- 1/8 sendok teh jintan, sangrai 
- ½ sendok teh merica bubuk 
- 1 sendok teh garam 
- 2 sendok teh gula jawa, sisir halus 
- 1 sendok makan air asam jawa 

Bumbu lainnya:
- 5 lembar daun salam 

Bahan lainnya: 
- Daun pisang untuk membungkus 
- Lidi/tusuk gigi untuk menyemat 

Cara membuat: 

Resep Gadon Daging JTT

Siapkan mangkuk, masukkan semua bahan, aduk hingga rata menjadi adonan yang kental dan pekat. Cicipi rasanya dengan menggoreng secuil adonan, sesuaikan garam dan gulanya. 

Resep Gadon Daging JTT

Siapkan daun pisang, letakkan selembar daun salam di permukaan daun. Ambil 2 sendok makan adonan, letakkan di permukaan daun salam, kemudian bungkus adonan daging seperti bothok. Semat dengan lidi. Lakukan hingga semua bahan habis. 

Kukus selama 30 menit hingga gadon matang. Angkat dan sajikan. Super yummy!



44 komentar:

  1. Wah Mba,resepnya singkat dan sederhana ( tapi saya ga tahu apa itu gadon loh), namun ceritanya panjang dan seru (meski ga ada gambaran sama sekali Paron itu di mana. Hha..) Sukses terus Mba!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, iya, jarang ada yang tahu tentang makanan bernama gadon, kurang populer.

      thanks ya sharingnya! Sukses selalu! ^_^

      Hapus
  2. Mbak Endang, ceritanya selalu menarik... cerita terus ya mbak... menginspirasi banget...

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba Nina, senang cerita ngalor ngidulnya disuka, sukses yaaa! ^_^

      Hapus
  3. Mantab mbak endang...i like the story..sy biasanya cuman jd silent reader tp topik yg ini benar2 mengugah hati..sy pun pernah mengalami walau dengan beda versi..sy senang bagian mbak berantem dengan si tengil hajarrrrrr...hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Mba Synthia, memang bullying itu harus dihadapi dengan berani dan percaya diri, kalau tdk kita akan terus ditindas hehehhe. sukses yaaa

      Hapus
  4. Saya jg tertarik dg topik bullying yg kali ini dibahas, dulu saya jg ngalamin tp justru bukan dg siswa laki-laki, saya sering dibully siswi perempuan. Entah dg sindiran maupun dikucilkan di kelas, tp lama-lama saya mulai belajar untuk lebih berani membela diri. Hingga di jenjang berikutnya saya tidak pernah dibully lg. Kuncinya ya harus berani dan memperlihatkan diri yg pede biar tidak mudah ditindas. Kalo resepnya menggoda seperti biasanya mbak En ^O^

    BalasHapus
    Balasan
    1. yep setuju bnget Mba Nara, jangan kasih kesempatan para pelaku bully untuk terus eksis dan melancarkan aksi kriminalnya, kudu dihajar dan diberi pelajaran.

      thanks sharingnya yaa, sukses selalu mba!

      Hapus
  5. mba... ceritanya seru... pelajaran nih buat para orang tua... resepnya jadi lupa dibaca.... he he he....

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, iyaa, anak2 biasanya enggan bercerita karena kadang terlalu pedih untuk dibuka dan diceritakan ulang. thanks yaaa

      Hapus
  6. Mbak Endang, saya selalu suka cerita2 pembukanya... kalo dibikin novel gak kalah sama Andrea Hirata, beneran Mbak... Mbak Endang bisa menceritakan detail peristiwa yang mungkin dianggap remeh jadi cerita yang seru dan menarik ;)... BTW saya juga pernah berkelahi tendang pukul plus jambak sama anak laki ponakannya kepsek waktu SD, memang hrs melawan kalo g mau dibully. Gadon dagingnya wajib dicoba utk variasi menu anak2. Tfs ya Mbak, semoga sehat selalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Nur Latifah, thanks sharingnya ya Mba. Yep, saya setuju, kudu dilawan dan berani, kalau nggak kita akan jadi bulan2an si pembully.

      sukses yaaa

      Hapus
  7. Bullying mungkin dianggap remeh tapi efeknya luar biasa bagi korban. Karena saya juga pernah di bully semasa sekolah. Anyway, untuk resep gadon ini ibu saya sering buat. Biasanya daging dicampur tahu putih. Mantap.

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba dianita sharingnya, yep setuju banget.

      semoga makin banyak orang yang tanggap untuk melawan dan menolak bullying.

      sukses yaaa

      Hapus
  8. Mba Endang, misal pakai loyang hasilnya padat (bisa dipotong) seperti nugget ato lembek seperti bothok? Terimakasih, Sahla.

    BalasHapus
  9. seru banget cerita ny mba' endang.. seakan mengingat kan saya waktu smp dulu..kembali ke kita ny sendiri sich..bullying bisa jd membangun mental kita jd lebih strong atw pun bisa bikin kita kebih takut u/ bersosialisasi n minder.. da positif n negatif ny sich.. saya suka cerita ny mba' endang..gag cuman fokus k resep tp byk pembelajaran bt bunda2 yg gag hany ngurusin dapur tp byk hal kompleks yg hrus kita mengerti.. cerita ny mba endang sangat membangun..menginspirasi saya u/ komunikasi dg ank saya yg pertama ..kebetulan masih TK .. thanx mba' kembar..kebetulan nama kita sama..he..he..
    btw resep gadon ny manis y mba endang .. saya baru tau klo ada nma masakan khas indonesia..gadon..klo saya tambah kan cabe rawit gmna mba endang.. kebetulan saya asli org padang jd gag begitu suka manis..klo u/ tgkat pedas ny sedang..berapa cabe rawit ny hrus d tambah kan y mba endang..thanx b4 jawaban ny y mba' kembar

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Endang, yep betul, bisa membuat kuat atau justru membuat down dan kehlangan kepercayaan diri. Peran ortu, pendidik dan keluarga dekat sangat penting untuk membantu ya.

      gadon bs tmbah cabai rawit ya mba, iris atau dihaluskan sama enaknya ya.

      thanks sharingnya yaa, sukses selalu!

      Hapus
  10. Mb Endang...ijin ya link web nya sy masukan di web kami. Kbetulan sy dan tmn2 sdh setahun ini kampanye #EndBullying salah satunya lewat penjualan kaos #WongKeceOraNgece utk biayai keg edukasi ke sekolah2 tg bullying ini. Silakan bs intip di fb kami solidaritaskapas@gmail.com

    Btw, tg gadon daging ini jg spesial utk sy. Jaman kecil klo sakit panas, ibu biasanya bikinkan gadon daging. Njuk langsung sehat ceria semangat. Kuah gadon ini terasa gurih enakkk. Nah kebetulan skl sejak kemarin suami panas batpil. Eling dg menu alm.ibu, si gadon daging. Iseng buka gugel utk cari resep. Eh malah mendarat dg mais di JTT. Tosss!!

    Maksih mb....sehat slalu.. dan #EndBullying

    Dian - Solo

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba Dian, sip monggo disharing ya mba, saya doakan makin sukses program #EndBullyingnya, dan makin banyak orang yang aware mengenai hal ini.

      moga disuka resepnya dan sukses selalu ya mba.

      Hapus
  11. I like the story than the recipe it self..hahaha....
    Tp terimakasih untuk resepnya sy mau coba juga...salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mba, thanks ya sudah menyukai storynya, sukses selalu yaa

      Hapus
  12. Mba kayanya anak2 jaman dulu gada yg ga prnh kena bullying deh... Cm dulu soal bully ga di aware banget spt jaman skg... Pdhl jejak psikologisnya bs parah yak...
    Anw, mf kalo oot mba, buat buku ato lobby2 ke penerbit mba skg u/ biar mba nulis buku resep masakan yg pake cerita latar blkg gini mba, ga sekedar resep ajah gt. Pst seru... Hehe usul ajah sih.Sukses trs yah mba endang, terus bercerita smbil masak yah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Ridha, yep, sepertinya begitu, yang gak kena bully hanya yang bertubuh bongsor dan anak orang kaya hehehehe.

      one day kepengen nulis novel, kalau waktunya cukup luang. Thanks ya mba sharingnya, sukses selalu yaa ^_^

      Hapus
  13. Wah kl gadon ala ngawi kyk gitu ya mbak endang? Kl di magetan, gadonnya pake kelapa parut. Nama yang sama, bentuk yang beda ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, wkakakak, gak tahu juga mba apa seperti ini atau ada campuran lainnya. Mungkin kalau tambah kelapa lebih gurih yaa, ada yang campur tahu cincang juga, semua mantap menurut saya ^_^

      Hapus
  14. Dulu saya pernah di bully semasa smp,saya bawa mereka yang membully saya ke Guru BK malah saya yang terpojok.Sampai lulus smp saya tidak pernah melawan dan beberapa tahun saya mempunyai keluhan terhadap kesehatan psikologis saya dan berobat ke psikiater.Oleh dokter saya vonis defresi berat.Saya sih gak ada niatan untuk membalas dendam,tetapi semoga tidak terjadi pada adik adik saya!... kalau luka di tubuh mudah di obati kalau trauma berat mengobatinya lama dan pasti membekas.Kata dokter sih minimal 1 tahun baru ada progres,butuh berapa tahun baru sembuh.Maaf mbak endang jadi curhat!... Untuk resepnya selalu menggiurkan,secepatnya saya mau praktekkan apalagi resepnya simple, tentunya dengan stok daging dikulkas masih banyak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba, thanks sharingnya yaaa, sebagi sesama korban bullying saya bisa merasakan yang Mba rasakan, apalagi setelah guru BK pun tidak bisa membantu, pasti rasanya akan lebih berat. Bully yang saya ceritakan ketika di SD sepertinya sama degan pengalaman Mba. Ketika guru saya mendapatkan laporan dari Bpak saya, si guru lebih membela anak tersebut dan memperlakukan saya kurang oke di kelas.

      sukses sellau ya mba, GBU!

      Hapus
  15. Assallammuallaikum Mba Endang,jujur blog mba endang salah satu yang jadi inspirasi saya.Setiap kali saya mau bikin masakan pasti saya selalu buka blog mba..hhee.

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaikumsalam, thanks yaa sudah menyukai JTT, sukses selalu yaaa

      Hapus
  16. Halo, mbak Endang. Saya tidak ada pengalaman bullying, tapi pernah mengalami perlakuan yang "tidak sama" dan "tidak enak" dari teman perempuan waktu SD karena keluarga saya kurang mampu. Contohnya tidak diajak main atau tidak diundang ke acara ulang tahun. Saya juga mengalami masa-masa berangkat ke sekolah harus bergelantungan di minibus. Tidak perlu di-delete memorinya, mbak. Itu termasuk bagian yang menjadikan kita seperti sekarang. Salam "what doesn't kill you makes you stronger", ya:). Heni

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Heni, yep betul, semua pengalaman baik atau buruk itu yang membentuk kita hingga menjadi seperti sekarng ya, hehehhe. Tpi saya kalau ingat bener2 pengen delete wakakakk

      Hapus
  17. Sepertinya enak sekali si gadon ini. Makasih resepnya mbak.
    Salut sama Mbak Endang, dibully hanya akan bikin mbak super kuat. Saya dulu juga sempat dibully waktu SD kelas 1, ditodong uang jajan sama kakak kelas yang bareng ikut antar jemput. Awalnya saya ngerasa iba, krn mrk mau jajan es tapi gak punya uang. Toh saya jg gak jajan di sekolah. Tapi ke sininya malah nambah yang ikutan nodong dan akhirnya saya bilang gak punya uang, padahal masih punya uang sih. Anak saya waktu hari pertama kelas B juga dibully sama anak cowok kelas sebelah, dibilang gak punya rambut (anak saya sekolah berhijab), eh anak saya marah dan si anak cowok dipukul pakai sepatu. Si anak cowok terusnya nangis ^_^. Salam, Ririn

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mba Ririn, thanks sharingnya ya mba. Korban bully bisa menghasilkan dua hal: lebih pede dan berani atau justru depresi dan rendah diri, tergantung dr masing2 individunya ya. Namun yang jelas bully kudu dilawan dan salut sma putrinya yang berani hahhahah. Mantap!

      Hapus
  18. Well, masalah bullying sudah lama memang menjadi "issue" baik secara langsung maupun tidak langsung. Saya juga termasuk salah satu korbannya, bahkan dari jaman TK saya pernah dikunciin di kamar mandi pas jam makan siang (bagi2 snack jaman tk), lalu kemudian didorong di arena perosotan sampai berdarah dan jam tangan saya putus. Lanjut ke SD, saat saya selalu dikucilkan oleh teman-teman perempuan sekolah saya. Teman dekat saya dirampas dengan bumbu2 hasutan yang ga masuk akal. Tapi itu dulu, saat saya masih cengeng dan tidak berdaya. Pada akhirnya saya belajar untuk berani dan bertekad untuk tidak takut kepada mereka. Hingga sekarang mental saya bisa dikatakan sekuat baja, "elo ngotot, gue bisa lebih ngotot" "elo terkam, gue terkam" "elo harimau, gue singa" mau ape lu hahahaha, yah sekarang mah selagi saya ga berbuat salah, ngapain saya takut. Intinya sih, kunci utama lepas dari bullying adalah sebisa mungkin percaya diri pada kemampuan diri sendiri, dan mencoba untuk lebih berani maju. Dan saya sama herannya dengan Mbak Endang soal perilaku orang tua yang mengiyakan sikap anak-anaknya pelaku bullying. Apalagi dengan statement "yaudahlah, maklumin aja. Namanya juga anak-anak" gimana mau dimaklumin, karna sikap yang tertanam dari kecil bakal terus tumbuh sampai mereka dewasa kalo mereka ga dapet pembelajaran dari orang tuanya. Semoga bullying musnah dari peradaban bumi ini wahahahhaa, kasian liat mental anak2 yang kena bullying.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mb Indah, thanks sharingnya yaa. Pengalaman bullying memag susah dilupakan walau sudah berlalu lama, artinya bullying meninggalkan luka secara psikologis.

      saya juga sangat berharap semoga banyak orang tua lebih aware dan tanggap dengan masalah ini, dan semoga kedepanya bullying bs lenyap dr bumi ini.

      mantap sharingnya! sukses selalu yaaa

      Hapus
  19. kenapa saya jd gagal fokus yaa..malah abis baca ceritany jd ga pengen lg liat resepnya...pengen baca ceritanya lagi mbaaaa....hhaahhaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakkakak, jadi salah sasaran nih resep sama cerita yaa. Thanks sharingnya ya mb, senang ceritanya disuka. ^_^

      Hapus
  20. Yang membuat sy jatuh cinta dg JTT adalah cara penyajian yg berbeda terutama ceritanya yg seru. Perasaan Mbak Endang SMPnya di sblh timur alun2 Ngawi kl ada bu Puji. Bukannya guru fisika/biologi yg killer dan ngepul ky kereta api... OK sukses selalu Mbak Endang....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaa thanks mba Dyah, yep SMP saya sekitar alun2 Ngawi, Bu Puji adalah wali kelas saya hehehe. Guru terkiller, menyebalkan, tidk profesional dan ngepul kek cerobong asap menurut saya guru geografi yang katanya jago bela diri itu. Kalau guru fisika/bio saya malah lupa, mungkin ada guru lainnya juga yang suka ngepul heheheh

      Hapus
  21. Saya juga wni keturunan, tinggal di desa. Hanya ada smp negeri yang mayoritas penduduk pribumi. Saya selalu dibully karena ras. Ya sedih, padahal tidak ada yang bisa memilih dilahirkan sbg suku apa,lahir dimana. Mudah2an di pemerintahan Pak Jokowi, kesenjangan terhapuskan karena semua manusia sama2 ciptaan Tuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks sharingnya yaa, yep saya setuju, semoga masyarakat Indonesia lebih open minded dan tidak picik memandang manusia hanya dr suku, agama atau ras, karena kita tdk bs memilih dilahirkan sebagai apa.

      Hapus
  22. biasanya sy cuma silent reader dan catet resep mba endang..alm. Mertua sy orang paron dan suami sy sempat tinggal di PAron semasa kecil.
    Setiap setahun sekali..pasti sy ke paron.
    Jalan menuju paron sekarang sudah dipaving,mba..Yang dari arah stasiun melewati pinggir rel. Aduh rasanya lumayan banget. *Sebelum dipaving full dengan batu dan kerikil berasa lamaa sekali kalo ke tempat si embah. Sekarang jarak tempuhnya cepat..hehe kenapa ga dari dulu aja ya.
    Lho jadi ngelantur..Sukses terus ya, mb. *warm hug from me

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Asti, salam kenal dan thanks sharingnya yaa. Saya sendiri sudah lama banget tdk ke paron shg perkembangan paron tidak tahu hehhehehe. Yep, dulu memang depan stasiun penuh kerikil yaa hehehhe

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...