"Mengapa ya kue ini dinamakan donat"?, bertanya sambil memutar-mutar sebuah muffin donat di tangan. "Kenapa di pertanyakan"?, menjawab sambil mengunyah dengan penuh antusias dan mata terpejam menikmati. "Karena kan bentuknya tidak bulat berlubang, tidak digoreng walau ada jenis donat panggang juga, tidak menggunakan ragi pada adonannya, dan tidak terasa seperti donat sama sekali", sedikit ngotot memberikan argumen. "Hmm, yah mungkin nama tersebut diberikan karena ada taburan gula pasir di permukaannya, jadi tampilannya mirip dengan donat jaman dulu", membuka mata dan mulai berpikir juga. "Trus kenapa namanya muffin"?, lanjut bertanya untuk menunjukkan rasa ingin tahu walau jawabannya sudah jelas. "Jelas muffin lah, adonan seperti adonan muffin, kamu panggang di loyang muffin, dan teksturnya mirip seperti cake dan muffin. Kenapa masih tanya?", mulai naik darah. "Hmm, yah okeh. Lho kok muffin donatnya habis" ?!, melongo menatap ke piring kosong. "Kamu kebanyakan ngoceh sih, semua sudah aku sikat habis", menepuk perut dengan puas.
27 Maret 2013
Muffin Donat dengan Taburan Gula: Simple but maknyus!
"Mengapa ya kue ini dinamakan donat"?, bertanya sambil memutar-mutar sebuah muffin donat di tangan. "Kenapa di pertanyakan"?, menjawab sambil mengunyah dengan penuh antusias dan mata terpejam menikmati. "Karena kan bentuknya tidak bulat berlubang, tidak digoreng walau ada jenis donat panggang juga, tidak menggunakan ragi pada adonannya, dan tidak terasa seperti donat sama sekali", sedikit ngotot memberikan argumen. "Hmm, yah mungkin nama tersebut diberikan karena ada taburan gula pasir di permukaannya, jadi tampilannya mirip dengan donat jaman dulu", membuka mata dan mulai berpikir juga. "Trus kenapa namanya muffin"?, lanjut bertanya untuk menunjukkan rasa ingin tahu walau jawabannya sudah jelas. "Jelas muffin lah, adonan seperti adonan muffin, kamu panggang di loyang muffin, dan teksturnya mirip seperti cake dan muffin. Kenapa masih tanya?", mulai naik darah. "Hmm, yah okeh. Lho kok muffin donatnya habis" ?!, melongo menatap ke piring kosong. "Kamu kebanyakan ngoceh sih, semua sudah aku sikat habis", menepuk perut dengan puas.
Label:
Donat,
Kue dan Cookies,
Muffins
26 Maret 2013
Ayam Goreng Cabai Hijau: Cetar Menampar ^_^
Satu hal yang menjadi risiko jika anda memiliki hobi memasak adalah anda akan sibuk memikirkan dan mempersiapkan masakan untuk dibawa jika hendak berkunjung ke rumah salah satu anggota keluarga. Jika umumnya orang lain tidak terlalu memikirkannya dengan serius dan mungkin akan memilih sisi praktis dengan membeli buah tangan di luar maka saya justru sibuk berperang di dapur dengan aneka perabotan dan bumbu untuk menghadirkan satu atau dua masakan yang akan disantap nantinya. Seperti weekend minggu lalu, saya berencana untuk berkunjung ke rumah Wiwin, adik saya, di daerah Mampang, maka sejak pagi saya pun sudah mempersiapkan masakan yang akan dibawa. Saya memilih sup ikan ekor kuning kegemaran Wiwin dan ayam goreng cabai hijau yang kali ini saya posting. Sepanci sup ikan yang saya masukkan ke wadah tupperware langsung amblas dengan cepat, sementara ayam goreng cabai hijaunya justru tidak banyak yang menyentuh. Usut punya usut, mereka ngeri melihat baluran cabai hijau yang memenuhi si ayam, katanya, "Pasti pedasnya cetar menampar!". ^_^
25 Maret 2013
Combro: yang ini bukan 'oncom ning njero'
Combro, makanan yang terbuat dari ubi ketela pohon yang diparut, dicampur dengan bumbu nan simple dan dikepal bulat memanjang dengan isian oncom atau tempe pedas di dalamnya, adonan ini lantas digoreng hingga kecoklatan. Makanan ini telah dikenal sejak jam baheula, asalnya dari Jawa Barat, dimana oncom yang menjadi isi combro banyak dihasilkan di sana. Walau berasal dari Jawa Barat, namun bukan berarti di daerah Jawa lainnya makanan ini tidak populer. Masa kecil saya di Paron, Jawa Timur, penuh bertabur snack ini dan saudara kembarnya, 'misro'. Nah yang terkhir ini isinya bukan oncom atau tempe melainkan irisan gula merah. Ketika digoreng maka gula merah akan mencair dan lumer sehingga meleleh dimulut kala misro digigit. Sedap! Keduanya merupakan makanan murah meriah namun memiliki cita rasa yang mantap. Hanya dengan dua kilo ketela pohon - yang jika di Paron super murah harganya - almarhum nenek saya bisa membuat berbaskom-baskom combro dan misro yang cepat habis diserbu oleh anggota keluarga. Maklum saat itu kondisi sangat sulit dan banyak perut kelaparan yang selalu minta diisi. ^_^
21 Maret 2013
Obsesi Roti 27: Cinnamon Scrolls - Let's rock and roll!
Dari tampilannya saya memang sudah menduga bahwa membuat roti gulung ini tidak akan semudah yang saya bayangkan. Kerumitannya jelas terlihat, namun tantangan untuk mewujudkannya yang sulit untuk saya tolak. Namun siapa sih yang tak ingin menghadirkan roti gulung kayu manis yang tak sekedar digulung biasa, tapi bergulung-gulung, melingkar dan hampir seperti rangkaian bunga mawar yang cantik? Saya jelas tergiur dan walau awalnya sedikit pesimis namun rasa nekat memang seringkali menang dalam hidup saya. Sejak pertama kali melihat cinnamon scrolls ini saya sudah jatuh hati dan memutuskan untuk menjadikannya obsesi roti ke-27 JTT.
Dan tenyata perjuangan panjang pun dimulai. Walau sebenarnya tidak terlalu sulit namun memang membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Dan tentu saja ketelatenan dan kesabaran lagi. Karena ketelatenan dan kesabaran ini selain membuat anda menjadi lebih telaten dan sabar juga.... Ya, oke, oke saya tahu anda sudah tidak sabar hendak menyambit saya dengan pentungan maling, tapi jangan salahkan saya, saya hanya ingin mempersiapkan anda sebelum terjun ke proses pembuatannya. ^_^
20 Maret 2013
Garang Asem Ikan Salmon
Garang asem ikan salmon, hmm terdengar keren dan mahal. Ikan salmon yang sekilonya dihargai lebih dari dua ratus ribu rupiah memang membuat saya harus berpikir keras jika akan membelinya. Tapi untungnya ada bagian-bagian ikan ini yang dijual cukup murah di supermarket, yaitu bagian kepala dan 'tetelan' ikan yang berisikan tulang tengah dan bagian perut yang berlemak. Jadi bukan hanya daging sapi saja yang ada tetelannya. Satu pack potongan ikan seperti yang saya tampilkan di gambar cukup ditebus dengan harga dua puluh ribu rupiah saja, tentu saja jauh lebih nyaman bagi kantong saya. Jadi jika demam makan salmon tiba maka biasanya bagian-bagian inilah yang akan saya buru untuk dimasak menjadi sup ikan yang laziz. Nah untuk resep sup ikan salmon, saya pernah posting sebelumnya, silahkan klik disini ya. Jadi jika anda bertanya-tanya mengapa gambar potongan-potongan daging ikan salmon yang saya tampilkan nyaris tidak berbentuk seperti ikan salmon, percayalah ini benar-benar salmon namun hanya 'tetelannya' saja. ^_^
19 Maret 2013
Dorayaki Isi Pasta Kacang Merah
Setiap kali melihat Doraemon menyantap dorayaki maka air liur saya kontan menetes dan sambil menelah ludah saya pun sibuk berpikir seperti apa sih rasanya? Kue berbentuk bundar dengan selapis pasta kacang merah di tengahnya ini sempet kondang beberapa waktu lalu saat tayangan kartun Doraemon booming di tanah air. Untuk mengobati rasa penasaran para penggemar kartun ini, maka konter-konter kue dorayaki pun banyak dibuka di mall-mall. Lucunya setelah banyak dijual di luaran dan setelah saya melihatnya dengan mata kepala sendiri bentuk aslinya, saya justru tidak tertarik untuk membelinya sama sekali. Karena ternyata, kue ini mirip dengan pancake berukuran mini yang dibentuk sandwich dengan pasta kacang merah sebagai isinya. Nah karena mirip dengan pancake maka pastilah rasanya tidak jauh berbeda, hingga bulan lalu saat saya berkunjung ke sebuah supermarket makanan Jepang dan Korea yang letaknya tidak jauh dari rumah, dan saya membuktikan pendapat saya. Kue ini memang memiliki bentuk, rasa dan aroma yang hampir mirip dengan pancake. ^_^
13 Maret 2013
Pampis Ikan Tongkol Super Pedas
Jika anda pemalas seperti saya yang mengaku-ngaku gemar memasak namun kerap kali ogah-ogahan jika harus berhadapan dengan dapur dan peralatan perangnya, maka resep kali ini bisa menjadi pilihan. Mudah, cepat dan awet disimpan di kulkas untuk anda santap keesokan dan keesokan harinya. Jadi anda cukup meluangkan waktu sekali saja untuk membuatnya, tentu saja jika anda tidak keberatan menyantap lauk yang sama berhari-hari lamanya. Untuk hidangan ini, saya sama sekali tidak akan mengeluarkan bunyi protes sedikitpun jika harus menikmatinya setiap hari. Selain lezat juga terbuat dari ikan, makanan favorit saya.
Anda bisa menyebut hidangan ini dengan tongkol suwir rica-rica atau abon ikan (kalau abon tentunya teksturnya lebih kering dan daging ikan dihaluskan menjadi serpihan kecil), namun umumnya masakan ini dikenal dengan nama pampis, asalnya dari Manado. Dan sebagaimana masakan Manado yang saya sukai lainnya, bumbunya sangat sederhana namun cita rasanya luar biasa. Yuk lanjut.... ^_^
11 Maret 2013
Homemade Bandeng Presto
Di pasar Blok A, dekat dengan rumah Pete, ada seorang ibu penjual ikan yang menjadi langganan favorit saya kala belanja ikan dan seafood di pasar. Koleksi ikannya sangat fresh, terjamin baik dan bervariasi. Kalau urusan seafood memang kondisi yang fresh menjadi syarat utama, dan koleksi dagangan si Ibu Yayuk ini memang terlihat jauh berbeda dengan pedagang ikan lainnya bahkan dibandingkan dengan supermarket sekalipun. Tak heran walau harganya sedikit lebih mahal namun peminatnya luar biasa banyak. Saya harus berangkat pagi-pagi sekali jika ingin mendapatkan aneka ikan yang lengkap sebelum diborong oleh yang lainnya.
Selain ikan segar, si Ibu juga menjual bandeng presto bikinannya sendiri. Nah, bandeng prestonya ini laris manis sehingga datang di pukul tujuh pagi pun alamat pasti terlambat, semua bandeng presto sudah habis terjual. Tidak heran karena bandeng presto buatan Bu Yayuk mantap dan rasanya lezat. Rempah-rempah dan bumbunya kuat terasa, menggunakan bahan-bahan yang fresh sehingga rasa ikan yang dihasilkan jauh berbeda dengan bandeng presto yang umum dijual. Kelebihan lainnya adalah bebas pengawet dan jika anda beruntung memperolehnya, ikan terkadang masih dalam kondisi yang hangat. Mantap!
07 Maret 2013
Resep Pembaca JTT: Martabak Manis a la Chanti
Anda tahu berapa kali saya harus membuat martabak manis ini hingga akhirnya berhasil mendapatkan martabak yang saya inginkan? Lima kali. Yep, lima kali saya telah membuatnya dan baru kali ke lima lah saya puas dengan hasilnya. Lembut, bersarang dan empuk. Kali pertama saya membuatnya, walaupun hasilnya tidak bisa dibilang bantat, namun kurang bersarang dan lembut. Resepnya bisa anda klik disini. Percobaan kedua, martabak justru bantat total, tidak bersarang sama sekali dan tentu saja berakhir di tempat sampah. Martabak ketiga, sedikit bersarang tetapi karena terlalu tebal maka ketika bagian dasarnya telah gosong, permukaannya belum matang, rasanya sama sekali bahkan tidak seperti martabak, yang ini juga mendarat di tempat sampah.
Setelah percobaan ketiga yang gagal, saya lantas berhenti sejenak untuk menarik nafas dan mencari strategi lainnya. Saya tahu resep martabak manis satu dan lainnya hampir sama, namun saya yakin pasti ada tips dan trick pada proses pembuatannya yang menjadikannya berhasil atau justru gagal yang tiba. Iseng-iseng saya bertanya ke teman saya, Chanti di Aceh yang jago membuat kue, melalui email. Jawabannya membuat saya bersemangat untuk kembali mencoba trial keempat dan kelima. Anda ingin tahu hasilnya? Yuk lanjut! ^_^
06 Maret 2013
Ayam Percik & Nasi Lemak
Sudah lama sekali saya mengidam-idamkan untuk membuat masakan ini. Hmm, kalimat pembukaan klasik yang sepertinya selalu nongol di awal postingan setiap blog seputar resep masakan. Tapi memang ini kenyataan yang sebenarnya, sudah sejak lama saya memang menginginkan memasak ayam percik, hanya saja selalu teralihkan oleh resep lainnya tergantung dengan mood saya pada waktu itu. Hingga pada hari Jumat minggu lalu, saya menyaksikan tayangan masak-memasak dari chef Adrian Richardson di Asian Food Channel. Sang chef menampilkan hidangan ini - air liur sayapun menjadi menetes, mata menatap layar tanpa kedip dan resolusi pun dicetuskan. Hari Sabtu saya harus membuat ayam percik a la saya tentunya. ^_^
Bumbu dapur |
Label:
Ayam,
Nasi dan Lontong
05 Maret 2013
Kimchi Jjigae - Sup Kimchi dengan Daging Sapi
Banyak cara menuju Roma, banyak cara pula untuk memanfaatkan kimchi yang telah berhasil kita buat selain dengan menyantapnya begitu saja yaitu dengan mengolahnya menjadi aneka masakan lainnya. Beberapa waktu yang lalu saya membuat satu wadah besar kimchi sawi putih - untuk resep kimchi anda bisa klik di postingan saya sebelumnya disini dan disini - kini rasa kimchi yang saya buat mulai terasa asam akibat proses fermentasi yang terjadi dan sepertinya waktu yang tepat untuk membuat sup kimchi yang lezat ini. Nama jjigae mengacu pada masakan sejenis sup dengan kuah yang banyak dimana berbagai jenis bahan bisa dimasukkan ke dalamnya, jika menggunakan kimchi maka namanya menjadi kimchi jjigae. Bahan lainnya yang umum ditambahkan ke dalam sup ini adalah daun bawang, bawang bombay, tahu, daging dan seafood. Umumnya, daging dan seafood dimasak dalam sup terpisah. Untuk membuat kimchi jjigae ini dibutuhkan kimchi yang telah memiliki umur simpan yang lama karena selain memiliki rasa dan aroma yang lebih kuah juga memiliki kandungan bakteri baik yang lebih banyak.
01 Maret 2013
Red Velvet Cake Versi Kukus: Yang ini baru mantap!
Update 2 Maret 2016.
Halo, saya tahu resep red velvet kukus ini banyak penggemarnya dan mungkin banyak hal yang ingin anda tanyakan seputarnya. Namun sayang sekali kapasitas komentar di artikel ini sudah maksimal sehingga komentar baru tidak bisa lagi saya publish. Untuk pertanyaan seputar RVC kukus, anda bisa email langsung ke saya di endangindriani@justtryandtaste.com atau melalui FB Just Try & Taste atau Twitter @justtryandtaste.com. Terima kasih.
Masih ingat dengan demam red velvet yang melanda saya belakangan waktu ini? Jika anda membaca postingan saya sebelumnya di red velvet cupcake, silahkan klik link disini, maka anda mungkin bisa memahami betapa penasarannya saya menemukan the ultimate red velvet cake yang pernah diciptakan di muka bumi ini. Saya akui demam saya telah tertinggal jauh, booming cake ini telah lewat dan saat ini jenis cake lainnya seperti ombre cake yang lebih banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Namun saya tidak peduli. Selama saya belum menemukan resep cake merah marun yang paling nendang bagi lidah saya maka perasaan penasaran ini masih akan terus bercokol dan merongrong di benak.
Entah sudah berapa banyak resep di internet yang saya baca, namun semuanya hampir mirip dengan red velvet cupcake yang pernah saya buat sebelumnya. Ujung-ujungnya, ketika hari Jumat minggu lalu saya iseng bertanya ke Inry, teman kantor saya, yang jago membuat cake, jawabannya membuat saya menepuk jidat sendiri. "Lho pakai resep Yongky saja Ndang, resepnya ada di majalahku yang pernah kamu copy dulu. Hasilnya lembut, padat dan mantep". Oalah! ^_^
Label:
Cake,
Cake Kukus
Langganan:
Postingan (Atom)