18 Juli 2013

Ikan Bawal Kuah Pecak



Beberapa waktu yang lalu, ketika adik saya Wiwin hendak merayakan ultahnya, maka kami berencana untuk mengumpulkan anggota keluarga yang ada di Jakarta untuk bersantap siang bersama di luar. Biasanya kalau dalam situasi seperti ini tiba-tiba saja tidak ada satupun restoran oke yang terekam di kepala. Saya dan Wiwin pun akhirnya sibuk googling sana-sini mencari restoran dengan kapasitas meja yang cukup besar, ber-AC dengan makanan yang enak dan terjangkau harganya. Pencarian saya justru membuat saya terdampar ke sebuah warung makan Betawi yang letaknya tidak jauh dari rumah adik saya. Namanya rumah makan Betawi H. Muhayar. Dari banyaknya rekomendasi menarik yang diberikan di internet membuat kami pun menjadi penasaran dengan rasa pecak ikan gurame yang menjadi favorit restoran tersebut. 


"Yuk kita cek dulu saja sebentar tempatnya. Kalau oke kita makan disana saja", usul Wiwin dan lima menit kemudian meluncurlah kami kesana. Walau jam masih menujukkan pukul sebelas siang namun warung telah cukup ramai dengan banyaknya pengunjung yang bersantap. Melihat tampilan makanan yang tersaji di masing-masing meja membuat kami menelan air liur, sepertinya menu pecak memang menjadi menu andalan disini, terbukti dari banyaknya pengunjung yang memesan makanan tersebut. Jenis ikannya bisa bervariasi, mulai dari gurame, lele, atau gabus yang digoreng namun guyuran kuah sambal di atasnya sama, kuah pecak. Sayangnya, warung makan tersebut tidak ber-AC dan kurang representatif untuk acara kami - mengingat keponakan-keponakan saya yang masih rata-rata berusia tiga bulan hingga 9 tahun - sehingga kami pun batal untuk santap siang di restoran itu. Tapi tunggu dulu, dua bungkus pecak gurame tetap saya pesan untuk dibawa pulang. Mana mungkin kan saya menyia-nyiakan kesempatan menikmati pecak H. Muhayar yang terkenal ini? ^_^


Pada posting-an sebelumnya, saya pernah juga menampilkan resep pecak ikan gurame, anda bisa klik link di sini untuk melihatnya. Nah, di luar dugaan saya, ternyata kuah pecak di restoran H. Muhayar cukup berbeda dengan yang pernah saya buat sebelumnya. Kuah pecak yang ini lebih encer, berkuah dan terasa mirip-mirip seperti gulai ikan karena kandungan rempah seperti serai, daun jeruk dan jahe yang kuat terasa. Sedangkan kuah pecak yang pernah saya buat sebelumnya lebih kental dan kaya rasa karena menggunakan kacang mete di dalamnya. Keduanya sama-sama lezat, hanya saja kalau anda ingin kuah pecak yang lebih ringan maka yang encer memang lebih saya rekomendasikan. 


Berbekal dari mencicipi kuah pecak H. Muhayar mengantarkan saya untuk menebak-nebak bumbunya dan mencobanya sendiri di rumah. Tidak terlalu sulit karena bumbu-bumbu yang diulek kasar membuat anda bisa melihat komposisi di dalamnya. Akhir cerita, kemarin malam dari hasil membongkar isi freezer membuat saya menemukan dua ekor ikan bawal gendut yang berakhir menjadi ikan bawal kuah pecak. Walau tampilannya mungkin membuat anda meragukan ini kuah pecak atau bukan namun percayalah rasanya super yummy dan tidak terlalu jauh berbeda dengan yang dijual di restoran (Sssttt... menurut saya, yang ini justru lebih enak ^_^).

Berikut resepnya ya.  

 
Ikan Bawal Kuah Pecak
Resep hasil modifikasi sendiri

Bahan:
- 2 ekor ikan bawal, kerat-kerat badannya

Bumbu untuk ikan goreng:
- 2 siung bawang putih dihaluskan
- 1 sendok teh garam
- 1 sendok teh ketumbar dihaluskan
- 1 ruas kunyit dihaluskan 

Bumbu kuah pecak, tumbuk kasar:
- 5 buah cabai merah keriting
- 10 buah cabai rawit merah
- 8 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 2 ruas jahe
- 2 batang serai
- 1 ruas kunyit
- 1 1/2 sendok teh terasi bakar 

Bahan lainnya:
- 3 lembar daun jeruk purut
- 3 lembar daun salam 
- 2 ruas lengkuas, memarkan 
- 200 - 300 ml air (tergantung kental dan encernya kuah yang anda inginkan)
- 1 sendok teh kaldu bubuk
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok teh garam
- 1 1/2 sendok makan gula Jawa disisir
- 2 sendok makan air asam Jawa
- 1 buah tomat, iris tipis
- 2 sendok makan minyak untuk menumis 

Cara membuat:


Siapkan ikan bawal, buat beberapa sayatan di permukaan badannya. Lumuri dengan halus untuk ikan di seluruh bagian ikan dan bagian rongga perutnya. Diamkan selama 10 menit. Goreng dalam minyak panas yang agak banyak hingga matang dan kering. Angkat dan tiriskan. 

Membuat kuah pecak


Siapkan wajan atau panci kecil, panaskan dua sendok makan minyak. Tumis bumbu halus, daun jeruk, daun salam dan lengkuas, hingga harum dan bumbu tidak pucat lagi warnanya. Tuangkan air dam masak hingga mendidih.

Tambahkan kaldu bubuk, merica bubuk, garam, gula jawa dan air asam, aduk rata. Masak hingga sambal mengental, masukkan irisan tomat, aduk dan matikan api kompor. Cicipi rasanya, tambahkan gula dan garam untuk menyesuaikan rasa. Jika ingin kuah lebih encer, tambahkan air. 


Letakkan ikan bawal goreng di piring saji, siram dengan kuah pecak. Santap selagi ikan hangat dan crispy dengan nasi panas. Yummy!



40 komentar:

  1. mbak endang, setahu aku pecak gurame betawi tidak pakai kunyit dan gula jawa, tetapi pakai belimbing wuluh dan temu kunci untuk asem-asemnya. Terus, bumbu pecak itu digongso dulu atau disangrai baru ditumbuk. dan memang harus tumbuk kasar, mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huaa, thanks Mba Fajriah atas masukkanya. Wakakak, ini masakan memang hasil reka-reka sendiri, wah ternyata gak pakai kunyit ya. Saya kemarin mau masukkan belimbing wuluh tapi ragu2 akhirnya pakai asam jawa dah. Kalau gula jawa, memang ini lidah udah terbiasa apa2 pakai gula, jadi kalau nggak pakai kurang afdol. Temu kunci juga ya, pantes ada rasa2 unik ketika makan pecak di resto itu. Sippp, next time di coba lagi lebih otentik. Thanks once again ya! ^_^

      Hapus
  2. sama-sama mbak.. yang begini pun kelihatannya enak dan menggiurkan :)

    BalasHapus
  3. mba Endang,itu bawal hitam ya?kalau bawal hitam ada di frezer saya & besok rencana mau nyoba masak bawal pecak.apa bumbu'ny harus di tumbuk mb.paling males tumbuk" soal'ny saya ada d Apartment tingkat 8 dulu pernah d komplen orng 7tgkat kata'nya saya mengganggu tidur'nya. Ninik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Ninik, yep saya pakai bawal hitam Mba. Untuk praktisnya blender saja bumbunya kasar2 saja. Jahe, serai, kunyit masuk dulu, blender halus pakai air dikit, baru cabai dan bawang masuk, blender bentar agak kasar malah enak.

      Hapus
  4. waaduuuhhh... ini resep membahayakan body ku mba ...
    hihihi... pasti maemnya nambah2 terus deh...

    pake ikan mas lebih seru kali ya mba...
    dagingnya lebih tebal... hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Lina, yeppppp bikin makan jadi banyak wakakak. Gpp Mba, kan lagi puasa, jadi bukanya bisa balas dendam wakakkak

      Hapus
  5. hallo mba endang, aku kemarin udh coba resepnya,, sukses langsung di lahap sama keluarga buat buka + saur,

    kebetulan dirumah adanya stock ikan tongkol + ayam, jd abis gi goreng di cemplungin deh ke kuahnya di godok lg bentar biar nyerep. jd deh ikan tongkol & ayam kuah pecak hehehe,
    ( campur2 abis bingung di rumah yg 1 ga doyan ikan, yg 1 lg ga doyan ayam negri) & mereka pd lahap maknnya .
    hasilnya enaakkk bgt,,, thanks ya mba

    _aya_

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Aya, wakakak, mba tanya di pecak gurame ya, kacang mete diganti kacang tanah dan saya malah kasih mba ke link pecak ini, padahal dah dicoba wakaka. Thanks sharingnya Mba, kedengarannya buka puasa dan sahurnya nikmat ya. Sukses selalu buat Mba Aya dan keluarga ya ^_^

      Hapus
    2. iya mba abis nyobain resep ini jd kepengen nyobain yg pake kacang itu, cuma ga ada stock mete di rumah :D
      oo jd d skip aja ya metenya, tp tetep dipake dikit yg kcng tnhnya sesuai resep ya,,
      thank u infonya mau lsg coba ah,,
      aku penggemar setia blog ini soalnya rasanya cocok sama seleraku yg doyan pedesss,, hehehe

      keep posting resep2 maknyus ya mba.. :*

      Hapus
    3. hai mba, yep, pakai dikit saja kacangnya supaya rada2 kental ya, moga2 tetap enak. yeppp, sama2 doyan pedes, makanya cabe naik pusing kepala ya hahaha

      Hapus
  6. Mba Endang,, aku mau tanya nih mba.. Tiap resep yg pke kaldu bubuk, boleh di skip gak kaldu bubuk nya? Trus diganti apa spya rasa nya tetap mantaaabbb ^_^ terima kasih MBa Endang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Skip saja, Mba, coba ganti dengan saus tiram ya. Kalau msakannya berkuah pakai kaldu asli dr ayam/sapi.

      Hapus
  7. kemarin aq buat ini mbak..ikannya ikan lele..dan seperti biasa resep jtt tu resep anti gagal :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Sefri, yep pakai ikan lele juga manteppp. lebaran kemarin mau bikin ini tapi tenaganya udah gak sanggup lagi wakakka, akhirnya ikannya cuman saya goreng dan bakar sebentar di oven. thanks ya.

      Hapus
  8. Mba Endang, resep pecaknya udah aku cobain. Tapi pake ikan yang ada di rumah, yaitu ikan Nila merah plus pecak ayam buat suamiku (dia ga suka ikan). Hasilnya sedep sedep sedep...
    Pas suamiku nyicipin ikan nila nya malah ketagihan. Katanya gak amis. Besoknya pulang kerja dia beliin lagi dua ikan nila merah di superindo. minta bikinin lagi. jadilah tiga malem berturut-turut makan pecak ikan nila merah. hehe. makasih resepnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, yep nila merah segar yang di superindo yang masih hidup tuh rasanya mantap banget. dagingnya segar dan super gurih, pas banget buat pecak seperti ini. makannya bisa berpiring2 Mbaaaa hehehhe

      Hapus
  9. mbaa.. izin copy n coba resep2nya iyaa..
    ngeliat gambar hasil masaknnya mbak, aseli ngileerr... hehee.. n setelah di simak bahan2 yang di gunakan, cara ngebuatnya,, waaah.. ternyata tidak serumit yang di bayangkan... jdi cemungud ni bwt masak... makasih iya mbak bwt resepnya... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, silahkan di copas resepnya, moga suka ya. ayo2 terjun ke dapur, gampang2 kok resepnya, karena saya juga tobat kalau resep2 yang susah wakakkak

      Hapus
  10. aduhaiiiii, dari foto saja dah nikmat kali dipandang slrrrrrrpppp, ampe ngeces mbaaa, hmmmmmmm wajib dicobaaa, thanks mba, saya pengemar berat JTT

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, jangan hanya dipandang, ayo dicoba wakakak. sedap bangettt, bisa habis nasi berpiring2, awwww

      Hapus
  11. sumpah benar-benar ngiler aku ngeliatnya, pas banget aku buka arrikel ini, kebetulan aku suka banget sama sejenis ikan hehe
    cuuss coba ahkkk...

    BalasHapus
  12. Sebenernya saya ngak tau rasa bumbu pecak kaya apa, baru kali ini saya nekad coba2 masak, benarkah rasanya asin manis gitu mba?baru aja nih saya bikin,manteb yak.kalo di tambah belimbing wuluh enak kayanya seger..wuih gagal diet lagi deh weekend ini..huaaaa...helep mii mbaaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba, yepp pecak seperti itu rasanya ya, dan pakai belimbing wuluh pasti enak ya, asem2 seger, yang jelas memang bikin makan jadi banyak yaaa hehehhe

      Hapus
  13. haloo mbk endang, mau nanya nie..
    ikan nya bisa di ganti gurame nggak ya????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba anita, bisa diganti ikan jenis apa saja kok Mba ^_^

      Hapus
  14. Mba Endang...sudah cobain buat..begitu matengg..langsung santap buat makan siang sama hubby...ludes tak bersisa..:) maknyoooos resepnya..makasiiih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Tetty, thanks sharingnya ya, senang resepnya disuka hehhe

      Hapus
  15. Sy baru selesai nih bikin menu ini plek2 nyontek resep mba Endang, trs sy upload d fb sy hasilnya trs ada yg komen katanya pecak ga pake kunyit sm sereh hihihihi...aahh tp mereka ga tau aja kalo rasanya makin sedap n enak...
    Dan akhirnya blog JTT ini jd kitab masak saya deh, kl mau masak apa pasti searching dulu d sini. Makasih y mba


    Dila

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba dilla, thanks yaa, wakkaka. bumbu pecak memang bs beragam, a la jawa dan betawi juga bs beda. ada yang menggunakan kacang tanah ada yang nggak, nah yang ini a la betawi, dan mirip dengan pecak ikan yang saya santap di daerah mampang, jakarta selatan

      Hapus
    2. Mbaaakkk, ternyata slma ini suami ga prnh mau makan ikan bawal tp setelah sy bikin pake resep ini eeehh suami malah ketagihan minta d masakin lagi, jadi makin d sayang suami deh...
      #PelukMbaEndang

      Hapus
    3. waakkak, kalau dimasak pecak gaya betawi ini waduuuh susah berenti makannya mba, thanks sharingnya yaaa

      Hapus
  16. mba endang, saya mau coba kalo pake belimbing wuluh dan temu kunci berapa ya takarannya? dulu saya pernah coba tp tanpa 2 bahan ini skr saya mau coba2 yg pake asem dari belimbing. makasih mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba riva, belibing wuluh menurut saya sesuai selera ya, krn asal kan tergantung taste dan belimbing tdk terlalu asam walau dipakai banyak. temu kunci saya tdk pernah pakai bumbu ini ya

      Hapus
  17. Makasih ya mba endang atas semua resep"a..
    Semenjak tau JTT saya jadi suka masak yg macem", ga sekedar tumis, sayur atau baLado.. Hhehe
    DuLu bisanya cuma masak itu" ajah soaL'a.. ��
    Tapii sekarang udh beda dech pokonya.. Dh gtu kLuarga pada suka bget kaLo aq masak pake resep dari sini.. ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Ayu, thanks ya sharingnya, senang resep2 JTT disuka.Sukses yaaa

      Hapus
  18. Saya buat resep ini memakai fillet gurame berhubung suami dan anak-anak suka males makan ikan utuh karena durinya. Saya marinade ikannya beberapa hari. Hasilnya keasinan buat saya walau untuk suami dan anak yang suka asin sudah pas. Bumbu pecaknya enak. Sayang ga bisa pedas-pedas karena level pedas suami jauh di bawah saya. Overall mantap jaya rasanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Bunda Ghania, thanks sharingnya ya. Yep marinadenya maksimal 1 malam saja Mba. Senang resepnya disuka, sukses yaa

      Hapus
  19. Kebetulan dapet bawal, trus langsung cr resep ke web jtt. Salah besar malem2 liat jtt, alhasil ngiler bayangin makan bawal pecak.

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...