21 Mei 2014

Donat Kampung



Donat kampung yang padat namun empuk seperti bantal selalu membuat saya bernostalgia tentang masa kecil. Dulu waktu saya masih tinggal di Paron dan duduk di bangku Sekolah Dasar,  kami memiliki tetangga yang luar biasa baik hati. Hampir setiap minggu sepiring donat hangat yang baru saja keluar dari penggorengan dengan taburan gula halus di permukaanya akan diantarkan ke rumah. Saat itu kondisi perekonomian orang tua saya cukup memprihatinkan dengan empat orang anak kecil yang memiliki nafsu makan seperti raksasa, membuat Ibu saya benar-benar harus mengatur keuangan dengan sangat ketat. Jajan makanan di luar merupakan kemewahan dan tidak pernah kami lakukan bahkan walau hanya untuk sepotong pisang goreng yang dijual di warung kopi di sebelah rumah. 

Menyantap donat hangat tidak pernah muncul di dalam benak kami hingga tiba-tiba di satu sore yang mendung salah satu anak gadis tetangga sebelah mengetuk pintu rumah dan mengulurkan sepiring makanan sedap ini. Saat malaikat pengantar donat ini berlalu, keempat tangan mungil kami langsung menyerbu dengan rakusnya. Bagi saya saat itu, donat merupakan makanan terlezat yang pernah saya santap. Sejak itu setiap minggu kami pun menunggu dengan penuh harap si tetangga yang baik hati keluar dari rumahnya sambil membawa sepiring donat hangat. Dan ketika hal itu terjadi kami tahu dengan pasti donat-donat yang menggiurkan itu akan diantarkan 'hanya' untuk kami!  ^_^


Seperti yang pernah saya ceritakan di postingan sebelumnya, membuat aneka makanan dan kue bukan merupakan keahlian Ibu saya. Tidak heran tak satupun dari kami, anak-anaknya yang memiliki kemampuan membuat camilan. Kondisi ini terasa beratnya ketika salah satu mata pelajaran di sekolah yaitu Ketrampilan jatuh pada sesi Masak Memasak. Biasanya Ibu Guru akan meminta murid-murid untuk berkelompok 3 atau 4 orang dalam satu kelompok untuk menyajikan satu hidangan sederhana. Semua anak selalu ingin praktek membuat kue dan kue merupakan kelemahan Ibu saya sehingga tidak ada ide resep yang bisa beliau sumbangkan untuk dipraktekkan. Alhasil saya selalu kesulitan mencari teman dalam kelompok. Rata-rata mereka akan memilih kelompok yang Ibu-nya sudah terkenal jago membuat makanan. 

Nah satu ide resep Ibu yang pernah saya buat demi mendapatkan nilai mata pelajaran Ketrampilan yang pas-pasan adalah pastel basah, alias pastel isi sayuran. Alasannya pastel bukan makanan umum di kampung saat itu dan karena isi pastel bisa dibuat di rumah oleh Ibu. Jadi yang kami lakukan di sekolah hanyalah membuat adonan kulit pastelnya. Simple! Tidak ada komposisi bahan disana, tidak ada acara timbang menimbang selayaknya semua resep yang saya sajikan di JTT. Tidak ada resep! Yang ada hanyalah feeling. "Kira-kira Nduk,  tepung terigu segini, plus air segitu. Kasih sedikit minyak terus uleni sampai tidak lengket lagi." Itu instruksi Ibu saat saya hendak berangkat ke sekolah sambil membawa wajan dan bahan kue. Tapi seberapa banyak tepung segini dan air segitu? Tidak pasti, tergantung kondisi saat itu. Jadi ketika dipraktekkan di sekolah, air dalam porsi yang luar biasa banyaknya dimasukkan ke dalam tepung membuat adonan menjadi mirip seperti kubangan kerbau, sehingga ekstra tepung harus dimasukkan. Ketika adonan menjadi super keras maka air pun ditambahkan. Berulang kali itu dilakukan sehingga tak terasa saat waktu ujian memasak hampir usai kami belum berhasil membuat sepotong pastel namun sukses menghasilkan segunung adonan pucat! Keringat sebesar biji kedelai berleleran membasahi dahi dan leher, sementara tangan kecil kami (biasanya 4 tangan masuk sekaligus menguleni adonan) telah terasa pegal. Saat itu dengan jantung berdegup tak karuan dan mata yang berkunang-kunang saya berpikir, Tuhan membuat pastel memang susah dan menguras tenaga! 


Sudah pasti pastel basah abal-abal yang kami buat gagal, kulitnya luar biasa keras dan adonan yang sudah diisi enggan menutup sempurna sehingga ketika digoreng bocor di sana sini. Dari segunung adonan hanya sekitar 3 pastel yang memiliki tampilan cukup 'layak' untuk mendarat di meja Ibu Guru agar bisa dinilai. Saat itu saya bermimpi seandainya kami bisa membuat donat empuk super hangat seperti yang diantarkan oleh si gadis tetangga pasti seisi kelas akan ber uh dan ah takjub melihatnya. 

Wokeh saya hentikan segambreng cerita nostalgia suka duka yang mungkin tak akan ada habisnya jika dituliskan disini, saya yakin anda pun memiliki banyak cerita tempo dulu yang tak kalah serunya. Kembali ke donat kampung yang saya coba dua minggu yang lalu kala saya bekunjung ke rumah adik saya, Wiwin. Untuk membuatnya saya menggunakan mixer heavy duty milik Wiwin, namun menguleninya secara manual dengan tangan bisa juga anda lakukan. Tekstur adonan lembek dan jika anda sulit untuk menguleninya maka tambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit dan pastikan tangan anda terlumuri tepung. Agar donat terasa padat namun lembut dan tidak mudah menjadi keras saat dingin maka saya menambahkan kentang yang saya haluskan dengan blender dan sedikit baking powder agar mampu mekar dengan maksimal. Wiwin yang iseng memasukkan donat-donat ini ke dalam kotak bekas donat J'Co sukses mengecoh putra sulungnya yang mengira donat ini J'Co sesungguhnya. 

Berminat untuk mencobanya? Berikut resep dan proses pembuatannya ya.


Donat Kampung
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 12 buah donat diameter 8 cm

Tertarik dengan resep donat lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Donat - Kali ini tanpa kentang
Donat Pisang
Donat Panggang - Pilih choco chips? Atau kacang? Atau kacang choco chips? Semua sama sedapnya! 

Bahan: 
- 350 gram tepung terigu serba guna, tambahkan jika adonan masih lembek 
- 1/2 sendok teh garam 
- 1 sendok teh ragi instan  (misal merk Mauripan atau Fermipan)
- 2 sendok makan gula pasir
- 2 sendok  makan susu bubuk
- 1 sendok teh baking powder double acting
- 2 butir kentang seberat 200 gram, kukus atau rebus hingga lunak. Haluskan kentang dengan blender
- 1 butir kuning telur
- 1 butir telur
- 2 sendok makan margarine
- 50 ml susu cair hangat

Pelengkap:
- gula bubuk untuk taburan  

Cara membuat:


Siapkan mangkuk mikser, masukkan tepung dan garam, proses dengan kecepatan rendah selama 2 detik. Matikan miker dan masukkan ragi instan, baking powder, gula pasir dan susu bubuk. Proses selama 2 - 3 detik. Matikan mikser dan masukkan semua bahan lainnya.

Proses dengan kecepatan rendah hingga bahan tercampur kemudian naikkan menjadi kecepatan sedang dan proses selama 10 menit hingga adonan tidak lengket lagi di mangkuk mikser. Matikan alat. 

Jika anda menguleni menggunakan tangan, maka siapkan tepung di mangkuk, tambahkan garam, aduk rata dengan spatula. Masukkan ragi instan, gula pasir, baking powder, susu bubuk, aduk rata. Tambahkan sisa bahan lainnya, aduk hingga menjadi adonan basah yang kasar kemudian tuangkan adonan di permukaan meja yang telah ditaburi tepung. Uleni adonan hingga kalis, tandanya adonan menjadi elastis, tidak lengket di tangan dan terasa halus dan lembut. 
 

Keluarkan adonan dari mangkuk, bulatkan adonan dan letakkan adonan di dalam mangkuk yang sudah diolesi dengan minyak. Tutup mangkuk dengan kain bersih dan diamkan selama monimal 1 jam atau hingga adonan menjadi mengembang minimal 2 kali lipat. 

Keluarkan adonan dari mangkuk, bentuk seperti batang panjang dan bagi menjadi 12 bagian yang sama besarnya. Bulatkan satu potong adonan dengan cara menggelindingkannya di atas permukaan meja.


Letakkan sepotong adonan di meja, tangkupkan jemari tangan anda di sekeliling adonan dan lakukan gerakan memutar. Lambat laun adonan akan berbentuk bulat dengan permukaan yang mulus.  

Tata adonan di sebuah wadah datar yang telah ditaburi tepung pada permukaannya. Tutup dengan kain bersih dan diamkan hingga mengembang, sekitar 15 - 20 menit. 



Siapkan wajan cekung, masukkan minyak agak banyak dan panaskan. Goreng donat hingga satu sisinya kuning kecoklatan, balikkan dan goreng sisi lainnya. Angkat dan tiriskan. Lakukan pada semua adonan hingga habis. 

Taburkan gula bubuk pada permukaannya pada saat akan disantap. Yummy!



40 komentar:

  1. Halo mba, salam kenal. saya nadia, saya juga fans nya JTT. Suka sama resep-resep mba dan sering jadi andalan kalau bikin kue untuk anak saya dirumah. Sangat jarang gagal kalau pakai resep mba. hehe. Makasih banyak ya mba, oya, Bapao lembut itu juga pakai baking powder kan? It's superbly pluffy. suka! Dan sepertinya resep ini juga akan segera dieksekusi, izin mba ya :),

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Nadia, salam kenal ya mba. yep betul bakpau yang maknyus itu pakai BP, kalau nggak pakai BP memang kurang fluffy ya hehehhe. Senang sekali resep JTT disuka ^_^

      Hapus
  2. Aduh mbak...pembukanya bikin miris!donut INI Di kampung saya namanya othok2 mbak!biasa juga di buat isi snack box.makasih resepnya mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mba Ina, wakakaka, iya jaman kecil itu memang miris banget hahhah. thanks ya mba Ina

      Hapus
  3. Asli ngikiiiik baca cerita si pastel basah ituuu tengah malem gini mbaaak. Wkwkwkk.

    Mbk beli mixer heavy duty dewe to mbak.kan bukunya laress maness. Tsaaah* ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Ridha, wakakak bukunya cuman dikit royaltinya mba, miksernya mehong banget huaaaa

      Hapus
  4. aduh mbak endang membuat saya ikut bernostalgia juga, karena saya juga berasal dari kampung d jawa tengah. pokoknya dl semua serba pas2san dech tiap hari makan serba tempe xixi..tp hrs tetep qt syukuri mbak semua ad berkahny..kl masalah donat, berhubung saya agak males nguleni maka donat polandia mbak endang yang jadi favorite"asal aduk2" jadi hehe..salam nostalgia..yani-bogor.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Yani, wah kalau ngomongin masalah nostalgia masa kecil gak ada habisnya ya mba, penuh suka duka hahahah, jadi curhat. tapi benar mba, semua harus disyukuri karena membuat kita kuat yaaa.

      Hapus
    2. Pengen coba tp gak kuat ngulen hihihi. Itu mixenya mbak Endang merknya apa ya? Sy sk banget mkan donat tradisional kaya' gini. Info ya mbak Endang :) maaaaachi

      Hapus
    3. Halo Mba, waaah nguleni sebenarnya gak susah2 amat dan gak sampai mengeluarkan tenaga besar hehehe. saya pakai mixer merk Sico ya, itu punya adik saya hehhehe

      Hapus
  5. Alhamdulillah... akhirnya dapat juga resep roti goreng yang satu ini. Kebetulan Bapak mertua sering minta dibikin roti ini (kalo dia sebut Galundeng), kebetulan beliau dari jogja, kalo di tempat saya Roten namanya, beda-beda ya, tapi rasanya sama, kenyal empuk kaya makan bantal huhui.. selama bikinin buat beliau tekstur rotinya macam2, kadang empuk kadang keras n bantet. wajar saja karena aku paka resep n takaran kira2 hehe... anyway thanks for sharing ya sis- Siti Palembang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mba Siti, thanks sharingnya ya mba, sepertinya kalau roti bantal lebih kenyal dan padat teksturnya ya, di Jakarta masih banyak yang jual di pinggir jalan. Kalau donat ini lebih empuk dan nyess teksturnya kalau digigit.

      Hapus
  6. Hi Mba, enak banget ini liatnya deh hehehhe.... mau tanya untuk susu cair hangatnya itu maksudnya suhu ruang atau perlu diangetin dulu ? Karena biasanya saya untuk susu cair disimpan di dalam kulkas.... Thanks ya mba untuk infonya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Nechaa, panasin sebentar sampai hangat suam kuku saja ya. Gak perlu sampai mendidih.

      Hapus
  7. Hi mbak thank ya resepnya ..... aq sering praktek in resep nya ijin copy resep ya mbak ..... sukses semua mulai cake kukus coklat, cake kukus coklat lapis strawberry.... trus ku jual.. Alhamdulillah laku keras makasih ya mbak resep2 x ok banget. ufie-bekasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba ufie, sama2 mba, silahkan dicoba resepnya ya, moga sukses dengan usahanya yaa

      Hapus
  8. Pengen banget bikin ini utk anak saya Asma (2 thn) yg lagi GTM alias gerakan tutup mulut a.k.a susah makan...tapi doi alergi telur, adakah pengganti telur yg bisa digunakan utl resep ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba yuyun skip saja telurnya, takaran susunya mungkin tambah ya karena adonan akan menjadi kurang cairan kalau telur diskip, bisa juga diganti dengan yogurt ya takarannya sama saja dengan telur.

      Hapus
  9. Saya salah satu dari milyaran (hahhaha, lebai.. tapi Aamiin... ) penggemar blog ini, Mbak.. Salam kenal.. :)
    Hm,. ada yang ingin saya tanya Mbak, di resep donat kentang dijelasin kalo garam dan margarin dimasukin belakangan setelah adonan setengah kalis, karna gak boleh ketemu langsung sama ragi.
    Di resep ini saya lihat dimasukinnya barengan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, salam kenal ya. sebenarnya dimasukkan barengan asal langsung diaduk gak masalah kok hehhehe. Saya dulu juga suka takut2 masukkan ragi dan garam, sekarang sih cemplung2 saja dan aslkan langsung diaduk tidak masalah ya

      Hapus
  10. di kota saya ini roti goreng, enak buat cemilan sore atau sarapan dengan teh panas... ditempat saya banyak yang jual dan ada isi inti kelapa yang menurut saya merubah rasa aslinya dan sayangnya kalau udah dingin rada alot... pernah minta resep ke penjual tapi penjualnya pake ilmu kira2, sya jadi takut mau nyoba... seneng banget pas liat resepnya mbk endang... langsung dicatet, besok weekend harus dieksekusi... thanks resepnya mbk ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Oka. thanks sharingnya ya. yep ada juga yang memasukkan isi kacang hijau ditumbuk dengan gula ya sebagai isinya ya. Tapi saya paling suka kalau original saja, dimakan hangat2 dengan taburan gula, Nyammmm

      Hapus
  11. hai mba endang...,slm kenal,aq fansmu lho mba... hihihi
    klo d kampung saya d kaltim ini namax "Untuk-Untuk" mba.
    mksh resepx ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba nina, salam kenal juga ya, thanks sudah menjadi pembaca setia JTT. kayanya banyak banget nama untuk makanan ini ya hehhehe

      Hapus
  12. Hai mbak endang salam kenal,,, saya salah satu fans resep" mbak loo,,,
    mbak, mau nanya nich, kalau resep donat ini di modif ada isiannya gitu bisa gag ya?? apa sama resepnya apa beda?
    misal isi selai, atau coklat gitu??
    thankz (",)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba ayu, salam kenal ya. bisa pakai isian mba, adonan gak perlu dimodif ya, tetap sama saja. Isi bisa pakai kacang ijo, kacang merah, selai, atau cokklat keju.

      Hapus
  13. hai mb endang salam kenal, aku Tirza..... saya sudah lama lho praktekin resepnya mb endang tapi ini comment pertamaku..... aku mau request dong mb resepnya cronut udah lama aku pengen bikin cronut sendiri
    makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. hi mbaTirza, salam kenal ya, iyaa saya punya PR membuat cronuts hahhahah, belum terlaksana sampai sekarang. ditunggu saja yaaa

      Hapus
  14. Sudah dieksekusi siang ini. Degan sedikit modifikasi bentuknya dibikin bolong hihi... Soooo yummeeeehhh!!!! Makasiiiii ya mbak resepnya.. btw buletan2ku kok tetep ga bisa alus mulus ya mbak huhu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba NIna, mantapp!! Thanks sharingnya yaa. memang rada susah membuat bulatan yang mulus yaa hehehe

      Hapus
  15. mba..klo mulai ngadonnya malam ini..tp dibuat makan besok pagi..jd dimasukkan kulkas dulu kan mba..masuk kulkasnya itu setelah proofing pertama (adonan belum dibagi2) atau setelah proofing kedua (adonan udah dibagi2)..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba febri, kalau mau masuk kulkas, adonan yang belum mengembang dan belum dipotong2 langsung masukkan baskom ditutup palstik/kain rapat. Adonan akan fermentasi di dalam kulkas, atau masukkan kantung plastik besar dan kasih space di plastik supaya adonan ada tempat kalau mengembang.

      Hapus
  16. Mbak Endang...
    Top bgt resepnya, kemarin saya bikin donat kentang dengan sedikit modifikasi resep mbak Endang di atas ( karena stok bahan gak ada di rumah n males banget mo kluar ) untuk backing powder saya ganti pake GS donat, susu bubuk saya skip, cuma pake susu full cream cair, trus telur 2 saya pake smua, soalnya mo di apain sisa putih telur dari yang 1 butir, hehehe... Alhamdulillah semua suka... Oya mbak... Ada beberapa resep yg hanya menggunakan ragi, ada juga yg hanya pake GS donat, ada juga yg pake kedua2nya. Sebenarnya 2 bahan itu punya fungsinya masing2 atau bisa saling menggantikan ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, thanks shairngnya ya. senang sekali resepnya bs sukses dicoba.

      untuk pertanyaannya, saya sendiri belum pernah pakai GS donat mba, saya rasa ini jenis ragi juga ya jadi sama seperti ragi instan biasa. Saya lebih suka pakai ragi instan seperti fermipan karena bekerja cepat menaikkan adonan. Kalau sudah terbiasa pakai GS donat silahkan ya mba.

      Hapus
  17. Mba Endang, di resep donat kentang kan pake mentega ya..tp kalo donat kampung mba Endang pake margarin.. bedanya apa yah mba kl menggunakan mentega atau margarin? Atau pake margarin butter ya biar adil hahaha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk tekstur tidak terlalu berbeda mba. untuk rasa tentu beda ya, mentega akan memberikan aroma dan rasa yang lebih milky dan sedap. Bs campur keduanya atau saling menggantikan saja

      Hapus
  18. Mbak kalo mau diberi isi setelah donat matang atau SaAT masih mentah ya?kalau pas mentah pas step apa kasih isiannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ketika masih mentah ya mba, ketika adonan sudah diistirahatkan dan mengembang, dibagi2 dan disi kemudian didiamkan untuk dikembangkan lgi, baru digoreng

      Hapus
  19. ini ennaaaakkk banget donatnyaa 👍👍
    persis sama donat kentang yg aku beli di pinggir jalan,
    makasih banyak tante endang resepnya
    semoga sukses selalu
    -nabila

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba Nabila sharingya ya, senang resepnya disuka, sukses yaa

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...