15 November 2019

Resep Cream Cheese Brownies


Resep Cream Cheese Brownies JTT

Apa yang paling menjadi obstacle ketika hendak traveling ke negara maju, terutama jika dana pas-pasan, dan saldo di rekening tidaklah besar-besar amat? Apalagi jika bukan pengurusan visanya! Tiket murah bisa dipersiapkan jauh-jauh hari, akomodasi bisa dishare dengan rekan lainnya, tapi mendapatkan approval visa tidak semua orang bisa lolos dengan mudah. Susahnya menjadi warganegara dunia ketiga seperti Indonesia adalah betapa tidak berdayanya paspor hijau kita kala menghadapi seleksi ketat imigrasi dari negara-negara seperti US, Inggris, Eropa atau Australia. Agar bisa lolos sensor maka segepok dokumen dan aneka data pendukung diperlukan, untuk menunjukkan bahwa secara finansial kita mampu selama tinggal dinegara tersebut, dan untuk menunjukkan bahwa itikad kita hanya ingin berlibur disana selama beberapa hari dan pasti kembali ketika masa berlibur itu usai.

Inilah yang terjadi pada saya kala melakukan pengurusan visa di Kedutaan Australia beberapa minggu belakangan ini. Kakak saya, Mbak Wulan, dan keluarganya akan berlibur ke Australia akhir tahun ini, mengajak saya dan adik bungsu, Dimas, ikut serta. Ajakan kali ini akhirmya saya terima, setelah 2 tahun lalu saya tolak ketika kakak saya dan keluarganya berlibur pertama kalinya disana.


Resep Cream Cheese Brownies JTT
Resep Cream Cheese Brownies JTT

Karena Mbak Wulan telah memiliki visa, maka meninggalkan saya dan Dimas, yang harus melakukan pengurusan visa sendiri. Sebagaimana biasanya, kakak saya yang super detail, teliti dan selalu mempersiapkan apapun dengan terencana, jauh-jauh hari telah mengirimkan saya semua syarat yang diperlukan untuk mengurus visa Australia. Approval visa untuk negara ini terkenal cukup susah dibandingkan dengan beberapa negara Eropa, jadi data harus dipersiapkan dengan matang termasuk juga urusan keuangannya. Tiga bulan sebelum visa  diajukan saya harus memperbaiki posisi saldo direkening bank, mengerem belanja, mengurangi pengeluaran, dan banyak hal lainnya agar sejumlah dana yang dipersyaratkan konsisten ada direkening hingga visa diajukan. Dana tersedia di rekening ini tidak bisa secara tiba-tiba 'ditembak' dalam jumlah besar pada menit-menit terakhir. Mereka akan mengecek aliran dana masuk dan keluar untuk membuktikan bahwa posisi saldo plus selalu tersedia setiap bulannya. 

Ketika hari H tiba untuk mulai mengurus visa, kami berencana berangkat ke Aussie di akhir Desember tahun ini hingga awal tahun depan, jadi dua bulan sebelumnya visa sudah mulai diajukan. Kakak saya mewanti-wanti untuk membaca artikel di blog atau website mengenai proses ini sebelum mulai mengajukannya, jika anda berminat maka saya merekomendasikan blog pada link disini untuk mendapatkan gambarannya. Dokumen utama yang diperlukan adalah paspor baru dan lama, KTP, KK, akte kelahiran, foto ukuran 3,5 x 4,5 cm dengan latar putih, rekening koran dari bank 3 bulan terakhir, surat referensi kantor (jika bekerja), slip gaji 3 bulan, ini adalah data mendasar yang semuanya harus discan. Tidak puas hanya dengan data-data ini saya lantas pergi ke VFS Global (Visa Facilitation Services Global) yang kantornya di Kuningan City mall, persis di sebelah kantor. VFS Global adalah perusahaan jasa yang memfasilitasi kita mengajukan visa ke beberapa negara terutama Eropa dan Australia. 

Resep Cream Cheese Brownies JTT

Masuk ke VFS Global ternyata harus melewati pengamanan dan pengecekan metal detector berlapis membuat saya agak deg-degan juga. Saat itu saya hanya berencana bertanya-tanya saja mengenai proses pengajuan visa melalui VFS. Disini saya bertemu dengan Mbak berhijab yang dengan ramah dan profesional menjelaskan mengenai dokumen yang harus diisi dan data pendukung yang harus disertakan. Biayanya adalah Rp. 1.450.000,- jika melalui appointment terlebih dahulu dan Rp. 1.600.000 jika tanpa appointment, ini diluar biaya visa Aussie sebesar 145 dollar Australia. Di VFS saya mendapatkan masukan mengenai tambahan data yang disubmit selain data mendasar yang sudah diketahui. Kakak saya menyarankan untuk langsung mendaftar online melalui website Kedutaan Australia dan tidak melalui jasa VFS, selain lebih cepat prosesnya juga lebih murah karena hanya membayar biaya visa sebesar 145 dollar. Saya pun kemudian mendaftar agar bisa mendapatkan user id dan password untuk login yang bisa dilihat pada link disini

Sebelum mengisi form yang berlembar-lembar banyaknya, saya mempersiapkan terlebih dahulu dokumen pendukung. Pertama adalah pergi ke Bank Mandiri meminta printout rekening koran tiga bulan dan surat referensi bank yang menyatakan mengenai lamanya saya menjadi nasabah, rekam jejak dan saldo terakhir. Rekening koran ini diperlukan untuk melihat aliran dana gaji masuk setiap bulannya serta semua pengeluaran dan pemasukan lainnya. Surat referensi bank membutuhkan waktu 1 hari untuk jadi, dan keesokan paginya saya ditelpon oleh CS Bank Mandiri untuk mengambil dokumen, semuanya tanpa biaya. Bicara mengenai kelengkapan dokumen, saya termasuk orang yang 'lebih baik dokumen berlebih dibandingkan kurang', jadi dokumen dan data apapun yang menunjukkan posisi keuangan dan aset yang dimiliki saya lampirkan. Mulai dari rekening koran bank 3 bulan, referensi bank, slip gaji 3 bulan terakhir, SPT tahun 2018, hingga scan sertifikat apartemen yang saya miliki. Sounds crazy, tapi saya benar-benar hendak menunjukkan bahwa secara finansial saya bisa hidup selama berlibur 1 minggu di Aussie, tidak menjadi gelandangan, dan akan kembali tepat waktu karena saya memiliki pekerjaan tetap dan rumah tinggal di Indonesia. Kekhawatiran negara-negara maju seperti ini pada pendatang baik turis maupun pelajar adalah kita akan stay disana, bekerja, menjadi imigran gelap dan tidak mau kembali ke negara asal. Intinya menjadi beban mereka!



Selama dua hari, setelah jam kerja kantor berakhir, saya melakukan scan dokumen yang berlembar-lembar banyaknya. Paspor terbaru masih kosong melompong karena baru diganti bulan September kemarin, jadi hanya bagian depan berisikan data diri dan beberapa halaman kosong dibelakangnya yang saya scan. Dua paspor lama yang berisi data perjalanan ditahun-tahun sebelumnya saya scan dan masing-masing disimpan pada file terpisah. Saya membuat folder khusus di laptop mengenai proses pengurusan visa ini untuk menyimpan semua data scan yang nantinya akan di upload di website. Saya merasa visa Schengen yang saya dapatkan kala traveling ke Eropa dan juga visa Jepang serta data traveling lainnya di paspor lama cukup mendukung pengajuan visa kali ini. 

Data lain yang berhubungan dengan perjalanan seperti tiket, akomodasi, itinerary (schedule selama di Aussie) juga dilampirkan untuk menguatkan bahwa saya memiliki tiket pulang, tempat tinggal, dan tujuan jelas selama di Aussie. Kakak saya, suami dan anaknya yang telah memiliki visa terlebih dahulu, mengirimkan scan visa mereka sebagai data pendukung bahwa kami pergi dalam satu group, ini juga untuk menunjukkan jika  kakak saya dengan kekuatan finansial yang lebih mumpuni seakan menjadi 'sponsor bayangan'  jika berurusan dengan dana 😄. Actually, semua tiket dan akomodasi selama saya dan Dimas disana memang diprovide oleh Mbak Wulan.  Saya juga meminta scan paspor kakak saya dan keluarganya untuk menguatkan data.


Resep Cream Cheese Brownies JTT

Karena saya mengajukan dua visa sekaligus, saya dan Dimas, dan juga kebetulan kami berdua berada dalam KK yang sama, maka saya menjadi sponsor Dimas untuk perjalanan kali ini. Selain data-data mendasar Dimas seperti paspor, KTP, dan foto diri, saya juga menyertakan guarantee letter yang menyatakan saya yang akan menjamin semua kebutuhan Dimas selama di Aussie. Petugas di VFS menyarankan untuk menyertakan surat pernyataan dari saya pribadi yang berisi mengenai tujuan kedatangan ke Aussie, dan berjanji akan stay disana sesuai dengan waktu perjalanan yang sudah ditentukan. Saya lantas mengarang indah dalam bahasa Inggris, mengenai rencana berlibur dengan keluarga, hingga menjelaskan status saya yang merupakan karyawan tetap disebuah perusahaan. Saya bahkan menyebutkan mengenai blog Just Try & Taste dan Instagram, dan menulis bahwa saya bermaksud untuk berbagi momen berlibur selama di Aussie ke pembaca JTT. Surat ditutup dengan kata-kata saya tidak berminat untuk bekerja atau stay di Australia dan akan kembali ke Indonesia begitu perjalanan usai. Ada sekitar 45 dokumen yang saya submit, diluar dokumen Dimas, saya bahkan menyertakan screenshot IG JTT! Petugas di kedubes mungkin 'pingsan' dengan dokumen yang saya  sertakan, teman-teman dikantor menyebut saya over pe-de. Tapi well, lebih baik diprepare dengan cermat daripada kurang bukan?

Setelah semua dokumen, data dan surat discan dan dipersiapkan, kini saatnya mengisi formulir pengajuan visa. Ada 14 halaman, saya membaca dan mengisi setiap lembarnya secara seksama, perlahan, hati-hati, you name it! Proses ini penting, jangan sampai salah isi karena akibatnya bisa fatal, visa ditolak. Saya mengisi formulir pengajuan untuk saya dan Dimas yang didaftarkan dalam 1 group, membutuhkan satu hari untuk benar-benar puas dengan isinya, membacanya dan mengeceknya hingga 3 kali, baru melakukan submit. Proses pembayaran dengan kartu kredit dan ketika kartu didebet, tidak berapa lama kemudian saya mendapatkan notifikasi di email mengenai pengajuan visa dari Home Affairs Kedutaan. Sekarang proses penantian dimulai. 



Setiap hari jantung saya deg-degan kala membuka email kantor (saya menggunakan alamat email kantor untuk korespondensi agar lebih mendukung status sebagai karyawan). Dari blog yang saya baca mengenai pengurusan visa online Australia, hanya membutuhkan waktu 2 hari saja untuk approval, tetapi di website Kedutaan menyebutkan antara 19 - 30 hari proses. Satu minggu berlalu tanpa ada kabar, saya semakin blingsatan tak keruan. Saya bahkan login kembali ke website Kedutaan untuk mengecek apakah mungkin notifikasi diberikan disana, tentu saja tidak ada apapun. Kakak saya bertanya di hari Minggu, dan saya hanya menjawab pendek, "Gak ada kabar," dia terheran-heran dengan lamanya pemberitahuan visa dan membandingkannya dengan cerita di blog. Hari Rabu pagi saya mulai mengoceh-ngoceh dimeja menumpahkan kekesalan ke rekan kerja di sekitar, sambil meluapkan 'kestressan' saya mengenai persetujuan visa yang tak kunjung tiba. Tidak berapa lama sejak saya mendumel kesal, email dari bagian Home Affairs Kedutaan Australia tiba. Judulnya adalah IMMI Grant Notification dan isinya adalah pengajuan visa saya dan Dimas disetujui. Ah, betapa leganya!

Okeh menuju ke resep cream cheese brownies kali ini. Membeli cream cheese kadang menjadi buah simalakama, ketika tersisa bahan makanan ini tidak bisa disimpan lama, dan ketika harus diolah saya kehabisan akal hendak mempermaknya menjadi apa. Brownies dengan topping cream cheese ini adalah resep desperate jika anda memiliki sisa cream cheese dan mati gaya hendak mengolahnya. Brownies ini legit dengan topping cream cheese yang gurih. Not bad lah untuk camilan kala weekend yang mendung.

Berikut resep dan prosesnya ya.


Resep Cream Cheese Brownies JTT

Cream Cheese Brownies
Resep modifikasi sendiri

Untuk 1 buah brownies ukuran loyang 20 x 20 cm

Resep brownies lainnya, klik link dibawah ini ya:
Starbucks Double Chocolate Brownies
Shiny Fudgy Brownies (Dijamin Sukses)
Pumpkin Swirl Brownies

Bahan adonan A:
- 200 gram cream cheese
- 3 sendok makan gula bubuk
- 1 butir telur
- 1 sendok makan tepung terigu protein sedang

Bahan adonan B:
- 85 gram tepung terigu serba guna
- 1 sendok makan tepung maizena
- 3 sendok makan coklat bubuk
- 1/2 sendok teh baking powder
- 1/4 sendok teh garam
- 225 gram coklat compound (DCC), potong dadu
- 115 gram mentega
- 2 butir telur besar
- 200 gram gula pasir
- 1 sendok teh vanilla extract

Cara membuat:
Membuat adonan A:


Resep Cream Cheese Brownies JTT

Masukkan cream cheese, telur, gula pasir dan vanilla extract ke mangkuk. Kocok dengan mikser speed sedang hingga lembut dan tidak ada butiran cream cheese. Masukkan tepung terigu, kocok hingga tercampur baik. Hentikan mengocok, sisihkan.

Membuat adonan B:


Resep Cream Cheese Brownies JTT

Siapkan oven, panaskan disuhu 175'C, letakkan rak pemanggang ditengah oven. Siapkan loyang persegi ukuran 20 x 20 cm, alasi permukannya dengan kertas baking. Sisakan kertas menjulur keluar loyang untuk memudahkan mengeluarkan kue ketika telah matang. Sisihkan.

Siapkan mangkuk, masukkan tepung terigu, tepung maizena, coklat bubuk, baking powder, ayak jadi satu. Sisihkan.

Siapkan mangkuk tahan panas. Masukkan coklat compound, garam dan mentega, letakkan di atas panci berisi air. Jaga jangan sampai air menyentuh dasar mangkuk berisi coklat. Masak dengan api sedang sambil diaduk sesekali hingga coklat meleleh. Jika sekitar 70 persen coklat telah meleleh angkat dari kompor. Aduk-aduk coklat diluar kompor hingga semua bagian coklat mencair. Cara ini menghindari coklat dipanaskan terlalu lama yang akan menyebabkan coklat terpisah antara bahan padat dan minyaknya. 


Resep Cream Cheese Brownies JTT

Siapkan mangkuk agak besar untuk mengocok dan mencampur adonan. Masukkan telur, gula dan vanilla extract. Kocok dengan mikser speed rendah hingga tercampur baik, naikkan kecepatan menjadi sedang dan kocok hingga adonan mengembang, kental dan berjejak (ribbon stage). Ketika alat pengocok diangkat maka adonan yang jatuh akan membentuk jejak selama beberapa detik di permukaan adonan, tidak langsung menghilang.

Masukkan coklat leleh, kocok dengan mikser speed paling rendah hingga tercampur baik. Masukkan tepung dalam 2 tahapan. Kocok dengan mikser speed paling rendah atau aduk dengan spatula hingga tercampur (jangan over mixing).


Resep Cream Cheese Brownies JTT

Tuangkan ke loyang, ratakan permukaannya. Tuangkan adonan A ke permukaan adonan B, ratakan dan bentuk pola melingkar-lingkar di permukaan adonan cream cheese hingga adonan coklat sedikit muncul ke permukaan. 

Panggang di oven suhu 175'C selama 35 - 40 menit, atau cek dengan lidi. Sebaiknya masih ada remah lembab yang menempel di lidi bukan lidi keluar dalam kondisi bersih. Jangan over baked karena brownies akan menjadi kering teksturnya (tidak moist). 

Keluarkan dari oven, biarkan kue hingga benar-benar dingin. Angkat kertas baking yang menjulur diluar loyang, kemudian letakkan kue di meja. Jangan balikkan kue karena permukaan brownies yang berpola harus diatas. Potong dan sajikan.



18 komentar:

  1. Saya ikut deg degan membaca pengajuan visa mbak Endang. Dulu tugas saya di kantor mengurusi pengajuan visa bos saya dan keluarganya. Meski bukan untuk diri saya, tapi saya blingsatan tiap hari memikirkan visanya ditolak atau disetujui. Dan parahnya bos saya dan keluarganya adalah seorang globe trotter, jadi setelah urusan visa beres, masih ketiban mengurus tiket dan hotel lagi, mana bos saya perfeksionis pula, kadang memutuskan naik maskapai apa, jam berapa, turun di kota apa, mengharuskan saya menelpon travel agent berkali-kali dalam beberapa hari. Tobat!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, dulu saya pernah kerja ngurusin traveling karyawan, beh memang rasanya deg2an, padahal saya hanya ngurus lokal, gak sampai skala visa. Kalau visa pasti lebih gak keruan hahahha

      Hapus
  2. Jd perfeksionis itu banyak untungnya jg ya, tapi sepertinya mba Endang harus sedikit lebih relax, banyak2 tarik nafaaas buang nafaaas. Ditunggu loh cerita travelingnya nanti di Australi mbak'e. Mba, kalau mau mengurangi gluten dari tepung terigu, diganti tepung mocaf sama enaknya pasti ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, kadang perfeksionis kumat, kadang ceroboh yang kumat Mba.

      Hapus
  3. Kl berlibur ke negara maju pengurusan visa terkesan "njlimet"gitu ya mbak,dan intinya adalah saatnya pulang ya pulang,jangan jd beban...terus kl sy bandingkn dgn di indo yg terjadi di daerah manaa gitu ada bule jd tunawisma di jalanan raya nah gmn mbak pendapat mbak endang?
    Nur_padasan

    BalasHapus
    Balasan
    1. yep, rasa warganegara dunia ketiga itu terasa banget saat itu, dokumen segambreng, belum tentu approve. sementara indonesia visanya lossss, bebas visa, mau bule kere atau berduit masuk semua. Alhasil disini semena2, di bali saya melihat bule2 naik motor mabuk2an, ngebut2an di jalan tanpa helm. Benar2 marah melihatnya, tapi bagaimana lagi? kalau aturan dan hukum dikita lemah dan permisif sama orang asing dr negara maju, maka kita memang tidak dihargai mereka, padahal dinegaranya boro2 mereka berani begitu

      Hapus
  4. Mbak temen temen olshop saya yang pendapatan utamanya dari ngolshop memang kirim screenshoot IG jualannya ketika mengajukan visa 😀😀 atuda mereka kan ga punya surat keterangan kerja dari perusahaan 🤣 paling surat keterangan dari kelurahan kalo ybs ada usaha dirumah 🤭

    BalasHapus
  5. pergi akhir tahun ke oz agak pr ya mbak karena lagi summer disana, aku sukanya dingin hehe...
    semoga mba endang ktemu kuliner asik disana yg bisa jadi rekomendasi aku ya mbak, soalnya aku berasa kuliner disana biasa aja. aku banyakan malah beli bahan trus masak di air bnb.
    semangat mbak!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa, panass, banyak yang sudah kasih warning. Tapi kakak saya ngejar tahun baru disana, saya sih ikutan saja secara gratis hahhahah

      Hapus
  6. Yaayyy... Jtt goes to Aussie. Share byk crita ya mba, the road, the hotels, the people, the building, en of course the food 😄 You're so lucky mba end. Been to europe, and now to Australi. Awesome.. 😉

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaa, moga bisa banyak yang diceritakan hahhaha. Thnaks Mba Irenya.

      Hapus
  7. Mba untuk tepung maizena ny bs d ganti custard g?

    BalasHapus
  8. Mba aku coba bikin qo adonan bronis nya kental banget ya...jd pas bikin motif d atasnya agak susah..blh g mba untuj motif atasnya d ksh air sdkt adonannya? trs pas matengnya bagian tengahnya msh basah gt.. Apa krna aku pake otang ya...kl pakai otang kira2 brp lama ovennya.. Makasi mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang kental, tambahkan susu cair dikit saja kalau mau agak encer

      Hapus
  9. Selalu suka sama cerita nya mba endang dan tentu resepnya juga

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...