20 Januari 2014

Sholeh-Zard - Puding Nasi Saffron a la Persia



Jika anda merupakan pembaca setia JTT dan sering mengikuti artikel saya sejak awal, maka anda tentu pernah beberapa kali membaca postingan saya tentang masakan Persia. Beberapa resep seperti ghormeh sabzi alias rebusan daging kambing dengan kacang merah dan sayuran; ayam saffron - ayam yang dimasak dengan saffron, bumbu khas Timur Tengah - pernah saya tampilkan disini. Semua resep masakan Persia yang saya bagikan ke anda merupakan sumbangan dari teman Iran saya, Said. Beliau mengajarkan saya beberapa resep masakan Persia sementara saya pun dengan antusias mengenalkan masakan Indonesia kepadanya. Satu hal yang saya pelajari selama sesi tukar menukar ilmu kuliner ini adalah masakan Persia sangat mudah di buat. Jika dibandingkan dengan masakan tanah air yang kaya bumbu dan rempah maka masakan a la Iran jauh, jauh lebih sederhana. 


Beberapa bumbu dan bahan yang sering kali dipergunakan adalah bawang bombay, bawang putih, kunyit dan pasta tomat walau terkadang rempah bernama saffron juga ditambahkan. Dengan bumbu-bumbu tersebut kemudian terciptalah aneka masakan dengan nama yang beraneka ragam. Umumnya disebut dengan khorest yang berarti sup kental atau ash yang artinya sup. Walau menggunakan bumbu nan simple dan minus gula dalam masakan namun khorest a la Persia tersebut sanggup membuat saya menghabiskan nasi hingga berpiring-piring

Tidak berhenti pada masakan untuk lauk saja, minggu lalu Said mempraktekkan resep dessert yang menjadi kegemaran keluarganya. Namanya sholeh-zard, makanan ini terbuat dari beras yang dimasak hingga menjadi bubur kental, kemudian ditambahkan gula pasir, saffron, kapulaga (cardamom) dan irisan kacang almond. Mereka mengenalnya dengan sebutan puding walau menurut saya hampir mirip dengan bubur merah putih a la Indonesia. Puding nasi ini biasanya disajikan saat acara tertentu saja, seperti misalnya di keluarga Said, ibunya biasa membuat sholeh-zard untuk mengiringi doa keselamatan bagi anggota keluarga. Sholeh-zard biasanya dibuat dalam jumlah yang sangat banyak untuk kemudian dibagi-bagikan ke seluruh keluarga besar atau tetangga dengan harapan anggota keluarga yang didoakan mendapat perlindungan dari Yang Maha Kuasa. 


Untuk membuat sholeh-zard sangat mudah, yang menjadikannya sedikit sulit diwujudkan adalah rempah spesial bernama saffron. Ulasan mengenai saffron pernah saya munculkan di sini, silahkan klik link tersebut untuk membacanya. Saffron membuat bubur nasi yang plain menjadi terasa lezat dan istimewa selain tentu saja memberikan warna kuning cerah yang cantik. Selain saffron, makanan ini juga menggunakan air mawar (rose water) yang memberikan aroma harum pada makanan. Air mawar yang terbuat dari hasil penyulingan kelopak mawar ini umum digunakan pada kuliner Persia dan Timur Tengah, khususnya pada makanan manis seperti nougat dan baklava. Karena tidak memilikinya maka Said menggunakan kapulaga (cardamom) yang dihancurkan untuk menambah aroma unik di sholeh-zard. Kapulaga berbentuk polong kecil sebesar kacang merah, berwarna coklat kehijauan, jika polong ini dipecahkan maka di dalamnya akan tampak biji-biji kecil berwarna kehitaman. Biji inilah yang mengeluarkan aroma harum mirip seperti mint. 

Poin penting untuk membuat sholeh zard adalah beras harus dimasak hingga benar-benar hancur dan lembut. Selama proses memasak sholeh zard harus terus diaduk sehingga tidak membentuk kerak gosong di bagian dasar panci, proses ini membuat tekstur puding menjadi benar-benar smooth dan halus. Sholeh zard biasanya dimakan dalam kondisi dingin, karena itu sebelum disantap dessert ini sebaiknya disimpan terlebih dahulu di dalam kulkas. 

Berikut resep dan prosesnya ya.


Sholeh-Zard - Puding Nasi Saffron a la Persia
Resep diadaptasikan dari resep keluarga Said Z.

Untuk 2 porsi 

Tertarik dengan resep puding lainnya? Silahkan cek link di bawah ini:
Puding Almond dengan Vla Nanas, Kiwi dan Stroberi
Puding Karamel: Creamy! Yummy!
Chocolate Satin Pudding 

Bahan:
- 150 gram beras
- 800 ml air
- 200 gram gula pasir
- 5 butir kapulaga hijau (cardamom)
- secubit saffron
- 2 sendok makan almond iris tipis

Hiasan:
- irisan almond untuk hiasan secukupnya
- bubuk kayu manis

Cara membuat:
Siapkan beras, cuci bersih kemudian rendam beras selama semalam. Buang air rendaman. Remas-remas beras hingga menjadi buliran yang lebih kecil. Tambahkan air dan rebus dengan api sedang hingga berubah menjadi bubur sambil diaduk-aduk terus menerus agar bagian dasarnya tidak gosong. 

Jika air habis tetapi beras masih keras, tambahkan air panas dan teruskan merebus hingga beras benar-benar berubah menjadi bubur yang lunak.


Sambil merebus beras kita siapkan saffron dan bahan lainnya. 

Ambil sejumput saffron, letakkan di mangkuk kecil. Tambahkan 1/4 sendok teh gula pasir, kemudian gerus dengan punggung sendok hingga hancur dan halus. Jika anda memiliki alat penumbuk obat seperti gambar di atas maka anda bisa menumbuknya dengan alat tersebut hingga halus.

Tambahkan sekitar 3 sendok makan air panas, aduk rata, tutup mangkuk dan diamkan. Air akan berubah menjadi merah jingga kekuningan. 

Siapkan butiran kapulaga, letakkan di alat penumbuk, hancurkan hingga biji-biji kapulaga keluar. Buang kulit kapulaga dan haluskan bijinya hingga benar-benar halus. Masukkan 50 ml air panas ke dalam gerusan kapulaga dan 2 sendok makan almond iris. Sisihkan. 


Jika nasi telah menjadi bubur yang kental dan lunak, kecilkan api. Masukkan air rendaman saffron, kapulaga + almond. Tambahkan gula pasir, aduk rata dan teruskan merebus dengan  api kecil sambil diaduk-aduk hingga rebusan menjadi kental dan pekat. 


Matikan api, tuangkan puding ke piring saji. Biarkan hingga dingin disuhu ruang, kemudian hias permukaan puding dengan almond iris dan bubuk kayu manis. Simpan di dalam kulkas hingga puding benar-benar dingin. Siap disantap, yummy!
 



12 komentar:

  1. Mba Endang,
    Wah penasaran deh sama masakan yang satu ini...cuma pastinya kalau mau membuat pasti terkendala yang namanya saffron ini ya mba...
    Btw..stock saffron mba Endang banyak ya? Itu si mas Said baik banget ya sampai membawakan itu khusus buat mba Endang..he he he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Monic, iya Mba, sebenarnya resep ini mudah banget cuman saffronnya yang bikin susah wakkaka. kalau gak pakai saffron rasanya gak istimewa. Untuk saffron saya jarang pakai, biasanya Said yang praktek masak, dia bawa saffron dr Iran nggak khusus buat saya Mba, dia memang suka masak dengan saffron wakakkak

      Hapus
  2. salam kenal mba endang...sy ini pembaca setia mba...udah ada beberapa resep yg sy praktekin.ky cuma angan2 bwt praktekin resep ini, safronnya itu loh... Said jago masak ya...jadi bisa tukar menukar ilmu kuliner, klik banget sama mba endang, he...he...he...pisssss mba (sambil angkat 2 jari)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huaaa, gak kuat sama bagian kalimat terakhirnya. Hehehe, kita benar2 hanya sharing resep kok, suerrr wkwkwkkw. Iya, saffron selalu jadi kendala disini yaaa hiiksss

      Hapus
  3. Hai mbak endang, sy uda lama intip2 blognya. asyik banget. tp bru kli ini ikutan komen. mau bantu jawab soal saffron... Klo ada yg mau beli carinya d kedai yg jual rempah2 khas arab. ato toko oleh2 haji jg ada biasanya. dan uda d kemas kotak2 kecil. Bntuknya akar2an wrn merah..
    Sebagian oranga ada yg menganggap klo minum teh dgn campuran saffron bs menimbulkan efek rileks. meskipun tanpa campuran apapun tetep bisa d seduh dengan air panas.. klo d lingkungan sy, seringnya saffron d minumken buat calon manten biar g tegang pas acara. (pengalaman_pribadi@com) hihihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haluuu Mba Nina, wah thanks sharingnya yaa, ternyata selain buat bumbu masakan bisa juga buat yang lain2 yaaaa wakakkak apalagi udah dicoba pengalamannya hihihihihi, thanks banget ya Mba ^_^

      Hapus
  4. Asalam mualaikum mba salam kenal aku suka sekali blog nya mba ini di tunggu postingan selanjut nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Ida, salam kenal dan thanks ya. Senang sekali resepnya disuka dan moga sukses dicoba yaaa

      Hapus
  5. mba aku suka baca blog mba, sangat berguna untuk pemula seperti saya, tapi sebenarnya ku lebih penasaran sama " said" heheehe...andai ada fotonya.

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...