25 September 2014

Tumis Batang Kembang Kol dengan Teri Jengki



Apakah perasaan anda sama dengan saya, setiap kali membeli kembang kol atau brokoli terasa miris melihat bonggol batangnya yang sebesar gentong? Okeh mungkin deskripsi 'sebesar gentong' terlalu berlebihan, tapi memang rasanya mubazir sekali membeli kembang kol atau brokoli yang terasa berat ketika ditimbang namun penyumbang bobot terbesar justru batangnya yang seringkali dibuang percuma. Seringkali saya membatin sendiri mengapa sih porsi batang harus disertakan sebegitu besarnya? Walau tentu saja saya tahu jawaban dan alasannya: Selain melindungi si kembang kol yang fragile juga untuk membuat bobotnya semakin berat!  

Nah minggu lalu, saya akhirnya memutuskan untuk membeli kembang kol hanya karena 'ngiler' membayangkan sup sayuran bening nan segar yang penuh dengan potongan kembang kol dan buncis di dalamnya. Terus terang ini kali pertama saya membeli kembali kembang kol setelah sekian tahun lamanya vakum hanya karena masalah bonggol! Namun kali ini saya tidak akan menyia-nyiakan si bonggol kembang kol yang terlihat segar dan cantik ini, saya akan mengubahnya menjadi lauk yang lezat untuk bekal makan siang di kantor.^_^


Bersama teri jengki tawar yang diberikan oleh adik saya, Wiwin, beberapa waktu yang lalu dan bumbu yang simple ternyata batang kembang kol mampu menjadi tumisan yang sangat lezat. Teksturnya yang garing dan tak mudah layu ketika dimasak menimbulkan sensasi renyah kala anda mengunyahnya. Saya hanya menggunakan rajangan bawang bombay - saya menggunakan 1 butir bawang bombay karena sangat suka dengan rasanya yang manis dan gurih ketika menjadi tumisan - cabai yang banyak, dan tentu saja saus tiram yang memberikan rasa sedap di masakan. 

Untuk tumisan ini saya tidak memasukkan air sama sekali, karena untuk tumisan sayuran, saya lebih suka jika kondisinya kering dan sayuran tidak basah seperti sedang kebanjiran. Dengan kondisi seperti ini membuat cita rasa tumisan menjadi lebih kuat dan nendang sehingga sedap disantap dengan nasi putih yang hangat tanpa tambahan lauk apapun lainnya. 


Tekstur batang kembang kol keras dan renyah, sehingga anda tidak perlu khawatir over cooking. Tetapi bukan berarti anda harus memasaknya hingga menjadi layu dan super empuk karena akan mengurangi sensasi renyah si batang kembang kol dan membuatnya 'mati dua kali'. Anda tahukan ketika sayuran di panen dari pohonnya, kondisinya bisa dikatakan sudah mati dan jangan membuatnya mati untuk kedua kalinya dengan memasaknya hingga loyo. ^_^

Over all, membuat masakan ini sangat mudah, super cepat dan percayalah rasanya sangat mantap. Jadi lain kali anda membeli kembang kol, mengapa tidak mencoba resep ini di rumah? Berikut resep dan prosesnya ya.


Tumis Batang Kembang Kol dengan Teri
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 3 porsi

Tertarik dengan resep tumisan lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Tumis Daging Sapi dengan Bawang Bombay
Tumis Pedas Pare dan Udang
Tumis Bunga Bawang dengan Saus Tiram  

Bahan:
- 1 bonggol batang kembang kol/brokoli berat sekitar 200 gram
- 1 gengggam ikan teri jengki tawar

Bumbu:
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
- 1 butir bawang bombay, belah dua dan rajang melintang tipis. Atau 5 siung bawang merah, rajang halus
- 4 siung bawang putih, cincang halus
- 1 buah cabai merah besar, iris serong tipis
- 2 buah cabai hijau besar, iris serong tipis
- 6 buah cabai rawit merah, iris serong tipi
- 1 sendok makan saus tiram 
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1/2 sendok teh garam
- 1/2 sendok makan gula pasir

Cara membuat:


Siapkan batang kembang kol, lepaskan bagian batangnya dari bonggol tengahnya dengan menggunakan pisau tajam. Iris serong tipis dan cuci hingga bersih. Bagian batang ini sering menjadi tempat bersemayam ulat hijau karena itu perhatikan baik-baik sebelum anda menggunakannya sebagai bahan masakan.

Siapkan wajan, beri sekitar 4 sendok makan minyak goreng. Goreng teri jengki hingga kering dan matang. Teri tidak perlu ditiriskan dari minyak karena kita akan langsung menumisnya bersama  bumbu yang lain


Kurangi jumlah minyak di wajan dengan menuangkan sebagian minyak ke mangkuk lainnya, kemudian masukkan semua bumbu tumisan. Aduk rata dan tumis dengan api sedang hingga bumbu layu. Masukkan saus tiram, merica, gula dan garam, aduk rata.

Tambahkan irisan batang kembang kol, aduk rata dan masak hingga batang kembang kol layu dan sedikit empuk. Cicipi rasa tumisan, angkat dan santap bersama nasi hangat. Super yummy!



17 komentar:

  1. halo mbak endang slam kenal ya....aku eci
    mamaku paling doyan tuh tumisan bonggol brongkol ini.cuma kalo beliau pake teri medan yang ditabur diatasnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal Mba Eci, wah ternyata Mama-nya juga suka utak atik di dapur yaa, yep pakai teri medan di taburkan juga sedap hehhee

      Hapus
  2. hai mba Endang,

    kalau aku biasanya batang brokoli segede bagong itu yg kumasak mba...
    batang kembang kol belum pernah....ide mba Endang mantap juga tuh...
    iya mba kadang sebel juga lihat bongkol kembang kol gede gitu..ealah kembang kolnya sak iprit..mana di batam sayuran mahal lagi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Monica, yep kalau batang brokoli juga biasanya saya masak bareng sama brokolinya. Teksturnya lebih lembut ya. Tapi kalau batang kembang kol memang agak keras, hanya saja batang daunnya enak, krenyes2 hahahha

      Hapus
  3. Selama ini batang brokoli cuma aku goreng pake tepung buat ayam gitu mba, habis sayang banget kalo dibuang haha *pelit* ternyata ditumis enak ya? Ok next time aku coba tumis deh batang brokolinya.. Thanks ya mba Endang, inspiring as always ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yep, batang brokoli biasanya ditumis juga enak Mba, lebih empuk dibanding batang kembang kol. Wah saya malah belum pernah digoreng pakai tepung fried chicken,hehehhe gud idea juga.Thanks yaaa

      Hapus
  4. Super kreatif bgt mba' endang, next pasti dicoba.., btw.. gak jd ketemu mba' endang ya, gara2 batal ke batam pas idul fitri hehehe :D gagal deh ketemu chef idolaku ^,^ hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Natassa, iyaa, saya gak jadi ke Batam huaaa. tapi keknya tahun baru ini mau kesana mba, mungkin ntar bs ketemu yaaa

      Hapus
  5. Reduce, reuse, recycle ... tepat banget ini buat tema Jumat bersih ya mbak Endang. Buatnya simple, bumbunya minimalis, tapi rasanya maksimal !!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Yudith, waah tepat banget mba wakakka, memang apapun harus bisa dimaksimalkan, apa2 mahal gaji gak naik2. lohhh kok saya malah curhat hehhehe

      Hapus
  6. INSPIRING!
    terimakasih ya mbak atas semua postingan resep2nya selama ini. sangat membantu saya dalam memanjakan lidah keluarga saya...
    mereka senang dgn smua maskan yg saya buat...
    pokoknya jgn lupa menyertakan tips2 untuk ibu2 drmh yg mau mncoba resep2 mbak Endang ya...
    salam cinta nan hangat dr saya & kluarga di bandung...
    ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Deetya, thanks ya Mba. Sip, saya pasti akan selalu menyertaka tips2 di setiap resep yang saya tampilkan, senang ternyata ada yang bersedia membaca dan mencobanya wakakkak.Sukses selalu ya! ^_^

      Hapus
  7. hai mbak....jd ingat almarhumah ibu saya....rajin mengolah batang kembang kol karena sayang klo dibuang, mubazir kata beliau ^_^
    malah klo sodara sya yg tggal d daerah pegunungan, mereka senang mengolah daun kol (siwil/rempesan klo versi mereka ^.^) untuk urap atau direbus aja lalu dimakan dgn sambal....mantaabb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba, waah mantep banget, saya juga pernah dengar siwil dimasak tumis atau pakai kuah santan mantep banget rasanya yaa, jadi ingat waktu jaman KKN di Megelang huaaaa

      Hapus
  8. hmm..sepertinya enak,,walaupun baru denger tp mau sya coba ah

    BalasHapus
  9. Ga nyangka enak rasanya. Berhubung ga punya teri, saya ganti irisan baby cumi. Rasanya krenyes-krenyes sedap.

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...