22 September 2014

Cilok - Dengan sambal pecel atau sambal rujak, keduanya sama mantapnya!



Di kantor saya beberapa hari belakangan ini sedang demam cilok. Walau ini makanan jadul dan booming-nya pun sudah lama lewat namun ketika seorang teman menjajakan dagangannya di kantor maka kami pun tak urung sibuk untuk mendiskusikannya setiap hari. Mulai dari rasa, ukuran dan kekenyalannya hingga membanding-bandingkannya dengan cilok yang dijual oleh abang-abang di tepi jalan. Berhubung karena saya sangat suka penganan yang kurang bergizi ini maka beberapa bungkus cilok - berisikan sepuluh butir cilok beserta saus kacang di dalam plastik - mendarat di meja saya untuk menjadi camilan disaat kerja. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang elastis membuat camilan ini menjadi populer sehingga hampir di setiap sudut jalan di Jakarta, gerobak penjual cilok bisa dengan mudah anda temukan. 

Nah berdasarkan hasil trial and error yang saya lakukan kala membuat cireng - makanan kurang bergizi lainya yang masih bersaudara dengan cilok - hasilnya belum memuaskan dan tidak seperti yang saya inginkan. Cireng atau cilok impian saya harus terasa gurih, empuk dengan kekenyalan yang pas bahkan saat telah dingin sekalipun. Seringkali selama ini cireng yang saya buat berakhir keras dan melawan saat digigit. Tapi itu cerita lalu hingga suatu hari seorang pembaca JTT memberikan ide yang cemerlang untuk membuat cilok dari resep pempek dos. Anda ingin tahu hasilnya? Yuk lanjutkan membaca! ^_^


Dahulu kala, tepatnya di bulan November tahun 2012, saya membuat pempek dos (pempek tanpa ikan/udang) dari buku masak Ny. Liem dan berhasil dengan sukses. Rasanya mantap dan tak kalah dengan pempek berbahan dasar ikan lainnya. Begitu mantapnya sehingga ketika saya tampilkan resep dan step by step membuatnya di JTT maka hingga hari ini sudah sekitar 100 an komentar yang ditujukan untuk artikel tersebut. Terus terang, itu adalah pempek dos pertama dan juga terakhir yang saya buat, karena hingga kini saya belum pernah mencoba membuatnya lagi. Nah pengalaman pada saat itu - ketika itu skill dan jam terbang membuat penganan masih sangat minim - saya cukup dibuat repot dengan adonan tepung terigu yang menggumpal, liat dan seakan-akan melawan ketika di permak. Membuat saya langsung mengambil tindakan memasukkan adonan ke dalam food processor. Keputusan ini sebenarnya tidak bisa dibilang salah namun juga tidak bisa dikatakan tepat, karena sesudahnya saya harus mencuci gumpalan adonan yang masuk ke dalam setiap celah di food processor. Pekerjaan yang cukup membuat 'eneg' karena sangat menyita waktu. 

Pempek Dos  - Pempek Gurih Walau Tanpa Ikan!


Banyak pembaca yang kemudian turut mencoba adonan pempek dos mengatakan, "Wah Mba, adonannya luwes kok. Saya uleni manual pakai tangan, sebentar saja sudah kalis. Tidak perlu pakai food processor." Nah, masukan inilah yang kemudian membuat saya lebih pede pada percobaan kedua kali ini, mempermak adonan pempek dos menjadi cilok. ^_^ 

Karena cilok dan pempek dos tidak menggunakan ikan atau daging di dalamnya, maka untuk membuat cita rasanya menjadi gurih anda harus menggunakan kaldu ayam atau sapi. Cara praktis termudah tentu saja kaldu instan rasa sapi atau ayam yang banyak bertebaran di supermarket dalam aneka merk. Namun seorang pembaca JTT yang baik hati mengirimkan komentar dan meminta saya menghilangkan penggunaan MSG atau kaldu instan yang berbau MSG di dalam masakan, "Untuk mendidik masayarakat Indonesia supaya hidup lebih sehat dan bebas MSG, Mba", katanya. Idenya sangat bagus karena itu saya tidak pernah lagi memasukkan bumbu tersebut ke dalam setiap resep yang saya tampilkan. Namun tentu saja keputusan menggunakan kaldu instan saya kembalikan ke anda masing-masing ya.

Sambal pecel dari Ibu saya
Sambal rujak

Tentu saja ada cara yang lebih sehat dan nendang untuk membuat cilok anda sedap rasanya, menggunakan  kaldu homemade. Saya sudah pernah posting bagaimana membuat kaldu sendiri di rumah, dan kaldu ini bisa anda bekukan di freezer untuk waktu yang lama. Tahukah anda kaldu homemade yang saya gunakan untuk resep cilok kali ini berasal dari kaldu yang saya buat waktu itu? Err, sekitar lima bulan yang lalu. Rasa dan teksturnya masih tetap lezat dan yang jelas versi yang ini lebih sehat. Anda juga bisa menggunakan kaldu yang berasal dari rebusan tulang atau kepala ikan dan udang, atau rebusan tulang dan kaki ayam. Semua sama lezatnya. 

Air kaldu dan segala macam bumbu lantas direbus hingga mendidih dan tepung terigu pun di masukkan. Proses di tahap ini mungkin yang paling mengkhawatirkan karena begitu cepatnya tepung menggumpal dan bergerindil. Saya yakin jika ini pengalaman pertama anda maka akan cukup kalang kabut dibuatnya. Ehem, yang ini jelas ini pengalaman pribadi saya. Nah supaya prosesnya menjadi smooth dan anda tidak ber-sport jantung ria, ketika air kaldu mendidih segera matikan api kompor dan masukkan tepung terigu. Aduk cepat dengan spatula kayu hingga menjadi adonan pekat yang menggumpal. Baru ketika adonan telah jadi, hidupkan api kompor dan masak sebentar sekitar 1 menit dengan menggunakan api kecil sambil diaduk-aduk agar tidak gosong. Nah untuk tahapan selanjutnya semua  mudah. ^_^

Homemade Kaldu Daging - Sedikit Repot Tetapi Berharga Untuk Dicoba!


Cilok umumnya disantap dengan sambal encer yang terbuat dari kacang tanah. Jika kebetulan anda memiliki sambal pecel di rumah, manfaatkan itu. Menurut saya sambal pecel justru memberikan rasa lebih nendang di makanan ini. Tidak memiliki persediaan sambal pecel atau tidak pernah menemukan sambal pecel super nendang? Ibu saya memiliki resep sambal pecel yang sangat terkenal di keluarga kami, bahkan sering juga di ekspor hingga ke Batam, kota tempat kakak saya, Wulan, menetap. Anda bisa membuatnya sendiri di rumah dengan sangat, sangat mudah dan percayalah rasanya tidak ada duanya. Resepnya silahkan klik di link yang saya sertakan di bawah ya.

Ternyata bukan hanya cireng saja yang sedap disantap dengan bumbu rujak, cilok pun tak kalah mantapnya. Membuat bumbu rujak kental yang sering anda temukan di penjual cireng sangat mudah dan saya yakin anda bisa membuatnya hanya dalam waktu 10 menit saja. Jadi jika anda ingin variasi berbeda kala menyantap cilok, anda bisa mencoba menyantapnya dengan sambal rujak yang saya sertakan resep dan prosesnya di bawah. Bagaimana jika sambal pecel dan sambal rujak di campur menjadi satu? Ahh! Menurut saya itu kolaborasi paling yummy yang akan membuat anda susah berhenti untuk menyuap butir demi butir bola-bola cilok yang kenyal ini. Favorit saya, dua sendok makan sambal pecel dan dua sendok makan sambal rujak, aduk menjadi satu di dalam mangkuk dan ceburkan cilok ke dalamnya. Nendang! ^_^

Sambal Pecel Ngawi a la My Mom - Mantep Tenan!

Berikut ini resep dan prosesnya ya.  


Cilok & Sambal Rujak
Resep cilok dimodifikasi dari resep pempek Dos a la Ny. Liem, resep sambal rujak hasil modifikasi sendiri

Untuk banyak cilok diameter 1.5 cm

Tertarik dengan makanan berbahan dasar tepung kanji lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Pempek Dos - Pempek Gurih Walau Tanpa Ikan
Cireng Isi Keju & Balada Sakit Gigi 

Bahan cilok:
- 250 ml air kaldu ayam atau sapi *)
- 2 - 3  sendok teh garam 
- 4 siung bawang putih dihaluskan
- 1 1/2 sendok teh merica bubuk
- 125 gram tepung terigu serba guna
- 2 butir telur
- 200 gram tepung tapioka/sagu/kanji
- 3 batang daun bawang rajang sehalus mungkin

Bahan sambal rujak:
- 250 - 300 ml air bekas merebus cilok
- 3 sendok makan air asam Jawa
- 1/2 sendok teh terasi bakar, haluskan dan encerkan dengan 1 sendok makan air
- 5 butir cabai rawit, dihaluskan
- 2 siung bawang putih, dihaluskan
- 150 gram gula Jawa + 50 gram gula pasir
- 1 1/2  sendok teh garam, tambahkan jika kurang asin
- 1 sendok makan tepung maizena, larutkan dengan 3 sendok makan air 

Sambal lainnya:
Sambal pecel,  resep silahkan klik link disini.

*) Resep untuk homemade kaldu daging silahkan klik link disini.  

Cara membuat:
Membuat cilok


Siapkan panci anti lengket, masukkan air kaldu, garam, bawang putih dan merica. Rebus dengan api sedang hingga air kaldu mendidih. Matikan api. Masukkan tepung terigu, aduk cepat dengan spatula kayu hingga menjadi adonan padat dan menggumpal. Hidupkan kompor dan masak dengan menggunakan api kecil selama 1 menit sambil diaduk-aduk. Angkat dan lebarkan adonan di panci agar mudah dingin. 

Diamkan adonan agar tidak panas lagi, supaya telur tidak matang saat kita masukkan ke dalamnya. Tes suhunya dengan ujung jari kelingking anda, jika jari terasa nyaman walau adonan masih hangat maka adonan telah siap. 


Masukkan telur, daun bawang dan tepung tepung tapioka. Aduk dengan spatula hingga tercampur kemudian uleni adonan dengan jemari tangan anda. Adonan luwes tidak terlalu lengket, jadi jangan tergoda untuk menambahkan tepung sagu/tapioka/kanji. Jika terasa lengket, celupkan tangan anda ke dalam tepung tapioka dan lanjutkan menguleni hingga kalis. 

Dengan tangan yang dilumuri dengan sedikit tepung, ambil sekitar 1 sendok teh adonan. Bulatkan dengan menggelindingkannya di telapak tangan. Tata di permukaan loyang. Lakukan hingga adonan habis.



Siapkan panci, beri air agak banyak dan rebus hingga air mendidih. Masukkan butiran cilok dan rebus hingga cilok mengapung di permukaan panci dan ukurannya menjadi membesar. Ambil cilok yang mengapung dengan saringan/serokan kawat. Biarkan air rebusan cilok, kita akan menggunakannya untuk mengukus dan membuat sambal rujak. 

Masukkan air rebusan cilok  ke dandang kukusan, sisihkan sekitar 250 ml untuk membuat sambal rujak. Letakkan saringan dandang dan masukkan cilok. Kukus selama 15 - 20 menit atau hingga cilok berubah warnanya menjadi sedikit transparan di permukaannya. Matikan api kompor dan biarkan cilok di dalam kukusan agar tetap hangat. 

Membuat sambal rujak   


Siapkan panci kecil, masukkan semua bahan sambal rujak, kecuali maizena. Rebus dengan api sedang hingga mendidih dan matang. Masukkan larutan tepung maizena, lanjutkan merebus sambil diaduk-aduk hingga kental. Cicipi rasanya, sesuaikan rasa asinnya. Angkat.


Cilok siap disantap dengan sambal rujak atau sambal pecel atau campuran kedua sambal terasa lebih mantap! Yummy!

TESTIMONI PEMBACA

Sri Aprila Wati:
Mba endang,makasih resep ciloknya.Top markotop. Makasih ya mba...anak2ku pada suka...







172 komentar:

  1. Hm,,,mantab Benar mbak, perlu di coba nih! Terus setelah eksekusi cilok sendiri, masih beli di teman mbak?hihihi...ini cilok Klo di bawa kekantor bisa saingan ya mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Ina, iyaaa kemarin saya buat sendiri saya makan sendiri sepanci waaakkk, mengerikan banget hhahah, habis enak banget dan gampang buatnya

      Hapus
    2. Hari ini eksekusi cilok ini,pempek dos yg dulu sukses. Hari ini sedikit crazy mbak,terigu,air kaldu,bawang dan wortel yg saya pasrah lembut saya aduk rata dulu ( komposisi semuanya sama dengan resep mbak, cuma saya tambah wortel 2 Biji),kemudian saya panaskan ( seperti buat adonan tangzhong,hihihi...aneh ya).langkah selanjutnya ikuti cara mbak, tau nggak mbak apa yg terjadi?200 gr tepung Sagu (saya pake Sagu alini) ternyata masih membuat adonan lemas,sampai akhirnya saya tambah sampai 500 gr, sampai segitu adonan masih belum kalis, akhirnya saya cetak seperti buat bakso,ada yg saya buat isian tahu.hasilnya cilok tetap lembut,tidak keras juga saat sudah dingin.apa kualitas Sagu berpengaruh ya mbak?

      Hapus
    3. Hai Mba Ina, wah seru banget modifikasi ciloknya ya, wakaka. Mungkin kualitas sagu, mungkin juga karena kandungann airnya banyak ya, karena pakai wortel juga, jadi membuat cilok empuk.

      Hapus
  2. mb Endangggg.....punya jurus kebatinan dr mana sih. Ini postingan ketiga Mb Endang yg bertautan dg rencana masak sy di akhir pekan.
    Sebelumnya resep coto makasar dan buncis sechuan hadir beberapa hari stl sy ngedrumel setelah menyantapnya di warung makan. Hiks...protes dg porsinya yg 'superhemat' namun kuras jatah belanja dapur.
    Kali ini CILOK datang ketika sdh 2 minggu ini pengen bikin dan rajin buka google utk cari resepnya. Eksekusi belum dilakukan krn kendala PR menggunung tiap weekend.

    Ah memang JTT ini ngetop bingittt!! Meski sy jauh di solo, tp Mb Endang bisa tau isi hati pembacanya. Sehat selalu Mb...

    Dian - Solo
    *berharap akhirpekan ini tdk ada lemburan, jd bisa masuk dapur* :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Dian, waah senang sekali resep yang saya hadirkan bisa membaca suasana batin pembaca walau yang jauh sekalipun wakkakak. Sipp, moga bisa segera dipraktekkan yaaaa

      Hapus
  3. Akhirnya mbak Endang posting cilok jugaaaa. Seneng banget bacanya. Tapi sayang lg diet ih mba. Kenapa ya, makanan enak itu banyak yg kurang sehat :(
    Dilema ini mbaaaa.. Pengen bikin tapi takut berat badan naik :(

    Farah - Tegal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Farah, waah kalau makan makanan ini gak bisa berenti2. Bisa2 1 panci lohhhh buat dimakan sendiri hahhahha

      Hapus
  4. mbak endang... ciloknya kalau sudah dingin jadi keras gak ya...? kok jadi pengen bikin trus dikemas titipin ke kantin :) -rini,semarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Rini, gak keras mba, tetap empuk sama ketika masih panas hehehhe

      Hapus
  5. Air kaldunya bisa diganti air biasa kan mba?maklum gk punya setok kaldu n lg males bikin kaldunya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa kok mba, hehheh atau pakai kaldu bubuk instan dahhhhh huaaa

      Hapus
  6. Mba Endang, semalem pas pulang kerja langsung eksekusi resep ciloknya, mantep mba rasanya meskipun lupa ga pake bawang daun dan bentuknya ga bulat sempurna, tapi beneran ngingetin jaman SD dulu mba, lebih enak malah rasanya dr cilok siabang2 dan saya pake bumbu pecel instan yg pedes hadeuh gaperlu pake saos juga udah nendang bgt mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Gita, thanks sharingnya yaa, waah mantep saya jadi ngeces juga, weekend mau bikin lagi aaahh mumpung bumbu pecel masih banyak hahhahhaha

      Hapus
  7. Sama saus salsa nya mba endang enak kali yaa.. hhmm.. jd ngeces mba liatnyaa..

    BalasHapus
  8. Mbak Endang, ini asli enak dan gampang bgt. Meskipun di Bandung bertebaran yg jual cilok, selama ini blm nemu yg enak. Biasanya terlalu kenyal, jd susah dikunyah. Klo yg ini kenyalnya pas, si kecil ga kesulitan makannya. Dia bilang sambil tersenyum, "enak, ummi". Terima kasih ya mbak :)

    -rilya (bandung)-

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba rilya, thanks yaa, senang sekali resep ciloknya disuka. lebih baik buat sendiri drpd jajan di abang cilok ya, terutama buat si kecil, lebih aman.

      Hapus
  9. Waaaaah jadi inget suami minta dibuatin cilok dari bulan puasa sampe sekarang blm keturutan, krn nunggu resep JTT, semoga bisa segera saya eksekusi nih, makasih y mb endang, btw salam kenal yah ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba KArtini, sipp, silahkan dicoba ya Mba, moga suaminya suka yaa hehehe

      Hapus
  10. Mbak, kalo gak dikukus, mempengaruhi rasa yah ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. rasa mungkin nggak ya, rebus saja sampai benar2 matang

      Hapus
  11. mbak klo adonan mau disimpan buat stok bisa gak ? taruh di frezer ato kulkas aja ? trus angetinnya direbus apa kukus ? anak sy tiap pulang sekolah suka ngemil. maksudnya biar gak lama klo punya stok, hehe. thx mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba ratna, bs disimpan di kulkas mba, menurut saya sebailknya dalam kondisi sudah matang di bekukan saja, kalau mau makan tinggal dikukus lagi.

      Hapus
  12. Setelah buat martabak saya buat cilok jg..... pake resep dr mbak endang....langsung habis diserbu sma anak n keponakan semuanya bilang enak ......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Merry, thanks sharingnya ya mba, senangnya masakannya habis diserbu hehhehe

      Hapus
  13. Mbak endang, sumpah saya ngileeeerrrrrrr.. Mau coba ahh wiken ini.. wajibbbb! Doain sukses ya mbaakk..
    Oya, kalo cilok digoreng apa jdnya seperti cimol mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sip, silahkan dicoba, moga suksses dan suka ya. Saya terus terang masih bingung beda cilok dan cimol hehehhe

      Hapus
  14. Halo mba.. cobain deh ciloknya di goreng, jadinya rasa siomay lo mba.. :) hehee.. suka banget makan cilok.. ntar nyobain yang resep ini mba..
    makasii
    #fans berat jtt
    #tynn..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Tynn, waah mantap idenya, jadi pengen bikin lagi euuuuuyy heheheh

      Hapus
  15. mba endang kalo resep cimol gimana yaa?? mau doong ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. cimol bukannya mirip cilok ya, hanya saja setelah dikukus kemudian digoreng wakkaka, saya sendiri belum pernah coba cimol

      Hapus
    2. dari hasil googling sih cimol bahannya tepung tapioka, tepung beras, sama soda kue, kadang2 ada jg yg dtambahin tepung terigu lagi, cuma aku coba bikin berkali2 kok tetep aja alot,
      mungkin mba berkenan mau coba bikin cimol.
      soalnya kalo masak dari resep mba selalu berhasil..hehehe
      makasih mba sebelumnya

      Hapus
    3. waduh saya sendiri belum pernah makan cimol jadi masih bingung dengan rasanya wakkakak, kalau sudah yakin pasti dicoba ya

      Hapus
  16. hai mba Endang, thanks for sharing the recipe. selama ini kale bikini cilok lengket banged.. finally bisa juga bikini cilok bagus. oia kalo aku biasanya bikin cilok aku kasih filling. bisa baso, smoked beef, daging cincang terus ditambah keju, yumm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Aiu, yep silahkan ditambahkan isian di dalamnya, saya sendiri udah gak keburu pakai isian karena udah gak tahan mau buru2 makan wakkakak. Thanks yaaa.

      Hapus
  17. Mbak,klo mau tambah kornet,dimasukin di tahap mana kornetny?

    BalasHapus
  18. mba en, klo biar cilok mulus ga ad butiran2 atau gelembung gmn

    BalasHapus
    Balasan
    1. saat menguleni, ketika adonan masih panas mba, itu harus maksimal ya, kalau diuleni sampai kalis, maka adonan gak akan ada butirannya.

      Hapus
  19. ada sisa sambel rujak dari cireng yang beli di airport kemaren .. trus coba bikin cilok ini.. enaaaak mbak, anak2ku juga suka banget! (^.^) makasih ya mbak .. tanpa msg pulak (^.^)..

    BalasHapus
    Balasan
    1. sipp, thanks sharingnya ya mba, senang resepnya disuka yaa

      Hapus
  20. Hi mba endang, mau tanya klo tepung tapioka/sagu/kanji bisa diganti tepung maizena ga mba ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Mayuko, untuk resep cilok tidak bs diganti dengan maizena atau tepung lainnya ya. harus pakai tapioka atau sagu ya mba

      Hapus
  21. salam kenal mba endang,, makasih resepnya ya... barusan dicoba sore hari ini. Enak... bisa saingan ama yang dijual tetangga nih hahaha... sempet diprotes keluarga karena gak ada isiannya.

    BalasHapus
  22. salam kenal ya mba Brigita, senang resepnya disuka, untuk isian dimodif sesusai selera saja ya mba.

    BalasHapus
  23. Mba endang, pas cilok dikukus emang ga saling nempel yah? Trus klo kuah kaldu pake kaldu instant takarannya berapa sendok yah? Thank u mmba

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba desy, nggak nempel ya mba, karena kita saat menggelindingkanya pakai minyak di telapak tangan.

      kaldu instan pakai 1 sendok teh ya mba

      Hapus
  24. Hai mb... contek lagi nih resepnya. Udah lama pengen bikin cilok, secara anak-anakku doyan banget beli cilok. Eh di blog mb Endang ada resepnya. Aku tambahin udang giling mb, dan kaldunya pake kaldu dari udang itu. Wiiih kian mantap mb. Thank's banyaaak ya mb :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Fatimah, wah mantap banget, thanks sharingnya yaa. yep saya yakin pakai udang pasti makin tambah mantapp, hehehhe

      Hapus
  25. Mbak, kalau hanya pake tepung sagu/tapioka (alias ga pake terigu) kira2 gimana jadinya ya? Apa akan keras saat dingin?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba rizka, yep teksturnya akan keras dan terlalu kenyal. coba tambahkan parutan labu siam rebus supaya lebih lunak ya,

      Hapus
  26. Hi Mba Endang, percobaan pertamaku berhasil kenyel2 enak mirip kya yg abang2 jual hhe.. yg ini Aku pake sagu tani..tp prcobaan keduaku kenapa Jadi agak empuk ya huhu.. apa karena beda merk sagu klo yg kedua Aku pke sagu biasa .atau karena yg kedua ini Aku agak lama kukusnya? Mohon percerahan Mba.. tq

    BalasHapus
    Balasan
    1. hi mba putri, mungkin merk tepung saguya mba, kadang memang tepung sagu ini bs beda2 hasilnya, lama ngukus menurut saya nggak ngaruh ya mba

      Hapus
  27. Mba endang aku udah bikin ciloknya, suka dehhh... langsung diserbu para precils ku.. ludes hehe.. aku bikin sambel rujak nya tanpa rawit, maklum ada anak2, walau kurang nendang tapi lumayan sippp lah ya... buktinya habis... hehehe... makasih banyak mba resepnya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks sharingnya mba ria, senang sekali resepya disuka ya mba.

      Hapus
  28. Ooohh jadi waktu mau ngukus di gelindingin lagi ditangan yg udh dibalur sama minyak ya mbak?? Barusan banget aku bikin nih. Begitu diangkat dari kukusan agak2 lengket dan nempel satu sama lain.. Tp overall sih sakseuss. Persis namanya mbak endang, ini sangat eeenndyyaaaaaang mbaaakkk..! *bukan karna ngidam saat hamil muda loh :D


    Salam,
    Chika

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Chika, boleh dioles minyak, tapi penglaman saya sih saya langsung kukus saja, memang agak sedikit lengket3 tapi masih bs dilepas satu sama lain kok heheheh.

      thanks sharingnya ya, senang sekali resepnya disuka^_^

      Hapus
  29. Salam mba.. Kebetulan beberapa tahun ini saya sudah vegetarian. Kaldu dagingnya diganti dengan kaldu jamur instan, bisa ya? Selain kaldu jamur, kira2 dengan apa lagi ya mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mb, yep bs pakai kaldu vegetarian ya, saya rasa dengan kaldu jamur sudah oke kok rasanya yaa

      Hapus
    2. ya ampun Mbak endang,,akhirnya nemu juga pembenaran pikiran saya untuk memasak sebentar adonan tepung ky kalo bikin kue soes,,soalny abis bikin cilok kok ya tekstur udah oke tapo berasa banget tepungnya euuwhh :( makasih banyak mbak,,tulisannya superduper helpful semoga barokah ilmunya

      Wassalam
      nidya

      Hapus
    3. Halo Mba Nidya, thanks sharingnya ya mba, senang sekali artikel dan resepnya disuka, moga sukses juga dicoba yaa. salam.

      Hapus
  30. Mba Endaaang, Saya Rindy dr Jogja
    Barusan bgt saya coba resepnya, awalnya sediiih karna adonannya lengket bgt padahal sampek pake 250gram tepung kanji, tp tetep lengket encer nggak bisa dibentuk. Udah mau nyerah soalnya baca2 yg komen yg lain pd sukses2 semua :D ntah knp pny ku beda sendiri. Tp setelah dipikir2 drpd mubadzir yaudah aku cetak2in aja pake 2 sendok langsung masuk air rebusan, bentuknya emg gk bisa bulet2 kyk pny mba Endang, tp rasanya enak kok heehehe empuuk jg nggak aloot apalagi dicocol pake sambel pecel khas Magetan buatan simbah oleh2 mudik kmrn, jd makin mak nyuuus.. hihihi aku pembaca setia blog mu mba, salam kenal ya mbaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal mba Rindy, resep diatas tepung terigu harus dimasak hingga air habis dan tepung berubah menjadi adonan keras ya mba, jadi tekstunya sama sekali gak encer ya. Saya jadi bingung kok bs encer ya.

      Hapus
    2. Saya senasib sama mba Rindy, resep udah sama"plek" kayak resep dr mba Endang tp adonannya lengket dan lembek bgt ga bs dibentuk dg tangan. Akhirnya sy tambahin terigu sampai perbandingannya sama dg tapiokanya, msh agak lengket tp bs dibentuk walaupun sebentar2 tangan harus dilumuri tapioka.alhamdulillah tekstur akhirnya ga keras. Setelah baca comment ini baru tau ternyata terigu dimasak hingga air habis, itu kayaknya letak kesalahan saya. Kalo soal rasa sih resep Mba Endang ga pernah gagal, selalu mantap. Makasih banyak ya mba Endang..��

      Hapus
    3. Halo Mba, sesuai step pertama di resep dan gambarnya juga sudah jelas ya, terigunya sampai pekat dimasak, kering, jadi sama2 sekali tdk ada air lagi. Thnaks sharingnya ya

      Hapus
    4. Owalah mba.. senasib.. baca nya dimasak di kompor selama 1 menit aja.. ga ngerti kalo harusnya itu sampe air habis..

      Hapus
    5. sampai kering, pengalaman saya 1 menit kering mba

      Hapus
  31. Salam kenal, mbak Endang.... makasih resep rujaknya yah.........langsung saya eksekusi nih...:)

    BalasHapus
  32. Maaf mba numpang tanya nih, klu kaka saya adonan yg pakai air mendidihnya itu sagunya mba, gmn tuh? Trs takarannya sama baik terigu/sagunya. Mis terigu 1/4, sagunya jg 1/4kg.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hi mba, beda resep bs beda cara ya, kalau sudah merasa resep itu oke gak masalah dipakai mba. Kalau saya selalu pakai resep diatas dan so far hasilnya oke ya.

      Hapus
  33. Maaf mba endang, mau tanya, kalo di suhu ruangan, tanpa dikulkas, bisa awet brp lama ya? Soalnya mau dibawa perjalanan hihiii mau dikirim. Aku bikin, temen ku ketagihan. Makasih yaa mba endang bwt resep yahudnyaa!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mb, thanks yaaa.

      cilok saya rasa gak awet lama ya, maksimal 1 hari saja, takutnya basi kalau menginap ya.

      Hapus
    2. oh gt yaa, kalo di simpan dlm freezer bs tahan brp lama mba ?

      Hapus
    3. di chiller bisa 3 harian kalau freezer mungkin 1 bulan tetapi saya belum pernah coba di freezer ya mba

      Hapus
  34. Halo mbk
    Mw tanya 200 gram tapiokanya buat apa?
    Ikut dicampur sama terigu kah atau gmn?
    Makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, diresep sudah saya jelaskan ya, tapioka masuk berbarengan dengan daun bawang dll, coba dibaca sekali lagi prosesnya ya mba

      Hapus
  35. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  36. Enaaak, gak keras dan kenyalnya pas. . .
    Sayang, saya pakai kaldu bubuk habisnya malas dan sudah larut untuk membuat kaldu buatan sendiri. . .hehe
    Saya yakin kalau pakai kaldu buatan sendiri rasanya lebih mantap yaa, wong yang ini saja sudah sangat lezat. . . jempol buat mba Endang. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Risa, hahahhah saya sering pakai kaldu bubuk, kdang malas mau cairin kaldu beku di freezer. menurut saya enak2 sja wakakakka

      Hapus
  37. Pgn bikin ini buat camilan suami d kantor,,,😍

    BalasHapus
  38. Enaknya kebangetan!!! Semua resep mba endang ga pernah saya gagal bikin!! Thank you so much mba... -tika-

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba tika, saya juga suka buanggeeeet sama resep cilok ini, pernah ketika kumat saya makan 1 panci sendiri wakakkakakk , gila yaaa

      Hapus
  39. Mbak Endang lapor..habis eksekusi ini (lagi)..bukan pertama kalinya nyoba ini,soalnya masbojo suka bgt cilok ini..dulu pertama ngikutin resep,polosan aja,tp kebanyakan lada,jd rada pedes..kali ini saya modif ngurangin lada,trus saya coba isi keju cheddar yg dipotong dadu sama abon..yg keju cuma brasa gurih aja..haha..tp yg abon enaaakk..anak saya 2 thn 10 bulan sampe bilang lagi lagi..waduh tambah saingan deh..haha..makasih ya mbak..tunggu laporan eksekusi berikutnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Putri, harus buat banyaaaak Mba waakakka, soalnya saya sendiri saja suka makan sepanci sendiri tobat daaah! Stock sambal kacang juga hehhehe. Yang malas itu gelindingnya, lamaaaa. Thanks sharingnya yaaa

      Hapus
  40. Terima Kasih Mba Endang resepnya, sukses tanpa repot.... semua bilang enak (enak pisan katanya :D ) Mau tanya dong mba enak & bagus mana cilok pakai tepung kanji/tapioka/sagu? kalo boleh dishare juga mba merknya ya, terima kasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks sharingnya mba ya, senang resepnya disuka. untuk tepung menurut saya sama saja ya, saya pakai seadanya di rumah, sering2 pakai tapioka merk sagu tani ya

      Hapus
  41. Alhamdulillaah, sudah eksekusi resep ini. Ngulen 1 adonan ini bisa dibagi dua jadi pempek dos dan cilok. Hehehe biar meja makan penuh :D
    Terima kasih banyak, Mba Endang untuk resep dan trik memasaknya

    Ida Zip

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Ida, thanks sharingnya yaa, memang adonan ini fleksible bisa jadi macam2 wakakakka.

      Hapus
  42. Mba endang ini cilok yg paling empuk yg pernah aq buat.sambal petis nya manis asam pedas,ku tambah saus tomat,sukkaaa.
    Pempek dos nya guriiih.:D
    Mksih ea mba.semoga kebaikan mba endag dibalas oleh NYA, dg kebaikan yg lebih2.amiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba marisa sharingnya ya, senang sekali resep ciloknya disuka ya. amiin atas doanya ^_^

      Hapus
  43. Mbak endaang.. sy fans berat blog ini... udah bikin beberapa menunya mbak endang selalu happy setelahnya. Puass.. :D
    Dan cilok ini.. jd primadona dirumah skrg..ditambah sambel pecelnya juga mantaaapp...kalah deh sambel pecel diluaran. ibu2 arisan disuguhin camilan ini lahap banget mbaak.. hihihi...
    Makasih mbak jangan berhenti berbagi yaaa... ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba hanina shairngnya ya, dan thanks sudah menyukai jtt. sukses selalu yaa

      Hapus
  44. Mbaa..

    Itu fungsi telurnya untuk apa yah???

    Kalo gak pake telur gimna mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba desi, supaya enak dan empuk, silahkan diskip ya

      Hapus
  45. Mbak endang...

    Kok ciloknya kalo udah dingin malah jadi alot yah??? Padahal ngikutin cara diatas. Makasih mba. Tolong dijawab yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba endang tolong di jawab dong :'(

      Hapus
    2. pengalaman saya sama sekali tidak alot ya mba, tetap empuk bahkan setelah masuk kulkas sekalipun, jadi mungkin mba kebanyakan tapioka. Kalau diikuti dengan seksama resep diatas hasil cilok akan empuk.

      Hapus
  46. Mba endaaang !!! Aaaahh makasih loh resepnyaa. Baru hari ini nyoba bikin cilok dan hasilnya sukses, endess, langsung ludes hhaha. Mantap mbaa...pas dingin cilok juga masih kenyal banget. Besok besok mau bikin lagi pake isian daging ayam hhi. Keep sharing yaa mbaa..GBU

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mb Disti, thanks sharingnya ya, senang resep ciloknya disuka. Sukses selalu yaa

      Hapus
  47. Makasih yah mba endang buat resepnya..

    Oh yah, kalo cilok ini ditaruh di freezer (frozen food)...

    1.Sesudah di rebus langsung masukin ke freezer

    Atau

    2.Rebus > Kukus> masuk ke freezer

    Kira kira yg mana ya mba endang???

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba titin, bisa keduanya ya mb, atau rebus, masuk freezer dan kukus ketika akan disantap ya

      Hapus
  48. Mbak endang...
    Kenapa yah cilok stelah dikukus (kondisi dingin) jadi lengket gitu padahal udah dikasih minyak saat mau direbus, kayak berlendir tepung gitu mbak. Minta solusinya yah mbakk???:) makasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mb rida, saya juga bingung mb kenap bs begitu heheheh. karena saya sudah bikin dengan resep ini berpuluh2 kali hasilnya oke2 sja yaaaa

      Hapus
  49. Makasih ya mba atas resep ciloknya :)

    Tapi saya bingung mbaa. Kenapa sambel rujaknya gak hitam pekat kaya yg di foto. Solusinya biar sambel rujak yg hitam pekat apa yah mba????

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, gula merah yang dipakai harus yang gelap, di jakarta kita sebut gula merah batok, biasa dipakai untuk kuah cuko pempek

      Hapus
  50. Waaa akhirnya saya berhasil bikin cilok

    BalasHapus
    Balasan
    1. sip, mesti bikin yang banyak, karena sepanci kurang hehhehe

      Hapus
  51. Salam kenal mba endang.. Saya mau tanya,jika api tetap menyala saat tepung terigu dimasukan ke air kaldu mendidih asal diaduk cepat hingga adonan padat dan menggumpal boleh ga? Ga punya panci anti lengket nih khawatir adonan berkerak didasar panci.
    Klo ikutin cara mba yg menyala kan kembali saat adonan padat dan menggumpal. Oiya sama ini mba,adonan ini bisa untuk cireng juga ga? Maklum baru belajar,,
    Thanks ya mba atas resep dan jawaban nya..
    Ayulian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Ayu, bisa ya, yang penting terigu menjadi adonan yang matang dan kalis. yep, adonan ini bs untuk cireng ya

      Hapus
  52. Hi mba endang salam kenal aku mau coba jualan cilok kalau di kasih kuah bakso enak gak ya maksudnya biar ada variasi dan kira2 harga jualnya berapa makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mba yulike, jadikan seblak saja mba, ada resep seblak di JTT ya, googling saja. Kuah bakso kayanya kurang ok ya. untuk harga saya kembalikan ke pembuatnya yaaa

      Hapus
  53. Hai mba endang salam kenal aku mau coba jualan cilok ini kalau d variasikan dengan kuah bakso atau dibakar kira2 oke gak ya mba? Dan maaf kira2 modal awal yang dikeluarkan berapa? Dan harga jual yang pas berapa?maaf mba aku masih awam soal kuliner mohon bantuannya makasih

    BalasHapus
  54. mba endang itu pake 2 telur, kalo si ciloknya dingin jadi bau amis telur ngga? klo saya skip telurnya. atau saya cuma pake 1 telur masis tetep empuk gak nya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba dini, nggak amis ya mba, kan pakai bumbu2 lainnya, kalau mau skip atau kurangi telur saya persilahkan yaa

      Hapus
  55. Hai mba Endang!
    Setelah selama ini cuma bisa ngiler gara2 baca resep ciloknya, akhirnya td sama sepupu berani eksekusi juga wkwkwk
    Pertama kali ketagihan cilok itu gara2 abang cilok yg suka jualan di depan sekolahh, terus lama2 kepikiran pengen nyoba buat. Beberapa kali nyoba buat dan selalu gagal ada yg keras kek batu lah, ada yg rasa nya kaya tepung terigu ga mateng gitu aduh macem2 deh kegagalannya/? Dan akhirnya nemu JTT, udh lama pengen cobain resepnya tp masih trauma berat sama kegagalan sebelum2nya hiks..
    Dannnn, setelah hari ini nyoba ga nyesel deh seriusss, sukses besaarrr, aku malah nyesel kenapa ga dr dulu dulu aja nyoba bikinnya huehehe:') Thanks so much yaa mba Endangg, salam dr palembang:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, thanks sharingnya ya, senang sekali resep ciloknya disuka, sukses yaa

      Hapus
  56. Dear mba Endang. Resep ciloknya udah saya coba dan hasilnya maknyus banget. Jadi ngobatin kangen sama jajanan di indo, kebetulan saya ikut suami di jepang. Kemarin coba resep ayam kuluyuknya ternyata suami, anak dan temen jepun bilang enaak..senangnya. makasih ya mbaaaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, thanks sharingnya ya, senang sekali resep cilokya disuka, sukses yaa

      Hapus
  57. Halo mba Endang. Hari ini saya nyoba bikin cilok bdskn resep mba. Kok jadinya lembek benyek2 ya. Gak bs kalis. Apa takaran saya yg gak pas? Biasanya klo ky gitu sebabnya apa mba? Kurang tepung tapiokanya ya? Makasih mba
    Tasya - Balikpapan

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, ditimbang degan tepat tidak ya bahan2nya? kalau lembek biasanya kurang tapioka.

      Hapus
  58. Halo mba Endang. Hari ini saya nyoba bikin cilok bdskn resep mba. Kok jadinya lembek benyek2 ya. Gak bs kalis. Apa takaran saya yg gak pas? Biasanya klo ky gitu sebabnya apa mba? Kurang tepung tapiokanya ya? Makasih mba
    Tasya - Balikpapan

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba tasya, saya sudh jawab diatas ya. Kalau takarannya pas dan sesuai resep maka hasil jadinya sama sekali tidk lembek.

      Hapus
  59. Wah jadi 45 butir cilok dengan isian sosis sesuai permintaan putri saya. Bisa makan kenyang cilok yang empuk saat masih hangat maupun setelah dingin. Kalau diisi tetelan tambah yummy kayaknya. Duh ngebayanginnya aja bikin ngeces...

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks Mba sharingnya ya, cilok juga makanan fav saya hehehe

      Hapus
  60. Thank's Mba Endang resepnya,,hari ini saya bwt ciloknya sesuai resep mba Endang, hasilnya sesuai yang saya harapkan setelah beberapa kali mencoba resep2 yang ada tp hasilnya tidak memuaskan (gagal..skali lagi mkziii mba':), di tunggu resep2 masakan yang lain,,hehehe, harap maklum baru belajar memasak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba Sahara sharingnya ya, senang resepnya disuka, sukses yaa,

      Hapus
  61. Harus bertrimakasih ni mbak, dah sejak sblm menikah hingga kini dah jadi bapak rumah tangga,bikin cilok berbagai cara dah aku tempuh, berbagai resep dah aku jalani, baru ini berhasil dengan cara mbak endang..sebenernya bumbunya standar, tp caranya ternyata gini..makasih mbak, sukses slalu..
    Bapak2 juga boleh masak kan??hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mas Ivan, thanks sharingnya ya. Yep, bapak2 bukan hanya boleh masak tapi kudu bs masak juga hehehhe.

      senang resepya disuka, sukses selalu ya! ^_^

      Hapus
  62. Halo mbak...salam kenal. Mau tanya mbak , jika alergi dgn tepung terigu, boleh diganti dengan tepung beras tidak ya ? Dan berapa takarannya? Dan jika tidak pakai telur sama sekali apakah hasilnya jd keras? Terima kasih sebelumnya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk cilok ini tdk ya, sya rasa akan keras hasilnya. Saya kurang tahu bs dganti tepung apa mba. Tanpa telur akan keras ya

      Hapus
  63. hai mba endang, salam kenal.. mo tny mba, stlh cilok di rebus apa tetap hrs di kukus lg? guna nya apa ya mba, kan di rebus itu uda matang? makasi sebelum nya mbaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. supaya lebih matang dan tdk lengket satu sama lain, saya selalu kukus lagi, banyak yang komplain kadang hanya rebus saja tdk bs matang sempurna

      Hapus
  64. mbk cilok ini kalo dibuat cilok kuah bisa juga kan?

    BalasHapus
  65. Mba,aq bikin cilok gagal terus,aq browsing liat blognya mba endah
    Pgn nyoba mba biar ga gagal lagi...
    Hampir putus asa,selalu alot

    BalasHapus
    Balasan
    1. silahkan dicoba mba, moga sukses dengan resep diaats. Mericanya sesuai selera saja, kalau mau pakai sedikti boleh2 saja ya

      Hapus
  66. makasih banyak infonya mba, lusa nanti mgkin akan eksekusi. mudah2an hasilnya mantap,maklum pemula mba, baru nyoba 10x testing hasilnya gk memuaskan selalu alot dan keras, doain ya mba biar sukses maklum bukan ibu2 ...hehehe. oiya untuk takaran air kaldu instan yg 250 ml itu pakai brp sachet ya mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, sip moga sukses ya percobaan berikutnya. Kaldu instan sesuai selera saja ya, 1 sendok teh mungkin ya.

      Hapus
  67. mantap mba resepnya akhirnya bisa juga, cilok empuk+ berasa walopun sudah dingin,makasih banyak mba berkat resep mba ini komentar negatif teman-temanku yg selalu ngetawain lgsg berubah 360 celcius hehehe. ciloknya diserbu abis :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke thanks ya sharingnya, senang resepnya disuka, sukses yaaa

      Hapus
  68. Eksekusi pertama Alhamdulilah sukses,sekarang pngn coba adonan di tambah ayam kira2 brp takaran tepungnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba shanty, saya blm pernah coba pakai ayam buat cilok mba, mungkin mba bs lihat resep siomay saja ya

      Hapus
  69. Salam mba endang.. baru aja beres eksekusi resep ini, rencananya mau dijual bsk pagi ampe siang. Semoga rasanya ga berubah ya saat dijual. Doain ya mba lg belajar jualan nih...��

    BalasHapus
  70. halo Mba endang, terimakasih resep2nya. sudah banyak yang saya coba, dan foolproof 😄
    ohya Mba, kalau boleh, saya boleh request resep otak2 bulat yang di abang2 ga mba?
    otak2 yang suka nongkrong di depan kuningan city pakai gerobak sepeda. ada otak2 panjang yang dibakar dan otak2 bulat yang digoreng. mungkin saya yang terlalu awam sampai gatau resep otak2 bulat itu. hehe
    terima kasih banyak Mba sebelumnya
    sukses selalu
    -nabila

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Nabila, thanks ya ya, senang resepnya disuka. Otak2 kering goreng ya, hehehhe belum pernah coba, mirip2 kek bakso goreng hanya dari ikan kayanya.

      Hapus
  71. Mba endang semua resepnya enak enak banget mba hari ini nyobain 2 resep ayam suwir bumbu ayam sisit bali sama cilok ini 22nya berhasil dan enak tapi tadi pas bikin ciloknya aku sotoy gitu mba ga aku baca2 lagi step by stepnya jadi semua bumbu aku aduk aja jadi satu dan bener aja ga jadi tetep encer pas baca lagi step2nya salah tapi dari pada sia2 adonanya aku masak aja sampe ga encer baru saya uleni lagi pake tepung kanji dan berhasil mba hehehehe
    Makasiii banyak ya mba ngebantu aku yang baru banget belajar masak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Mba sharingnya ya, senang resep2 JTT disuka, sukses ya

      Hapus
  72. Cilok salah satu jajanan pav saya dan pa suami. Udah dr lama pengen banget nyoba bikin cilok sendiri tp blm nemu resep yg ok, sampe akhirnya nemu resep mba Endang ini. Udah di recook beberapa kali mba, suami, adik2 sampe temen yg saya bawain pada suka nendang banget rasanya. Saya selalu bikin yg pake isian mba..yg paling mantep pake isian jando atau ayam cincang. Makan cilok ini ga pake saus pun ga masalah rasanya udah enak banget dimakan panas2. Makasih banyak mba resepnya 😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks Mba Fitria sharingnya ya, senang resepnya disuka, sukses yaa

      Hapus
  73. Malem2 baca resep ini, pulang kerja jam setengah 4 pagi langsung eksekusi, langsung bikin 3x lipat dari resep yg mbak Endang tulis dan berhasil, thx mbak ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheheh, memang harus bikin banyak sekalian, soalnya cepat habisnya

      Hapus
  74. Aih mba endang, ciloknya enak banget mba apalagi sambel rujaknya aqu sampe ga percaya bisa bikin cilok dan sambel rujak yg lebih enak dr yg banyak dijual dipasaran...suami sampe terkaget2 mba..maklum sy pemula bgt di dunia cooking dan baking..makasih mba endang resepnya..pokoknya resep mba endang ga ada yg pernah bikin aqu kucewa

    BalasHapus
  75. Terima kasih resepnya mbak, anak anak pada suka, meskipun dingin tetep empuk, gak sempat bikin sambal rujaknya karena ciloknya habis duluan dimakan sama sambal kecap

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah ini memang enak, fav saya pakai kuah pempek hehhee

      Hapus
  76. mau tanya ttg ciloknya Mba, adonan saya masih hangat dan udah kalis (tidak lengket) tapi sisa tepung tapioka masih banyak yg belum menempel bahkan banyak jg gerindil / butiran2 keringnya. akhirnya saya coba 2 cara menguleni :

    1. saya uleni adonan dengan ringan sampai semua menyatu. hasilnya banyak butiran2 tepung kering di dalam bola2 cilok, setelah dimasak dan dikukus butiran tepung ini tetap mentah dan keras apalagi stlh dingin (tapi ada juga beberapa cilok yang mulus dan empuk setelah dingin, asal ga ada butirannya)

    2. saya uleni adonan kuat2 dan cepat dengan tenaga sampai butiran2 tepung kering hilang dan adonan mulus. setelah dimasak sepertinya bola2 cilok lebih liat dan kenyal ya Mba (mungkin karena reaksi gluten / yg pernah saya baca tapioka kalau makin diuleni akan semakin kenyal)

    jadi gimana cara menguleni yg benar biar adonan mulus dan tetap empuk ya Mba? terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidak usah terlalu ruwet dengan resep ini, kalau masih banyak tepung kering ciprati dikit air panas saja. Saya hanya uleni biasa saja, asal nyampur ya hentikan. Btw, tapioka tidak mengandung gluten ya.

      Hapus
  77. Udah coba.. kekenyalan udh pas. Cuma kurang rasa. Saya slalu kurang brani ngasih garam. Kaldu nya juga cuma punya dikit. Tp mbak sy kan buat stengah resep. Kok lengket bgt ya. Tp bisa di bulat2. Cuma harus sering2 celupin tangan ke tepung

    BalasHapus
    Balasan
    1. kenapa gak direbus 1 butir buat dirasa dulu saja? jadi sisa adonan bs ditambah garam? tangan olesi minyak saja waktu buletinnya.

      Hapus
  78. Mbak, sy pingin jualan cilok tp kayaknya hanya tahan sehari ya di suhu ruang?
    Yg mbak tulis di cerita bahwa teman mbak jualan di kantor itu, artinya sistem pesanan (pre order) ya? Kalo nda, kan artinya ciloknya rusak (kalo lewat dari hari itu nda laku).

    Apa ada solusi biar cilok bs tahan lama? Mgkn klo nda laku, apa bisa dikukus ulang buat besoknya? Dan besoknya lagi? (hehehe...) bisa tahan brapa hari dgn cara dikukus berulang2, mbak?? Tp itu artinya cilok berada di suhu ruang minimal 10jam (8jam kantor+PP 2jam) TIAP hari.

    Kayaknya jualan dlm bentuk beku kurang pas mbak soalnya orang kebanyakan pingin langsung makan ketika ada barangnya. Sistem pre order juga rasanya kurang pas di kantorku. Huaahhhh... Bingung ni, mbakk.. Tolong...

    Pertanyaan kedua: klo hbs dikukus dan nda habis dimakan, setelah dari kulkas, untuk re-heat nya lbh bagus dikukus atau direbus ulang, mbak? Sy pinginnya sih rebus, enak tinggal cemplung angkat. Apa tidak merubah tekstur dan rasa bila direbus ulang, mbak?

    Apa Klo dikukus ulang nda lengket2 di piring kukusan? takut bentuknya jadi rusak.

    Trimakasih banyak buat pencerahan nya, mbak. Maaf klo pertanyaan nya sangat awam..

    Ira.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Ira, cilok hanya 1 hari suhu ruang mba, yep teman saya sih jualannya pre order. Bisa dikukus ulang, cuman kurang tahu tahan lamanya atau apakah berubah tekstunya. Saya biasanya kukus mba, yep resiko agak lengket.

      Hapus
  79. salam kenal mbak endang.baru nemu ini resepnya mbak yg memang ajib.
    ciloknya prnh d kirim sanpe ke batam kan yaa,mbak... cara ngemasnya bagaimana. kl adonan setelah dibulat²kan n msh mentah trs langsung dikemas utk dipaketkan tanpa direbus/kukus kira² mungkin gaya spy tdk basi dan teksturnya berubah tidak ya? maksudnya spy awet dijalan. mohon masukannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mbak
      wah saya kurang tahu kalau kirim keluar kota Mbak. Mungkin kondisi matang tapi dibekukan.

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...