02 September 2013

Garang Asem Ayam a la Kudus



Sudah cukup sering saya posting makanan bernama garang asem, dan mungkin beberapa sudah anda praktekkan juga di rumah (pe-de mode on). Namun tetap saja saya ingin sharing ke anda di sini, satu lagi resep garang asem ayam yang Sabtu kemarin saya praktekkan di rumah. Namanya garang asem ayam a la Kudus. Sebenarnya saya sendiri tidak terlalu bisa membedakan masakan garang asem dari satu daerah dengan daerah yang lain karena sepertinya makanan ini banyak tersebar di berbagai daerah di Jawa dengan aneka ragam variasi bumbu dan bahan yang digunakan. Namun satu hal yang saya tahu garang asem memiliki dua versi, ada yang bumbunya diiris-iris saja dan ada juga yang dihaluskan. Nah untuk garang asem Kudus - yang cukup terkenal di dunia pergarang-aseman - umumnya menggunakan bumbu yang diiris, rempah-rempah yang melimpah, santan encer dan potongan ayam kampung. Hmm, rasanya memang sedap tak terkira!


Di salah satu restoran di lantai 4 Mall Ambasador, ada sebuah restoran soto Kudus yang  menyajikan menu garang asem. Makanan ini menjadi salah satu favorit saya jika makan siang tiba selain sup ikan Batam dan tom yam. Potongan ayam kampung nan empuk, dibungkus dalam balutan daun pisang harum bersama dengan potongan cabai, tomat hijau dan belimbing wuluh. Rasanya pedas, asam dan  segar dengan harum rempah-rempah yang menyeruak. Sayangnya, walau laku keras namun stock-nya sangat terbatas. Sehari mungkin hanya sekitar lima belas hingga dua puluh bungkus yang disediakan, dan selalu amblas ketika pukul setengah satu siang. Jadi jika ingin menikmati makanan ini saya harus datang cepat-cepat saat makan siang tiba atau telpon terlebih dahulu untuk memesannya. Seringkali tentu saja jawabannya mengecewakan, "Habis Mba, sudah diborong semua, baru saja dibawa pergi".


Seringkali ditolak, lama-lama saya sakit hati juga. Jadi ketika weekend kemarin saya pun membuat garang asem sendiri, agar saya bisa menyantapnya sampai kelenger. Walau anda bisa menggunakan ayam negeri biasa namun ayam kampung akan memberikan rasa yang paling gurih dan nendang. Apalagi kali ini ayam kampung yang saya pakai benar-benar fresh karena baru saja dipotong dan dibersihkan saat itu juga oleh si abang penjual. Segepok bumbu dapur berisi serai, lengkuas, daun jeruk purut, daun salam dan jahe juga turut meramaikan isi tas belanja saya. Tips saya, jangan ragu-ragu untuk menggunakan banyak rempah-rempah ini terutama daun salam dan lengkuas, karena ketika dikukus aromanya luar biasa harum dan membuat masakan anda menjadi terasa lebih istimewa. 

Selebihnya, tidak ada yang sulit dalam membuat lauk sedap khas Kudus ini kecuali bagian bungkus-membungkusnya dengan daun pisang. Agar lebih mudah maka carilah daun pisang terlebar yang ada di pasar. Kukus daun sebentar untuk membuatnya layu dan gunakan beberapa lapis daun agar bungkusan garang asem anda tebal sehingga tidak mudah bocor. Anda tentu saja tidak tertarik dengan garang asem yang sebagian kuah lezatnya telah hilang bukan?

Tertarik untuk mencobanya? Berikut resep dan prosesnya ya.


Garang Asem Ayam a la Kudus
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 6 bungkus garang asem

Tertarik dengan resep garang asem dan yang asem-asem lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Garang Asem Ikan Salmon
Garang Asem Ayam
Sup Ikan Tongkol  

Bahan:
- 1 ekor ayam kampung, potong kecil-kecil menjadi sekitar 15 - 20 bagian
- 90 ml santan kental instan (saya pakai Kara sachet)
- 1 liter air

Bumbu diiris tipis:
- 20 butir cabai rawit merah
- 10 butir bawang merah
- 8 siung bawang putih, keprak dan cincang halus
- 3 batang serai, ambil bagian putihnya saja
- 1 bonggol lengkuas muda, panjang sekitar 10 cm, rajang tipis
- 2 ruas jari jahe, iris tipis

Bumbu lainnya:
- 10 lembar daun salam, sobek kasar
- 10 lembar daun jeruk purut, sobek kasar
- 20 buah belimbing sayur, potong setebal 1/2 cm (bisa diganti dengan tomat hijau)
- 3 buah tomat merah, iris tipis
- 1 1/2 sendok makan gula pasir
- 1 sendok teh kaldu instan
- 2 sendok teh garam
- minyak untuk menumis

Bahan lainnya:
- daun pisang untuk membungkus
- tusuk gigi/lidi untuk menyemat

Cara membuat: 


Siapkan ayam, potong-potong sepanjang 1 1/2 ruas jari. Cuci bersih dan tiriskan. Siapkan semua bumbu-bumbu. Letakkan di wadah terpisah irisan belimbing wuluh, daun salam, daun jeruk purut dan tomat. 


Siapkan wajan, beri sekitar 3 sendok makan minyak. Panaskan minyak hingga benar-benar panas. Tumis bumbu iris hingga harum dan layu. Masukkan ayam, kecilkan api kompor. Aduk ayam dan bumbu hingga rata. Masak hingga ayam berubah warnanya, aduk-aduk agar ayam tidak gosong. 

Tuangkan 500 ml air, masak ayam dengan api sedang hingga air hampir menyusut, tambahkan 500 ml air lagi dan masak hingga ayam empuk. Jika ayam kurang empuk, tambahkan air lagi dan masak hingga ayam menjadi empuk. 


Tuangkan santan kental instan, aduk rata. Tambahkan garam, gula, dan kaldu instan. Masak hingga santan harum dan matang. Cicipi rasanya, masak hingga kuah agak menyusut. Angkat. Biarkan mendingin. 


Siapkan daun pisang, gunakan daun yang lebar dan tidak pecah. Layukan daun dengan memasukannya ke dalam dandang kukusan berisi air mendidih. Potong bagian pangkal daun yang keras dan potong-potong daun dengan panjang sekitar 25 cm. Lap masing-masing potongan daun hingga bersih. 

Tumpukkan dua atau tiga daun, tekuk bagian salah satu sisi daun dengan menggunakan telunjuk dan ibu jari sehingga daun membentuk pincuk. Tata beberapa lembar daun salam dan daun jeruk di dasar daun, beri beberapa potong belimbing sayur dan irisan tomat. Letakkan beberapa potong ayam dan kuah, tekuk dan lipat daun seperti saat anda akan membungkus bothok atau bungkusan pecel (bentuk tum). Semat dengan lidi.

Note: bagian tersulit dalam proses pembuatan makanan ini adalah di bagian membungkusnya. Tips dari saya, gunakan daun pisang yang lebar dan tidak pecah. Potong-potong daun selebar + 25 cm. Gunting bagian pangkal daun yang kaku dan tebal. Kukus daun sebentar di dandang kukusan dengan air mendidih hingga lemas. Gunakan beberapa lembar daun untuk membungkus sehingga kuah tidak bocor. 


Tata di dalam kukusan, jangan miring saat menatanya. Kukus selama 20 menit dengan api sedang. Keluarkan dari kukusan dan santap dengan nasi hangat. Super yummy!




48 komentar:

  1. Hmmm... Jadi kangen ibuku yg org kudus dan jago masak makanan khas kudus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah beruntungnya Mba Nita, ayo mba share resepya ya heheheh

      Hapus
  2. Sblmnya, salam kenal mbk...
    Postingan2 mb terutama ttg masakan jawa, sy akui, menggoda iman!!!! Selera kita sama kykny
    Keluarga besar sy penggemar berat garangasem model ini, tp itulah, mbungkusinnya yg bikin mikir tujuh kali sblm maju tempur, gentarr!!
    Biasanya sih trus diakalin aja, ditim pake panci yg dilapisin daun pisang gitu.
    Yg sy mau tanyain nih mb, kalo dimasaknya pake panci presto ayamnya hancur gak yah?? Fyi, sblmnya sy coba resep daging gepuknya mb Endang pake presto, eh malah jadi abon sapi, tp enakk, sy pake buat isian lemper:p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Vie, iyaaa saya biasanya juga masak dipanci saja, cuman kemarin saya bener2 pengen yang asli dengan harum daun pisang, akhirnya pakai akrobat dikit dah, tapi sukses wakakka. enaaakkk.

      Kalau pakai ayam kampung muda, jangan presto Mba, saya masak cepet kok, air 1 liter saja, dan ayam dah empuk, kuah masih sisa pakai presto bisa hancur hehehheh.

      idenya bisa saja, empal hancur jadi isi lemper wakakkak. mantap! thanks sharenya yaaa

      Hapus
  3. Mbak..salam kenal. Saya follower baru :D
    Seneng deh baca resep2 dan tips dari mbak, jadi ngiler2 sendiri dan nggak sabar kepingin praktekin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Non Ninis, salam kenal juga ya. yep, ayo dipraktekkan, supaya gak ngiler sendiri., pasti maknyus kok rasanya wakakka. iklan mode on.

      Hapus
  4. wuih mantap kayanya
    boleh dicoba nih
    thanx postingnya mbk Endang

    BalasHapus
  5. waaaa, gak kuat mba nahan liur... hihihi....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haiyaaa, jangan nahan air liur saja Mba Lina, ayoo dicoba di dapur wakaka, asli kompor bledug banget

      Hapus
  6. lapor,komandan: udah dicoba & emang lazis...tapi ampun deh ribetnya pake daun pisang....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakak, iya, setuju, asli ribet banget pakai daun pisang ya. ke main akrobat saat bungkusnya hahhaha

      Hapus
  7. Mbak Endang...makasiiih resepnya yaa, aku mau nyoba bikin. Ini makanan kesukaan misuaku, selama ini klo pengin ya beli. Baru liat gambarnya aja ini air liur udah netes2...hahaha... Tks mbak cantiik..

    ~sri han~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba Sri, monggo silahkan dicoba Mba, pasti misuanya makin sayang deh hehehe. Buatnya gampang, jadi gak usah beli lagi wakakakak

      Hapus
  8. Salam kenal mbak endang.Makasiii mba endang resepnya...suka suka suka...

    BalasHapus
  9. bun .. baru mo praktek niy .. tp versi ter-ekonomis. yg digarang asem cekernya doang. abis bingung niy ceker mo diapain. do'akan sukses yaaa ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Dwi, silahkan dicoba ya, pakai ceker saya rasa sama sedapnya asalkan ceker dimasak sampai empuk ya.

      Hapus
  10. hehe.. kendaLa yang sama mba Endang, saya juga tidak bisa mbungkus pake daun, aLhasiL pernah Lihat dimasukkan daLam pLastik kantong antipanas, baru dibungkus daun pisang, buat aksi aja kaLi ya.. Tetapi kaLo di rumah gak mau repot saya taruh di mangkok steinLess dan kukus.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Fifie, paing mudah memang taruh dimangkuk beralas daun pisang dan kukus, supaya masih bau2 daun ya, memang susah membungkus garang asem tapi hasinya sepadan, laziz hehehhe

      Hapus
  11. Mba.. Boleh tau nomer telpon rmh mkn yg di ambasador ga? Nama resto nya apa ya? Thankx share resepnya ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah gak tahu nomornya, cek saja di food court mall, resto sebelah hokben, soto kudus kalau gak salah ya

      Hapus
  12. salam kenal mbak. saya asli Kudus, meskipn saya pengemar ayam kampung, tapi gak pernah buat garang asem. bukan malas dengan urusan daun (di kebun belakang rumah banyak), tapi karena saya bukan penggemar masakan pedas jd agak malas membuatnya . hehhehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga Mba, waah kurangi saja cabainya ya kalau nggak suka pedas. Ayam kampung paling maknyuss buat garang asem ^_^

      Hapus
  13. Mba klo ayam diganti daging enak gak ya? Mau masak daging bingung mau diapain hehehe suami minta garang asam soalnya hehehe thanks!

    Gita
    Jakarta

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Gita, pakai daging sapi malah justru lebih enak menrut saya hehehhe. Potong dagignya tipis2 supaya mudah empuk ya.

      Hapus
  14. Mbaa.. Aku baru nyoba kemarin.. Manteppp bgt.. Asyemn,, suegerr,, maknyosss.. Aku jg udh cb beberapa resep mba.. Alhamdulillah mostly berhasil :) keep sharing ya mba.. Cocok bgt buat Ibu muda yg baru belajar masak kyk aku hehe.. Thanks mba.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba cindy, thanks sharingnya ya, senang sekali resep JTT disuka. sukses selalu!

      Hapus
  15. Mbak... Mau tanya dong. Kalo menurut mbak lebih enak garang asem yang ini atau yg 1 lagi? Makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, menurut saya sama enaknya ya wkakakak, hanya pakai santan dan gak pakai santan saja

      Hapus
  16. Halo mba Endang,,seneng bgt sm blog ini.. pas banget juga nama Ibuku pun Endang, hehehe.
    dari beberapa resep JTT yang sy udah praktek, ini yang agak butuh kerja keras menurut sy.. xixixi..
    tapi tetep hasilnya okeeee punyaaaa... (padahal yg masak suami lho..., maklum lagi mabok gara2 morning sick)

    thx a lot mbak..tetep sharing2 resep ya mba. sukses selalu...

    -RETNO-

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mba Retno, thanks sharingnya ya mba, senang sekali resep JTT disuka. waak saya ngakak bacanya suami yang buat, pasti seru banget yaa. senang sekali berakhir sukses.

      moga sehat selalu yaa!

      Hapus
  17. menggoda banget gambar-gambarnya, saya sendiri udah nyoba garang asem, tapi versi yang di kampus IPB, bikin meleleh rasanya.. maknyos...

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo thanks ya mas janiarto atas sharingnya, memang garang asem selalu menjadi favorit. Rasanya spesial!

      Hapus
    2. Salam kenal mbk endang..namaku pake namanya suami jadinya..hihihihi..sy pecinta resep2nya mbk endang..semuanya enak2...
      Kmrn sy bikin garang asem pke resepnya mbk endang yg ini..tp pake ceker sama sayap ayam..nendang banget rasanya mbk..sy buat menu buka puasa suami..karna klo habis puasa enaknya makan yg seger2..suamiku sampe bilang enak bolak balik..hihihi..kuahnya itu lho..hmmm..seger dituang di nasi..sama krokot2 ceker yg udh melunak dan meresap bumbunya..sip bgt pokoknya..
      Trima kasih bgt mbk endang..sedaaap resepnya..sukasukasuka..

      Hapus
    3. hai mba, thanks sharingnya yaaa, waaah garam asem ceker kayanya enak buangetttt jadi pengen saya, secara penggemar ceker tingkat tinggi. wakakakka

      Hapus
  18. Halooo mba endang ... uuhhh ngefans banget sm blog jtt ini... klo suami request masakan... pasti buru2 carinya di blog ini... habisnya... hasilnya selalu memuaskan dan sesuai dengan keinginan.... mgkn ada lebih 10 masakan yg sudah saya recook mba endang... makasih banyak yaaa... *big hug deh.... mgkn kapan2 bisa mba kita fans2 gelap mba endang diajak kopdar untuk masak bareng,hihihihi *ngarep banget....wkwkwkwk
    Dan tentang garang asem ini... lama jg yaa waktu masaknya smpe kelewat jam makan malam,hehehehe akhirnya buat bsok bekal lunch suami mba... cabe rawitnya saya cm pakai 12 biji aja mba... udh pedes bangeet kebanyang yaa gara g asem mba endang yg 20biji woooowww... sebenernya dlu saya setannya cabe... tp begitu dpt suami yg ga begitu doyan pedes, saya deh yg ngalah,hihihihi
    Pokoknya...Semangat terus mba endang untuk share resep2 masakan sangat membantu dan bermanfaat buat yg newbie2 dalam berumah tangga demi menjadi kesayangan suami,hehehe *nunjuk idung sendiri, hehehehe selamat mlm mba... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Tata, thanks sharingnya yaa, senang sekali resepnya disuka. Kalau pakai ayam negeri/potong tidak terlalu lama memasak ini, tapi kalau pakai ayam kampung memang butuh waktu cukup lama ya hehheheh.

      Sukses selalu yaaa! ^_^

      Hapus
  19. Haloo mba endang, akhirnya aku nyoba masak garang asem ini. Waktu msh direbus dipanci wangi nya biasa aja. Begitu selesai dikukus, di buka, wangiiiiiiiii~~~ (/^▽^)/.. Suami yg biasanya ogah makan ayam dikuahin sampe nambah 2 piring. Pedes gurih enak gmn gituu, hihihi.. Makasih yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Mba Mana, waah senang resepnya disuka. Memang ini nampol bingits! Thanks sharingnya yaa, sukses selalu

      Hapus
  20. Aku sudah mencoba memasak ini.. Dan hasilnya so yummy. Thanks Mbak Endang resep2nya.. yuhuuuu cobain resep yang lain ahhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Mba Mitta, waah senang resepnya disuka. Thanks sharingnya yaa, sukses selalu

      Hapus
  21. Mba...klo ga pakr dibungkus daun pisang n ga di kukus lsg dimakan stlh ditumis tetep oke kan yah? Males nyari daun n mbungkusnya mba hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa ya mba, tumisan masukin ke wadah tahan panas dan dikukus, rasa masakan dikukus beda ya dengan hanya ditumis saja

      Hapus
  22. Salam kenal mba, di tempatku yg di negri orang tdk ada belimbing wuluh ataupun tomat hijau, bisakah diganti dgn asam kandis(kalau ini banyak di asian grocery) atau jeruk nipis atau jeruk lemon ya? Thanks atas sarannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, jangan pakai asam kandis ya, terlalu asam dan tujunnya berbeda di resep. pakai tomat merah gk papa, kalau kurang asam bs pakai jeruk nipis/lemon

      Hapus
  23. Hi mbak, aku udah nyoba resep ini. Enaaaakkkkk bgtttt. Tp karena newbie di dapur, pas dibungkus pake daun pisangnya gagal gara2 pada robek hahahaha. Pr bgt ya mbak bungkusinnya. Akhirnya aku taruh wadah, ku lapisi daun pisang dan atasnya ditutup daun pisang jg trs dikukus wkwkwkwk. Maksa yah, tp endeeeusss rasanyaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Sherina, memang susah ngebungkusnya wakkaka, daunnya kudu lebar dan kukus sebentar agar layu.

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...