18 November 2014

Obsesi Roti 37 - Crescent Roll - Si Roti Bulan Sabit nan Empuk



Weekend kemarin, di Sabtu dan Minggu, kantor saya mengadakan outing di Bandung. Dua hari tersebut kami akan berada di dalam sebuah ruangan tertutup untuk mengikuti training motivasi yang dibawakan oleh salah seorang Motivator yang cukup terkenal di Jakarta. Tema kali ini adalah 'Problem Solving'. Terus terang sejak saya tidak lagi berkecimpung di dunia training secara intensif sebagaimana saat masih bekerja di perusahaan yang terdahulu maka training motivasi yang saya ikuti kali ini merupakan proses penyegaran setelah sekian lama vakum di dunia ini. 

Membayangkan harus terpenjara di dalam kelas selama dua hari, pada hari libur, di kota semenarik Bandung, terasa menyiksa! Untungnya rasa 'sumpek' yang saya rasakan kala kaki ini masuk ke dalam ruang meeting hotel - yang dipakai sebagai venue training - mendadak sirna kala tenggelam di dalam training yang diberikan. Dua orang trainer yang membawakannya sangat fun, friendly dan Thanks God! materi yang diberikan bisa diterapkan di dalam kehidupan pribadi masing-masing,  bukan hanya sekedar untuk menghadapi masalah di kantor.  Pelajaran yang bisa saya petik dari training dua hari tersebut adalah membuat suatu keputusan dalam suatu masalah memang tidak mudah namun pilihlah keputusan yang paling membuat hati anda nyaman. Jadi intinya putuskanlah dengan hati jangan pakai otak. ^_^


Okeh lupakan intermezo singkat saya diatas, terus terang materi yang dibawakan dengan sangat menarik tersebut masih menyisakan tanda tanya di dada karena saya selalu menggunakan logika dan kalkulasi di kepala dalam memutuskan apapun permasalahan yang saya hadapi. Nah kita kembali ke Obsesi Roti ke-37 yang kali ini mengusung resep Crescent Roll. Sesuai namanya maka roti ini berbentuk gulungan adonan yang ditekuk menyerupai bulan sabit (crescent). Jika anda perhatikan maka bentuknya sebenarnya menyerupai croissant, roti ala Perancis yang terbuat dari puff pastry. Berbeda dengan croissant maka adonan crescent roll terbuat dari tepung, air dengan menggunakan ragi sebagai pengembangnya. Proses pembuatan crescent roll sendiri jauh lebih mudah dibandingkan croissant. Adonan crescent roll yang sudah berfermentasi cukup di potong menjadi bentuk segitiga, permukaannya lantas diolesi dengan mentega dan digulung. Adonan yang telah dibentuk kemudian siap untuk dipanggang.


Hal ini tentunya berbeda dengan croissant yang membutuhkan proses menggilas dan melipat adonan yang terdiri atas adonan tepung dan adonan mentega. Proses menggilas, melipat dan mendiamkannya di dalam kulkas befungsi untuk membuat croissant menjadi berlapis-lapis dan renyah. Karena proses pembuatan crescent roll yang simple maka anda bisa menggunakan resep adonan roti favorit di rumah. Yang jelas adonan yang tepat untuk dibuat crescent roll adalah yang memiliki tekstur lembut, ringan dan empuk. Basic adonan crescent roll yang saya berikan di bawah tentunya bisa anda modifikasi dengan mencampurkannya dengan bahan lainnya, yang paling umum adalah dengan menambahkan kismis ke dalam adonan. 

Karena adonan sangat lembut maka hati-hati pada proses pemanggangan, terlalu lama dipanggang akan membuat permukaan roti menjadi terlalu keras. Untuk crescent roll yang saya eksekusi ini saya menggunakan oven gas dengan pengapian di bawah saja, namun karena suhunya sangat tinggi membuat permukaan roti menjadi sedikit kecoklatan. Jika anda menggunakan oven tangkring dimana biasanya sulit untuk membuat permukaan roti menjadi berwarna coklat maka hentikan proses pemanggangan jika bagian dasarnya mulai kecoklatan sementara mungkin bagian atasnya masih kuning pucat. Pada tahap ini sebenarnya roti telah matang, melanjutkan memanggang hanya karena menginginkan permukaan dengan warna yang cantik akan membuat roti menjadi kering dan teksturnya keras.


Membentuk crescent roll sangat mudah. Intinya, semakin lebar potongan adonan maka akan semakin mudah anda bekerja dengannya yang berarti akan semakin banyak gulungan yang terbentuk. Membuat roti anda menjadi terlihat jauh lebih menarik. Jadi untuk adonan di bawah saran saya bagi menjadi dua bagian yang sama, bulatkan dan gilas pipih dengan diameter sekitar 35 - 40 cm. Baru kemudian adonan dipotong menjadi 16 bagian. Cara ini akan membuat hasil roti yang anda buat lebih menarik bentuknya dibandingkan yang saya lakukan. Pada crescent roll di bawah saya membagi adonan menjadi empat bagian, bagian adonan ini lantas saya gilas tipis dan potong menjadi delapan bagian. Ini membuat masing-masing potongan crescent roll memiliki ukuran yang kecil sehingga sulit kala digulung. Parahnya saat dipanggang adonan mengembang fantastis dan gulungan pun buyar menghasilkan 'crescent flat' alias roti dengan bentuk gulungan menganga yang membuat mulut saya ternganga kala pertama kali mengeluarkannya dari oven. Beberapa roti yang cukup berhasil untungnya masih bisa saya abadikan di dalam foto yang saya bagikan ke anda disini. ^_^

Roti ini empuk, sedap dan mantap sebagai sarapan pagi anda. Cukup oleskan mentega atau selai atau celupkan ke susu coklat yang hangat. Sedap! Berikut resep dan prosesnya ya.


Crescent Roll
Resep diadaptasikan dari blog Home Cooking Adventure - Homemade Crescent Rolls

Untuk sekitar 25 buah crescent rolls

Tertarik dengan resep roti lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Cinnamon Bun a la Peter Reinhart
Roti Burger 
Custard Hot Cross Bun 

Bahan:
- 360 gram tepung terigu serba guna atau protein sedang + 60 gram tepung untuk taburan saat menguleni adonan (bisa menggunakan tepung protein tinggi atau rendah)
- 2 sendok teh ragi instant, pastikan fresh
- 1 sendok teh garam 
- 1 1/2 sendok makan gula pasir
- 80 ml air hangat suam kuku
- 175 ml susu cair hangat kuku
- 2 butir telur
- 3 sendok makan mentega cair
- mentega secukupnya untuk olesan
- susu cair untuk olesan

Cara membuat:


Siapkan mangkuk besar, masukkan tepung terigu dan ragi instan, aduk rata. Tambahkan garam, aduk hingga rata. 

Siapkan mangkuk, masukkan gula pasir, air hangat dan susu cair hangat, aduk hingga gula larut. Test dengan memasukkan jari kelingking anda ke dalam cairan, jika jari anda terasa nyaman maka cairan sudah cukup pas suhunya. Jika air/susu cair terlalu panas maka ragi akan mati. 

Tuangkan cairan ke dalam mangkuk berisi tepung, tambahkan telur, aduk rata dengan spatula hingga menjadi adonan kasar. 

Taburi permukaan meja kerja dengan tepung, tuangkan adonan roti. Uleni dengan perlahan hingga adonan menjadi kalis. Adonan cukup luwes untuk diuleni jadi jangan menambahkan banyak tepung dan lumuri permukaan tangan anda dengan tepung sebelum mulai menguleni adonan. 


Jika adonan telah kalis dan tidak lengket di tangan, masukkan mentega cair, uleni hingga tercampur baik dan kalis. Bulatkan adonan, lumuri permukaan mangkuk bekas menguleni adonan dengan minyak. Letakkan adonan ke dalam mangkuk. Tutup permukaan mangkuk dengan kain bersih. Diamkan untuk berfermentasi + 1 jam hingga adonan mengembang minimal 2 kali lipat. 


Panaskan oven, set disuhu 175'C. Letakkan rak pemanggang di tengah oven. Siapkan loyang pemanggang, alasi loyang dengan kertas baking. Sisihkan. 

Jika adonan telah mengembang, kempiskan dan tuangkan adonan ke meja. Bagi menjadi 2 bagian yang sama besarnya, bulatkan masing-masing adonan, tutup dengan kain bersih dan diamkan hingga mengembang dua kali lipat. Gilas adonan hingga menjadi lingkaran dengan diameter + 35 - 40 cm, olesi permukaannya dengan mentega. Kemudian dengan menggunakan pizza cutter atau alat pemotong kue kering, potong adonan menjadi 16 bagian. 

Letakkan selembar adonan segitiga, gulung adonan dari bagian pangkal yang lebar hingga kebagian ujungnya. Letakkan adonan dengan posisi lipatan terakhir berada di bagian bawah roti. Jika anda meletakkan lipatan terakhir di bagian atas maka saat dipanggang lipatan akan lepas. 

Dengan menggunakan jemari tangan, bentuk gulungan adonan menyerupai lekukan bulan sabit. Tekuk lebih dalam karena jika dipanggang adonan mengembang dan tekukan akan berkurang lekukannya.


Tata adonan yang sudah dibentuk di permukaan loyang, olesi dengan susu cair atau kocokan telur. Panggang selama 15 - 20 menit atau hingga permukaan roti mulai sedikit kecoklatan. Keluarkan dari oven, letakkan roti di selembar kain bersih dan bungkus saat roti masih hangat. Cara ini untuk membuat roti menjadi tetap lembab dan empuk walau telah dingin.

Santap roti selagi hangat dengan olesan mentega, selai atau madu. Yummy!



20 komentar:

  1. Thanks for sharing mba, ntar pasti saya eksekusi :). btw, regarding your second book (i've already got a copy of your first), apa tentang makanan alias food yang fancy mbak? say, italian cooking of eggs or pasta, or French, maybe? Apa saya sebaiknya siapin budget to get cooking cream, red wine dan bumbu masak yg rather expensive lainnya? :) hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloow Mba, wakakka sayangnya buku kedua belum tentang kue, roti atau fancy food ya, masih makanan simple kuah, tumis dan goreng saja untuk sehari2. Gak perlu siapkan budget untuk beli cooking cream Mba, karena menunya sederhana hehehhehe

      Hapus
  2. Mba, adonan bisa diisi dengan coklat ato keju gitu? anak2 lbh suka kalo ada isiiannya. Thanks. Anyway, tampbilan crescent yg cantik bgt. -Lili

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yep Mba Lili, bisa diisi dengan aneka isian ya, asalkan isinya digulung rapat supaya gak bocor

      Hapus
  3. wih skarang fotonya ciamik nih.. makin jago aja motonya.. hehehe.. #gagalfokus
    asik obsesi roti lg.. bentukna kyk pisang molen versi roti :D
    wajib dicoba nih.. thanks resepnya mba ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Bella, masih belum mahir Mba, kadang oke kadang kacau wakkkakkak. Tapi tetap berusaha. Yep miirp molen, diisi pisang keknya enak juga wkakakka

      Hapus
  4. Hari ini akan saya coba,semoga hasilnya bisa secantik punya mbak endang

    BalasHapus
    Balasan
    1. sukses mba Ita! Moga berhasil yaaa, thanks sharingnya disini

      Hapus
  5. Thanks tuk sharingnya mbak. Bahannya mudah didapat, yang agak sulit "ngadoninnya" sampai kalis coz butuh tenaga ekstra secara masih manual ..he..he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Ririn, adonan diatas gak terlalu susah karena agak lembek ya. Kadang saya malas ngadon lama2, gak kalis juga saya fermentasikan saja wakkakak

      Hapus
  6. Maleeem bu endang :)
    Waw resep y oke2 banyak yg udah aku praktekin dr brownies sampe roti. Dan berhasil :) aku ga menemukan kendala yah mungkin karna aku lebih suka baking dr pd cooking :)
    Roti yg ini baru aku coba hasil y mantaaap cuman warna y aja masih pucat tp rasa y crani buanget mba. Thanks yah resep2 y :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba yuli, thanks sharingnya yaa, senang reseo jtt disuka. rotinya pucat karena ovennya hanya pakai api bawah saja ya, tapi gak papa kok kalau dipangang lebih lama malh keras hasilnya

      Hapus
  7. Udah 2x nyoba bikin... Lebih simpel ya, ga perlu pake isian. Saya tambahin susu bubuk jadi milky gitu rasanya. Tambah deh resep dasar roti sayaaa... Trims, Mba Endang -ade-

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Ade, thanks shariingnya ya, senang sekali resepnya disuka, enak dimakan dengan selai si crescent roll ini heeheh

      Hapus
  8. Halo, Mbak Endang, saya datang berkunjung lagi...

    hari ini saya nyobain resep ini, tapi bagian dalem saya tambahi kacang bubuk ( sisa bikin martabak manis, sayang kalau disimpan, takut tengik).
    Agak susah ngebentuk bulan sabitnya ya, Mbak, padahal udah saya gilas hingga setipis 0.5 cm, ehh.. pas nunggu mbentuk yang lain, pelan pelan mengembang, dan 'meluruskan diri'.
    Beberapa juga melepaskan diri,padahal udh direkatkan dengan 'sempurna' hehe..., gak patuh banget...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Mba Inge, yep memang agak susah membentuknya ya, coba pakai air ketika menempelkan adonan supaya bisa merekat baik ya, dan bagian tempelan harus terletak dibagian bawah supaya gak lepas.

      Hapus
  9. thx sharing nya mba :) untuk adonan sampe kalis membutuhkan waktu kira kira berapa menit sih mbaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau dengan tangan sekitar 15 menit ya, tergantung juga bayaknya adonan.

      Hapus
  10. Mba Endang sering buka blognya home cooking adventure yaa...saya jg sering buka blognya home cooking..
    Resep dessertnya mereka mantep2..

    Lia Wahyu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah iya mba Lia, seneng banget lihat resep2nya yaa, kelihtan menggoda semua wakkak

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...