03 Februari 2015

Sup Ikan a la Singapore



Sejak hari Sabtu, hujan seakan begitu gembira mengguyur Jakarta setiap waktu dari pagi hingga malam hari. Seringkali hujan deras juga jatuh pada pukul dua belas siang saat saya berada di kantor, membuat perburuan untuk mencari makan siang pun menjadi terhambat. Beberapa kali saya terpaksa harus menyantap bihun instan karena enggan untuk turun dari gedung dan menuju ke mall di sebelah kantor dalam curahan hujan yang sangat deras. Kalau sudah seperti ini maka saya pun terpaksa harus bangun lebih pagi untuk mempersiapkan makanan sebagai bekal makan siang. Biasanya bahan-bahan yang akan saya masak di besok pagi sudah saya persiapkan pada malam harinya. Kupas, rajang, iris, simpan di tupperware dan ceburkan ke dalam kulkas. Khusus untuk protein seperti ikan atau ayam yang membeku di freezer, maka pada malam hari sebelum tidur telah saya masukkan ke dalam chiller agar mencair keesokan harinya. 

Tumisan, tim dan rebusan merupakan pilihan menu yang paling mudah dipersiapkan dengan mudah dan cepat.  Jadi pagi ini, saya pun menumis zukini bersama wortel, jagung manis  dan brokoli dalam bumbu yang simple.  Sebagai proteinnya saya sudah mempersiapkan pepes ikan di malam harinya. Namun siang ini ketika saya sedang mempersiapkan semangkuk oatmeal di microwave, saya pun mencium aroma masakan nan sedap dari piring seorang teman yang sedang bersantap siang di pantry kantor. Air liur pun kontan meleleh kala melihat potongan ikan dan aneka daun rempah dalam semangkuk sup berkuah kuning yang terlihat hot and spicy. Ahh, hilang sudah selera saya menyantap tumis sayur yang sudah dibuat dengan susah payah. Sepertinya besok saya harus berganti menu. ^_^



Hidangan segar, panas, spicy dan berkuah memang tepat menemani dalam cuaca hujan dan bersuhu dingin seperti beberapa waktu belakangan ini. Apalagi jika anda penggila sup seperti saya. Nah resep sup super mudah ini mungkin bisa menjadi inspirasi di dapur karena rasanya yang segar, ringan dan gurih. Sup ikan  a la Singapore ini juga merupakan salah satu resep yang saya tampilkan di buku kedua saya, Masakan Rumahan - 30 Masakan Tumis, Goreng & Kuah, dimana resepnya terinspirasi dari sup ikan yang sering saya santap jika berkunjung ke Singapura.

Singapura, menurut saya memang negara yang asyik menjadi tempat jelajah dan cuci mata, namun menguras kocek cukup dalam jika berniat untuk berbelanja. Apalagi dengan kondisi nilai tukar rupiah yang semakin terpuruk. Jika berkunjung kesana, maka saya lebih banyak melewatkan waktu dengan berjalan kaki menyusuri jalanan yang rapi dan bersih, atau sekedar cuci mata di mall-mall-nya yang aduhai mahal nian harga barang-barangnya. Urusan menjadi cukup susah jika perut mulai lapar dan jam makan tiba, karena mayoritas makanan disana adalah non halal. Untungnya setiap food court di mall selalu menawarkan masakan sup ikan yang menjadi kesukaan saya, dan mantapnya ada satu restoran franchise yang memasang tulisan besar 'Halal" di sign board-nya. Memang harus ekstra hati-hati memilih makanan disana, karena walaupun bernama sup ikan namun terkadang kuahnya terbuat dari campuran kaldu babi untuk memberikan rasa dan aroma yang lebih sedap. 


Sup ikan di Singapura biasanya hadir dalam kuah bening yang terasa refreshing, bumbunya pun terasa mild di lidah. Dengan harga sekitar empat dollar Sing, maka porsinya terbilang jumbo. Potongan daging ikan putih yang segar dan kenyal pas berpadu dengan tahu putih, aneka sayuran, jamur enoki dan rajangan cabai rawit. Chili oil lantas dikucurkan ke dalam kuahnya untuk membuatnya tampak lebih merona. Sejak mencicipi rasanya, maka menu ini lantas menjadi favorit saya setiap kunjungan singkat di Singapura. Aman alias halal, sedap, porsi jumbo dengan harga terjangkau, sepertinya tidak ada makanan lainnya yang ingin saya santap selain tentu saja es potong Singapore yang legendaris. ^_^

Membuat sup ikan a la Singapore ini sangat mudah, kekuatan utama sup ini selain pada potongan ikan yang fresh juga pada kuah kaldunya yang gurih dan sedap walau tidak menggunakan banyak bumbu di dalamnya. Sebenarnya tampilan dan rasanya hampir mirip dengan sup ikan di Batam.  Saya sendiri hanya mengira-ngira bumbunya berdasarkan cita rasa sup ikan yang pernah saya cicipi serta beberapa literatur di webpage. Kuah sup yang bening umumnya terbuat dari ikan teri, atau ebi yang ditumis atau disangrai. Terkadang sotong kering yang pipih dan lebar, dipotong tipis dan  juga dimasukkan ke dalam rebusan kuah untuk menciptakan rasa yang lebih kuat.

Sup ikan di Singapura
Es potong Singapore yang legendaris

Untuk sup ikan ini saya menggunakan ikan teri dan ebi yang saya goreng sebentar bersama tumisan jahe dan bawang putih. Proses menggoreng ini bertujuan untuk membuat aroma kaldu menjadi lebih sedap dan menghilangkan bau amis di kuah. Teri dan ebi lantas diblender hingga halus dan direbus bersama dengan bahan kuah lainnya. Sebaiknya anda menggunakan kaldu ikan atau ayam untuk membuat sup ikan ini, kaldu daging sapi kurang cocok jika digunakan dalam masakan seafood karena rasa sapi yang lebih kuat akan menenggelamkan rasa ikan. Nah membuat kaldu ayam atau ikan sendiri sangatlah mudah. Saya biasanya membeli tulang belulang ayam di supermarket dengan harga yang murah. Tulang ayam beserta beberapa sayap dan kaki ayam lantas saya rebus perlahan dengan api kecil bersama bawang putih, bawang bombay dan daun bawang hingga menghasilkan kaldu yang jernih kekuningan. Slow cooker sepertinya sangat tepat dipakai untuk membuat kaldu ini karena perebusan yang perlahan dengan panas yang sangat kecil akan membuat cita rasa kaldu lebih maksimal. 

Untuk kaldu ikan, jika kebetulan anda membuat pempek atau siomay atau olahan ikan lainnya, maka jangan buang begitu saja tulang dan kepala ikan atau kepala dan kulit udang. Lebih baik masukkan ke panci bersama beberapa butir bawang putih yang dipipihkan dan setengah bawang bombay. Rebus perlahan dengan api kecil hingga mendidih dan air menjadi keruh. Dengan menggunakan punggung sendok hancurkan kasar kepala dan tulang belulang ikan, masukkan kembali ke kuah dan rebus selama beberapa saat. Saring kaldu dan buang ampasnya. Jika telah mendingin maka masukkan kaldu ini ke dalam kantung-kantung plastik kecil dan bekukan di kulkas. Setiap saat anda memerlukan masakan berkuah yang menggunakan kaldu di dalamnya maka rebuslah kaldu beku tersebut bersama masakan.


Jika anda hendak membuat sup ikan ini, maka pastikan ikan yang anda gunakan dalam kondisi fresh. Berkunjunglah  ke pasar ketika hari masih sangat pagi, saat itu ikan yang tersedia masih dalam jumlah berlimpah dan dalam kondisi yang baik. Anda bisa menggunakan ikan apapun atau seafood seperti cumi-cumi, udang dan kerang, namun menurut saya ikan laut berdaging putih dengan tekstur daging yang lembut akan memberikan hasil terbaik. Kakap, tengiri, kerapu, ikan sebelah, ekor kuning, dan dori bisa menjadi pilihan, sementara tuna menurut saya kurang tepat karena tekstur dagingnya yang lebih keras. Protein lainnya seperti tahu putih dan egg tofu (tahu telur) bisa menjadi alternatif yang tak kalah lezatnya.

Jamur enoki, jamur kuping, lettuce, sawi putih, sawi hijau, pak choy, dan sawi asin merupakan sayur yang tepat untuk masakan ini. Masukkan sayuran sekejap ketika sup akan disantap agar teksturnya masih crunchy dan terasa segar. Tambahkan tomat, daun bawang, daun seledri dan irisan cabai rawit agar sup anda menjadi lebih aromatik, spicy dan berwarna. Sedikit minyak cabai atau chilli oil, jika ada, juga bisa ditambahkan ke dalam kuah agar warnanya tidak terlalu pucat. Berhubung saya tidak memilikinya maka saya skip penggunaan chilli oil ini di dalam masakan. 

Berikut resep dan prosesnya ya.


Sup Ikan a la Singapore
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 4  porsi

Tertarik dengan resep sup lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Sup Seafood Batam
Sup Ikan Tongkol
Sup Kepala Salmon

Bahan & bumbu kaldu:
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
- 2 sendok makan teri
- 1 sendok makan ebi/udang kering
- 5 siung bawang putih, memarkan
- 2 ruas jari jahe, rajang tipis dan memarkan (bagi porsi jahe menjadi 2 bagian)
- 1/2 sendok makan garam

- 1 sendok teh gula pasir
- 2 sendok makan minyak wijen
- 2 sendok makan kecap asin
- 800 ml air kaldu ayam atau ikan

Bahan sup:
- 500 gram fillet ikan kakap/tengiri/kerapu atau ikan berdaging putih lainnya. Iris tipis
- 2 buah tomat merah, belah masing-masing menjadi 4 bagian
- 1 sendok makan bawang putih goreng 

- 1 batang daun bawang rajang kasar

Pelengkap (optional):
- 1 batang daun bawang, iris serong tipis untuk taburan

- 1 batang daun seledri secukupnya, rajang halus
- daun selada bokor/lettuce, sobek kasar
- bawang merah goreng, secukupnya  
- 4 butir cabai rawit merah, iris melintang tipis
- kecap asin
 

- minyak cabai (chilli oil)

Cara membuat:


Siapkan pan, panaskan minyak. Tumis bawang putih dan 1/2 porsi jahe hingga harum dan bawang berubah warna. Masukkan teri dan ebi, tumis hingga teri dan ebi menjadi harum dan kering. Menumis teri dan ebi berfungsi untuk membuat kuah tidak terlalu amis. 

Angkat dan buang jahe. Masukkan tumisan ke dalam blender. Tambahkan sekitar 200 ml air dari 800 ml air kaldu dan proses hingga halus.


Tuang hasil blenderan ke dalam panci, masukkan sisa air kaldu, sisa jahe segar, garam dan minyak wijen. Rebus dengan api kecil selama 30 menit. Saring air rebusan. Buang ampasnya dan tuangkan kembali air kaldu ke dalam panci, tambahkan air jika kuah berkurang selama proses perebusan.  

Tambahkan irisan ikan, tomat, bawang putih goreng dan daun bawang. Rebus sebentar hingga ikan matang. Cicipi rasanya, sesuaikan garam. Matikan api.

Note: merebus ikan tidak memerlukan waktu yang lama, berlebihan merebus akan menghilangkan cita rasa manis di dalamnya.


Siapkan mangkuk saji, masukkan  daun selada dan siram dengan kuah kaldu plus irisan ikan. Taburi dengan bawang merah goreng, daun seledri dan irisan daun bawang. Santap selagi panas dengan irisan cabai, kecap asin dan cipratan minyak cabai jika ada. Yummy!




26 komentar:

  1. keliatan segar sekali sup ikannya mba Endang, ijin bookmark ya nanti mau nyoba :) terimakasih

    BalasHapus
  2. Mbak...terinya teri apa ya? Trims
    -naning-

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya pakai teri jengki mba naning, tapi pakai teri apa saja oke ya, kalau asin terinya maka porsi garam diresep dikurangi ya

      Hapus
    2. Jd inget di maangchi klo bikin kuah dari teri yg direbus lama. Teri-nya di buang kepalanya. Krn mb Endang sudah eksekusi dan hasilnya cakep. Besuk nyoba ahhh... :)
      Makasih mb

      Dian-Solo

      Hapus
    3. kalau terinya agak gede2, dibuang kepalanya juga boleh mba. kalau saya pakai teri jengki yang sebesar peniti, saya pakai semua hehehhe

      Hapus
  3. Sebuah alternatif yang enak saat mulut tidak bisa menerima sayur di kala masa ngidam. Tadi pagi sudah saya eksekusi resep Mbak Endang yang ini. Dengan mengganti sayur yang bagus untuk bumil, kuahnya terasa enak banget dan menyamarkan rasa sayur yang kemarin-kemarin mulut saya tolak. Dan lagi kuahnya sangat bagus untuk bumil, kombinasi kuah ikan, teri dan ebi. Semangat terus Mba Endang menularkan ilmu masak memasaknya! Terima kasih sekali. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mba Nina, wah thanks sharingnya ya. Senang sekali resepnya disuka dan bisa membuat nafsu makan bertambah. Yep bisa dimasukkan jamur, sayuran dan tofu ke dalamnya Mba.

      Hapus
  4. Mba kalo pakai sawi putih & jamur enoki prosesnya di rebus barengan sama ikannya atau di siram aja dgn kondisi mentah? Soalnya ngiler liat gambar yg ada enokinya diatas, infonya ya mba makasi mba :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba soraya, kalau pakai sawi putih masukkan sebelum ikan ya, kalau enoki masukkan bersamaan ikan saja, karena sebentar saja sudah matang.

      Hapus
    2. Barusan abis eksekusi, enaaakkkk bgt, ga ada minyak cabe pun cabe diiris trus ditumis pake minyak yg bnyk pun jadi. Hahaha maknyus pokonya tengkyu mba :*

      Hapus
    3. wah iyaa, mantap tuh chilli oilnya, memang sebenarnya gampang banget buatnya. hanya minyak diinfuse dengan cabai merah hehhe. thanks sharingnya ya

      Hapus
  5. Wenaaakk mbak. Sy udah coba bikin d tambah enoki, cm gak pake rawit nya hehe.. Suwegeeerr.. Gak kalah sm sup ikan yongki batam hehe.. Muantap..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Shinta, thanks ya mba, memang ini seger banget kuahnya, sampai tetes terakhir kalau nyeruput hehehheh

      Hapus
  6. Oya mbak, d buku seperti nya ada yg kelewat deh, kurg gula 1sdt hehehe.. Klo yg gak perhatikan, sup nya pasti uwasiin hihihi.. Kroscek y mbak.. Suwun

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba shinta, waah iya yaa, wakakkak thanks yaa, iya nih bisa2 jadi asin rasanya

      Hapus
  7. Mb..sy baru coba ini enak sekali..tp punya sy kok gak bening ya..buthek gitu habis dimasukin bumbu blender..trus krn gak ada teri basah disini saya tambahin kecap ikan..minyak wijennya jg sy kurangin..kyknya kebanyakan klo 2 sdm..hehehe..makasih ya mb resep nya..😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Sienta, saring saja mba kuahnya, jadi ketika masuk bumbu, rebus kuah sampai mendidih kemudian disaring, baru kemudian masuk bahan2 lainnya.

      Hapus
  8. Mba...untuk merebus ikan itu dominan nya kira2 brapa menit ya..? Spt yg mba sbutkan di atas, tidak memerlukan waktu yg lama.
    Resepnya saya sukaaa... Sepertinya segar banget. ^_^

    Terimakasih mba endang

    # R i r i, Pkb #

    BalasHapus
    Balasan
    1. hi mba Riri, kalau pakai fillet ikan lembut seperti kakap diatas, ikan masuk ketika kuah mendidih rebus sekitar 10 - 15 menit saja.

      Hapus
  9. Hai mba Endang. Apakah tetap bisa memasak sop ini dengan ikan dari freezer? Karena saya ada fillet daging kakap di freezer. Kira2 akan mempengaruhi rasa apa tidak ya? Thanks mba Endang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Thata, bisa2 saja Mba, tdk ada masalah ya. tetap enak kok

      Hapus
  10. Hallo mba untuk kecap asinnya pakai merek apa ya ? Kalau pakai soy sauce gimana ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. soy sauce dan kecap asin itu sama ya mba, saya biasa pakai merk lee kum khee ya.

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...