16 Februari 2015

Gurame Garing Siram Cabai, Bawang, Garam



Hari Minggu kemarin, saya mengantarkan Ibu saya yang kebetulan saat ini sedang berada di Jakarta ke toko buku Gramedia. Beliau berkunjung selama dua minggu atas permintaan adik saya, Wiwin, untuk menjaga kedua putranya, Rafif dan Fatih, dalam rangka menjalankan ibadah umroh bersama suaminya. Dua orang tante, adik bungsu saya Dimas dan si krucil Fatih pun ikut serta bersama kami menuju ke Mall Ambassador. Setelah urusan di toko buku selesai - Ibu saya gembira dengan buku barunya dan sang cucu, Fatih terlihat happy dengan beberapa komiknya - maka kami pun menuju ke lantai lima dimana restoran D'Cost berada.  

"Adik mau mau makan apa"? Tanya saya ke Fatih yang gembul. Saya tahu bocah ini sedang kelaparan berat walau waktu baru saja menunjukkan tepat pukul 12 siang.  "Adik mau makan semua yang ada," jawabnya bersemangat tapi tangan gendutnya hanya menunjuk gambar  ikan gurame bakar kecap di papan dan ice cream. Saya tahu ikan gurame merupakan lauk kegemarannya. Jadi satu ikan gurame bakar kecap pun meluncur bersama pesanan lainnya. Nah ada satu menu yang saya suka pesan dan biasanya hampir selalu hadir di restoran yang menyajikan makanan Chinese, yaitu ikan, ayam atau seafood goreng yang disiram dengan bumbu cabai bawang garam. Masakan ini sangat simple dan tidak menggunakan banyak bumbu. Karena itu kerenyahan tekstur adonan yang digunakan untuk membalut  bahan menjadi poin plus yang wajib dihadirkan. Jadi tidak heran pada hari itu, sepiring ikan gurame goreng bersama siraman cabai, bawang putih dan garam ini pun tidak terlewat untuk saya pesan. ^_^


Perut yang kekenyangan sehabis makan siang yang berat membuat kami pun memutuskan untuk berjalan sebentar di Mall. Ibu saya lantas mengajak untuk melihat penjual tas serba 'goban' alias serba lima puluh ribu rupiah di lantas dasar ITC Ambassador. Seingat saya, jika berkunjung  ke Jakarta maka beliau pasti tidak akan pernah lupa untuk mengunjungi si Bapak penjual tas ini. Kualitasnya mungkin diragukan dan kekuatannya  bisa jadi hanya bisa bertahan selama sebulan atau dua bulan saja, namun tampilan tas-tas tersebut cukup meyakinkan. Saat Nenek-Nenek ini heboh mencoba dan membongkar tumpukan tas, Fatih pun mulai merengek. "Fatih capek, ayo kita pulang saja," ajaknya dengan muka lesu. Saya yang kurang naluri keibuan mengira bocah ini hanya bosan, karena berbelanja tas tentu saja bukan kegiatan favoritnya. "Bentar ya Dek, Umi lagi lihat-lihat tas tuh, sebentar lagi selesai kok," bujuk saya sambil memeluknya. Fatih pun menyenderkan tubuhnya ke saya seakan kehabisan tenaga, dan saya masih tetap mengira, bocah ini hanya dilanda bosan!


Acara berbelanja pun usai dan kami berjalan bergegas ke pintu keluar dan menunggu si Doel, supir Wiwin, untuk menjemput. Mall yang ramai di hari Minggu membuat Doel tak kunjung keluar dari tempat parkir di basement dan Fatih semakin bertambah lesu. Keringat dingin tampak mengucur di keningnya dan bocah itu bahkan tidak kuat berdiri sendiri. Saya pun lantas memintanya untuk duduk di lantai karena tidak mungkin saya harus menggendong bocah 9 tahun seberat 40 kilogram! "Kenapa tadi dibolehin makan es krim"? Tanya Ibu saya dilanjutkan dengan berondongan kata-kata lainnya, "Itulah, ini pasti karena tadi kebanyakan makan. Fatih nggak boleh banyak makan." Semua pun menjadi panik dan saya hanya bisa menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal, bingung harus berkata apa dan menyesali naluri 'emak-emak' yang kurang di dalam diri. 

Untunglah kemudian Doel muncul dan kami semua meluncur pulang ke rumah sambil berharap kondisi Fatih membaik. Sesampainya di rumah, Septi, asisten rumah Wiwin yang bertugas menjaga anak-anak langsung memberikan obat penurun panas sambil berkata, "Fatih kemarin kan habis sembuh dari sakit Mba, baru saja sembuh. Jadi nggak boleh makan es krim dulu." Jiah, semakin bertambah saja gunungan rasa berdosa di dada saya kala mendengarnya. Saya akui memang untuk urusan mengenali gejala anak sakit saya harus belajar lebih banyak. Untunglah panas Fatih kemudian turun dan hari ini Ibu saya bersama Septi membawa Fatih ke dokter anak yang menjadi langganannya. Duh, semoga krucil yang menggemaskan itu lekas sembuh dan kembali riang, sebelum Ibunya datang dari umroh! 


Kembali ke resep gurame garing siram cabai, bawang dan garam yang kali ini saya posting. Walau anda bisa menggunakan potongan ayam, cumi-cumi dan udang namun ikan gurame yang difillet dan digoreng terpisah dari kepala dan tulangnya akan menjadi sajian yang istimewa karena ikan disajikan utuh di piring saji bersama potongan fillet nan crispy dan guyuran cabai rawit merah dan bawang putih cincang. Rasanya tentu saja mirip dengan sambal bawang, karena memang hanya cabai dan bawang putih bersama garam saja sebagai bahan peyiramnya.  Masakan ini juga pernah saya tampilkan di buku saya yang kedua, Masakan Rumahan - 30 Resep Tumis, Goreng, Kuah. 

Untuk membuatnya maka anda harus membuat filletnya terlebih dahulu, gunakan pisau yang super tajam dan sayat daging ikan dari bagian ekornya terlebih dahulu baru menuju ke bagian kepala. Kepala, duri tengah dan ekor harus tetap utuh karena kita akan menggunakannya sebagai hiasan di piring kala gurame akan disajikan. Jika anda menemui kesulitan kala membuat fillet maka minta tukang ikan di pasar untuk melakukannya. Dalam sekejap mereka akan mempermak si ikan tanpa kesulitan yang berarti.


Balutan tepung yang digunakan harus ringan, renyah dan garing. Untuk itu saya menggunakan campuran tepung terigu, maizena dan tapioka/sagu serta sedikit baking powder. Adonan yang terbentuk encer, tujuannya agar adonan hanya meninggalkan jejak lapisan tipis saja di permukaan fillet ikan. Adonan yang terlalu berat akan membuat lapisan tepung menjadi tebal dan rasa ikan tidak terlalu terasa. Fillet yang sudah dibalut tepung ini lantas digoreng di dalam minyak panas yang banyak hingga garing keemasan. 

Nah jika anda menggunakan protein lainnya selain ikan, seperti misalnya ayam maka potonglah ayam menjadi berukuran kecil. Potongan kecil ini akan membuat ayam menjadi garing dan renyah kala digoreng bersama tepung. Untuk cumi-cumi sebaiknya iris melintang tipis, kemudian dilumuri dengan adonan tepungnya dan goreng hingga kering. Bagaimana jika keluarga anda tidak suka pedas? Skip saja penggunaan cabai di dalam resep dan hanya gunakan bawang putih, garam serta sedikit merica saja sebagai bahan taburan plus irisan daun bawang. Agar rasa bawang putih lebih lembut, tidak terlalu tajam, maka pastikan agar bawang putih ditumis hingga matang dan sedikit keemasan permukaannya.  Untuk bumbu siramannya, anda bisa mencincangnya kasar atau cara termudah adalah dengan memprosesnya sebentar di dalam chopper. 

Berikut resep dan prosesnya ya.


Gurame Garing Siram Cabe, Bawang, Garam
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 4 porsi

Tertarik dengan menu berbahan ikan gurame lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Gurame Acar Kuning a la My Mom
Pecak Ikan Gurame
Sup Ikan Gurame dengan Sawi Asin

Bahan:
- 1 ekor ikan gurame

Bahan adonan tepung:
- 3 sendok makan tepung maizena
- 2 sendok makan tepung tapioka
- 2 sendok makan tepung terigu serba guna

- 1 sendok teh baking powder
- 1 sendok teh garam
- ½ sendok teh merica bubuk
 

- 150 ml air

Bahan bumbu siraman:
- 5 buah cabai rawit, cincang kasar
- 2 cabai merah besar buang bijinya dan cincang kasar
- 6 - 8 siung bawang putih, cincang kasar
- 2 – 3 sendok teh garam
 


Pelengkap:
irisan daun bawang sebagai taburan

Cara membuat:


Siapkan ikan gurame, siangi ikan, buang sisik dan insangnya. Lumuri permukaan badannya dengan 2 sendok makan garam dan air perasan jeruk nipis dari 1 buah jeruk, diamkan selama 30 menit dan cuci hingga bersih.

Fillet ikan dengan membuat sayatan memanjang mulai dari bagian ekor hingga bagian kepala dan pisahkan bagian daging dan tulangnya. Lakukan pada kedua sisi ikan sehingga yang tertinggal adalah bagian kepala dan tulang tengah hingga ekornya. Potong-potong fillet ikan ukuran 2 x 2 cm. Sisihkan.


Siapkan mangkuk, masukkan semua bahan adonan ikan. Masukkan fillet ikan ke dalamnya dan aduk rata. Panaskan minyak di wajan agak banyak, goreng fillet hingga kering kecoklatan. Angkat dan tiriskan. 


Masukan badan ikan dan kepalanya ke dalam sisa adonan untuk menggoreng fillet. Lumuri hingga semua badan ikan terlumuri adonan dengan baik dan goreng ikan dalam minyak banyak hingga kering dan matang. Angkat dan tiriskan.

Siapkan piring saji, tata kepala dan badan ikan goreng di piring. Tata fillet ikan goreng di atas badan ikan. Sisihkan.

Tuang sisa minyak di wajan ke wadah lainnya, sisakan sekitar 1 sendok makan minyak panas di wajan. Tumis bumbu siraman hingga harum dan layu, siramkan bumbu ke permukaan fillet ikan goreng. Sajikan ikan dengan nasi hangat. Super yummy!





10 komentar:

  1. WAoow, terlihat sungguh menggugah selera mbakk.. ini sambalnya hampir sama kyk sambal korek ya mb?

    BalasHapus
    Balasan
    1. haloow mba ary, thanks yaa, yeppp kaya sambal korek ya, tapi sebenarnya cabai bawang nggak digiling tapi cukup dicincang kasar saja ya

      Hapus
  2. aduh enak bangat ni mbak, harus di coba ni..

    BalasHapus
  3. dear mbak endang

    oot nih saya jd pengen tau kulkasnya mbak segede apa sih ? wkwkw sbis sering sy baca banyak bgt stocknya ..

    Tapi salut blognya asik , resepnya gampang diikutin . Saya udah coba bandeng presto , nugget sama otak otak dan ini lg nunggu cake mateng pake resep pound cake alpuket ...bau harumnya uda tercium
    saya suka bgt resep resep cakenya krn praktis dan telornya dikit serta caranya jelas .

    sukses ya mbak fr: mama TJ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, wakakka gak gede2 amat kok mba, tapi freezernya memang besar karena saya suka stock makanan. Kalau ada stock makanan banyak kayanya hidup tenang wakakkak.

      thanks ya, senang resep2nya disuka, sukses selalu untuk mba ya

      Hapus
  4. Jadi gimana Fatih sekarang mba? Sudah sembuh kan? kalau anak kecil sakit tuh gimana gitu ya..suka kasihan..
    eh btw mba..itu guramenya bener-bener menggiurkan..enak banget..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Monic, sudah lumayan mba dan sudah bs berangkat sekolah. Memang pikiran gak tenang kalau anak kecil sakit, kasihan lihatnya. Thanks ya Mba Monic.

      Hapus
  5. aku penggemar resep resep mb endang juga nih. selalu jadi rujukan pertama kalo nyari resep. dah banyak yg aku praktekin dr resep mb endang. steak mash potato dgn lada hitam sauce, pizza, lumpia, nastar, kue mawar, dll...
    kebetulan menu cabe bawang garam juga jadi favoritku kalo pesen menu di resto.
    dan kalo aku masak sendiri, aku biasanya tambahi bumbu siram nya itu dengan kuning putih telor asin yang dihaluskan dengan garpu di mangkok dikasih air sangat sedikit... lalu dimasukkan tumisan bawang dan cabe tadi. aduk cepat lalu gorengan ikan filet tepung nya dimasukkan, aduk cepat dan rata, angkat .... namae jadi gurami cabe bawang telor asin... hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. haloow mba tina, thanks ya sudah menyukai jtt. wah tips untuk cabe bawang garamnya maknyus itu kayanya ya, bisa menjadi ide next untuk dicoba hehehe. thanks sharingnya ya mba.

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...