21 Januari 2014

Lapis Daging a la My Mom



Lapis daging yang manis dengan bumbu kecoklatan yang menempel di sekujur badannya ini merupakan makanan wajib kala acara selamatan tiba di kampung halaman saya, Paron, Ngawi. Kami mengenalnya karena Mbah Wedhok (nenek dalam bahasa Jawa) selalu memasaknya sebagai salah satu pelengkap takir berisi nasi, aneka lauk dan sayur yang dibagi-bagikan ke para tamu yang hadir  saat acara kendurian, kami menyebutnya dengan nasi berkat. Entah apakah menu lapis daging ini masih menjadi tradisi di Paron namun yang jelas Ibu saya yang sama sekali tidak memiliki darah Jawa jago membuatnya

Walau bukan salah satu menu favorit namun jika masakan ini sudah berkolaborasi bersama dengan menu lain di dalam sebuah paket nasi berkat bersama dengan sambal goreng kentang, mie goreng, urap sayur, maka rasanya menjadi luar biasa. Saya masih ingat kala adik bungsu saya, Dimas, saat masih berusia sekitar 6 tahun, sangat maniak dengan nasi kenduri. Satu paket nasi berkat yang dimasukkan ke dalam cething (tempat nasi dari plastik) wajib disediakan khusus untuknya. Jika sampai terlupa maka tangisannya pun akan pecah tak terkira-kira. "Kenapa sih Dim kok suka sekali sama nasi berkat"? Tanya saya penasaran waktu itu.  "Ini kalau sudah dicampur ini, sama ini, sama ini, rasanya enak banget," jawabnya polos sambil jari telunjuknya yang mungil menunjuk aneka pernik-pernik di dalam cething. ^_^


Entah apakah Dimas masih memiliki pendapat yang sama sekarang, karena adik saya saat ini sudah dewasa dan tahun ini akan memasuki bangku kuliah. Namun saya sangat, sangat setuju dengan pendapatnya saat itu. Nasi berkat memang memiliki cita rasa yang lezat mungkin karena sudah mendapatkan banyak doa atau mungkin karena menunggu acara selamatan yang panjang dan lama telah membuat perut luar biasa keroncongan, sehingga saat nasi dibagikan maka akan langsung diserbu hingga ludes. Namun yang jelas lapis daging di sana membuat makanan ini menjadi lebih nendang rasanya.  

Resep lapis daging ini saya peroleh dari Ibu saya dengan sedikit modifikasi. Membuatnya super mudah dan mungkin bisa menjadi alternatif menu di rumah dalam mengolah daging sapi. Atau bagi anda para perantauan yang berasal dari Jawa dan telah lama tidak merasakan masakan ini maka mungkin resep kali ini bisa mengobati kerinduan tersebut. Lapis daging terkenal dengan rasanya yang manis dan bumbu yang meresap masuk hingga ke serat daging. Ini karena daging dimasak dalam waktu yang lama hingga empuk dan kuahnya habis. Terkadang Ibu saya menambahkan beberapa buah cabai merah besar agar rasanya sedikit lebih pedas. Anda bisa melakukan hal yang sama seperti Ibu saya, walau tentu saja cara tersebut membuatnya menjadi lapis daging yang tidak original. Lauk ini sedap disantap bersama nasi hangat, sambal bajak, dan lalapan atau jika anda benar-benar desperate ingin mengulang nostalgia menyantap nasi berkat seperti masa dahulu kala mungkin anda bisa juga menambahkan sambal goreng kentang, asem-asem buncis, urap sayuran dan bihun goreng. Mantap!

Yuk langsung ke TKP saja. 


Lapis Daging a la My Mom
Resep diadaptasikan dari Ibu saya

Untuk 4 porsi

Tertarik dengan resep a la Ibu saya lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Asem-Asem Buncis a la My Mom
Ungkep Daging Sapi a la My Mom
Gurame Acar Kuning a la My Mom  

Bahan:
- 500 gram daging sapi sandung lamur dengan sedikit lemak
- 1 liter air untuk merebus, tambahkan jika daging belum empuk

Bumbu dihaluskan:
- 6 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih 
- 1 sendok makan ketumbar disangrai
- 4 butir kemiri disangrai 
- 2 ruas jari lengkuas muda
- 1 batang serai, ambil bagian putihnya saja
- 1 ruas jari kunyit 
- 1/2 sendok teh merica butiran

Bumbu lainnya:
- 5 lembar daun salam
- 4 lembar daun jeruk purut
- 5 - 8 sendok makan kecap manis
- 1 1/2 sendok teh garam
- 2 sendok makan gula Jawa, sisir
- 2 sendok makan air asam Jawa
- 2 sendok makan minyak untuk menumis

Cara membuat:


Siapkan daging sapi, potong daging sesuai selera dan iris daging setipis mungkin dengan menggunakan pisau tajam hingga menjadi lembaran-lembaran tipis. Biasanya jika kita membeli daging di pasar tradisional maka penjual daging bersedia mengiris daging sesuai keinginan kita.  

Siapkan wajan, panaskan 2 sendok makan minyak. Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan  daun salam, daun jeruk purut, tumis hingga bumbu matang dan warnanya tidak pucat lagi. 

Masukkan potongan daging, aduk hingga rata. Gunakan api sedang dan masak daging sambil diaduk-aduk hingga daging berubah warna dan mengeluarkan air. Masak hingga air daging habis. 


Tuangkan air sesuai takaran di resep, rebus daging hingga empuk dan air habis. Tambahkan kecap manis, tuangkan kecap di pinggir wajan (tidak langsung ke dalam kuah masakan), tujuannya supaya kecap matang dan mengeluarkan aroma yang lebih sedap. Jika daging belum empuk dan air telah habis, tambahkan air panas dan rebus hingga daging benar-benar empuk dan lunak. 

Masukkan garam, gula Jawa, dan air asam Jawa, aduk hingga rata. Masak hingga semua kuah habis dan kental. Cicipi rasanya, sesuaikan rasa asinnya. Angkat dan siap dihidangkan.

Note: jika lapis daging kurang coklat tambahkan kembali kecap manis hingga terbentuk warna yang diinginkan. 

Lapis daging sedap bersanding dengan nasi panas, sambal bajak dan lalapan. Yummy!
 



44 komentar:

  1. Mb, kalo pake daging sengkel enak gak ya?
    -ida-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Ida, enak2 saja kok heheh, yang penting masak sampai empuk.

      Hapus
  2. Sampe sekarang kenangan nasi berkat gak akan terlupakan, 1 cheting dimakan berlima....tiada duanya...(krn memang satu doang dptnya)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Nita, iyaaaaa, kok pengalaman kita sama yaaa, anaknya banyak, nasinya cuman dapat 1, keroyokan dahhh hahhaha

      Hapus
  3. mbk Endang, dagingnya di rebus dulu ya sebelum dipotong tipis atau dipotong tipis dulu baru direbus? dulu pas kuliah di jogja sya juga suka banget nasi berkat, lumayan buat perbaikan gizi anak kos...hehehe ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Oka, boleh direbus sebentar supaya mudah diiris ya, kadang saya suka rebus bentar supaya agak keras dan gak licin kala mau dipotong tipis. Mau mentah langsung dimasak juga oke ya.

      Hapus
  4. Halo Mba Endang,

    Mama saya dulu juga sering bikin lapis daging tapi entah sama atau engga bumbunya :D yang pasti penampakannya mirip sama yg di foto hehehe.. Biasanya sayur pendampingnya sayur bening bayam. Waktu dulu saya kurang suka sama lapis daging itu, entah kenapa. Tapi sekarang setelah lama tidak mencicipi lalu kemarin lihat postingan Mba Endang, langsung ngiler sengiler-ngilernya *lap meja* Pas banget anak saya yg masih batita juga suka makanan yg menggunakan kecap manis seperti semur misalnya. Jadi tadi pagi saya langsung masak, tapi ga pake daging karena ga ada stock & anak saya belum bisa makan daging sapi kalo ga digiling. Pake ayam, kentang, plus telur puyuh. Harumnya Mba.. Tinggal tunggu laporan nanti sore, dia lahap atau engga. Kalo engga ya berarti rejeki Mama-nya hahaha.. Duh, jadi panjang. Intinya cuma mau blg makasih sharing resep2 mantapnya & tips2 yg detail. Keep on sharing ya Mba :)

    NB : saya juga suka banget nasi berkat. Biarpun baru makan, kalo ada nasi berkat, pasti saya lahap juga hihihi..

    Indah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Indah, wah thanks sharingnya ya Mba, sepertinya lapis mamanya mirip2 sama yang ini, kadang ibu saya juga menambahkan kentang dan telur rebus, biar banyak jadinya wakkaka, maklum anaknya banyak.

      hmm, nasi berkat ternyata banyak penggemarnya hahhaha

      Hapus
  5. makasih sdh sharing resep rahasia keluarga ya mbak..

    BalasHapus
  6. wow...ini macam daging masak hitam...sedap ni...
    my mom pandai tau buat rempah ratusnya...
    selalu kami makan masa hari raya dengan lemang dan ketupat... ;)
    enak bangggeeettt!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba Umi, mungkin mirip sama daging masak hitam ya heheheh, masakan malaysia dan indonesia kan hampir sama beda nama saja wakakaka. Wah saya suka banget dengan lemang, sayangnya jarang ada ya. thanks sharingnya ya Mba.

      Hapus
  7. Mba endang..jadi lapeer bgt nih liat postingannya di fb jtt...keinget sama nenek yg telah lama tiada,yg sering banget masak lapis,hampir seminggu skali rasanya,tp ditambah kentang,buncis,wortel yg diiris memanjang,kata nenek:ini bistik ala indonesia,gituu..hehee..mungkin bumbunya sama kali ya mba..jd pengen beli daging nih mba..btw,beda bumbu lapis sama semur apa ya mba???

    Fierda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Fierda, wah iya ini bisa dibilang bistik a la Indonesia dan memang sedap jika disantap dengan sayuran rebus. Sama saja dengan semur Mba, bedanya semur lebih berkuah ya dan mericanya lebih terasa.

      Hapus
  8. Yang ini juga sudah saya praktekkan....nampol enaknya. Trimakasih ya mb atas sharing resepnya^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip, thanks sharingnya ya, senang sekali resepnya disuka ^_^

      Hapus
  9. Halo mbak Endang, saya slh satu penggemar blog-nya. Hari ini sy coba tuh resep lapis dagingnya, mantap lezatoss! Anak2ku suka semua, cuma krn si kecil Lαğΐ belajar makan yg agak pedas, aku tambahin 2 cabe merah. Makasih resepnya ya mbak, jangan bosen sharing resepnya ya mbak
    -windi-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Windi, thanks sudah menjadi penggemar JTT ya, wah Ibu saya bakalan hebring banget kalau tahu resepnya disuka hahahhah. Thanks sharingnya ya Mba, sukses selalu! ^_^

      Hapus
  10. Aku sdh coba mbak resepnya enakkkkk dapat pujian neh dari suami aku makasih ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Dina, thanks sharingnya yaaa, senang sekali resepnya disuka ^_^

      Hapus
  11. mba, ngerebus nya berapa lama tuh ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. tergantung dagingnya ya, kalau jenis keras bisa brjam2 hehhehe, di pencet saja dagingnya kalau sudah empuk berarti siap deh

      Hapus
  12. maaf mba endang mau nanya lagi : kecap nya pakai merk apa mba? trus itu gak usah pakai santan ya...thx

    BalasHapus
    Balasan
    1. pakai kecap jenis apa saja oke, saya pakai ba**ngo hehehe. Gak pakai santan yaaa

      Hapus
  13. Waah.. mba, baca ceritanya jd inget masa kecil dulu, keroyokan nasi berkat bertiga. Dulu klo anak2nya belum hadir semua, ibu saya biasanya minta yg lain nunggu sampe komplit bertiga, baru dimakan rame2 itu nasinya :). Karena tinggal di pantai, daging sapi dan ayam itu termasuk makanan 'wah' bagi kami, tiap hari makannya ikan dan teman2nya.. Lapis daging ini jg jd hidangan lebaran krn mbah saya alergi ayam.. :)
    Saya jg sering masak menu ini, kadang2 bumbunya ditambah sedikit kayu manis, pala, cengkeh, supaya wangi.. kdg pake santan jg.. trus ditaburin bawang goreng, hmm.. jd ngiler :). Terakhir bikin bulan lalu, agak gosong gara2 apinya kegedean, airnya keburu abis :(. Ditunggu resep2 yg mudah lainnya ya mba..

    -Muslikhah-

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba muslikhah, wah thanks sekali untuk sharingnya, pengalaman masa kecilnya sama dengan keluarga saya wakakkak, dulu nasi berkat terasa wah banget, bedanya saya tinggal di kaki gunung jadi apapun terasa wah apalagi ikan laut dan teman2nya wakkakak.

      yep, ditambah bumbu yang lebih lengkap rasanya memang lebih nendang. sipp, sukses selalu ya mba!

      Hapus
  14. Mba klo d palembang kok mirip sm daging malbi yaa.. tp klo malbi biasanya dtambah sm kelapa parut sangrai d bumbu ny. Dmakan sm nasi minyak/nasi merah, sambal nanas, pentul ikan (kaki naga). Disajikan d acara nikahan umum atau nikahan org arab.. endess..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Firq, yep mirip malbi ya, waduh saya sampai ngeces membayangkan kumplitnya pernak pernik pendamping malbi, keknya enak buangetttt hahahah. thanks sharingnya yaaa

      Hapus
  15. yang ini enaaakkk mbaaakk....
    malah kapan itu pernah nyoba, tapi pake tahu yg coklat itu...ternyata tetep enak...hehe
    makasih mbaakk...
    seneng banget jalan2 d blog ini...
    :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halow mba Febrina, thanks yaa. Ide tahu coklatnya keknya menggoda banget, next pengen coba waakakkak

      Hapus
  16. Wah mbak sudah tak coba resepnya, dagingnya aku campur kentang & telor puyuh.. Pdhl dagingnya cm 1/4 tp tetep aku bikinnya satu resep soalnya kan ada tambahannya.. Masaknya lama jg ya mba, kurleb 1jamn.. Itupun dagingnya ga empuk2 banget tp matang kayak di acara kawinan2 gtu... Tp soal rasa, jangan dibilang maknyusss mba.. Suami aja bilang enyak... Hehehe
    Vera

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba vera, wah mantap tuh pakai telur, keknya dikasih tahu goreng diceburkan ke kuahnya juga oke tuh mba, mayan buat menghemat daging yang mahalnya ampuun ya

      Hapus
  17. Mba endang, kalo aku mau bikin 2kilo daging.. bumbunya apa mesti dikali 4 atau cukup 2x bumbu diatas?

    BalasHapus
  18. Beli sengkel 1 kg. Setengah dimasak lapis daging yang cita rasanya manis kesukaan saya. Setengah dimasak ungkep daging resep JTT juga yang cita rasanya gurih selera suami. Hasilnya mantap banget. Semua selera terpuaskan. Tinggal boros gas nya saja yang mesti ditanggulangi. Wkwkwkwk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Bunda Ghania, yang jadi masalah memang masaknya lama wakakkakkak semua kudu dimasak sampai kuah kering hehhee

      Hapus
  19. Kalau dimasak pakai panci presto bagaimana ya step2nya? Makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. biasa saja mba, daging, bumbu, air (hanya daging terendam) direbus di presto sampai empuk. Buka presto masuk santan dan masak sampai kental, tidak perlu pasang tutup presto lagi

      Hapus
  20. Mbak endang, bedanya daging bacem, daging ungkep yang dibuat manis, dan lapis daging ini di bagian mana ya? Soalnya kalau melihat bumbu dasar dan cara masak yang mirip-mirip, saya jadi bingung sendiri. Mohon penjelasannya suhu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. secara basic sama tapi kalau diperhatikan berbeda dari tekstur dan kekentalan kuanya mba.

      Hapus
  21. Assalam mbak endang..
    Ini postingan taon 2014, baru nemu kemaren, pingin masak daging buat anak2, Alhamdulillah pd sukkaaa...
    Dagingnya dipotong kecil2 dulu trus dipresto dgn api keciiil 30 menit, trus pindahin ke panci sampe kuah nyusut. Daging empuuuk banget, anak2 suka. Thanx ya..
    Tati - kendari

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Mba Tati sharinngya, yep ini resep lamaaa banget, saya juga sudah lama gak makan lapis daging wakkakka

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...