29 Juni 2014

Kalio Daging Sapi



Puasa Ramadhan telah tiba, dan bagi para ibu rumah tangga yang harus mempersiapkan lauk untuk sahur, saat ini pasti sedang mengasah otak dan kreatifitas. Hidangan apakah yang layak untuk disajikan bagi keluarga di saat pagi buta? Menu sahur memang terkadang memusingkan, karena itu biasanya dibuat sedikit istimewa agar anggota keluarga terutama anak-anak bersedia menyantapnya dengan lahap di tengah kantuk yang mendera. Hal ini tentu saja berbeda dengan saat berbuka dimana makanan apapun sepertinya rela untuk disantap. Nah bagi single seperti saya tentu saja sahur bukan merupakan kendala, biasanya saya hanya menyantap sepotong roti dan segelas susu sebagai persiapan energi esok hari.

Namun saya masih ingat biasanya saat bulan puasa seperti ini, Ibu saya akan menyiapkan makanan yang sedikit lebih enak untuk sahur, favorit kami sekeluarga apa lagi kalau bukan rendang. Lauk ini rasanya super lezat sehingga siapa pun tidak ada yang berani menolaknya. Selain itu makanan ini juga awet disimpan di kulkas hingga berhari-hari lamanya. Sayangnya rendang tidak berkuah sama sekali sehingga terkadang diperlukan sayuran berkuah sebagai pendampingnya. Karena itu seringkali Ibu saya membuat versi rendang berkuah yang disebut dengan kalio. Kuah yang kental dengan banyak potongan kentang di dalamnya membuat kalio menjadi teman makan sahur yang nendang. Nah demi bernostalgia melewatkan sahur selayaknya bersama Ibu di kampung halaman, maka awal puasa Ramadhan kali ini saya pun berkutat di dapur untuk mewujudkan sepanci kalio daging yang alamak sedap rasanya. ^_^


Membuat kalio sangat mudah. Percayalah tidak memakan waktu 15 menit untuk meracik semua bumbunya, yang membuatnya lama adalah proses mengempukkan daging yang perlu hingga berjam-jam proses perebusan. Biasanya saya harus memasaknya selama 2 hingga 3 jam. Tentu saja bisa menggunakan panci bertekanan tinggi untuk menghemat waktu, namun terus terang bagi saya rasa daging yang dimasak dengan panas perlahan terasa lebih lezat dan gurih. Sebagaimana rendang yang membutuhkan banyak bumbu, maka kalio pun demikian. Sebelum memulai membuatnya persiapkan semua bumbu di meja dapur anda dengan seksama. Untuk menghasilkan cita rasa yang lebih sedap biasanya saya selalu menyangrai ketumbar, kemiri dan beberapa rempah yang saya pergunakan seperti kayu manis, kapulaga, kembang lawang dan cengkeh. Agar menghemat waktu semua bumbu yang perlu disangrai saya masukkan ke dalam wajan atau panci secara sekaligus dan sangrai dengan api kecil hingga aromanya harum dan berwarna sedikit kecoklatan tanda matang. Rempah yang telah disangrai ini selain membuat masakan semakin sedap juga memudahkan anda untuk menghaluskannya karena teksturnya yang kering dan lebih renyah.

Kembang lawang/pekak/star anise

Haluskan bumbu dengan menggunakan blender atau chopper. Seiring dengan kesibukan yang semakin meningkat dan waktu yang sangat berharga maka kepraktisan menjadi pilihan utama. Sepertinya sudah bukan jamannya lagi mengulek bumbu dengan menggunakan cobek. Sebagian orang beranggapan rasa bumbu yang diulek dengan cobek akan terasa lebih nendang namun bagi saya sama saja. Cita rasa masakan tidak ditentukan dari bagaimana anda menghaluskan bumbu namun bagaimana anda mampu menyeimbangkan rasa di dalamnya. Tentu saja ini dipengaruhi oleh jenis, komposisi dan takaran bumbu yang anda pergunakan serta banyaknya gula dan garam yang dimasukkan. Jadi jangan ragu untuk menyerahkan tugas berat seperti menghaluskan bumbu yang segambreng ke mesin bernama blender atau food processor. 

Kesegaran bumbu merupakan poin lainnya yang juga penting, saran saya selalu buatlah bumbu halus anda sendiri. Di pasar tradisional atau terkadang supermarket anda mungkin menemukan bumbu segar yang sudah dihaluskan yang dijual secara eceran di dalam aneka mangkuk, terus terang saya menghindar untuk menggunakan versi bumbu jadi seperti ini. Selain kesegaran bahannya kurang terjamin juga kemungkinan besar bumbu tidak habis semua di hari tersebut dan dijual dikeesokan harinya. Proses penyimpanan yang dilakukan oleh si penjual selama bumbu menginap itu menjadi pertanyaan besar di benak saya.


Kalio biasanya terbuat dari daging sapi atau kambing, namun anda bisa menggantinya dengan daging ayam dan rasanya pun tak kalah lezat. Satu hal lagi, kuah kalio sendiri biasanya sudah cukup berlemak dan kental tanpa penambahan santan di dalamnya, jadi jika anda ingin skip santan dari masakan ini dipersilahkan ya.

Wokeh, saya hentikan mengoceh tak tentu arah ini, dan saya persilahkan anda untuk segera mencoba resep kalio yang saya sajikan kali ini sambil tak lupa saya ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat Muslim yang menjalankannya. Semoga puasa Ramadhan kali ini menjadikan kita pribadi yang sakinah. Amin.

Berikut proses dan resepnya. 



Kalio Daging Sapi
Resep didaptasikan dari Ibu saya

Untuk 10 porsi

Tertarik dengan hidangan untuk berbuka dan sahur lainnya? Silahkan cek link di bawah ini:

Rendang Daging Sapi & Kentang
Ungkep Daging Sapi a la My Mom
Cumi-Cumi Sambal Merah 

Bahan:
- 1 kg daging sapi sandung lamur atau daging dengan sedikit lemak, potong ukuran 3 x 3 cm
- 6 buah kentang ukuran sedang, belah menjadi 4 bagian
- 300 ml santan kental (saya mencairkan santan kemasan instan 160 ml dengan air hingga tercapai 300 ml santan kental)
- air untuk merebus daging hingga lunak

Bumbu dihaluskan:
- 10 buah cabai merah besar, buang bijinya. Atau 20 buah cabai merah keriting
- 10 buah cabai rawit, skip jika tidak ingin terlalu pedas
- 8 siung bawang merah
- 8 siung bawang putih
- 2 ruas jari jahe
- 2 ruas jari kunyit
- 2 sendok makan ketumbar sangrai
- 1/2 sendok teh jintan
- 6 butir kemiri sangrai

Bumbu lainnya:
- 10 lembar daun jeruk purut
- 2 buah serai, ambil bagian putihnya, pipihkan
- 3 ruas jari lengkuas, belah dua dan pipihkan
- 5 lembar daun salam
- 2 lembar daun kunyit, simpulkan
- 3 buah kapulaga
- 3 buah kembang lawang/pekak/star anise
- 5 butir cengkeh
- 2 batang kayu manis
- 1 sendok makan garam
- 2 sendok makan gula pasir
- minyak untuk menumis

Cara membuat:


Siapkan panci atau wajan, panaskan sekitar 3 sendok makan minyak. Tumis bumbu halus hingga harum, aduk-aduk selama menumis agar tidak gosong. Aduk dan tumis bumbu hingga matang dan berubah warnanya menjadi tidak pucat lagi.

Tambahkan daun jeruk purut, daun salam, serai, lengkuas, daun kunyit, kapulaga, kembang lawang, cengkeh, kayu manis, aduk rata dan tumis hingga daun bumbu menjadi layu. 



Masukkan daging, aduk rata. Tutup panci dan masak dengan api kecil hingga daging mengeluarkan air dan air menyusut. Tambahkan gula dan garam, serta 500 ml air panas. Rebus dengan api kecil hingga daging empuk, jika daging belum empuk tetapi air telah menyusut habis tambahkan kembali air panas mendidih. Rebus daging hingga mulai terasa empuk, masukkan kentang, rebus hingga kentang dan daging matang dan empuk.

Tuangkan santan kental, masak dengan api kecil sambil sesekali diaduk hingga kuah mendidih, santan matang dan berminyak. Kalio merupakan hidangan berkuah yang kental, jadi masak hingga kuah mengental namun tidak sampai kuah menyusut habis.

Cicipi rasanya, sesuaikan gula dan garam. Angkat dan sajikan dengan nasi hangat. Yummy!



41 komentar:

  1. Mbak endang,suami saya dr padang.versi ibu mertua saya,bumbunya gak perlu ditumis.langsung dicampur sm santan encer,terus dimasak dulu smp agak berminyak br masukin dagingnya.tgu stgh empuk br masuk santan kental.jd kaya rendang gitu...cuman kuahnya msh muda gak kering..ini menu wajib ramadhan....nikmeeeeh bungud.slm ita firman @malang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba ita, thanks sharingnya ya, wah keknya versi kalio ibu mbak lebih praktis dan bebas minyak. Next time saya akan pakai cara ini hehehhe.

      Hapus
  2. Mba Endang yg super duper jago masak, akhirnya nemu lagi blog nya. Ini aku, Eunike follow dr blog aku mbak. Pokoknya gak bakalan susah deh kl lagi pengen masak, tinggal buka blog mba Endang hehehe.....Sukses ya mba! Met berpuasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Eunike, thanks ya sharingnya. Senang sekali resep2 JTT disuka! Sukses selalu ya dan met berpuasa jika menjalankan ya. ^_^

      Hapus
  3. selamat berpuasa mbakk, beberapa resep dari mbak telah berhasil saya coba. makasih mbak, heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Mba Norma, met berpuasa juga ya! Senang sekali resepnya disuka

      Hapus
  4. Iya mba... bener bgt pendapat mba di atas. Daging yg d masak di panci presto tuh jadi kaya "anyep" gitu yah....? Awalnya sih aku gak trlalu peka, tp ibuku selalu komen kalo dagingnya enakan yg dimasaak pelan dan lama... ternyata ya memang iya... hehehe...

    Selamat berpuasa mba... smoga sehat selalu... (^_°`)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Lina, mohon maaf lahir batin ya, mohon maaf juga saya balas komentarnya lama beneeerrr. Gimana kabarnya Mba? Moga sehat selalu ya.

      Yep saya sekarang pakai presto hanya untuk rebus kacang merah, supaya cepat, soalnya kalau dipakai buat daging jadi gak berasa hehehhe

      Hapus
  5. Bismillah,

    saya sangat tidak setuju sekali dengan pedoman orang2 bahwa bumbu yang diulek rasanya lebih enak dari pada dengan bumbu yang di blender, bagi saya sama saja, ibu saya saja sudah lama menggunakan blender untuk menghaluskan bumbu2 masakan tradisional, rasanya tetap mantepz koq mba..

    Lia Wahyu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Lia, yepp setuju Mba, sama saja kok. Sekrang saya gak pernah ngulek bumbu, ulekan batu nganggur hehehhe.

      Mohon maaf lahir batin ya Mba Lia, thanks sharingya disini ^_^

      Hapus
  6. Kalau untuk ayam, bisa pakai resep ini juga ga, Mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba, bisa ya, silahkan diganti ayam. tetap enak ya

      Hapus
  7. Bismillah

    Mba..saya adalah silent reader dan secret admirer mba dalam bidang masak memasak hihi..dan ini memberanikan diri untuk nongol.
    Mba..kalo ada waktu, minta tolong posting resep bistik sapi donk mba..simple bgt ya mba..tapi aq browsing resep bistik sapi ga ada yang meyakinkan..kalo mba indri yang praktek en posting, aq bru yakin. smoga bisa dipostingin ya mbaa.

    Diana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Diana, thanks sudah menjadi pembaca JTT ya. Bistik sapi ya, saya masih rada2 bingung nih dengan makanan ini. Mungkin mirip2 dengan bistik di selat solo ya, ini linknya:
      http://www.justtryandtaste.com/2014/04/selat-solo-sepiring-perpaduan-barat-dan.html

      Hapus
  8. mba salam kenal, saya ita makasih resep ni baru ak coba, jd inget alm, mama ku yg suka banget bikinin masakan ky gini walopun mama ga doyan daging sama skali...jd spesial buat anak2 aja bikinnya lucu, mama bahkan g pernah nyicipin kalo masak tp rasanya slalu lezaat.. syg skrg harus masak sendiri... huhuhu sukses slalu mbaa....

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mba ita, wah memang masakan mama tidak ada duanya ya, masakan apapun pasti mantap. Ayo sekarang harus masak sendiri, hehheheh pasti bisa!

      Hapus
  9. Salam kenal mb Endang..akhirnya saya menemukan menu yang dulu waktu kuliah pernah saya coba, tapi karena lupa bumbunya , selalu gagal untuk memasaknya, Idul Adha besuk adalah moment yang tepat untuk mencobanya kembali..Makasih mb Endang, InsyaAllah akan saya coba besuk..bismillah..semoga rasanya maantap..

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal Mba Retno, silahkan dicoba ya Mba, moga suka dengan rasanya yaa heheh

      Hapus
  10. uenak bgt mbaa.. maknyusss... gak pake daun kunyit tp ttp uenak polll... kuahnya mantab.. br tw trnyata rendang pk kuah tuh enaknya mnta ampun.. tau gni dr dlu bikin kyk gni.. wakakkaka
    gr2 resepnya maknyus smua aq jd stok cengkeh, kembang lawang, kapulaga, kayu manis dll.. soalnya gak nyesel deh ribet2 bumbunya sesuai dgn hasilnya yg suuuper sedapp.. hehe thanks ya mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Bella, yepp setuju. saya paling suka sama masakan ini hiiksss. Pakai kentang banyak2 yang saya suka itu kentangnya dibanding daging, makan nasi bisa sepanci besar tobattt.

      semua rempah2 diatas selalu saya stock didapur dalam botol2 kecil bekas selai, asal kering dan ditutup rapat awet berbulan2 kok mba

      Hapus
  11. hai mba endang, mau nanya nih itu motret nya pake kamera apa yah,,,, trus gmn ngatur angle nya spy bs motret top angle jadi kayak "berdiri" gitu objek fotonya,,,, hihihi bukan resep yg d tanyain abs sy penasaran kalo liat food blog fotonya pada cantik2 trus angle nya bagus2 pas sy nyobain gak bisa2 ih

    -awaliya-

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba awaliya, untuk memotret style top down seperti ini bisa pakai kamera apa saja kok gak harus yang canggih ya. Yang penting lensa kamera harus benar2 diatas permukaan makanan yang akan difoto. Biasanya kalau meja terlalu tinggi saya berdiri diatas kursi hehehe, atau kalau meja pendek bisa pakai tripod yng tinggi atau saya berdiri diatas meja di samping makanan yang akan difoto wakakka. yang penting lensa harus tepat diatas makanannya.

      Hapus
  12. Hallo Mbak Endang....salam kenal yaaaa.... setelah beberapa kali coba2 resep mbak yg emang maknyooosss punya, akhirnya saya nongol disini... mau tanya mbak...krn untuk resep ini baru pertama kali coba...saya pengen coba dagingnya 1/2 kilo dulu....nah untuk bumbunya apakah 1/2 resep ataukah bs tetep 1 resep? Makasih ya mbak.... sukses! -Myrtha

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mba Myrtha, salam kenal juga ya dan thanks sharingnya. Untuk kalio ini, bisa pakai 1/2 resep saja mba, atau pakai 1 resep juga gak masalah kok. Kalau saya suka tambahkan kentang banyak2, soalnya enak banget kentangnya hheeh

      Hapus
  13. Salam kenal mba Endang yg baiikkk... Mba terimakasih ya sdh bikin blog spt ini, saya suka krn dilengkapi dgn step2 yg sgt membantu,foto2nya pun menarik sekali..dan yg membuat asik adlh spt membaca novel,,dilengkapi dgn cerita ttg kehidupan mba Endang yg kdg suka senyum2 sendiri membacanya.. Ah yg penting mba Endang is the best lahh..ramah pula hihiii.. Semoga sll dilimpahkan pahala oleh yg di Atas mba atas sgl kebaikannya...
    Mba,, itu panci yg untuk membuat rendangnya bagus deh,,spt tebal dan anti lengket yah,, kalau boleh tau beli dimana, merk apa ya mbaa.. hbs saya kalau membuat rendang cuma pakai wajan biasa yg beli di pasar,, yg kalau lupa diaduk ditinggal sebentar suka lengket,, hihiii..
    Terima kasih ya mbaaku ...
    Ririn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Ririn, salam kenal ya, thanks ya sharingnya disini. Senang sekali artikel, resep dan cerita konyol JTT disuka hahahha.

      panci teflon merk Maxim biasa ya mba, saya suka pakai buat rendang karena klau di wajan suka nyiprat2 kemana2 ya dan gak lengket kalau pakai panci ini.

      sukses selalu ya! ^_^

      Hapus
  14. Hai mba Endang, saya udah cobain resep kalio dagingnya..hanya saja saya skip jintan karna lagi ga punya. Enak, mirip masakan di RM padang langganan saya. Anak anak juga suka. Thanks resepnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba Ade, thanks sharingnya ya, senang sekali resepnya disuka. Sukses yaaa

      Hapus
  15. Mbak Endang, saya sudah coba resepnya. Enak mbak. Saya ijin cantumkan di blog saya ya mbak. Terima kasih.. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba, thanks ya, silahkan dicantumkan ke blognya ya, jangan lupa sumber dan link backnya ya Mba ^_^

      Hapus
  16. Mba endang, maaf out of topic, pingin tau deh kompor dan oven yang dipake. Keliatannya bagus yah (adahal cuman liat dari foto sekilas). mungkin bisa nulis artikel tentang alat masak/tour de dapurnya mba endang. heheh. Makasi mba, sukses terus foodblognya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Renata, modena ya Mba, kalau gambar diatas saya masak di rumah saudara.

      Hapus
  17. Mba.. nanya dunkz.. stelh praktekin kalio daging sapi knpa y mba ad rasa pahit2 gt?? Smw takaran bumbu sy ikuti smpe2 sy bli sendok takar mba��

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, bs jadi bumbu terlalu gosong saat disangrai ya atau terlalu banyak menggunakan jahe dan kunyit, coba kurangi next time

      Hapus
    2. Wow mb endang fast respon yaaa..
      Mksih mba ats jwbannya..spertinya kunyitnya yg kbanyakn..nti sy coba lg y mbaa..jgn bosan tuk mnjawab y mba..mga sukses slalu..amin!!

      Hapus
  18. mba...misalnya dicampur hati sapi cocok nggak mbaaa? trimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. enak kok mba, hanya saja sebaiknya hati goreng setengah matang dulu dan dimasukkan ke kuah kalio ketika kalio sudah mendekati matang. Hati yang terlalu lama direbus akan keras.

      Hapus
  19. mbaa.. akhirnya aku masak ini pake daging campir kentang dan hati sapi... masih nunggu empuk ni.. baunya udah padang bangeeeeeet...makasih ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaaak, jadi ngiler mba, pengeen! syaa dri minggu lalu ngiler masakan padang hiiks.

      Hapus
  20. Assalamualaikum mbak Endang, kalau santan nya di gantis susu full cream D**c*w bisa kah?
    Soalnya ibu saya gak boleh makan masakan bersantan, tapi beliau ingin sekali Kalio.

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal Mbak, bisa hanya tidak bs kental kek santan ya

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...