05 Maret 2015

Cocoa Brownie - Thin & Fudgy



Memang sedap mengobrol 'ngalor ngidul' tak tentu arah dengan sahabat dekat sambil menyeruput secangkir cappuccino yang hangat. Biasanya saya melakukannya bersama Sintya, dan dulu Starbucks selalu menjadi pilihan kami. Namun sejak McDonalds gencar mempromosikan kopinya di McCafe dengan harga yang jauh, jauh lebih terjangkau dan rasa yang tak kalah sedap, maka kini kami pun hijrah ke cafe tersebut. Sepulang kantor atau saat weekend, berdua kami akan duduk di salah satu set kursi di McD dan menyeruput secangkir besar iced coffee float favorit. Bahan obrolan bisa bermacam-macam, mulai dari pekerjaan, boss, fashion, film, kesehatan, kondisi negara, issue yang sedang hot, rekomendasi restoran atau hanya sekedar berandai-andai tentang masa depan.  

Suasana cafe yang cozy, lalu lalang pengunjung di sekitar dengan aneka penampilan yang menarik perhatian dan obrolan seru memang membuat waktu berlalu dengan cepat.Tak terasa dua atau tiga jam berlalu dan gelas kopi pun hanya menyisakan bongkahan es batu yang mulai mencair. Tidak ada makanan yang kami pesan di McD. Burger dan ayam goreng terlalu berat untuk menemani aksi nongkrong ini, namun jika di Starbucks ada satu kue yang selalu saya pesan kala kami duduk disana. Browniesnya yang moist, fudgy dan super legit. Untuk yang satu itu tidak pernah kami lupakan. ^_^



Setiap orang pasti memiliki kriteria sendiri mengenai tekstur brownies yang mereka suka, apakah memiliki tekstur yang seperti cake (cakey)? Atau padat (fudgy)? Liatkah (chewy)? Atau sedikit remah (crumbly)? Perbedaan selera dan kesukaan itulah yang menyebabkan munculnya begitu banyak resep dan varian brownies sehingga terkadang kita sendiri bingung hendak menentukan yang mana. Pada dasarnya semua memiliki  resep yang hampir sama, yang membedakan hanyalah bervariasinya jumlah coklat, mentega, gula dan tepung yang digunakan yang pada akhirnya akan menghasilkan brownies dengan tekstur yang berbeda. Bagi saya sendiri, membuat brownies seperti yang disajikan di Starbucks memang selalu menjadi tujuan. Walau telah berulang kali mencobanya dengan aneka resep, namun hingga kini saya belum berhasil membuat yang sesuai impian sehingga setiap kali ada resep brownies yang menarik perhatian maka tangan ini pun terasa gatal untuk segera mencobanya. 


Sebenarnya kondisi apa sih yang diperlukan oleh sebuah brownie sehingga dikatakan memiliki tekstur fudgy, chewy dan cakey? Sepotong brownie disebut fudgy apabila memiliki tekstur yang padat, moist, lengket dengan kandungan coklat yang sangat tinggi di dalamnya. Biasanya brownies jenis ini menggunakan coklat batangan (dark cooking chocolate) dalam jumlah yang cukup banyak dan memiliki tekstur adonan  yang sangat padat dan kental. Chewy brownie memiliki tekstur yang moist namun tidak terlalu padat dan selengket rekannya yang fudgy. Brownies jenis ini diperoleh karena penggunaan tepung terigu dengan kadar protein yang lebih tinggi. Tepung dengan kandungan protein yang sedang menghasilkan brownies dengan tekstur yang lebih chewy sedangkan protein yang rendah (tepung untuk cake) menghasilkan brownie dengan tekstur yang lebih remah dan crumbly seperti cake. Selain itu penggunaan telur utuh (putih dan kuningnya sekaligus) juga akan membuat brownie menjadi lebih chewy karena putih telur memberi struktur pada brownie dan sekaligus mengeraskannya. 


Tekstur terkhir brownie adalah cakey. Sesuai dengan namanya yang mengandung unsur cake, maka brownie tipe ini memiliki tekstur mirip dengan cake. Bagian dalam brownie terlihat moist, remah dan sedikit mengembang. Biasanya adonan brownies jenis ini memiliki kandungan mentega yang tidak terlalu banyak, lebih sedikit tepung, dan walaupun umumnya adonan brownie tidak mengandung pengembang, biasanya untuk brownie jenis ini sedikit baking powder ditambahkan untuk membuat teksturnya sedikit lebih ringan seperti cake. 

Untuk teknik pembuatannya, beberapa resep meminta agar telur dan gula dikocok menggunakan mikser hingga mengembang dan kental baru kemudian bahan lainnya dimasukkan. Ini dimaksudkan agar tekstur adonan sedikit berongga dan tidak bantat sama sekali, karena umumnya adonan brownie tidak menggunakan bahan pengembang di dalamnya. Walau brownie dikatakan fudgy atau padat namun itu bukan berarti tidak mengembang sama sekali alias bantat. Sedangkan untuk beberapa resep brownie yang menggunakan tambahan baking powder atau baking soda maka mikser tidak mutlak diperlukan, adonan cukup diaduk-aduk seperlunya saja dan langsung dipanggang tanpa khawatir brownie akan bantat dan menyerupai dodol coklat. 


Dari semua hal diatas maka sebenarnya ada satu poin terpenting untuk membuat brownie yang anda hasilkan memiliki tekstur moist, yaitu waktu pemanggangan yang tepat. Waktu memegang peranan yang sangat penting karena jika kurang kemungkinan brownie akan menjadi terlalu lengket dan basah, sedangkan over baked akan membuat tekstur brownie menjadi keras dan kering. Untuk memastikan brownie pas matangnya maka test-lah setelah 20 menit kue dipanggang. Tekan bagian tengah kue dengan jari tangan dan jika brownie terasa mulai mengeras, tusukkan tusuk gigi di bagian tengah kue. Ujung tusuk gigi kemungkinan masih terlihat basah tetapi test pertama ini merupakan cara terbaik sebagai perbandingan. Lanjutkan memanggang selama 5 - 8 menit dan kemudian tusuk kembali lidi di bagian tengah kue. Brownie dikatakan matang jika tusuk lidi keluar dengan sedikit remah kue yang terlihat lembab yang menempel di ujungnya. Tidak masalah jika lidi masih terlihat basah, tetapi jika yang terlihat adalah adonan basah yang menempel maka lanjutkan memanggang kembali. 

Kembali ke resep brownie yang kali ini saya posting. Teksturnya mungkin tidak sespektakuler brownie di Starbucks, namun kue ini terasa legit dan moist. Sengaja saya memanggangnya tidak terlalu tebal agar brownie cepat matang dan bentuknya tampak cantik kala dipotong segi empat seperti ini.

Berikut proses dan resepnya ya. 


Fudgy Brownies
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 1 loyang brownies dengan ukuran 20x20x5 cm

Tertarik dengan resep brownie lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Cream Cheese  Brownies
Brownies Klasik
Brownies Lezat dan Legit a la Chanti 

Bahan: 
- 200 gram gula pasir
- 3 butir telur ukuran besar
- 1 sendok teh vanilla ekstrak atau 1/2 sendok teh vanili bubuk
- 170 gram mentega/margarine dilelehkan
- 50 gram coklat bubuk kualitas yang baik
- 80 gram tepung terigu protein sedang/serbaguna
- 80 gram coklat blok (DCC) cincang kasar atau chocolate chips

Cara membuat:
Siapkan oven, panaskan di suhu 170'C, letakkan rak pemanggang di tengah oven. Siapkan loyang, saya menggunakan loyang ukuran 20x  20 x 5 cm. Olesi permukaan loyang dengan margarine dan taburan tepung atau alasi dengan kertas baking. Sisihkan. 


Siapkan mangkuk, masukkan tepung terigu dan coklat bubuk, aduk rata. Siapkan mangkuk mikser, masukkan telur dan gula pasir, kocok dengan speed rendah hingga tercampur baik, kemudian naikkan kecepatan menjadi tinggi dan kocok hingga mengembang, pekat dan kental. Sekitar 4 menit dengan mikser tangan. 


Masukkan campuran tepung terigu dan coklat bubuk dengan cara di ayak, aduk adonan dengan menggunakan spatula secara perlahan dengan teknik aduk balik. Jika adonan sudah tercampur dengan baik, masukkan sekitar 1/4 adonan ke dalam mangkuk berisi mentega/margarine cair, aduk cepat hingga tercampur baik.  

Tuangkan campuran adonan dengan mentega/margarine kembali ke dalam mangkuk berisi adonan lainnya. Aduk rata dengan spatula hingga tercampur dengan baik, sisihkan.  


Tuangkan adonan ke dalam loyang yang sudah disiapkan. Taburi permukaannya dengan potongan coklat blok atau choco chips. Panggang selama 20  menit atau hingga permukaan brownie terlihat mengeras.

Tekan bagian tengah kue dengan jari tangan dan jika brownie terasa mulai mengeras, tusukkan tusuk gigi di bagian tengah kue. Ujung tusuk gigi kemungkinan masih terlihat basah tetapi test pertama ini merupakan cara terbaik sebagai perbandingan. Lanjutkan memanggang selama 5 - 8 menit dan kemudian tusuk kembali lidi di bagian tengah kue. 

Note: Brownie dikatakan matang jika tusuk lidi keluar dengan sedikit remah lembab yang menempel di ujungnya. Tidak masalah jika lidi masih terlihat basah, tetapi jika yang terlihat adalah adonan basah yang menempel maka lanjutkan memanggang kembali. 

Keluarkan brownie dari oven, diamkan selama 10 menit kemudian angkat sisi-sisi kertas baking dan letakkan brownie di rak kawat. Potong kue jika benar-benar telah dingin. Super yummy!
 




67 komentar:

  1. salam kenal mbak Endang.
    saya pernah coba membuat pennylane brownies. adonannya sangat sulit diaduk karena terlalu liat.. selesai dipanggang, teksturnya padat dan tidak berongga. apakah brownies jenis tersebut memang seperti itu?
    terima kasih, Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mba nisa, yepp memang adonanya padat dan pekat sehingga susah diaduk, jenis brownies fudgy ya dan memang hasilnya gak berongga.

      Hapus
  2. Coba doong mba endang praktek brownies pennylane. Aq suka bikin brownies itu mba, tapi masih penasaran teknik yg bener gimana. Mungkin setelah di praktekkan mba endang, aq jadi dapat pencerahan. Hehehe.. oia mba, apakah ada resep brownies yg menggunakan susu? Setau aq cm mentega or margarin or minyak sayur yaa bahan cairnya. Makasih mba endang.. ♥♥♥

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba tisha, next time kalau ada waktu ya mba hehehhe. saya lupa apakah resep2 brownies saya ada yang pakai susu atau nggak ya, kayanya memang bahan dasarnya hanya telur, mentega cair atau minyak hehhe. tambah susu bubuk saja mba, kalau pengen memasukkan susu ya

      Hapus
    2. Hi Mba Endang, sudah sering nyontek resepnya tp baru menyapa. Ada resep brownies yg pake susu, saya sudah bbrp kali bikin dan berhasil : http://www.justtryandtaste.com/2011/10/brownies-lezat-legit-ala-chanti.html?m=1

      Hapus
    3. Terimakasih ya Mba, saya sering liat resep lain juga..

      Hapus
    4. halo mba, thanks ya sharingnya, senang resepnya sukses dicoba ^_^

      Hapus
  3. Hallo mba endang, salam kenal..
    Klo boleh tau, mba endang pake cooking chocolate merk apa ya? Trims..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba yulia, salam kenal ya. Untuk choco chipsnya saya gak ada merk karena beli kiloan di titan, kalau coklat bubuk pakai merk bensdorp. kalau DCC saya pakai merk apapun yang ada ditoko: colatta, atau tulip ya

      Hapus
  4. Kepingin banget bikin brownis, tapi masih terkendala alat, belum punya oven, hehe.. Blog-nya bagus mbak, keep update ya, saya mengandalkan blog ini untuk cari inspirasi masakan. Sukses! Btw, salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mba Ayu, thanks sharingnya ya mba, senang sekali JTT disuka. Sukses yaa

      Hapus
  5. Bagaimana nasib diet sya jika disuguhin resep seperti ini... lupakan diet, yang ini wajib dicoba, mengingat semua bahan tersedia di kulkas... hehehe. Thanks resepnya mbk Endang... ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Oka, iya nih apes banget yaa, program diet dan hobi masak memang gak sejalan hiiiksss

      Hapus
  6. Dear, mbak Endang. Resep ini apa bisa di kukus? Terimakasih:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba tia, bisa tapi kayanya hasilnya gak seoke dipanggang ya. Mba pakai resep brownies kukus saja ya kalau mau versi kukusnya

      Hapus
  7. Hi Mba.. kalo mentega diganti minyak sayur bisa kan? apakah rasa/hasilnya akan sama?

    Thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa pakai minyak sayur ya, tekstur sama, tapi rasa tentunya lebih enak pakai mentega ya

      Hapus
  8. Salam kenal Mba, sukaaa banget sama blog ini, jadi banyak belajar, terimakasih banyak ya Mba ^^
    Btw mau nanya, untuk brownis ini klo misalnya saya tambahin coklat leleh di mentega nya hasilnya lebih enak kah?tanpa merusak tekstur? soalnya saya punya bubuk cho kurang bagus mereknya jadi saya pikir untuk 'nambal' rasanya saya tambahin cho leleh he3
    Saya udah pernah buat brownis klasik di blog ini dan rasanya memang mantap hanya tampilannya ambles ke dalam he3 gpp saya mau coba teruss, oya satu lagi klo ditambah BP pengaruh ga ya ke teksturnya?
    *maap ya banyak nanya he3*

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, salam kenal juga ya dan thanks ya sudah menyukai jtt. Yep bisa tambah DCC yang dilumerkan ya mba, sebaiknya cairkn DCC dengan mentega dengan cara di tim, jangan masak langsung diatas api ya. hasilnya menurut saya akan lebih legit.

      tambah BP akan membuat brownies ngembang dan teksturnya jadi ke cake, menurut saya kurang oke ya.

      salam

      Hapus
  9. Mbak,tanya dong,klo setelah dingin kuenya kita taro kulkas,jdi rusak ato basah ga ya mbak?pengen taro kulkas kayaknya enak
    Trus mbak,klo saya makan pas blom dingin brasa blom mateng,tpi pas dingin jdi udah mateng,pengaruh panas kah mbak?

    Makasih
    -novil-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Novi, masuk kulkas akan membuat teksturnya padat ya, dan gak basah kok, asalkan di wadah rapat dan ketika masuk kulkas kue udah benar2 dingin kondisinya.

      nah saya bingung kalau yang taste belum matang, soalnya saya nggak pernah merasakan begitu ya

      Hapus
  10. mba endang, ini enak mana ya sama Brownies Klasik? bahannya kayaknya gak jauh beda ya. saya sudah beberapa kali Brownies Klasik resep JTT dan selalu puas, hasilnya fudgy dan coklat banget. jadi penasaran, enakan mana dan bedanya apa ya sama resep yang ini? thankyou :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba, kalau menurut saya lebih padat brownies klasik ya, saya lebih suka brownies yang padat.

      Hapus
  11. Alo salam kenal mb Endang, blog mb benar2 bermanfaat bagi pemula yang baru belajar masak, step by step nya jelas banget. Btw sy ga py oven, kl panggang pake panci serbaguna, kira2 bisa ga ya? Thx (Lena-Ptk)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mba Lena, thanks sharingnya ya. Nah saya belum pernah pakai panci serba guna mba, tapi kalau instruksinya bs untuk memanggang cake, maka bs dipakai untuk brownies

      Hapus
  12. Dear Mbak Endang.. ini brownies pertama yg saya pernah bikin... dan masak dengan sempurna ^^ senang deh... enakkkk... thank you mbak Endang dan JTTnya

    Love, Respect, Peace
    Ivana Veronica

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Ivana, thanks sharingnya ya mba, senang sekali resep browniesnya disuka ya. Sukses selalu!

      Hapus
  13. Salam kenal mbak.. mau tanya ini kalau takaran gulanya dikurangi bisa nggak ya? Soalnya nggak terlalu suka manis.. makasih mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Ratih, silahkan dikurangi ya mba,gak papa kok,

      Hapus
  14. Yummy... Saya suka brownies jenis fudgy, kalau Mba Endang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. samaaa, saya suka yang padet, dan nyoklat dan chewy hehehhe

      Hapus
  15. hai mbk endang,mau nanya taburan coklat yg bundar2 itu namanya apa ya ? apa keping coklat / coklat keping ( dibolak balik hehe ) & merk apa mbk ? makasi :) # zakiyyah

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba zakiyyah, namanya chocolate pastilles ya mba, tapi bilang saja coklat keping, di tbk banyak kok, biasanya kiloan, saya nggak pernah beli yang ada merknya ya.

      Hapus
  16. Mbaaa kalo dikukus kira2 jadi ngga?#edisi ga ada oven :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. tetap bisa hanya saja kurang maksimal ya rasanya, sebaiknya pakai resep brownies kukus saja ya kalau mau versi kukusnya

      Hapus
  17. Mbk endang,makasih loh slalu sharing resep2nya..apalagi bulan puasa gini sy rajin bgt nengokin blognya mbk..hehehe..tpi minta pencerahannya mbk,knpa mencampur menteganya harus dicampur 1/4 adonan,baru kemudian campuran adonan dimasukan ke 3/4 sisa adonannya?makasih ya mbk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Vitha, kendala utama adonan denga mentega cair adalah mentega dan adonan susah tercampur dengan baik. Mentega/minyak berat jenis tinggi selalu mengendap di bawah, akibatnya kita sering over mixing untuk memastikan mentega tercampur dengan baik.

      nah supaya gak over mixing dan memastikan mentega tercampur maka hanya dicampurkan ke sebagian adonan baru diaduk bersama sisa adonan lainnya.

      Hapus
  18. Mba Endang sewaktu 1/4 adonan dicampur ke dalam margarin cair itu juga harus diaduk balik ya? Harus diaduk cepat ya? Karena saya yang sering baca di internet kalo aduk balik gak boleh cepat2. Tolong ajarin ya Mba karena saya masih pemula.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, yep pakai aduk balik ya. dilakukan dengan cepat tetapi dengan gerakan lembut ya, artinya jangan menggunakan tenaga terlalu banyak tetapi harus cepat supaya adonan gak mengempis.

      Hapus
  19. Mba mau tanya dong,
    teknik aduk balik tuh kaya apa yah?
    trus ini panggang nya pake api atas bawah atau api bawah saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba puri, susah dijelaskn dengan kata2 mba, seperti membalik2 adonan, bukan diaduk seperti arah jarum jam, googling saja di utube mba supaya bs lihat videonya.

      pakai api atas bwah ya

      Hapus
  20. Mbak, brownies yang dibuat ini apakah permukaannya crispy seperti kertas mengkilat gitu? Saya nggak berhasil2 bikin yg seperti itu. Kalau ada tipsnya boleh dishare yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. resep yang ini agak kurang shiny permukaanya mba, biasanya brownies yng mengkilap karena kandungan DCC, gulanya tinggi. Bisa pakai resep ini:
      http://www.justtryandtaste.com/2010/11/brownies-simple-lezat-sekejap.html

      skip saja taburan kacang di permukaannya.

      Hapus
    2. mbak,ini hasilnya ga crack2 gitu atasnya kah??ato saya panggang kurang lama?
      tapi rasanya ttp enak apa kurang kering yah

      Hapus
    3. nggak crack ya mba Novi, sesuai gambar yang saya berikan.

      Hapus
  21. Halo mbak endang, aku bikin brownies, pas dikeluarin dari oven ternyata teksturnya ga langsung fudgy..jadi aku taro dikulkas dulu baru mengeras. Apa semua brownies spt itu mbak? Makasih mbak sebelumnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. rata2 memang sebaiknya brownies ditunggu hingga dingin, tapi ada jenis yang memang fudgy mba, biasanya kandungan DCC dan gulanya tinggi ya.

      Hapus
  22. Hai mba salam kenal, tadi saya first trial bikin brownies menggunakan coklat bubuk dan minyak (ga pake mentega) trs masaknya jg ga di oven melainkan pake happy call. Enak siihh tapi agak kering jd banyak remahnya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, salam kenal juga ya, thanks sharingnya ya. wah saya juga punya double pan tapi sampai sekarang belum pernah dipakai wakakka, suka lupa. padahal banyak resep2 praktis yang bs dicoba dengan pan ini. moga2 one day akan saya coba. sukses sellu yaaa

      Hapus
  23. Mba endang, aku udh nyobain resep ini berkali2, hasilnya enak apalagi kl di ksh cincangan dcc, jd melted2 gt kl udh matengnya.
    Oiya mba aku mau bikin resep ini buat cupcake bisa gak sih? Perlu pake baking powder lg gak? Ato ada rekomen resep apa yg cuco untun cupcake coklat. Pengen bikin yg bisa di ksh frosting untuk acara ultah anakku.
    Mohon pencerahannya ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Aya, untuk cupcake bs pakai resep2 cake coklat di JTT ya, saya ada banyak resep cake coklat jadi silahkan dipilih saja. Sebaiknya pakai resep yang telur dikocok mengembang.

      cupcake basicnya sama sepertu cake biasa, bedanya hanya dia pakai cup saja

      Hapus
    2. Menurut mba endang resep mana yg nyoklat pluss endesss gulindes :p
      Infonya ya mba. Makasiii

      Hapus
    3. bisa pakai fudgy chocolate cake ya mba, enak kok hehhe

      Hapus
  24. Mba maaf sy suka bingung kalau baca telur dikocok sampai kembang,pekat,kental Itu maksudnya sampai berwarna putih kaku gitu ya mba endang?hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. sampai berjejak/ribbon stage ya mba, ada perbedaan antara ribbon stage (berjejak) dengan kaku ya. Ribbon stage biasanya adonan masih lembut, ketika pengocok diangkat adonan akan jatuh dan meninggalkan jejak selama 1 atau 2 detik di permukaan adonan di mangkuk. Kalau kaku, maka adonan diangkat gak akan jatuh. Biasanya untuk adonan cake standar atau brownies sepeti diats (bukan chiffon ya), telur dikocok sampai ribbon stage, kalau sampai kaku (over mixing) cake jadi bantat dan keras

      Hapus
  25. Halooo mbak endang, salam kenal ya mbak..saya baru aja dapat alamat website mbak endang yg dishare di g+ Dan ternyataaaa wowwww...spt dapat durian runtuhhh, bnyk banged info kuliner disini...:) Dan lg mo nyoba nih resep browniesnya yg bikin ngecessss air liur saya aja...nyam nyam yummyyyyy...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Susanti, salam kenal juga ya. Thanks sharingnya ya mba, moga suka dengan resep2 JTT ya, sukses selalu ^_^

      Hapus
  26. Mba endaaaang juaraaaa dehh.. aku udah eksekusi resep ini mbaa, versi kukusnya .. dan rasanya luar biasaa banget mbaa, habis Ngga tersisa browniesnyaa..
    Makasiiih yAa Mba endaaang, tetep sharing resep resep anti gagalnya yAa Mba.. heheeehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Syatifa, thanks sharingnya, senang resep JTT disuka. Sukses selalu yaa.

      Hapus
  27. Mbak endang, semoga berkenan membalas komen dr ibu hamil di Surabaya yg ngidam brownies ala Kartika Sari Bandung. Nah klo browsnies ala KS itu, jenis yg fudgy/chewy atau bagaimana ya? Apa sesuai dgn resep ini? Makasih mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba, keknya ada dua jenis brownies kartika sari, ada yang kukus dan yang panggang. Kalau kukus sebenarnya mirip cake kukus, bs pakai resep 'brownies kukus ny. liem di JTT'
      http://www.justtryandtaste.com/2011/04/brownies-kukus.html

      Kalau panggang teksturnya padat, bisa pakai resep ini:
      http://www.justtryandtaste.com/2011/10/brownies-lezat-legit-ala-chanti.html

      Hapus
  28. Mbak, saya kebetulan coba resep fudge brownies gitu dr seseorang. Disana tulisannya pakai tepung kunci (protein rendah). Tp saya kan adanya segitiga biru. Nah kalau pakai segitiga biru, kira2 pengaruh dgn kuenya gimana ya ? Terimakasih sebelumnya.

    BalasHapus
  29. Halo mbak, saya mau bertanya. Brownies panggang(oven tangkring) yang saya buat DCC dan menteganya lebih banyak daripada tepung terigu protein rendahnya, saya juga menggunakan pengembang(Baking powder dan soda powder), dan emulsifier. Apakah itu bisa disebut brownies? Jika iya itu termasuk jenis brownies cakey, fudgy, ataukah chewy?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa disebut brownies, biasanya kalau sprt itu hasilnya termasuk fudgy, padat legit.

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...