16 September 2013

Obsesi Roti 31: Roti Lapis Pizza Pepperoni



Sejak Obsesi Roti ke-30 yaitu Roti Abon Isi Tumis Ayam yang saya posting sekitar 3 bulan yang lalu, maka saya belum memiliki semangat lagi untuk berkutat menguleni adonan di dapur. Sebenarnya proses menguleni adonan roti merupakan pekerjaan yang sangat mudah dan tidak memerlukan waktu lama, hanya saja untuk memulai menciptakan segumpal adonan yang siap untuk dipermak harus melewati proses mengeluarkan bahan-bahan dan menimbang. Nah, bagian inilah yang membuat saya malas untuk melakukannya. Kalau bicara mengenai rasa malas yang mendera, memang tidak akan ada habisnya untuk diceritakan dan sepertinya sering menjadi alasan tepat yang membuat speechless siapapun yang mendengar. 

"Weekend ngapain Ndang"? Tanya Tri teman kantor saya melalui pesan di WhatsApp. "Rencananya sih banyak, mau bikin kue dan roti", jawab saya tidak yakin. "Sudah mulai dibuat"? Tanyanya lagi. "Belum, malas banget", kali ini emoticon ketawa yang di kirimkan Tri dan tidak ada komentar yang keluar. Speechless! ^_^


Tapi weekend kemarin saya benar-benar membuang jauh-jauh rasa malas itu. Liburan ini harus berubah! Saya telah memiliki beberapa resep yang sudah lama saya idam-idamkan untuk dipraktekkan. Sabtu pagi saya bahkan sudah meluncur bersama metromini ke supermarket terdekat untuk membeli beberapa bahan yang masih kurang. Target saya adalah roti lapis pizza dengan lembaran pepperoni di atasnya. Membayangkan roti lembut dengan saus pizza nan sedap diantara lapisannya dan disantap kala masih hangat membuat perut saya berbunyi nyaring. Sengaja sejak pagi saya tidak sarapan untuk mempersiapkan perut saya menampung seloyang besar roti. Cita-cita rakus seperti ini biasanya jarang terwujud tapi kali ini saya tetap nekat. 

Untuk adonan rotinya saya menggunakan resep roti lapis keju yang sudah pernah saya posting sebelumnya. Silahkan klik link disini untuk melihatnya. Roti yang terbuat dari adonan resep ini menurut saya sangat lembut dan sedap. Anda juga bisa menggunakannya untuk membuat jenis roti lainnya. Sengaja saya tambahkan sekitar seratus gram keju cheddar parut di dalam adonan, membuat roti menjadi lebih gurih. 


Nah roti lapis atau biasa di resep-resep western disebut dengan pull-apart bread karena mudah untuk dilepas pada setiap lapisannya, sebenarnya terbuat dari adonan dasar roti yang digilas hingga tipis. Adonan lantas ditaburkan dengan aneka topping seperti kayu manis bubuk dan gula pasir, atau keju dan coklat meses, atau bisa juga saus pizza dan pepperoni seperti yang kali ini saya posting. Adonan kemudian dipotong-potong berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sesuai dengan loyang loaf yang akan digunakan. Lapisan-lapisan adonan ini kemudian ditumpukkan menjadi satu, dimasukkan ke dalam loyang dan dipanggang hingga matang. 

Prosesnya sangat mudah, bagian yang tersulit hanyalah memotong adonan menjadi ukuran yang sama, menumpuk dan menatanya dengan rapi di loyang. Sejak awal saya sudah bertekad membuat roti lapis yang cantik dengan memotongnya serapi mungkin, saya bahkan sudah mengukurnya dengan penggaris agar seragam pada setiap potongannya. Namun satu hal yang saya lupa, adonan saya kurang untuk memenuhi isi loyang! Akhirnya adonan yang sudah saya tata di loyang saya keluarkan kembali dan saya potong menjadi dua bagian. Akibatnya kondisi adonan menjadi amburadul, sebagian pepperoni mencuat ke atas dengan saus yang belepotan kemana-mana. Saya yang dalam kondisi lapar berat sudah tidak peduli lagi dengan masalah estetika. Misi saya hanya satu, roti harus segera dipanggang!


Untuk versi asinnya, selain pepperoni, anda juga bisa menggunakan sosis sapi atau ayam yang dipotong melintang tipis; cincangan daging sapi atau ayam yang ditumis sebentar dengan bawang putih dan merica, kornet sapi yang ditumis, taburan abon dan banyak variasi lainnya yang bisa anda kreasikan sendiri. Begitupun dengan versi manisnya, anda bisa menggunakan keju dan gula, keju dan coklat serut, bubuk kayu manis dan gula, olesan selai, cincangan apel atau stroberi yang dimasak dengan gula hingga kental, dan ratusan variasi lainnya.

Saat proses pemanggangan pastikan suhu tidak terlalu tinggi agar bagian dasar roti matang tanpa membuat permukaan roti menjadi gosong. Nah karena suhu oven saya selalu ter-set di angka 175'C dan lupa untuk menurunkannya kembali, akibatnya beberapa bagian roti menjadi gosong. Untungnya roti ini cukup tebal sehingga bagian di dalamnya masih sangat lembut. Anyway, roti lapis dengan saus pizza dan pepperoni ini sangat yummy, soft, gurih dengan rasa asin, manis, pedas. Sangat tepat untuk dinikmati di saat weekend yang penuh dengan kemalasan. ^_^

Mau mencobanya? Berikut resep dan prosesnya ya.

 
Roti Lapis Pizza Pepperoni
Resep adonan roti diadaptasikan dari web How Sweet It Is - Cheesy Puff Pull Apart Bread

Untuk 1 loyang loaf ukuran 10 x 23 cm 

Tertarik dengan resep roti & pizza lainnya? Silahkan cek di link di bawah ini:
Roti Lapis Keju
Pizza Bun
Caterpillar Bread  

Bahan adonan roti:
- 340 gram tepung terigu serba guna
- 1 sendok makan gula pasir
- 2 1/4 sendok teh ragi instan
- 1/2 sendok teh garam
- 140 ml susu cair hangat (2 sendok makan susu bubuk + air hingga 140 ml)
- 56 gram margarine/mentega 
- 2 butir telur
- 100 gram keju cheddar parut

Bahan saus untuk olesan:
- 3 sendok makan saus spaghetti botolan
- 2 siung bawang putih, cincang halus
- 2 sendok makan saus sambal ekstra pedas botolan
- 1 sendok makan gula pasir
- seujung kuku mixed herbs * (Italian seasoning), bisa diganti dengan basil, rosemary atau oregano kering
- seujung kuku garam 

*) Mixed herbs atau Italian seasoning adalah bumbu rempah kering yang di dalamnya mengandung daun rempah khas masakan Itali seperti: oregano, thyme, rosemary, basil. Anda bisa membelinya di supermarket di bagian bumbu-bumbu instan.

Topping: 
- 1 pack pepperoni (isi 30 lembar) atau 3 buah sosis sapi, iris melintang setipis mungkin

Cara membuat:
Membuat saus

 

Masukkan semua bahan saus di mangkuk, aduk rata. Cicipi rasanya. Tambahkan gula dan garam untuk menyeimbangkan rasa. 

Membuat adonan roti:


Siapkan panci kecil, masukkan susu cair dan margarine. Panaskan dengan api kecil hingga susu menghangat dan mentega larut. Jangan sampai susu mendidih, jika susu mulai panas, matikan kompor dan aduk-aduk hingga mentega cair. Sisihkan hingga susu menjadi tidak terlalu panas. Celupkan jari kelingking anda, jika terasa nyaman maka susu siap digunakan. 

Siapkan mangkuk, masukkan tepung terigu, gula pasir, ragi, aduk rata. Tambahkan garam, aduk rata.


Tuangkan susu ke dalam tepung, aduk rata hingga menjadi adonan kasar. Tambahkan telur satu persatu sambil adonan di aduk dengan spatula hingga telur dan adonan tercampur. Masukkan keju cheddar parut, aduk sebentar.  

Siapkan meja datar untuk menguleni adonan. Taburkan tepung di permukaan meja. Tuangkan adonan di atas taburan tepung.


Siapkan mangkuk berisi tepung di dekat meja kerja anda, celupkan kedua tangan anda di tepung. Dengan tangan yang terlumuri tepung uleni adonan dengan cara menekan, melipat dan meremasnya hingga adonan menjadi terasa lembut dan lemas. 


Tekan adonan dengan kedua tangan anda atau pegang satu sisi adonan dengan tangan kiri, sementara tangan kanan anda menekan sisi adonan lainnya, sambil adonan anda putar-putarkan sehingga semua sisi adonan mendapatkan perlakuan yang sama.

Adonan tidak terlalu lembek sehingga tidak terlalu sulit untuk menguleninya, gunakan tepung seperlunya saat menguleni agar adonan tidak keras karena terlalu banyak menaburkan tepung. Membutuhkan waktu sekitar 10 - 15 menit untuk menguleninya. Jika anda menggunakan mikser heavy duty, maka masukkan semua bahan ke dalam mikser dan proses hingga smooth. 

Bulatkan adonan dengan menekan-nekan bagian tepi adonan ke tengah hingga adonan menjadi bola yang smooth. 


Letakkan adonan di permukaan meja, tutup adonan dengan wadah bekas mengaduk adonan. Atau masukkan adonan di wadah yang telah diolesi dengan minyak. Tutup wadah berisi adonan dengan kain bersih. Diamkan selama 1 jam atau hingga mengembang minimal 2 kali lipat. Jika adonan telah mengembang, kempiskan adonan dengan menekannya dengan tinju anda. 


Uleni adonan sekali lagi, bulatkan kembali, diamkan selama 1 jam atau hingga mengembang 2 kali lipat. Tutupi adonan dengan kain selama proses fermentasi agar adonan tetap lembab. 

Menata adonan di loyang
 
Panaskan oven, set disuhu 165'C. Letakkan rak pemanggang di tengah jika oven anda tinggi, jika oven pendek letakkan rak di dasar oven. Gunakan api atas dan bawah untuk memanggang.

Taburkan meja kerja dengan sedikit tepung, secara perlahan tuangkan adonan yang telah mengembang di permukaan tepung. Jangan mengempiskan adonan, karena itu lakukan secara perlahan agar adonan tidak terlalu kempis. 


Lumuri permukaan kayu penggilas dengan tepung, gilas adonan hingga melebar dengan ketebalan sekitar 1 cm. Potong tepi adonan yang tidak rapi dengan pisau tajam, sehingga anda mendapatkan satu lembar adonan berbentuk segi empat yang besar.  

Olesi permukaan adonan dengan saus yang telah disiapkan, tata pepperoni dipermukaan saus. Potong-potong adonan. Ukurlah loyang loaf yang akan anda gunakan, pastikan adonan cukup untuk loyang yang akan anda gunakan. Saya memotong adonan dengan ukuran 8 x 8 cm


Tumpukkan potongan kecil adonan ini dan tata di loyang yang telah diolesi dengan margarine. Masukkan semua potongan adonan hingga loyang penuh

Panggang roti selama 25 - 30 menit atau hingga permukaannya terlihat kecoklatan dan matang. Keluarkan dari oven, lepaskan roti dari loyang dan biarkan dingin di rak kawat. Roti siap disantap. Yummy!




17 komentar:

  1. wahhh,, senang sekali setiap meliat postingan resep dari mbak endang. :)
    pingin nyobaaa.. :D

    BalasHapus
  2. Mba, pigimana caranya 2 tangan bikin adonan trus bisa ambil foto pula ;)) , terus cemungud ya mba, banyak yang terinspirasi dengan blog ini lo... salam, dian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Dian, pakai tripod adalah kuncinya wakkakak. tripod plus kamera diletakkan diantara kedua tangan plus kamera di set timer heheheh.

      Hapus
  3. Pengen bgt nyoba... Tp harus dtunda dulu cz oven lg rusak.. Hiks... ;( oia mbak, punya resep roti boy nggak? Kyaknya enk y klo bs bikin sndiri..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Roti boy pernah coba, cuman kok jadinya belepotan gak karuan wakakk, jadi gak pede posting, next time saya coba lagi, kalo oke pasti muncul di blog.

      Hapus
    2. Q tunggu resepnya yaw mbak.. Aq suka postingan dr mbak endang cz step by stepnya itu difoto stu per satu.. Jd aq bs tw hasilnya sm gak sm punyaq...

      Hapus
  4. mba, isianya bisa di ganti apa aja kan?

    BalasHapus
  5. izin nyontek resepnya ya mba...biasanya saya paling males nyoba resep roti tp setelah baca postingan mba yg cinnamon scroll& melihat bentuknya yg cantik,saya jadi tergerak buat mencobanya berhasil pula walaupun gk secantik buatan mba tp rasanya yummy...di tunggu postingan lainnya ya mba he..he..salam astri

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Astri, silahkan dicontek resepnya Mba. saya buat juga gak cantik kok, belepotan sana sini, yang penting enak wakakka

      Hapus
  6. Saya suka bgt sama blog mbak karena saya spt liat diri saya kl baking, ngga selalu sukses dan sering gagal tapi namanya jg hobby ya tetep semangat...trus photo masakan mbak jujur banget, gosong pun tetep ditampilin.apa adanya.that just great..

    Keep baking!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Ina, thanks ya,senang blognya bermanfaat. Sukses untuk Mba Ina juga ya! ^_^

      Hapus
  7. Papperoni itu apa daging asap
    kog bentuknya sama
    saya baru pertama kali ini loh nemu blog ini...
    dan saya baca dari tadi jam 9 pagi sampe mau maghrib
    hehehe
    pengen praktek sih...
    tapi takut gagal
    kan saya ga pernah bikin apapun yg kyk gini......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba, peperoni dan smoked beef beda ya, walau rasa dan bentuknya mirip. ukuran peperoni lebih kecil dibandingkan smoked beef. thanks sharingnya ya. ^_^

      Hapus
  8. mbak..resepny banyakin kukus/goreng dong. Kesulitan nih gak pny ove,jd sedih gtu meratapi dapur,pengen tapi gak ada oven jd gak bisa buatnya..hoaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau roti kebayakan memang panggang ya Mba, kalau kukus saya rasa cake kukus udah buanyakkk banget

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...