20 Mei 2015

Asem-Asem Jamur Merang



Satu hal yang mengasyikkan jika berbelanja ke pasar tradisional adalah terkadang kita menemukan satu, dua jenis sayuran atau bahan makanan lainnya yang menarik untuk dicoba. Seperti minggu lalu tatkala saya berbelanja ke Pasar Blok A di dekat rumah maka saya menemukan seorang Ibu menjual jamur merang berukuran jumbo yang terlihat begitu segar dan montok. Terus terang baru kali ini saya melihat jamur merang dengan ukuran sebesar kepalan jemari tangan bayi seperti ini.  Bahkan kedua tangan Heni hanya bisa menampung 5 buah jamur saja! Setengah kilonya hanya dua puluh ribu rupiah, dan ini jauh lebih murah dibandingkan membelinya di supermarket. Selain itu jamur merang di supermarket biasanya berukuran kecil dan terkadang kurang fresh karena terlalu lama terbekap di dalam wadah plastiknya. 

Jamur merang tentu saja sedap diolah menjadi aneka masakan, umumnya saya menggunakannya sebagai campuran di telur dadar, tom yam, pepes, bothok atau hanya sekedar ditumis begitu saja dengan teri. Nah weekend kemarin, Dimas, adik saya yang kebetulan menginap di rumah Pete mencetuskan ide cemerlang. "Dibikin asem-asem jamur saja Mba Endang, di dekat kos ku ada warung makan yang suka jualan masakan ini. Enak!" Dan tanpa ba-bi-bu saya pun langsung meluncur ke dapur untuk membuatnya. ^_^


Jika berbicara tentang masakan bernama asem-asem, saya selalu teringat dengan Ibu saya di Paron, beliau penggemar berat masakan ini. Versi Ibu saya biasanya menggunakan buncis dan wortel sebagai sayurannya, dan dulu kami dibesarkan dengan masakan asem-asem buncis hampir setiap hari. Saking rutinnya dihadirkan di meja makan maka setiap kali menatapnya maka kami akan, "Ah! Asem-asem buncis lagi"! Dan nafsu makan pun langsung menjadi lenyap. Tapi itu dulu, kini saya justru sangat menyukai masakan tradisional Jawa ini. Rasanya yang 'nano-nano' karena kolaborasi asam, garam, dan gula Jawa serta sedikit kecap manis membuat nasi menjadi dua kali lipat lebih lezat rasanya walau hanya berlaukkan tempe goreng saja. ^_^

Tertarik dengan resep asem-asem buncis a la Ibu saya? Klik link disini untuk melihatnya. 

Ibu saya biasanya menggunakan banyak tomat hijau dan air asam jawa sebagai penyumbang rasa asam di masakan. Berhubung belimbing wuluh di halaman selalu rajin berbuah walau Heni telah memanennya berkali-kali untuk dibuat asam sunti, maka saya memilih menggunakan buah ini sebagai pengganti tomat hijau. Lucunya walau terasa super asam namun ketika dimasak belimbing wuluh kurang mampu memberikan rasa asam yang diinginkan, karena itu biasanya saya juga menambahkan air asam jawa di dalam kuahnya.


Membuat asem-asem jamur merang ini sangat mudah, dan jika pasar di sekitar tempat tinggal anda bahan ini sulit ditemukan maka bukan berarti anda tidak bisa mencicipi masakan lezat ini karena tempe, tahu, daging ayam, daging sapi, seafood, atau sayuran seperti buncis dan wortel pun sangat sedap diolah menjadi asem-asem. Menurut Ibu saya, rempah yang wajib kudu ada kala membuat asem-asem adalah lengkuas dan daun salam.  Duo pengharum masakan ini lah yang memberikan aroma dan rasa khas asem-asem, sebagaimana ketika kita hendak membuat sayur asam jawa. Karena itu jangan malu-malu saat menggunakannya di dalam masakan. 

Tertarik dengan asem-asem versi daging sapi? Klik link  disini untuk melihat resepnya. 

Sebenarnya masakan ini mirip-mirip dengan garang asem dalam hal bumbu yang digunakan. Bedanya biasanya garang asem menggunakan protein  hewani seperti ayam, daging, iga sapi atau ikan seperti garang asam salmon yang pernah saya posting sebelumnya. Klik link disini untuk melihatnya. Garang asam umumnya juga dibungkus dengan daun pisang untuk kemudian di kukus hingga matang. Kuah garang asem sendiri  juga hadir dalam dua versi yaitu santan dan bening, sedangkan asem-asem hanya berkuah bening saja.


Berbicara mengenai jamur, maka makanan ini merupakan salah satu favorit saya. Bahkan hampir setiap pagi saya mengkonsumsinya sebagai menu sarapan pagi bersama scramble eggs dan tomat. Jamur yang saya gunakan bervariasi tergantung dengan stock di kulkas pada hari itu, namun biasanya jamur shimeji, jamur tiram dan jamur champignon yang lebih sering saya konsumsi karena tahan lama di dalam chiller selama beberapa hari. Satu kelemahan jamur merang adalah teksturnya yang berubah menjadi lunak, berair, berbau apak dan berwarna coklat kegelapan, walau hanya disimpan selama semalam di kulkas. Namun jika dibiarkan diluar kulkas maka tubuh buahnya akan terbuka dan tudung jamur berbentuk payung pun muncul di permukaan. Bukan berarti jamur merang menjadi tidak layak makan, hanya saja saya menyukai jamur ini kala masih menutup, berbentuk bulat seperti telur dengan tekstur yang kenyal. 

Nah untuk menyimpan jamur merang supaya tahan lama, saya biasanya mengukus jamur segar hingga setengah matang. Jamur ini lantas saya masukkan ke wadah tertutup rapat dan simpan di dalam chiller. Dengan cara ini maka jamur bisa bertahan hingga 4 hari lamanya dengan kondisi masih baik. Atau jika ingin masa simpan lebih lama maka jamur kukus bisa dibekukan di dalam freezer. Mengingat jamur mudah sekali rusak dalam penyimpanan maka pastikan agar kita membelinya dalam kondisi masih fresh, tandanya jamur masih terasa keras ketika dipegang, berwarna cerah mengkilap, dengan permukaan yang mulus. Bau jamur segar pun berbeda dengan jamur yang sudah layu, jamur segar berbau fresh seperti tanah yang baru saja tersiram hujan, bukan busuk atau apak.


Jamur apapun jenisnya merupakan sumber vitamin B1 (thiamine), vitamin B6, B9 (folate), B12 dan juga merupakan sumber serat makanan yang baik. Selain itu jamur juga mengandung mineral yang bermanfaat bagi kesehatan seperti potassium, zinc dan copper. Jamur juga dikenal memiliki kandungan kalori yang sangat rendah, untuk 1 cup jamur seberat 185 gram hanya mengandung 58 kcal. Karena itu sangat disarankan untuk dikonsumsi bagi mereka yang sedang menjalankan program menurunkan berat badan. 

Nah berikut resep dan proses membuat asem-asem jamur merang yang sangat mudah!


Asem-Asem Jamur Merang
Resep hasil adaptasi sendiri

Untuk 5 porsi

Tertarik dengan resep sejenis lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Garang Asem Ayam a la Kudus
Garang Asem Ayam Bumbu Iris 
Sayur Goreng Asem 

Bahan & bumbu:
- 5 siung bawang merah, iris tipis
- 4 siung bawang putih, iris tipis
- 5 buah cabai rawit merah, iris serong tipis 
- 5 buah cabai hijau keriting, potong sepanjang 3 cm
- 3 cm lengkuas, belah memanjang, memarkan
- 2 cm jahe, memarkan
- 4 lembar daun salam
- 10 buah belimbing wuluh, potong melintang setebal 1/2 cm (bisa menggunakan tomat hijau atau merah)
- 1 sendok makan saus tiram
- 400 ml air 
- 1/2 kg jamur merang, potong sesuai selera
- 2 sendok teh garam
- 2 sendok makan gula jawa sisir
- 2 sendok makan air asam jawa yang kental
- 2 sendok makan kecap manis
- 2 sendok makan minyak untuk menumis 

Cara membuat:


Siapkan jamur, jika kondisi jamur anda bersih, tidak perlu dicuci dengan air, cukup bersihkan dengan mengelapnya menggunakan tisu atau kain bersih. Potong-potong sesuai selera. Sisihkan.

Siapkan wajan, panaskan 2 sendok makan minyak. Masukkan bawang merah, bawang putih, cabai, lengkuas, jahe, dan daun salam, aduk dan tumis hingga bumbu layu, harum dan matang. Sekitar 2 menit. Masukkan belimbing wuluh, aduk rata. 


Tambahkan saus tiram, aduk dan tumis selama 5 detik. Tuangkan air dan masak hingga air mendidih. Tambahkan jamur, garam, gula jawa, air asam dan kecap manis, aduk dan masak hingga kuah mendidih dan jamur matang. Sekitar 5 menit. 

Cicipi rasanya, sesuaikan rasa asam, asin dan manisnya.  Angkat dan sajikan dengan nasi hangat. Super yummy!




12 komentar:

  1. wah mba cara membuatnya mudah sekali yah... hehehe boleh ni di coba..

    Tq mba ^^

    BalasHapus
  2. Wahh thanks ya mba Endang.. tips menyimpan jamurnya sangat bermanfaat. selama ini boleh dibilang saya malas beli jamur merang, begitu beli harus langsung diolah karena ga tahu cara menyimpannya. Resep asem2nya patut dicoba nih secara aku penyuka semua jenis jamur... hehe
    Rasa jamur merang yg kenyil2 pasti pas banget dibuat asem2 ya mba endang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks ya mba ertianna, yep jamur merang memang yang paling susah karena sebentar saja udah gak oke ya. thanks sharingnya ya mba, moga suka dengan resepnya yaa

      Hapus
  3. mbaa endang yang cantik, saya mau nanya nih kalau pake jamur jenis lain bisa ga ya mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hola mba vita, bs pakai jamur kancing, champignon, tiram, atau kuping ya mba, kalau jamur shiitake kayanya kurang oke ya, kecuali shiitake kering.

      Hapus
  4. Wah ngeces lihat masakan ini. Alm Oma suka bikin masakan sejenis ini tp aku nggak pernah tanya resepnya. Skg dah gak bisa tanya :-( So, thanks for sharing, Endang

    BTW, kalau nggak ada blimbing wuluh, pakai blimbing "bintang" yg msh hijau nggak atau lebih baik pakai tomat hijau ya?

    @Vita, kalau nggak ada jamur merang, bisa pakai jamur putih (button mushrooms) deh kayaknya... CMIIW please.

    ~Tuty

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba Tuty, thanks ya mba, yang namanya asem2 memang gak ada matinya dan selalu berhasil membuat gagal diet hahhaha.

      pakai tomat hijau saja ya mba, belimbing biasa kayanya rasanya kurang oke ya. salam

      Hapus
  5. Bener mba..siang ini saya eksekusi. Langsung santap siang nikmat bgt, kringetan pedes...enak
    Baru nyobain yg kaya gini mba, thanks ya

    Dwi-bogor

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba Dwi, thanks sharingnya yaa, senang sekali resepnya disuka. memang seger banget bin bikin makan banyak hahahha

      Hapus
  6. Mba Endang, jamur merang bisa disimpan dulu ga sebelum diolah? Aku pernah beli dan taro dikulkas, tapi 2 hari kemudian pas mau masak diliat udah bau, lembek dan berair... Trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba emilia, sudah saya kasih tipsnya di artikel diatas ya, saya biasanya kukus dulu 1/2 matang baru msuk kulkas, jadi awet jamurnya ya.

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...