18 Mei 2015

Soto Banjar a la Just Try & Taste



Masalah buang sampah sembarangan sepertinya memang menjadi penyakit yang merambah luas di masayarakat kita, khususnya warga Jakarta. Sampah berserakan di mana-mana, mulai dari tepian jalan, taman, halaman rumah penduduk, hingga di dalam angkutan umum seperti angkot dan metromini. Begitu susahnya masyarakat kita untuk membangun kesadaran membuang sampah pada tempatnya, bahkan walau tempat sampah sebesar gentong terparkir di depan mata, tetap saja bungkus sisa makanan atau minuman dibuang seenaknya di tepian jalan. Begitu seringnya saya melihat mobil pribadi mewah melaju, membuka kaca dan pengemudinya dengan santai membuang bekas tisu atau bungkus makanan di jalanan yang sudah tersapu bersih. Kadang saya membatin gemas sendiri dimana hati nurani manusia-manusia ini? Apakah sebegitu sulitnya menyimpan bungkus makanan atau bekas tisu itu di dalam kantung plastik di mobil dan membuangnya kelak ketika menemukan tempat sampah?!


Nah pengalaman tidak mengenakkan tentang buang sampah sembarangan ini sudah saya alami sekitar dua tahun ini. Kebetulan rumah tetangga di sisi kanan rumah saya sudah kosong bertahun-tahun sehingga seringkali belukar pun tumbuh di pagarnya. Namun satu hal yang sungguh mengesalkan adalah beberapa makhluk tidak bertanggung-jawab sepertinya memiliki kebiasan buruk melempar bungkusan sampah sisa rumah tangga di depan pagar rumah tersebut. Potongan sisa sayuran, ikan dan segala macam bungkusan makanan, dibuntal di dalam plastik dan dibuang seenaknya disana. Saya sendiri belum pernah memergoki langsung si pemalas yang menjadi biang keroknya, namun asisten rumah tangga saya, Heni, pernah melihat seorang penumpang angkot melemparkan sebungkus besar sampah dari dalam mobil. Sialnya ketika telah menumpuk maka posisi gunungan sampah itu menjadi berdekatan dengan gerbang rumah saya dan menimbulkan bau yang menyengat serta pemandangan yang sangat mengganggu. Beberapa kali saya meminta Bapak tukang sampah yang terkadang lewat di depan rumah untuk mengangkut tumpukan sampah tersebut dengan membayar sejumlah uang. 


Saya sungguh tak habis pikir bagaimana mungkin ada orang sebegitu tidak memiliki etika dan kesadaran diri dengan membuang sampah miliknya di halaman orang lain sementara di pasar Blok A yang hanya berjarak 500 m dari sana memiliki dua box besar tempat sampah. Setiap pagi saya atau Heni selalu berjalan ke pasar membuang sampah kami, dan terkadang sepulang kantor jika sampah sangat banyak di dalam rumah maka saya pun berjalan ke pasar membuangnya disana. Kami berusaha menjaga lingkungan tetap bersih dan anti buang sampah sembarangan. Jadi betapa sesaknya dada saya dengan emosi yang membuncah kala setiap pagi membuka gerbang dan menemukan sebuntal sampah baru di halaman yang tadinya sudah tersapu bersih. Jika kesadaran masyarakat kita sedemikian rendahnya untuk hal yang sebegitu sepelenya seperti tidak membuang sampah sembarangan, bagaimana negara kita bisa bersaing dengan negara di Asia lainnya yang saat ini sudah semakin melaju. Saya rasa jika setiap warga memiliki kesadaran dengan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan maka betapa indahnya negeri kita ini.


Wokeh saya akhiri curhatan berbau emosi jiwa pagi ini. Mohon dimaafkan jika curahan hati saya ini membuat pagi anda menjadi terganggu karena berbicara mengenai sampah, topik yang sepertinya selalu dihindari oleh semua orang. Kembali ke resep soto banjar yang saya bagikan kali ini. Soto merupakan salah satu hidangan berkuah yang sangat saya sukai karena lezat, segar dan mudah dibuat, namun juga sering saya hindari karena pernik-perniknya yang cukup banyak untuk menghadirkan versi komplitnya. Sudah cukup banyak aneka resep soto yang saya hadirkan di JTT, misalnya saja soto lamongan, soto kudus, soto padang, atau soto betawi. Jika kita perhatikan lebih seksama maka masing-masing daerah di Indonesia sepertinya memiliki resep soto-nya sendiri-sendiri. Walau terkesan berbeda namun umumnya memiliki bumbu dasar yang hampir sama, berkuah bening, santan atau susu dan menggunakan daging sapi atau ayam. 

Soto Ayam Lamongan nan Simple
Soto Kudus - Hujan-Hujan Kita Nyoto Yuk!
Soto Daging Betawi a la Pak Kustandi


Sebenarnya sudah cukup lama saya tidak membuat soto. Namun ketika dalam perjalanan pulang dari kantor bersama Mba Fina pada Jumat lalu, teman saya ini tiba-tiba bercerita mengenai Ibu sahabatnya yang jago membuat soto banjar. Bahkan menurutnya masakan si Ibu tersebut merupakan soto banjar terlezat yang pernah dia santap. Membayangkan kuah soto banjar yang bening, segar dengan suwiran ayam, perkedel, dan sambal rawit super pedas tak pelak membuat air liur saya pun menetes-netes. Kebetulan keesokan harinya adalah hari Sabtu dan adik saya, Dimas  yang kuliah dan kos di daerah Grogol rencananya akan datang berkunjung ke rumah Pete. Menunggu Mba Fina memperoleh resep original-nya tentu saja akan memakan waktu lama, namun bayangan dan tampilan soto banjar yang pernah saya santap di salah satu food court di Jakarta saya rasa cukup menjadi guidance untuk membuatnya sendiri. Jadi di pagi buta, saya pun pergi bersama Heni ke pasar Blok A membeli aneka bahan soto banjar.

Soto merupakan hidangan berkuah sehingga rasa kuah yang nendang dan terasa gurih menjadi faktor yang sangat penting. Karena itu kita memerlukan kaldu yang kental. Ayam kampung akan memberikan rasa terbaik, namun di pasar Blok A saya sering membeli ayam pejantan tua yang berukuran jumbo dengan daging yang keras, kesat dan memiliki lemak yang cukup banyak sehingga mantap sebagai kuah soto. Konon ayam jenis inilah yang sering dipergunakan oleh para pedagang soto untuk menggantikan ayam kampung yang lebih mahal.


Soto banjar yang berkuah pucat berbeda dengan soto a la Jawa lainnya yang kekuningan karena kandungan kunyit di dalamnya. Bumbu soto banjar pun lebih simple sehingga rasanya menjadi lebih ringan dan segar. Selain kuah bening, maka soto banjar juga terkadang hadir dengan kuah susu, biasanya pedagang soto banjar di Jakarta menyediakan dua jenis kuah ini sehingga pembeli bisa memilihnya sesuai selera. Berbeda dengan soto di Jawa yang disantap bersama nasi, maka soto banjar umumnya disajikan  bersama ketupat atau lontong. Saya sendiri menyukai lontong karena menurut saya teksturnya lebih pulen, untuk lontong ini saya tidak membuatnya sendiri karena pasar Blok A selalu menjual lontong atau ketupat yang telah jadi. Jika anda ingin membuatnya sendiri maka resep lontong pada link disini mungkin bisa membantu.

Umumnya soto banjar dilengkapi dengan soun (saya menggunakan bihun), perkedel kentang, irisan telur rebus, dan sambal cabai rawit. Untuk perkedel kentangnya, saya menggunakan resep perkedel Ibu saya yang sangat mantap rasanya. Umumnya satu kendala membuat perkedel kentang adalah adonan menjadi hancur dan tercerai-berai kala di goreng, nah untuk mencegah agar hal itu tidak terjadi adalah dengan menggoreng kentang hingga matang. Mengukus atau merebus kentang akan membuat umbi ini menjadi menyerap air terlalu banyak sehingga adonan menjad lembek dan hancur kala digoreng. 

Well, berikut resep dan proses pembuatan soto banjar yang super yummy!


Soto Banjar
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 6 - 8 porsi

Tertarik dengan resep soto lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Soto Padang
Soto Kudus
Soto Betawi  

Bahan & pelengkap soto:
- 1 ekor ayam kampung (saya menggunakan ayam pejantan ukuran besar), potong menjadi 4 bagian
- 200 gram soun/bihun yang sudah dimasak hingga matang
- perkedel kentang, resep di bawah
- 10 buah lontong, potong sepanjang 2 cm
- 4 butir telur ayam rebus, belah menjadi 2 bagian 
- irisan jeruk nipis
- rajangan daun bawang dan seledri
- sambal rawit

Bumbu dihaluskan:
- 6 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 1 sendok teh merica putih butiran
- 1/4 buah pala
- 2 cm jahe

Bumbu lainnya:
- 3 lembar daun salam
- 3 lembar daun jeruk
- 1 batang kayu manis panjang 4 cm
- 3 butir kapulaga jawa (kapulaga putih)
- 5 butir cengkeh
- 2 batang serai, memarkan 
- 3 cm lengkuas, dimemarkan
- 2 liter air panas mendidih
- 1 sendok makan garam
- 2 sendok makan gula jawa, sisir halus
- 3 sendok makan minyak untuk menumis 

*) Bingung dengan bumbu yang digunakan? Klik link disini untuk mengenal bumbu dapur lebih dekat.

Bahan dan bumbu perkedel kentang:
- 2 buah kentang ukuran besar, kupas, potong kotak ukuran 2 x 2 cm, goreng hingga matang
- 3 siung bawang putih
- 1/4 sendok teh merica butiran
- 2 sendok teh garam
- 2 batang daun seledri, dirajang halus
- 1 butir telur untuk menggoreng perkedel, kocok lepas

Bahan sambal rawit:
- 20 butir cabai rawit merah, rebus hingga lunak

Cara membuat:
Membuat kuah soto 


Siapkan panci, masukkan 3 sendok makan minyak. Panaskan minyak hingga panas dan tumis bumbu halus hingga harum dan berubah warnanya menjadi agak gelap. Aduk-aduk selama bumbu ditumis agar tidak gosong. 

Masukkan daun salam, daun jeruk, kayu manis, cengkeh, serai, lengkuas, aduk dan tumis hingga rempah menjadi layu. Masukkan potongan ayam, aduk dan masak hingga ayam sedikit berubah warna permukaannya. 


Tuangkan air panas mendidih, garam, dan gula jawa, masak dengan api kecil hingga ayam empuk dan matang. Cicipi rasa kuah soto, tambahkan garam jika kurang asin. Matikan api kompor. Angkat ayam dari kuahnya, masukkan ayam ke mangkuk dan biarkan dingin, suwir-suwir ayam dan sisihkan. 

Membuat perkedel 


Siapkan kentang, goreng hingga matang, kuning kecokalatan dan empuk. Siapkan cobek atau alat penumbuk lainnya, haluskan bawang putih, merica dan garam hingga benar-benar halus. Tambahkan kentang dan haluskan hingga kentang lumat.


Tuangkan kentang ke mangkuk, masukkan seledri, aduk rata dan cicipi rasanya. Tambahkan garam jika kurang asin.  Ambil 1 sendok makan adonan, bentuk bulat dan agak gepeng. Tata di permukaan loyang yang sudah dialasi keras baking atau tisu dapur. Lakukan hingga semua adonan habis.


Panaskan minyak di wajan agak banyak. Celupkan perkedel ke kocokan telur, goreng hingga permukaan perkedel hingga matang kecoklatan. Angkat dan tiriskan.

Membuat sambal rawit
Rebus cabai rawit hingga lunak, tiriskan. Haluskan cabai rebus, tambahkan 1 sendok sayur kuah soto, aduk rata. 

Menyajikan soto
 

Siapkan mangkuk, isi dengan potongan lontong, bihun, dan ayam suwir. Siram dengan kuah soto, taburi permukaannya dengan bawang merah goreng, rajangan seledri dan daun bawang. Santap bersama kucuran air jeruk nipis, perkedel, telur rebus dan sambal rawit. Yummy!




67 komentar:

  1. pagi2 baca ini jadi lapar mba hahaha ^^

    btw soto banjar itu sebenarnya makanan khas daerah mana ya mba?
    soalnya sewaktu sy sedang dinas di kalimantan, mreka bilang makanan kuah yg khas di sana soto banjar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba raisa, soto banjar merupakan soto khas suku banjar, kalimantan selatan ya. Jadi memang didaerah kalimantan soto ini terkenal sekali hehehhe

      Hapus
  2. Aduh...soto banjar adalah soto kesukaan saya...secara saya dari banjarmasin...kuahnya memang rada bening beda dg soto yg lain rasanya yg hmmmm...(ngecess)...

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks Mas Eby atas komentarnya, sayangnya saya belum pernah makan soto banjar asli dr banjarmasin hiikssss

      Hapus
  3. Mbak endang mo tanya dong klo bkin roti tortilla itu pke baking powder single action ato double action ?? Sya ad nya yg single action tpi hsilnya bkal beda gak mbak ?? Sya mo bikin tortilla chip jd gk di gulung gtu mbak ... oya dn baking oowder bsa dignti ragi instan gak mbak ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, bisa saya rasa ya, dan jangan diganti ragi ya mba, karena tortilla bukan tipe bread yang mengembang ya.

      Hapus
  4. Mbak endang, kapulaga nya di eksekusi kapan y?

    BalasHapus
    Balasan
    1. aahh ya, lupaa, hehheh, masukkan bersama cengkeh, kayu manis yaa. thanks ya

      Hapus
  5. Kalo dibanjarmasin orang yg jual soto banjar pakai ketupat mbak bukan pakai lontong, biasanya sih pakai telur bebek juga. Duh jadi ngiler deh hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba winda, ya setahu saya pakai ketupat tapi saya suka lontong yang lebih pulen hehheheh. thanks yaaa

      Hapus
  6. Mba Endang....
    request soto koya kayak mie instant sedap yang rasa "soto koya"
    Gurih banget...
    Thanks bfore

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba Meidy, wah gud idea tuh mba, akan dicoba buat yaa, kalau oke pasti akan disharing. thanks yaa

      Hapus
  7. Mbak Endang..aslinya bukan pake lontong..tapi pake ketupat..aduh jadi kangen soto banjar nih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks ya mba, yeppp, kebetulan di pasar ada ketupat dan lontong, saya pilih lontong karena lebih pulen wakkakak

      Hapus
  8. Jadi gemessss juga nih mbk hbs baca artikel mbk endang memaparkan org2 yg demen bgt buang sampah se enak jidatnya, apalagi buang sampah di rmh org mentang2 kagak ada penghuninya....kl kepergok sama gua, gua tipuk sandal kayu terapi punya gua dah k mukanya...gua mah gitu orgnya wkwkwk sebeeelllll. Gua aja kl buang sampah sebangsa makanan kecil n tisu tp kondisinya g ada tong sampah selalu di simpen dulu di dlm tas hbs itu buang dah di saat ketemu tong sampah. Kasih plang aja mbk di larang buang sampah di rmh si doi...hahaha nambah2 kerjaan aje. Kasian juga sih mbk endang kena imbas bau busuk n bakterinya. Ok deh sepertinya cuma komen mslh sampah aja hehehe....sukses terus mbk endang. Salam kebersihan!!! Hahaha. from Kimnara Tan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Kimnara, yeppp sama! Saya juga bela2in simpen bungkus makanan atau tisu di tas karena gak tega buang sembarangan kalau gak ada tempat sampah. Kadang suka mikir, banyak orang berpendidikan di negeri ini tapi kelakuannya gak berpendidikan sama sekali. Suka bingung!

      udah rencan di kasih plang, belum ada waktu nulisnya hahhahah. thanks yaa

      Hapus
  9. wahh soto Banjara favorit nih mbak..krn org Banjar jg he..he.. Setahu saya soto Banjar pake adas manis mbk. Ada jg yg versi pake susu dan telur bebek rebus yg dblnder. Jd kuahnya agak keruh tp yummy bngt. almarhum ibu saya biasa bikin yg versi bening dgn bumbu dibungkus kain..ttep maknyus sich. Trgntung slera. Tp bt saya soto Banjar versi apa pun ttep jd favorit krn rasa rempah2nya yg kuat. Siippp..sukse sella ya mbak (Yaya')

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba Yaya, wah makasih ya masukannya. Berhubung banyak warga banjar komplain kesaya karena resep soto gak sama seperti pakem maka saya pakai embel2 a la JTT wakakkak.

      thanks yaa, next time saya akan buat sesuai resep asli berdasarkan masukan pembaca yang sudah sangat baik banget berbagi resepny ^_^

      Hapus
    2. Mbak,saya request resef soto banjar versi mbak (asli kalsel).kalo bisa kirim ke wahyuda.akbar.rifani@gmail.com

      thx mbak

      Hapus
  10. Hehe, kalau di kalimantan sini, kalau pakai ketupat itu nmanya soto, kalau pakai nasi namanya sop. Meskipun isi dan kuahnya sama. Hehe. Resep ibu saya soto banjar itu pakai star anise/kembang sisir/bunga lawang, selebihnya sama dng bumbu resep mba endang...

    Next buat nasi kuning plus lauk masak habang khas banjar jg mba... Hehe challenge buat mba endang nih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Ridha, thanks masukkannya ya, saya kemarin mau masukin kembang lawang ragu2 wakkakak, ktanya gak pakai serai, salam dan lengkuas juga yaa, tobat dah.

      thanks ya, untuk next challange-nya saya semedi dulu cari wangsit resepnya yaaa, supaya bener kali ini wakkakak

      Hapus
  11. Keren mbak, fotonya. Serasa di restoran saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mba devy, ini dibela2in ngangkutin semua pernak pernik ke teras wkkakak

      Hapus
  12. setahu saya kalau soto banjar pake ketupat mba... dan kuahnya tidak pakai gula jawa.. bumbu lengkapnya khas banget pake adas. kaskas... bunga sisir.. kapulaga.. kayu manis.. pala.. jinten.. cengkeh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba rose, makasih ya mba, yep saya dapat banyak masukan tentang bumbu kuahnya, thanks banget yaaa.

      nah kalau untuk gula jawa, ini yang masak lidah jawa, kalau gak dikasih gula ada yang kurang wakakakak

      Hapus
  13. Tante Endanggg..akhirnyaaa resep perkedel kentangnyaaa datang jugaaaa *prokprokprok* :D...btw aq sudah coba loh beberapa resep masakan dirimu, dari buku yang waktu itu dirimu kasih...suksessss tanteeee...terima kasih yah..kali ini langsung meluncurrrrr buat bikin soto dan perkedel nyaaa..hehehe -catherine-

    BalasHapus
    Balasan
    1. halooo, thanks yaa, hehhehe

      yep silahkan dicoba perkedel kentangnya yaa, moga suka yaa. Harus pakai soto juga supaya mantap! wakkakak

      Hapus
  14. Mbaak... bukune pundi too? Kok di gramedia nggak ada ya. Beli langsung ke mbak Endang caranya gmn?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba devy, iya nih kayanya rada susah cari buku saya ya, di gramed atau gunung agung mba. kalau stock saya udah habisss hiikss. belum ada kabar cetakan berikutnya lagi dari penerbit mba.

      Hapus
  15. Wah makanan fave aku ni mbak dan kebetulan aku orang banjarmasin. Soto ini terkenal dengan rempahnya yang buanyak tenan(adas,bunga kandis,kaskas, cengkih) dan aroma yang kuat. Plus rasanya yang gurih, terimakasih loh mbak udah mau ngangkat resep ini di blog mbak meski ya kurang sreg karena ada gula merahnya. Hihi

    Kapan kapan mampir ke banjarmasin mbak, cobain ketupat kadangan dan mie bancir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba mimie, thanks ya mba, iyaa next time kalau bikin lagi bakalan pakai rempah kumplit, minus gula merah dan pakai ketupat yaa wakakka,

      moga2 bisa ke banjarmasin ya, thanks yaa

      Hapus
  16. Mba.. mantaps deh resepnya. Sy bkn org banjar jd gak tahu klo soto banjar yg otentik kayak mana.. Hehe.. Tp yg jelas, resep yg ini jd favorit sy selain resep2 yg lain nya.. Bumbunya nendang, wanginya menuh2in dapur sy..

    -anis-

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba anis, thanks sharingnya yaa, senang sekali resep sotonya disuka. sukses selalu ya mba! ^_^

      Hapus
  17. hai mbak.. emang kelakuan orang buang sampah sembarangan suka bikin emosi jiwa.. kapan itu pernah juga, entah tetangga atau orang lewat.. modus banget.. masa buang 1 dus styrofoam yang kayaknya isi seafood ke dalam tong sampah saya.. alhasil bau banget dah... padahal tiap rumah udah ada tong sampah sendiri2... nyebelin banget.. berhubung ga tau siapa pelakunya, cuman bisa ngarep doi bakalan dapet balesan yang setimpal....

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba Maria, wah kalau bicara buang sampah sembarangan memang bs bikin emosi jiwa yaaa, suka bete sendiri. waaak seafood kan baunya parah banget, kalau masak udang atau ikan saya pasti cepat2 ke pasar buang sisa2nya, gak kebayang gimana kalau 1 dus besar.

      samaaa cuman bisa ngutuk semoga pelakunya dapat balasan setimpal. thanks sharingnya ya mba!^_^

      Hapus
  18. Kalau bicara soal sampah terkadang bikin kita emosi.ya mbak.. sy sj biar itu sampah permen yg secuil taak simpan ditas nanti kalau ketemu tong sampah baru deh dibuang hihi.. Kebetulan d kompleks kami g ada tempat pembuangan sampah jd biasa kami buang d tanah kosong tp setiap sy buang pasti sy bakar kalau sampah plastik nah kalau kaleng n botol sy buang terpisah kadang kalau jalan k mall baru deh dibuang k tempat sampah yg disediakan pemerintah yg kotak besar warna kuning..

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba Andri, yep saya juga sampah secuil saya bela2in umpetin di tas atau dompet kalau gak ada tong sampah disekitar. tapi kelauan orang yang gak tahu diri bungkus sampah segede gentong juga seenaknya saja diibuang ditepi jalan, tobat daaah.

      thanks sharingnya ya mba, sukses selalu ya! ^_^

      Hapus
  19. sekedar referensi aja dr kerabat yg asli org Banjarmasin n sering dpt pesanan.
    bumbu halusnya uda sama. resep kerabatku ditambahi irisan bawang merah, bawang bombay, daun bawang yg ditumis dg margarine. rempah2 spt cengkeh, kayu manis, kapulaga, bunga pekak dibungkus kain spy kuahnya tdk keruh. menjelang mematikan api kompor, msk kan campuran susu Be*r Bran* & telur kocok. jd kuahnya agak b'serabut cantik gituu. semoga berkenan ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks ya mba Julia, atas idenya, sangat menarik dan tentunya pasti sedap ya. Next time bisa dicoba juga hahaha. sukses selalu!

      Hapus
  20. mbak En nanya donk. kayu manis 4 cm klo bubbuknya brp sendok teh? klo pala 1/4 juga brp sendok teh ya? punyanya yg bubuk an. sayang klo ga terpakai. thanks

    lina-sby

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba lina, kayu manis pakai 1/4 sendok teh saja ya, pala 1/4 sendok teh. Bubuk lebih strong aromanya ya.

      Hapus
  21. Hai mba endang...salam kenal. Mama saya kalo masak soto banjar kuahnya keruh gitu. Karena dikasih susu. Kuahnya gurih dan aroma rempahnya kuat. (Ririn)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Mba Ririn, thanks sharingnya ya, yep berdasarkan info2 memang ada dua jenis soto banjar ya, pakai susu dan bening ya.

      Hapus
  22. Kl gak mau pake susu.. bisa pake telur rebus yg di uleg atau di blender halus....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah thanks tipsnya ya mba sabariah, pasti berguna buat pembaca lainnya yang ingin mencoba ^_^

      Hapus
  23. Thank u kebaikannya bagiiin resep yang enak, dan sangat detail...
    Seneng banget bisa ketemu blog Kak Endang..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Meidy, sama2 ya mba, thanks sharignya yaa, senang sekali resepnya disuka ^_^

      Hapus
  24. Udah aq praktekin bwt lunch hari ini mba..kata suamiku enak bgt..alhamdulillah..suami yg lagi flu makan ini langsung baekan...makasih resepnya ya mba..always sedap n juara!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Laras, thanks sharingnya ya! Senang resep JTT disuka, sukses yaaa.

      Hapus
  25. Mbk,yg bener ditambahin jinten apa adas,aku jd bingung!!!
    Kalo ditambahin kira2 ukuranya berapa ya?

    BalasHapus
  26. Mbak kok aku suka soto banjar yg ala jtt.. Lidah jawa sih ya jdinya kalo ga pake gula merah krg mantep, haha.. Sdh sya eksekusi mbak rasanya seger dan ringan.. Makasih mbak endang..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahah, sama kaya saya, Mba Devi, kalau gak pakai gula rasanya kurang nendang yaa, dasar lidah Jowo ^_^

      Hapus
  27. Hallo mb Endang...saya sudah bikin soto yang ini...yummy...suami saya suka sekali... anehnya 12 tahun kami tinggal di Banjarmasin, suami angot2an kalau diajak makan soto banjar original.... sekarang suami pindah tugas ke jawa...kalau kangen soto Banjar tinggal buka kitab JTT. Terimakasih mb...Tuhan memberkatimu...

    Eli Wiwid.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Eli, wah mantap bisa mencicipi soto banjar asli yaa, saya belum pernah kesana wkakaka. Sip, senang resepnya disuka, sukses yaa. GBU!

      Hapus
  28. Mbak endang, mau nanya dong. Untuk ayamnya kalau saya menggunakan ayam broiler kira2 gimana caranya ya supaya kaldunya tetap mantap dan ga amis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya proses biasa sja mba, seperti resep diatas, hanya ayamnya saya gosok garam dan jeruk nipis dulu.

      Hapus
  29. Duuuhhh senangnyaaaa ada masakan khas daerah ku masuk Just Try And Taste. Sebagai orang banjar jadinya berasa bangga-bangga gimanaaaa gitu loh mbak endang. Makasih yah.
    Btw, kalo disini kebiasaan bikin kuah soto nya selain emang gak pake kunyit, juga gak pake lengkoas, daun salam & daun jeruk. Itu sepertinya yang agak bikin beda rasa nya dari soto nusantara lainnya, tapi bawang putih nya jd rada banyakan sih dari resep mbak endang. Rasanya juga gurih2 gitu jadi kalo mau pake gula pasir sedikit aja. Tapi ya tergantung selera juga sih. Trus makannya dikucurin kecap asin & limau kuit (jeruk khas banjar) gitu asik mbak.
    Owh iya, kalo dibanjar ketupat di soto bisa diganti nasi putih loh, tapi yang pera bukan yang pulen, trus namanya jadi nasi sop banjar bukan soto lagi... Heheheeee...
    Ditunggu jalan-jalannya ke Banjar ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Mba Kentjana sharingnya ya, thanks revisi resep sotonya, next time akan dibuat seperti yng otentik. sukses ya

      Hapus
  30. mba endang... kalo gula jawa diganti gula pasir takaran nya berapa sendok mba? thanks before

    sri

    BalasHapus
  31. Udh berkali-kali masak pake resep ini dan selalu serumah puas. Awalnya anak saya sempat komentar, rasanya ngga seperti soto banjar tapi enakkk. Suami saya org banjar jd kami udh nyobain macam2 soto banjar baik di banjarmasin n di jakarta, jg masakan rumahan di kampung2. Ada bumbu tambahan kalau di kampung, yg saya ngga tau namanya, bulat2 kecil mirip khas khas (atau memang khas khas yaa) dan ada yg mirip kenari.
    Terimakasih mba endang, resepnya selalu menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haa, resep diatas memang tdk otentik ya, kalau baca2 komentar dari wong Banjar diatas Mb akan dapat versi otentiknya. Tdk pakai salam dan lengkuas. Pakai serai, dan kapulaga.

      Hapus
  32. Koq pake daun salam daun jeruk, ad sereh dn lengkuas jg.. Sy org klmntan asli, resep aslinya gak pake bmbu itu mba.. 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. tenang, tenang, mba, sudah banyak yang komplain dikomen2 diatas mengenai ini ya, karena itu judulnya pakai ala just try & taste ^_^

      Hapus
  33. Iya mba. Ga pake serai, salam, lengkuas, gula jawa. Rempahnya yg kuat jahe, cengkeh, sedikit kayu manis, kembang lawang, kapulaga, sangat sedikit pala dan jinten..

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...