26 Agustus 2016

Resep Bothok Jamur Tiram dengan Lamtoro dan Udang


Resep Bothok Jamur Tiram dengan Lamtoro dan Udang

Saya dibesarkan dengan masakan bernama bothok. Bothok lamtoro alias petai china, tempe dan udang sungai yang dibuat nenek saya, alm. Mbah Wedhok, ketika dulu kami semua masih tinggal di Paron. Sebagaimana orang Jawa tulen lainnya, maka Mbah merupakan penggemar bothok kelas berat. Tidak heran beberapa kali dalam seminggu maka makanan ini akan hadir di dapurnya. Biasanya jika menu ini telah masuk ke dalam rencana, maka pagi-pagi Mbah sudah berangkat ke pasar. Pedagang ikan sungai seperti wadher, kuthuk, lele, tawes dan udang hanya ada di pagi hari. Saya masih ingat, para pedagang ini memiliki lapak di bagian belakang pasar, berdekatan dengan jajaran toilet umum. 

Jika mood Mbah sedang bagus maka terkadang kami diajaknya serta. Tapi seringkali beliau berangkat sendiri, mungkin mengajak kami membuat Mbah harus mengeluarkan uang ekstra untuk membeli cenil dan bubur sumsum. Momen 'Mbah mengajak ke pasar' ini tentu saja selalu saya manfaatkan dengan suka cita dan kunjungan ke bagian lapak ikan, membuat suka cita itu semakin berlipat ganda. Ada kesenangan tersendiri melihat aneka ikan sungai segar yang baru saja ditangkap dan digeletakkan di lantai pasar. ^_^

Resep Bothok Jamur Tiram dengan Lamtoro dan Udang
Resep Bothok Jamur Tiram dengan Lamtoro dan Udang

Bothok dan pepes adalah dua lauk yang cukup favorit bagi masyarakat pedesaan di Jawa, tepatnya di kampung halaman saya di Paron. Mungkin karena daun pisang sebagai pembungkus melimpah ruah jumlahnya, cukup berjalan beberapa meter saja ke belakang rumah untuk mendapatkannya, serta tentu saja kelapa muda sebagai bahan baku utama sangat murah harganya di pasar. Selain itu rasa bothok yang gurih, pedas, dan kaya akan rasa memang mantap menjadi pendamping nasi hangat. Tidak memerlukan tambahan lauk atau sayur lainnya, cukup bothok dan nasi, dan santap siang hari itu serasa makanan surga. Mungkin itu jugalah yang membuat para orang-orang jaman dulu terlihat sehat dan energik hingga di usia tua mereka, tidak mengkonsumsi junk food dan lebih banyak menyantap makanan yang direbus atau dikukus. 

Resep Bothok Jamur Tiram dengan Lamtoro dan Udang
Resep Bothok Jamur Tiram dengan Lamtoro dan Udang

Bothok favorit Mbah hanya terbuat dari kelapa muda, daun melinjo, biji lamtoro, udang sungai dan teri. Sederhana, sama sekali tidak ribet namun membutuhkan waktu berjam-jam bagi Mbah untuk membuatnya di dapur. Mbah Wedhok memasak dengan falsafah Jawa 'alon-alon asal kelakon' alias 'pelan-pelan asalkan semua selesai'. Sejak pagi hari hingga menjelang makan siang, Mbah akan sibuk berkutat dengan aneka bumbu, bahan, dan tentu saja sebuah tungku kayu hitam penuh jelaga yang membutuhkan waktu dan kesabaran untuk bisa mengobarkan api dengan baik. Beliau terlihat menikmati setiap proses dalam kegiatan memasak, sangat rileks dan tidak terburu-buru.  

Dulu saya menontonnya dengan penuh hikmat, ada keindahan tersendiri melihat segala gerak-gerik beliau kala mengupas bawang, menguleknya di ulekan tanah liat, memarut kelapa dengan gerakan monoton, hingga membungkus adonan dengan daun pisang. Namun sekarang seandainya Mbah masih ada dan memasak di depan saya, pasti hati ini sudah tidak sabar melihatnya. Bayangkan, setengah hari waktu dihabiskan di dapur dan masakan yang keluar hanyalah bothok dan tempe goreng. ^_^

Resep Bothok Jamur Tiram dengan Lamtoro dan Udang
Resep Bothok Jamur Tiram dengan Lamtoro dan Udang

Ada banyak sekali bahan makanan yang bisa dibuat menjadi bothok, yang umum misalnya teri, ikan asin, udang kecil, jamur, cabai hijau, petai china alias lamtoro, daun melinjo, petai, tempe, tahu, daun kemangi, tomat hijau, jagung manis pipilan, hati-ampela ayam, usus ayam dan masih banyak lagi. Bumbu bothok umumnya sangat simple, namun jangan pernah lupa menambahkan daun salam dan lengkuas, kedua rempah ini akan membuat aroma bothok menjadi harum dan menggugah selera. Kunci bothok lainnya adalah pemilihan kelapa muda yang digunakan. Kelapa harus cukup mudanya, ditandai dengan daging kelapa yang masih lunak kala ditekuk namun cukup keras untuk diparut. Semakin muda tentu saja semakin baik tetapi menyulitkan kita untuk memarutnya, kecuali tentu saja jika kita memarutnya di pasar dengan mesin penggiling kelapa khusus. Kelapa yang terlalu tua akan membuat bothok menjadi kasar dan kesat. Sebaiknya kulit ari kelapa dikupas terlebih dahulu agar warna bothok tidak terlalu kecoklatan ketika matang. 

Berikut ini resep dan proses membuat bothok a la Mbah Wedhok yang dijarkan ke Ibu saya ya. 

Resep Bothok Jamur Tiram dengan Lamtoro dan Udang

Bothok Jamur Tiram dengan Lamtoro dan Udang 
Resep diadaptasikan dari Mbah Wedhok

Untuk 8 bungkus 

Tertarik dengan masakan sejenis lainnya? Silahkan klik link di bawah ini ya:
Pepes Ikan Mas & Info Penting Seputar Ikan yang Perlu Anda Ketahui 
Pepes Batang Talas & Tempe
Otak-Otak Tahu (Tanpa Ikan) Favorit Ibu Saya

Bahan: 
- 200 gram jamur tiram, suwir-suwir 
- 1 batang daun bawang, rajang kasar 
- 5 buah tomat hijau, rajang tipis 
- 1 ikat kecil kemangi, ambil daunnya saja 
- 2 genggam daun melinjo, rajang kasar 
- 5 buah cabai hijau keriting, iris serong tipis 
- 3 sendok makan biji lamtoro atau petai china 
- 150 gram udang kecil, biarkan kepala dan kulitnya 
- ½ buah kelapa muda, diparut kasar

Bumbu dihaluskan: 
- 5 siung bawang merah 
- 4 siung bawang putih 
- 5 buah cabai rawit merah 
- 5 buah cabai merah keriting 
- 2 sendok teh terasi bakar 

Bumbu lainnya: 
- 2 ruas jari lengkuas, rajang tipis 
- 5 lembar daun salam, sobek kasar 
- 2 sendok makan gula jawa, sisir 
- ½ sendok makan garam

Bahan lainnya: 
- Daun pisang secukupnya untuk membungkus 
- Lidi untuk menyemat bothok 

Cara membuatnya: 

Resep Bothok Jamur Tiram dengan Lamtoro dan Udang

Siapkan mangkuk, masukkan semua bahan. Aduk rata dan sedikit remas dengan tangah hingga bahan menyatu dengan baik. Cicipi rasanya, tambahkan garam jika kurang asin. 

Resep Bothok Jamur Tiram dengan Lamtoro dan Udang

Siapkan daun pisang, ambil sekitar 2 sendok makan adonan, bungkus dengan daun pisang. Semat dengan lidi dan lakukan hingga semua adonan bothok habis. Kukus selama 20 menit hingga matang. 

Resep Bothok Jamur Tiram dengan Lamtoro dan Udang

Keluarkan dari kukusan dan sajikan. Super yummy!
 



28 komentar:

  1. Halo mbak Endang. Jaman saya masih SD dulu ada penjual bothok pethet di sekolah. Tiap jam istirahat anak-anak pada antre beli bothok terus dimakan sama krupuk gorengan wedhi (pasir). Harganya 15 Rupiah sajah. Hemmmm, nikmatnya masih berkesan di ingatan. Postingan mbak Endang bikin saya kangen masa lalu, masa dimana iwak wadher dan kuthuk juga menjadi menu istimewa sehari-hari. Salam, Heni

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Heni, wah kok sama yaa, di sekolahan saya dulu juga ada pedagang bothok hehhehe. Tapi kerupuknya jenis yang beras atau karak mba. Waduh jadi ngeces baca sharingnya hehhehe.thanks yaaa

      Hapus
  2. Sebelumnya saya belum pernah buat bothok jamur. Seringnya bothok tahu tempe/bothok ontong. Liat postingan mbak endang jadi pengen nyoba bikin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. enak mba tika bothok jamur, jenis jamur apa sja juga oke kok ^_^

      Hapus
  3. Ternyata bothok bisa macam-macam bahannya ya... saya suka banget bothok tapi tidak akrab dengan cara pembuatannya... sepertinya ribet... baca jtt jd tambar pinter nih. Makasih banget mbak Endang... resep-resepnya jadi rujukan saya kalo mo masak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba nina, bothok justru masakan yang super simple hehehe, semua tinggalcemplung, bagian yang sedikit ribet mungkin bungkus membungkusnya saja ya hehhe

      Hapus
  4. Selalu menyenangkan rasanya membaca setia cerita dbalik smua resep2 yg mba endang buat. Terlebih lg ktika ceritany adalah tentang Mbah Wedhok ato Paron. Ada bayangan yg muncul ttg suasana Paron. Agak lebay memang saya menanggapinya, tp mgkn krn saya jg brasal dr Jawa dan prnah tinggal d daerah pedesaan sprti Paron, jd smua trasa tdk asing d pikiran saya. Terimakasih loh mba, brsedia cape2 menuliskan ceritanya. Abaikan saja dgn komentar negatif org2 yg tdk menyukai cerita mba Endang, toh mrka bs komentar artinya mrka membaca jg. Trimakasih jg utk smua resep2 yg slalu brhasil membuat kaki saya kmbali brsemangat menuju dapur. Berkutat berjam2 hnya utk mengeksekusi resep baru. Ttp semangat menulis dan memasak y mba Endang. Salam hangat dr kluarga saya d Bandung, yg slalu mnikmati masakan saya, hasil dr kepo justtryandtaste ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah pengalaman masa kecil di desa memang penuh nostalgia manis dan pahit, tapi saya bersyukur pernah merasakannya. Swear suka kangen kepengen tinggal di desa lagi, one day hehehe.

      Thanks mba Deetya sharingnya ya, senang artikelnya disuka, sukses sellau yaaa

      Hapus
  5. Setiap membaca postingan Mba Endang, selain resepnya yang yahud...cerita2 yang uniklah yang selalu dan selalu saya tunggu. Ada kenikmatan tersendiri yang saya rasakan ketika membacanya. Saya juga terlahir dan dibesarkan di sebuah desa di Jateng...maka ketika membaca tulisan mba Endang serasa sayalah yang ada dlm cerita itu. Maaf ya mba, bukan bermaksud utk menggantikan 'peran' mba Endang ^_^
    Berharap banget suatu hari nanti bisa membaca tulisan Mba Endang yg berisi pengalaman hidupnya yg seru, dalam sebuah buku...pasti akan sangat menarik.
    Terimakasih ya mba, sudah berbagi ilmu dan cerita dengan tulus. Tetap semangat dan sukses selalu

    ~sri han~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Mb Sri Han, thanks sharingnya yaa, pengalaman di desa memang seru dan penuh cerita ya, sampai sekarang saya masih kangen dengan suasana pedesaan yang adem ayem, penuh kehangatan dan ramah.

      Hapus
  6. Wahh sy jg pecinta bothok mba cm klo tempatku digunungkidul bothok tu bumbunya dikasih tempe bosok(tempe daun yg sgaja dibusukin)..sedeeeppp bener dimakan dg nasi angett

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah sama seperti mbah dan ibu saya kala memasak bothok mba, pakai tempe bosok heheh, sayangnya saya kurang suka aromanya ^_^ thanks sharingnya yaa

      Hapus
  7. mbak endang, saya pekerja, py wkt belanja seminggu sekali. kalo kelapa muda (parut) beli sehari sebelumnya & simpan di kulkas masih bisa digunakan ga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Yanni, kelapa muda tidak bs disimpan di chiller walau hanya semalam mba, aromanya berubah ya. Bisa disimpan di freezer saja, tapi jangan lebih dari semalam, karena kelapa akan mengering kehilangan santan dan aromanya yang harum.

      Hapus
  8. mbak jika udangnya di ganti dengan jamur tiram putih itu bisa gak ya ?? kemarin saya udah coba tapi haislnya ( maaf jamur yang saya campurkan dengan botok malah tambah lembek dan bikin eneg jika di lihat ) soalnya masih belajar masak . . mungkin mbak endang bisa posting lagi tapi tentang resep botok jamur tiram putih gitu, terims ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa2 saja mba.

      jamur lembek mungkin karena dicuci ya? kalau dicuci peras kuat2 supaya air di jamur habis. biasanya kalau jamurnya bersih dan beli di supermarket sya gak cuci, tapi di lap saja dengan tissue. jamur kalau dicuci akan menyerap air banyak dan mengeluarkan aroma kurang ok

      Hapus
  9. Mbak, jamur tiramnya saya kalo beli di pasar masih segar. Cm kadang bau khasnya itu anak2 kurang suka. Apa perlu dikasih air panas dulu untuk menghilangkan baunya? Bothok favorit suami dan anak-anak, cuma belum pernah pake jamur. Pngen nyoba saya. terima kasih.

    Maya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Maya, jamur berbau umumnya karena dicuci mba, air memang membuat jamur mengeluarkan aroma 'umami' yang kurang oke. Kalau jamur bersih saya biasanya hanya lap pakai tisu, tapi siram air panas mungkin bs ya, tapi kudu diperas airnya sampai habis supaya gak basak di bothok

      Hapus
  10. Salam mbak
    saya dari malaysia
    seronok saya baca blog mbak
    terima kasih kerana resepi bhotoknya
    Kalau disini biasanya botok tempa sama daun cembluan dicampur jugak bunga melinjo
    ehmmm sedap sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam juga ya Mba, wah membacanya saya jadi ngiler, kepengen bikin bothok, cuman belum pernah dengar daun cembluan ^_^

      Hapus
  11. Jadi ingat Ibu temanku Mak, dulu saat SD , saya sering dibuatkan bothok mlandhing hasil kebunnya. Dari kelapa, daun pisang , mlandhing dan daun melinjo hasil kebun sendiri
    Membaca reep bothok ini serasa memoriku diingatkan kemabli

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks sharingnya mba Tatit, kalau di kampung di Jawa lauk sehari2 gak bs lepas dari tempe dan botok, sedap!

      Hapus
  12. Hai mba Endang..
    Duh..bothoknya mengingatkan saya sama bothok buatan ibu saya.. Jadi kangen beliau karena sekarang saya tinggal terpisah dengan ibu..
    Hanya saja bothok buatan ibu gak pakai daun melinjo. Ibu seringnya bikin bothok tahu, dan bothok daging sapi..enak juga lho mba dicampur daging sapi..kadang juga bikin yg versi bothok udang..
    Tp kadang karena daging sapi yang dipakai tidak terlalu banyak, jadi dipisah ada yang hanya isi tahu dan mlanding saja dan isi yang pakai daging, jadi kalau pas ngambil bothok dan dapat yang isi daging berasa dapet doorprize deh mba.. Haha..
    Thanks sharingnya ya mba.. Jangan bosan untuk berbagi yaaa... ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Aiie, thanks sharingnya ya, sepertinya mantep tuh bothok buatan Ibu. Makanan ini memang seperti terlupa, padahal sedap dan sehat yaaa hehhehe

      sukses selalu!

      Hapus

  13. Mbak, kapan2 bikin resep oblok2 dong... semacam botok tapi pake kuah, buatnya di panci nggak di bungkusin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Pratita, mirip sama bothok ya mba, hanya saja dimasak dipanci saja, Ibu saya biasanya buat dengan resep sama dengan bothok diatas.

      Hapus
  14. Wah..jadi pengen buat jg mbak.. Lebih enak lagi dikasih jagung manis..sedap 😋.. Tp aq gak pintar bungkus nya..suka mencong2 gak karuan.. tp rasanya udh sesuai harapan.. 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks mba Firly sharingnya, senang resepnya disuka, sukses yaa

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...